Anda di halaman 1dari 12

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

DAMPAK LIMBAH PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI
LIMUN KABUPATEN SAROLANGUN PROPINSI JAMBI
Rita Yulianti1, Emi Sukiyah2, Nana Sulaksana2
1 Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi
2Departemen Geologi Sains, FTG, Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Daerah penelitian terletak di desa Muaro Limun, Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi
Jambi. Sungai limun, salah satu sungai besar di daerah kabupaten sarolangun yang dimanfaatkan
oleh mayarakat sekitarnya sebagai sumber penghidupan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kegiatan penambangan terhadap kualitas air sungai Batang Limun, dan perubahan sifat
fisik dan kimia yang diakibatkan kegiatan penambangan.Metode yang digunakan adalah metode
grab sampel, serta stream sedimen untuk dianalis di laboratorium. Sejumlah sampel diambil di
beberapa lokasi Penambangan Emas berdasarkan Aliran Sub-DAS dan dibandingkan dengan
beberapa sampel lain yang diambil pada lokasi yang belum terkontaminasi oleh kegiatan
penambangan. Analisis kualitas air mengacu pada SMEWWke 22 tahun 2012 dan standar baku mutu
air kelas II dalam PP No 82 yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
Diketahui sungai Batang Limun telah mengalami perubahan karakteristik fisika dan kimia. Dari grafik
kosentrasi kekeruhan, pH, TSS, TDS Cu, Pb, Zn, Mn, Hg terlihat bahwa penambang emas tanpa izin
(PETI) dengan cara amalgamasi yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air sungai. Sejak
tahun 2009 sampai tahun 2015 sungai Limun dan sekitarnya terus mengalami penurunan kualitas
air. Penurunan kualitas yang cukup tinggi terjadi yaitu peningkatan nilai Rata-rata konsentrasi
merkuri pada sungai Batang Limun dari 0,18ppb (0,00018 mg/l) menjadi 0,3ppb (0,0003 mg/l),
peningkatan tersebut dipengaruhi oleh proses kegiatan penambangan dan nilai tersebut masih
dibawah standar baku mutu air kelas II pp nomor 82 tahun 2010.

Kata kunci : Kualitas Air, Sungai Limun,TSS, Merkuri, PETI

ABSTRACT
Limun river is one of the major rivers in the area of Sarolangun, which utilized by the society as a
source of livelihood. The aim of study to analyze the effect of mining activities on the water quality
of Batang Limun River, and the changes of physical and chemical properties of water. The method
used are grab and stream samples to sediment analyzed in the laboratory. A number of samples
were taken at several locations based Flow Gold Mining Sub-watershed and compared to some other
samples taken at the location that has not been contaminated by mining activities. Water quality
analysis referring to SMEWW, 22nd edition 2012 and refers to Regulation No 82 that issued by
Minister of Health No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010.The results showed that the Limun river has
undergone chemical changes in physical characteristics. These symptoms can be seen from the
discoloration of clear water in the river before the mine becomes brownish after mining, based on
graphic of muddiness concentration: pH, TSS, TDS Cu, Pb, Zn, Mn, Hg have seen that the illegal
miner which used amalgamation caused deterioration in water quality, data from 2009 to 2015
Limun river and surrounding areas continue to experience a decrease in water quality. The
decreasing of water quality showed in the TSS parameter which found in the area is to high based
on the standard of water quality class II pp number 82 of 2010. An increase in the value of average
concentrations of mercury in the Batang Limun river before mine 0,18ppb (0.00018 mg / l) into
0,3ppb (0.0003 mg / l) on the river after the mine. The increase was affected by the mining activities
and the value is still below the air quality standard Grade II pp numbers 82 years 2010, although
the value is still below with the standards quality standard, the mercury levels in water should still
be a major concern because if it accumulates continuously in the water levels will increase and will
be bad for health. In contrast to the concentration of mercury in sediments that have a higher value
is 153 ppb (0,513ppm ).

