Anda di halaman 1dari 23

Surplus Konsumen dan Produsen

undefined undefined
SURPLUS
Istilah surplus digunakan dalam ekonomi untuk jumlah yang terkait.
The surplus konsumen (kadang bernama 'surplus konsumen) adalah utilitas
untuk konsumen dengan mampu membeli produk dengan harga yang kurang
dari harga tertinggi yang mereka akan bersedia membayar. Surplus
produsen adalah jumlah yang produsen keuntungan dengan menjual pada
mekanisme harga pasar yang lebih tinggi dari yang paling bahwa mereka akan
bersedia untuk dijual.
Perhatikan bahwa surplus produsen pada umumnya mengalir melalui kepada
pemilik dari faktor produksi : di persaingan sempurna , tidak mencatat surplus
produsen untuk perusahaan individu. Ini adalah sama dengan mengatakan
bahwa keuntungan ekonomi didorong ke nol. Dunia nyata bisnis umumnya
memiliki atau mengontrol beberapa masukan mereka, yang berarti bahwa
mereka menerima produsen surplus karena mereka: ini dikenal sebagai laba
normal , dan merupakan komponen dari perusahaan biaya peluang . Jika pasar
untuk faktor-faktor yang persaingan sempurna juga, surplus produsen pada
akhirnya berakhir sebagai rente ekonomi kepada pemilik langka input seperti
tanah .

Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah selisih antara harga maksimum konsumen bersedia
untuk membayar dan harga sebenarnya mereka membayar. Jika konsumen akan
bersedia membayar lebih dari harga minta saat ini, maka mereka mendapatkan
manfaat lebih dari produk yang dibeli dari mereka habiskan untuk membelinya.
Sebuah contoh yang baik dengan surplus konsumen umumnya tinggi adalah air
minum. Orang-orang akan membayar harga yang sangat tinggi untuk minum air,
karena mereka membutuhkannya untuk bertahan hidup. Perbedaan harga yang
mereka akan membayar, jika mereka harus, dan jumlah yang mereka bayar
sekarang adalah surplus konsumen mereka. Perhatikan bahwa utilitas dari
pertama liter air minum sangat tinggi (karena mencegah kematian), sehingga
beberapa liter pertama kemungkinan akan surplus konsumen lebih dari liter
berikutnya.
Harga maksimum konsumen akan bersedia membayar jumlah yang diberikan
adalah jumlah dari harga maksimum ia akan bersedia membayar untuk unit
pertama, harga tambahan maksimum ia akan bersedia membayar untuk unit
kedua, dll Biasanya harga ini mengalami penurunan, dalam hal bahwa mereka
diberikan oleh individu kurva permintaan . Jika harga ini adalah yang pertama
meningkat dan kemudian menurun mungkin ada jumlah nol dengan nol surplus
konsumen. Konsumen tidak akan membeli jumlah yang lebih besar dari nol dan
lebih kecil dari jumlah ini karena surplus konsumen akan negatif. Harga
tambahan maksimum konsumen akan bersedia membayar untuk setiap unit
tambahan juga dapat alternatingly menjadi tinggi dan rendah, misalnya jika dia
ingin bahkan jumlah unit, seperti dalam kasus tiket ia menggunakan di pasang
pada tanggal. Nilai-nilai yang lebih rendah tidak muncul dalam kurva permintaan
karena mereka sesuai dengan jumlah konsumen tidak membeli, terlepas dari
harga. Untuk harga yang diberikan konsumen membeli jumlah yang surplus
konsumen tertinggi.
Surplus Konsumen agregat 'adalah jumlah surplus konsumen untuk masing-
masing individu konsumen. Hal ini dapat diwakili pada sosok kurva permintaan
agregat.

Perhitungan dari penawaran dan


permintaan
The surplus konsumen (individu atau agregat) adalah area di bawah kurva
permintaan (individu atau gabungan) dan di atas garis horizontal pada harga
aktual (dalam kasus agregat: harga keseimbangan). Jika kurva permintaan
adalah garis lurus, surplus konsumen adalah luas segitiga:

Dimana mkt P adalah harga ekuilibrium (mana supply sama demand), mkt Q adalah
kuantitas jumlah pembelian pada harga keseimbangan dan max P adalah harga di
mana jumlah kuantitas pembelian akan turun menjadi 0 (yaitu, di mana kurva
permintaan penyadapan yang harga sumbu). Untuk permintaan yang lebih
umum dan fungsi penawaran, daerah ini bukan segitiga tapi masih dapat
ditemukan dengan menggunakan integral kalkulus. Surplus konsumen adalah
demikian integral tentu dari fungsi permintaan terhadap harga, minus integral
tertentu konstan D fungsi (P) = Q mkt (yaitu P Q mkt mkt), dari harga pasar dengan
harga pemesanan maksimum (yaitu harga-intercept dari fungsi permintaan):

Grafik menunjukkan, bahwa jika kita melihat kenaikan harga keseimbangan dan
penurunan jumlah ekuilibrium, maka surplus konsumen jatuh.

Pembagian manfaat ketika harga turun


Ketika pasokan yang baik memperluas, harga turun (asumsi kurva permintaan
adalah miring ke bawah) dan meningkatkan surplus konsumen. Ini manfaat dua
kelompok orang. Konsumen yang telah bersedia untuk membeli pada harga awal
manfaat dari penurunan harga; juga mereka bisa membeli lebih banyak dan
menerima surplus konsumen bahkan lebih, dan konsumen tambahan yang tidak
mau membeli dengan harga awal tetapi akan membeli pada harga baru dan juga
menerima beberapa surplus konsumen.
Pertimbangkan contoh pasokan linear dan kurva permintaan. Untuk kurva
penawaran awal S 0, surplus konsumen adalah segitiga di atas garis yang
dibentuk oleh harga P 0 ke baris permintaan (dibatasi di sebelah kiri dengan
sumbu harga dan di atas dengan garis kebutuhan). Jika pasokan memperluas
dari S 0 ke S 1, konsumen surplus mengekspansi pada segitiga atas P 1 dan di
bawah garis kebutuhan (masih dibatasi oleh sumbu harga). Perubahan surplus
konsumen perbedaan di daerah antara dua segitiga, dan itu adalah
kesejahteraan konsumen terkait dengan perluasan pasokan.
Beberapa orang bersedia membayar harga yang lebih tinggi P 0. Bila harga
berkurang, keuntungan mereka adalah area persegi panjang yang terbentuk di
atas oleh P 0, pada bagian bawah oleh P 1, di sebelah kiri dengan sumbu harga
dan di sebelah kanan oleh garis vertikal membentang dari Q 0.
Set kedua penerima adalah konsumen yang membeli lebih banyak, dan
konsumen baru, mereka yang akan membayar harga yang lebih rendah baru
(P 1) tetapi bukan harga yang lebih tinggi (P 0). konsumsi tambahan mereka
membentuk perbedaan antara Q 1 dan Q 0. surplus konsumen mereka adalah
segitiga dibatasi di sebelah kiri dengan garis vertikal membentang dari Q 0, di
kanan dan atas oleh garis permintaan, dan pada bagian bawah oleh garis
memperluas horizontal ke kanan dari P 1.

Peraturan satu-setengah
Aturan-setengah perkiraan satu perubahan surplus untuk perubahan kecil
dalam pasokan dengan kurva permintaan konstan. Catatan bahwa dalam kasus
khusus di mana kurva permintaan konsumen linear, surplus konsumen adalah
luas segitiga. Setelah gambar di atas,

dimana:

CS = Konsumen Surplus

Q 0 dan Q 1 adalah kuantitas yang diminta sebelum dan setelah perubahan


pasokan

P 0 dan P 1 adalah harga sebelum dan setelah perubahan pasokan

sumber : http://ratnasapitri.blogspot.com/2011/04/surplus.html

SURPLUS KONSUMEN dan PRODUSEN |


ekonomiakuntansi id
Kepada sahabat ekonomi, Barangkali tidak terlalu berlebihan jika
dikatakan bahwa, sudah menjadi suatu kebiasaan yang senantiasa
diperjuangkan oleh setiap pelaku ekonomi dari setiap aktivitasnya senantiasa
memburu kelebihan atau surplus. Baik itu surplus konsumen maupun surplus
produsen senantiasa diperjuangkan oleh pelaku ekonomi. Oleh karena sangat
penting untuk diketahui. Sehingga merupakan suatun kewajaran kalau berkut
ini saya akan membahas mengeni surplus konsumen dan surplus produsen.
Apabila keseimbangan pasar berada pada titik kesepakatan antara pembeli
dan penjual maka konsumen-kensumen yang terdapat diatas titik
keseimbangan(E) pada sumbu vertikal atau yang telah disepakati sebelumnya
dikurva permintaan seakan-akan diuntungkan, karena
penilaian subyektif masing-masing lebih besar dari pada harga pasar dengan
simbol (Po). Mereka ini dikatakan memperoleh surplus konsumen. Besarnya
surplus konsumen bagi pembeliyang ikut dalam pertukaran adalah sama dengan
daerah yang dibatasi oleh kurva permintaan, garis EPo dan sumbu tegak ditas
titik Po.Perhatikan gambar 1 berikut.
Surplus konsumen dan surplus produsen
Dimana E= Keseimbangan pasar, EPoA = Surplus konsumen, EPoB = Surplus
produsen.

Harga yang terjadi dipasar adalah Po. Harga ini ditentukan oleh saling
bekerjanya permintaan dan penawaran dipasar, yang digambarkan oleh titik
perpotongan kurva permintaan (D) dan penawaran (S) (titik E).Harga padaa titik
Po inilah yang harus diayar oleh semua konsumen. Kita mengetahui bahwa
pendapatan atau anggaran belanja tiap konsumen berbeda-beda besarnya ada
yang kaya, tapi tak sedikit pula yang miskin. Yang kaya mampu membeli pada
harga yang lebih tinggi dari harga yang berlaku (Po). Harga yang lebih tinggi
itupun sebenarnya sudah merupakan harga yang terbaik baginya. Jadi selisih
antara harga optimal atau tinggi dan harga yang harus dibayar
merupakan surplusbagi kosumen. Besarnya surplus dihitung dari perbedaan
harga dikalikan dengan jumlah barang yang dibeli oleh konsumen. Apabila
dijumlahkan untuk semua konsumen akan diperoleh keseluruhan surplus
konsumen yang besarnya /banyaknya dilukiskan oleh daerah segitiga AEPo.
Hal yang sama dapat diktakan mengenai penawaran. Pengusaha-
pengusaha yang mempunyai biaya produksi dan harga penawaran lebih rendah
dari harga pasar Po, mendapatkan keuntugan. Dalam hubugan ini keuntungan
tersebut inilah disebut surplus produsen. Keseluruhan surplu produsen ini
adalah sebesar daerah yang dibatasi oleh kurva penawaran, Jika digambarkan
didalam kurva penawaran, garis EPo dan sumbu tegak dibawah harga Po (daerah
PoB). Surplus konsumen tak tampak dalam kenyataan, hanya pribadi-pribadi
pembeli yang mengetahuinya. Sebaliknya, surplus produsen tampak dalam
kenyataan sebagai keuntungan/laba perusahaan. Keuntungan tidak hanya
diketahui oleh pengusaha yang bersangkutan, tetapi harus dilaporkan kepda
pemerintah sebagai dasar perhitugan pajak perusahaan. Bearnya surplus
konsumen dan surplus produsen penting untuk mengetahui pengaruh berbagai
kebijaksanaan pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Surplus konsumen maupun produen dipengaruhi oleh pajak yang dikenakan
maupun subsidi yang diberikan oleh pemerintah terhadap produksi barang oleh
pengusaha. Akibat adanya pajak ini penawaran akan berkurang dan kurva
penararan akan bergeser kekiri hal ini akan terlihat pada kurva 2. berikut.
Sebaliknya pengaruh subsidi adalah penawaran akan bertambah dan kurva
penawaran bergeser kekanan.seperti pada gambar 3.

Gambar 2. pengaruh pajak terhadap surplus konsumen dan surplus


produsen

Dalam gambar 2. pajak yang dikenakan terhadap produksi suatu barang


mengakibatkan:
a. kurva penawaran bergesesr kekiri dari So ke S1;
b. keseimbangan pasar bergeser dari titik E ke titik A;
c. harga naik dari PO ke P1 dan
d. jumlah baang yang diperdagangkan turun dari OQo menjadi OQ1.
Pajak yang dikenakan bagi setiap barang adalah setinggi jarak vertikal
antara So dan S1, dalam hal ini adalah setinggi CA.
Perubahan butir a sampai dengan d diatas mengakibatkan bahwa konsumen
harus membayar untuk setiap unit barang tersebut yang dibelinya lebih mahal
sebesar PoP1; sebaliknya penerimaan pengusaha untuk setiap unit yang
dijualnya turun sebesarPoP2. Seeluruh pendapatan pajak yang diterima
pemerintah adalah sebesar segiempat P1ACP2 (CAxOQ1). Segitiga ACE tidak
diterima baik oleh produsen maupun konsumen. Segitiga itu menggambarkan
kemakmuran yang hilang (disebut dead-weight loss). Sebelum dikenakan pajak
terhadap barang yang dijual, bagian atas segitiga ini merupakan bagian surplus
konsumen sedangkan bagian bawah merupakan bagian surplus produen.Agar
lebih jelas Perhatikan gambar 3 berikut;
Gambar 3.Pengaruh subsidi terhadap surplus konsumen dan surplus produen

Pengaruh subsidi terhadap produksi barang ditunjukkan oleh gambar 3.


diatas. Pengaruh tersebut sebgai berikut.
1. penawaran meningkat dan kurva penawaran bergeser kekanan dari So ke S1
2. keseimbangan pasar akan bergeser dari titik E ke titik C.
3. harga akan turun dari Po ke P1.
4. jumlah barang yang diperdagangkan akan meningkat dari OQo menjadi OQ1.
Besarnya subsidi adalah jarak vertikal antara kurva penawaran So danS1
(CA). Harga yang dibayar oleh seorang konsumen persatuan produk turun
sebesar PoP1 (dari OPo menjadi OP1). Sebaliknya subsidi yang diberikan
pemerintah memungkinkan produsen menerima persatuan produk sebesar harga
(OP1) ditambah dengan subsidi sebesar P1P2 (CA).Apabila dibandingkan dengan
penerimaan semula merupakan kenaikan sebesarPoP2 Subsidi yang diberikan
pemerintah adalah sebesar P1CAP2, surplus konsumen bertambah sebesr
PoECP1dan surplus produsen juga bertambah sebesar P2EAP2. Apabila seluruh
jumlah subsidi yang diberikan pemerintah dikurangi dengan jumlah
penambahan urplus konsumen dan surplus produsen, maka tersisa segitiga EAC
yang tidak diterima oleh siapapun, seperti halnya pada pajak, segitiga ini juga
menggambarkan kamakmuran yang hilang ( dead-weight loss). Adanya
kamakmuran yang hilang ini menunjukkan bahw baik pajak yang dikenakan
maupun subsidi yang diberikan kepada barang kurang efektif.

KASUS BARANG BEBAS DAN BARANG POTENSIL

Barang bebas adalah barang yang jumlahnya berlimpah sehingga tidak


mempunyai harga pasar kecual kalau musim kemarau panjang. Tidak adanya
harga pasr tidak berarti bahwa bagi barang ini tidak ada pasarnya ( dalam
artian diatas), tetapi hanya berarti bahwa tidak terjadi transaksi dipasar
tertentu. Hal ini disebabkan tidak terjadi pertemuan antra kurva permintaan
dan kurva penawarannya.
Gambar 4.Kurva permintaan dan penawaran air
Dalam gambar diatas, kurva permintaan (Do) tidak berpotongan dengan
kurva penawaran(S), karena jumlahya yang dibutuhkan (Qo) masih lebih sedikit
dari jumlah yang secara bebas tersedia (Q1)Dibeberapa tempat, air bersih msih
bisa diperoleh secara bebas dari mata air. Akan tetapi , dengan bertambahnya
kebutuhan air bersih ( karena, misalnya penduduk yng semakin padat) maka
kurva permintaan bergeser kekanan (menjadi D1). Apabila hal ini terjadi maka
orang harus mengeluarkan biaya untuk mrnggali sumur, menganngkut air dari
mata air yang lebih jauh, atau membayar rekening air PDAM. Ini berarti air
tidak lagi gratis dan sudah menjadi barang ekonomi. Harga air sekarang adalah
P2 dan jumlah air yang dikonsumsi adalah OQ2.

Gambar 5.
Kurva permintaan dan penawaran barang potensial
Kasus sebaliknya juga bisa mengakibatkan tidak terjadinya dalam pasar
(Gambar 5). Kita misalkan saja tempat tidur berlapis emas, untuk barang
seperti ini pun tidak dapat kita katakan bahwa permintaannya tidak ada.
Permintaan itu ada (kurva Do). tetapi harga yang paling tinggi yng mampu
dibayar oleh konsumen (Po) belum cukup tinggi untuk mengundang produksinya
(agar produsen mau membuatnya, harga harus tidak kurang dari P1). Oleh
sebab itu, tidak terjadi transaksi untuk tempat tidur berlapis emas itu.
Konsumen sama dengan nol, dan harga tidak terjadi. Seandainya karena sesuatu
hal, beberapa orang dinegara itu menjadi sangat kaya, maka ada kemungkinan
kurva permintaan tempat tidur berlapis emas in bergeser ke D1. Apabila hal ini
terjadi maka transaksi terjadi pada harga P2 dan jumlah yang diperjual belikan
OQ2 unit. Jadi tempat tidur berlapis emas itu sebelumnya merupakan barang
potensial, sekarang menjadi barang ekonomi. Banyak barang yang secara
potensial bisa diproduksi tetapi tidak diproduksi karena tidak ekonomis (harga
jual tidak bisa menutup biaya produksi).

http://ekonomiakuntansiid.blogspot.co.id/2015/09/surplus-konsumen-dan-
produsen.html

5. Surplus Ekonomi

Surplus adalah jumlah yang melebihi


hasilnya, berlebihan, sisa. Istilah surplus
dalam ilmu ekonomi adalah sebagai berikut:

Surplus Produsen
Adalah pendapatan tambahan yang diperoleh
oleh seseorang produsen dari penerimaan
harga suatu barang yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga yang sebenarnya
telah dipersiapkan untuk ditawarkan.

Surplus Konsumen
Adalah kepuasan atau kegunaan ( utility )
tambahan yang diperoleh konsumen dari
pembayaran harga suatu barang yang lebih
rendah dari harga yang konsumen bersedia
membayarnya.
(novitascorpiogirls.blogspot.com/definisi-
ekonomi-surplus.html).

Dasar pendekatan yang digunakan untuk


analisis pasar adalah menganalisis
(marginalism approach), yang mengatakan
bahwa keputusan dalam memproduksi atau
mengkonsumsi ditentukan oleh beberapa besar
tambahan pendapatan atau manfaat dari unit
terakhir barang yang diproduksi atau
dikonsumsi. (teori ekonomi mikro suatu
pengantar prathama rahardja & mandala
manurung)

Surplus Konsumen dan Surplus Produsen

Apabila harga keseimbangan


pasar ( equilibrium ) itu kita bandingkan
dengan semua kemungkinan harga pada kurva
permintaan dan semua kemungkinan harga pada
kurva penawaran terdapat suatu hubungan yang
menarik. (novitascorpiogirls.blogspot.com/de
finisi-ekonomi-surplus.html).
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat
dalam menganalisis dampak campur tangan
pemerintah. Campur tangan pemerintah
dianggap makin buruk bila total kehilangan
surplus ekonomi ( kehilangan surplus
konsumen + surplus produsen ) makin besar.
Dalam buku teks berbahasa Inggris, ini
disebut deadweight loss.

6. Kegagalan Pasar

Kegagalan pasar adalah ketidakmampuan pasar


yang bebas (pasar yang bersaing) untunk
mengalokasikan sumber-sumber dayanya secara
efisien. Kegagalan pasar ini dapat
disebabkan oleh lima penyebab, yaitu sebagai
berikut :

Imformasi Tidak Sempurna (Incomplete


Information)
Jika konsumen tidak memiliki informasi yang
akurat tentang harga pasar atau kualitas
produk,maka sistem pasar tersebut tidak
aakan berjalan secara efisien. Dalam
kenyataanya kita tidak pernah tau persis
tentang kualitas barang yang akan digunakan.
Misalnya ketika membeli mobil bekas. Untuk
memperoleh informasi tentang mobil itu,
seringkali harus membayar. Misalnya dengan
menyewa montir mobil yang ahli mesin dang
dapat dipercaya.

Daya Monopoli (Monopoly power)


Asumsi pasar persaingan sempurna adalah
produsen begitu banyak dan kecil-kecil
sehingga secara individu tidak mampu
mempengaruhi pasar. Keputusan pasar dalam
memasok, bereferensi pada harga yang berlaku
dipasar. Contohnya sering terjadi daalm
pasar hanya ada satu(monopoli) atau beberapa
produsen (oligopoli) yang begitu kuat.
Mereka mampu mempengaruhi pasar dengan
menentukan tingkat harga. Kemampuan itu
memnyebabkan barang yang diproduksi lebih
sedikit,harga yang lebih tinggi dibandikan
dalam pasar persaingan sempurna.

Eksternalitas (Externality)
Eksternalitas adalah keuntungan atau
kerugian yang dinikmati atau diderita
perilaku ekonomi sebagai sebab tindakan
pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat
dimasukan dalam penghitungan biaya secara
formal. Misalnya di provinsi Lampung banyak
pabrik tapioka yang mencemarkan lingkunagan
dengan membuang limbah pabrik ke sungai.
Namun kerugian yang diderita masyarakat
sekitarnya tidak masuk didalam perhitungan
biaya produksi tapioka. Akibatnya, walaupun
secara finansial biaya produksi tapioka
menjadi murah (tidak perlu melakukan
investasi pengolahan limbah), secara
ekonomis biayanya mahal; dikarenakan
sebagaian biaya itu ditanggung masyarakt
dalam bentuk biaya sosial.

Barang Publik ( Public Goods)


Barang publik adalah barang yang tidak
eksklusif dan tidak bersaing untuk
mendapatkannya yang dapat disediakan dengan
murah. Namun begitu tersedia akan sangat
sulit mencegah orang-orang untuk
mengkonsumsi nya.kegagalan pasar muncul
apabila pasar gagal menawarkan barang publik
atau barang yang bernilai bagi banyak orang.
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah salah
satu contoh barang publik. Sebuah perusahaan
mempertimbangkan melakukan riset teknologi
baru yang tidak dapat dipatentakan. Begitu
penemuan tersebut dipublikasikan, perusahaan
lain dapat menirunya dan riset tadi tidak
akan menguntungkan. Sehingga perusahaan
tersebut cenderung untuk mengalokasikan
sumberdaya yang terlalu sedikit dalam
menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi
baru. (Muhammadhasan.blogspot.com)

Barang Alturisme (Altuism good)


Barang alturisme adalah barang yang
ketersedianya berdasarkan suka rela
berdasarkan kemanusiaan. Contoh barang
alturisme ialah darah. Supply darah ada
karena rasa kemanusiaan. Apabila untuk
barang ini diserahkan kepada mekanisme
pasar, maka tidak akan terjadi pasar karena
aspek supply-nya bertentangan dengan ajaran
agama (akan terjadi kegagalan pasar). Oleh
karena itu pemerintah menangani
masalh demand dan supply darah,dengan
membentuk PMI. Apabila kita datang ke PMI
untuk donor darah , motivasinya semata-mata
karena rasa kemanusiaan. Dan bagi orang yang
menbutuhkan, mereka tidak perlu membeli
darah yang diperlukannya.( teori ekonomi
mikro suatu pengantar. Prathama rahardja &
mandala manurung )

7. Intervensi Pemerintah

Intervensi pemerintah adalah campur tangan


pemerintah dalam mengurus negaranya.

Tujuan dilakukannya campur tangan pemerintah


adalah sebagai berikut :

Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap


individu dapat tetap terwujud dan
eksploitasi dapat dihindarkan,

Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh


dan mengalami perkembangan yang teratur
dan stabil,

Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan,


terutama perusahaan-perusahaan besar
yang dapat mempengaruhi pasar, agar
mereka tidak menjalankan praktik-praktik
monopoli yang merugikan,

Menyediakan barang publik (public goods)


meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

Mengawasi agar eksternalitas kegiatan


ekonomi yang merugikan masyarakat dapat
dihindari atau dikurangi.
a. Kontrol Harga
Tujuan kontrol harga adalah melindungi
konsumen atau produsen. Bentuk kontrol harga
yang digunakan adalah penetapan harga
dasar (floor price) dan harga
maksimun (ceiling price).

Harga Dasar (Floor Price)


Harga dasar adalah tingkat harga minimum
yang diberlakukan. Penetapan harga minimum
atau harga dasar yang diberlakukan oleh
pemerintah bertujuan untuk melindungi
produsen, terutama untuk produk dasar
pertanian. Misalnya harga gabah kering
terhadap harga pasar yang terlalu rendah.

Misalnya harga jeruk dalam negeri per


Kilogram pada awalnya adalah Rp 10.000
kuantitas yang diperjualbelikan di pasar
adalah 2000 Kg. Penerimaan penjualan adalah
Rp 2.000.000 ( Rp 10.000 x 2.000 ). Apabila
pemerintah menetapkan price floor sebesar Rp
12.000/Kg, pada tingkat harga ini kuantitas
yang ditawarkan produsen meningkat menjadi
2.500 Kg, namun kuantitas yang diminta oleh
konsumen hanya 1.500 Kg. Hal tersebut
mengakibatkan surplus atau Excess Suplly
sebesar 1.000 Kg ( 2.500 1.500 ).
Harga Tertinggi (Ceiling Price)
Harga tertinggi (ceiling price) adalah batas
maksimum harga penjualan oleh produsen yang
ditetapkan oleh bertujuan untuk melindungi
konsumen.

Misalnya harga pulpen pada awalnya Rp 2.000


kuantitas yang diperjuallbelikan di pasar
adalah 2.000 unit, penerimaan penjual adalah
Rp 4.000.000 ( Rp 2.000 x 2.000 ). Akan
tetapi pemerintah menetapkan Price Ceiling
untuk penjualan pulpen sebesar Rp
1.600/unit. Pada tingkat harga ini kuantitas
yang diminta oleh konsumen meningkat menjadi
2.500 unit, namun kuantitas yang ditawarkan
oleh produsen hanya 1.200 unit. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya shortage atau
Excess Demand sebesar 1.300 unit ( 2.500
1.200 ). Penerimaan produsen juga berkurang
menjadi Rp 1.920.000 ( Rp 1.600 x 1.200 ).
Untuk mengatasi kelebihan permintaan,
pemerintah melakukan import atau mendorong
usaha-usaha peningkatan produksi.

Kuota
Selain dengan pembelian, pemerintah
memengaruhi tingkat harga dengan melakukan
kebijaksanaan kuota (pembatasan produksi).

b. Pajak dan Subsidi

Pajak
Kebijakan penetepan pajak dilakukan oleh
pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang
berbeda-beda untuk berbagai komoditas.
Misalnya untuk melindungi produsen dalam
negri, pemerintah dapat meningkatkan tarif
pajak yang tinggi untuk barang impor.

Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau
campur tangan dalam pembentukan harga pasar
yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi
biasanya diberikan pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan penghasil barang
kebutuhan pokok.

Tarif dan Kuota


Pada perekonomian yang
terbuka (global), harga yang berlaku adalah
harga internasional. Bila
harga domestik lebih tinggi dari
harga internasional biasanya akan melakukan
impor. Dalam rangka proteksi terhadap
produsen domestik pemerintah dapat
menerapkan kebijakan tarif (pajak impor) dan
kuota.
https://latipahrabbani3103.wordpress.com/2013/12/14/mekanisme-pasar-
permintaan-dan-penawaran/

Surplus Konsumen, Surplus Produsen


dan Efisiensi Pasar
Posted by JOEL FARUK SOFYAN on March 26, 2012 in Ekonomi Mikro

Analisa grafik dari interaksi

antara permintaan dan penawaran merupakan salah satu peralatan yang


sangat penting karena menjelaskan gagasan bagaimana sistem pasar
(mekanisme harga) bekerja dalam mengalokasikan sumber daya yang
terbatas. Harga merupakan signal untuk mengindikasikan seberapa penting
sebuah produk atau jasa bagi konsumenharga yang tinggi mencerminkan
sebuah barang/jasa dinilai tinggi atau diminati oleh konsumen, dengan kondisi
pasar bekerja dengan baik tanpa adanya kegagalan pasar ataupun
sebaliknya.

Ketika kita mencoba memahami bagaimana sebuah sistem bekerja, maka


permasalahan ini masuk dalam bidang ilmu ekonomi positif. Disamping itu,
analisa penawaran dan permintaan juga dapat digunakan untuk
mengilustrasikan gagasan ekonomi penting lainnya, yaitu efisiensi pasar
sebuah aspek yang penting dalam bidang ilmu ekonomi normatif. Untuk
memahami gagasan tentang efisiensi pasar, maka pemahaman mengenai
konsep surplus konsumen, surplus produsen dan kerugian bobot mati
merupakan sebuah keharusan.
A. Surplus konsumen (Consumer SurplusCS)
Kekuatan pasar memaksa konsumen untuk mengungkap sejumlah besar
preferensi pribadinya. Ketika seorang konsumen bersedia untuk membayar
Rp 50.000 untuk sebuah barang X, maka konsumen tersebut telah
mengungkapkan bahwa barang X bernilai setidaknya Rp 50.000 bagi dirinya
konsumen ini akan membeli barang tersebut jika harga pasar untuk barang
X adalah lebih kecil atau sama dengan Rp 50.000. Jika harga pasar untuk
barang X ternyata lebih rendah dibandingkan harga maksimum yang bersedia
dibayarkan konsumen, katakanlah Rp 35.000, maka secara konseptual
konsumen ini dikatakan menikmati surplus konsumen

Surplus konsumen: selisih antara jumlah maksimum yang bersedia


dibayarkan seseorang untuk sebuah barang dengan harga pasar barang
tersebut

Untuk menerapkan ilustrasi seorang konsumen diatas lebih luas, maka kurva
permintaan dapat digunakan untuk menunjukkan surplus konsumen dengan
lebih jelas.

Peraga 1:

Pada peraga 1, pada saat harga pasar barang X adalah Rp 50.000, jumlah
barang X yang diminta adalah sebesar 6000 unit. Hanya ada satu harga di
pasar, dan kurva permintaan memberi tahu kita berapa banyak barang X yang
akan dibeli oleh konsumen jika mereka bisa membeli semua yang mereka
inginkan pada harga yang berlaku, Rp 50.000. Setiap orang yang menilai
barang X senilai Rp 50.000 atau lebih akan membelinya sedangkan setiap
orang yang menilai barang X lebih rendah tidak akan membelinya.

Dalam peraga 1, konsumen A, B dan C dikatakan memperoleh surplus


konsumen, karena ketiga konsumen itu menilai barang X lebih tinggi
dibandingkan harga yang berlaku. Harga maksimum yang bersedia
dibayarkan olehberturut-turutkonsumen A, B dan C adalah Rp 100.000,
Rp 90.000 dan Rp 80.000. Dengan demikian konsumen A, B dan C dikatakan
memiliki suplus konsumen sebesar Rp 50.000, Rp 40.000 dan Rp 30.000
(perhatikan area yang diarsir biru).

Bayangkan jika jumlah konsumen diatas adalah sangat banyak, maka jumlah
surplus konsumen keseluruhan adalah luas bidang dibawah kurva permintaan
dan diatas harga yang berlaku seperti yang ditunjukkan dalam peraga 2.

Peraga 2:

B. Surplus Produsen (Producer SurplusPS)

Dengan analogi yang sama, kurva penawaran dalam suatu pasar


memperlihatkan jumlah perusahaan yang mau memproduksi dan
menawarkan suatu barang pada setiap tingkat harga tertentu. Perhatikan
peraga 3 berikut.
Peraga 3:

Pada harga pasar yang berlaku (Rp 50.000), jumlah barang yang bersedia
ditawarkan adalah sebesar 6000 unit. Pada peraga tersebut, perusahaan A
merupakan perusahaan yang paling efisien dan berbiaya hemat di pasar
tersebut karena perusahaan ini bersedia menawarkan produk X pada tingkat
harga yang lebih rendahRp 17500. Sehingga pada tingkat harga yang
berlaku, perusahaan ini dikatakan menikmati surplus produsen.

Surplus produsen selisih antara harga pasar saat ini dengan biaya
produksi total suatu perusahaan

Jika jumlah produsen di pasar tersebut adalah sangat banyak, maka jumlah
surplus produsen keseluruhan adalah luas bidang diatas kurva penawaran
dan dibawah harga yang berlaku seperti yang ditunjukkan dalam peraga 4
berikut.

Peraga 4:
C. Pasar yang kompetitif menjamin efisiensi

Peraga 2 dan 4 mengilustrasikan total manfaat bersih bagi konsumen dan


produsen dari keseimbangan di pasar barang X, yaitu harga Rp 50.000 dan
kuantitas 6000 unit. Peraga 2 memperlihatkan bahwa konsumen memperoleh
manfaatsecara totalyang lebih besar dibandingkankan harga yang
mereka bayarkan dan Peraga 2 memperlihatkan produsen memperoleh
kompensasi yang lebih besar dibandingkan biaya yang mereka keluarkan.

Dari analisa tersebut, terlihat bahwa hanya mekanisme pasar yang kompetitif
yang menjamin surplus konsumen dan surplus produsen yang dihasilkan akan
maksimum. Pada kondisi inilah pasar dikatakan efisien.

Peraga 5:
D. Kerugian Bobot Mati (Dead-Weight Loss)

Untuk menjelaskan lebih jelas mengenai efisiensi pasar, perhatikan peraga


berikut yang mengilustrasikan kasus dimana output barang x yang tersedia
dibatasi pada jumlah tertentu.

Peraga 6:

Ketika jumlah produk dibatasi pada tingkat 3000 unit, hal ini menyebabkan
produksi dibawah standar (underproduction) yang besarnya adalah 3000 unit.
Pada tingkat produksi ini, terdapat konsumen yang bersedia untuk membayar
barang X pada harga Rp 75.000 dan ada produser yang bersedia
menawarkan produk ini pada harga Rp 27.500. Akan tetapi karena jumlah
output X dibatasi, hal ini menyebabkan penurunan surplus konsumen maupun
surplus produsen (luas area CS dan PS sekarang lebih kecil). Ketika CS dan
PS turun, luas segitiga ABC adalah total penurunan CS dan PS. Perhatikan
bahwa area segitiga ini menguap atau hilang begitu saja tanpa seorang
pun baik konsumen maupun produsen yang menikmatinya. Hilangnya segitiga
ABC dari surplus konsumen ataupun surplus produser inilah yang
dinamakan kerugian bobot mati (dead-weight loss)

Kerugian bobot mati kerugian bersih pada surplus konsumen dan surplus
produsen karena produksi-kurang (underproduction) ataupun produksi-
berlebih (over production)
Referensi:
1. Mankiw, N. Gregory, Principles of Economics 5th edition, Cengage
Learning

2. Case, Karl E. and Fair, Ray C., Prinsip-prinsip Ekonomi, 8th edition, 2007,
Erlangga.

http://joelfs.weblog.esaunggul.ac.id/2012/03/26/penawaran-permintaan-dan-
efisiensi-pasar/

Anda mungkin juga menyukai