Keywords : Water Quality, Limun River, Mercury, Illegal gold mining

251
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

PENDAHULUAN Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang


Pencemaran lingkungan adalah dampak negatif kondisi air sungainya mengalami penurunan
dari penambangan dan akhir-akhir ini menjadi kualitas air akibat adanya penambangan emas
topik perbincangan hangat di media masa. tanpa izin (PETI) yang dilakukan disepanjang
Masalah tersebut pada dasarnya berawal dari aliran sungai. Apabila kondisi ini berlangsung
kurangnya kesadaran penambang akan lama, maka akan memberikan dampak buruk
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. bagi kerusakan lingkungan bahkan kesehatan.
Jika hal ini tidak segera diatasi pada akhirnya Hal ini terutama dirasakan oleh masyarakat
berdampak kepada masyarakat di sekitar yang tinggal disepanjang aliran sungai yang
Tambang. memanfaatkan air sungai tersebut sebagai
Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sumber penghidupan. Untuk itu, dengan adanya
kebutuhan akan bahan tambang untuk kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)
menunjang kehidupan. Indonesia sebagai di daerah Kecamatan limun yang dilakukan di
negara dengan kekayaan sumber daya mineral sepanjang aliran sungai Limun menjadi
dan batubara, mengandalkan pertambangan permasalahan. Bagaimanakah karakteristik
untuk kepentingan kesejahteraan fisika-kimia air sungai Limun sebelum adanya
masyarakatnya. Namun demikian, belum semua kegiatan Penambangan dan Bagaimanakah
pemanfaatan sumberdaya tersebut dilakukan karakteristik fisika-kimia air sungai Limun
dengan cara yang baik dan benar. Banyak sesudah adanya kegiatan Penambangan.
kegiatan pertambangan masih bersifat ilegal Daerah penelitian terletak di desa Muaro Limun
sehingga menimbulkan lebih banyak kerugian dan sekitarnya Kecamatan Limun Kabupaten
dan persoalan, baik bagi negara maupun bagi Sarolangun Provinsi Jambi (Gambar 1).
masyarakat, dibandingkan manfaat yang dapat Penelitian dilakukan untuk mengetahui
diperoleh. Negara kehilangan pendapatan perubahan sifat fisik air dan sifat kimia air yang
karena para penambang tidak membayar pajak terjadi sebelum dan setelah adanya kegiatan
dan royalti, akibatnya terjadi pemborosan penambangan, dan untuk mengetahui pengaruh
sumberdaya. Sementara itu kualitas lingkungan apa saja yang ditimbulkan akibat adanya kegitan
menjadi turun akibat pencemaran, karena cara penambangan terhadap kualitas air sungai
penambangan dan pengolahan yang tidak Limun.
mengikuti kaidah-kaidah “good mining practice”.

Gambar 1. Lokasi daerah penelitian

252
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

Fisiografi bagian barat daerah Kabupaten Berdasarkan Peta Geologi Lembar Sarolangun
Sarolangun ditempati oleh pegunungan (Suwarna dkk, 1992), susunan Stratigrafi
Barisan, dicirikan oleh topografi yang kasar, daerah penelitian dari batuan yang tertua
tersusun dari batuan sedimen malihan dan sampai batuan termuda (Gambar 2) adalah
batuan beku yang terpotong oleh lembah- Granit -(Kgr, granit, granodiorit0, Formasi
lembah yang dikontrol oleh sesar. Ketinggian Asai (Ja, batupasir malih, filit, batusabak,
berkisar antara 320 meter sampai lebih dari batulanau, sisipan batu gamping, setempat
2380 meter di atas permukaan laut dengan batupasir kuarsa, argilit, sekis, ganes,
lereng yang curam yang tertutup rapat kuarsit), Formasi Peneta (KJp, batusabak,
hutan-belukar. Pola aliran yang utama adalah serpih, batulanau, dan batupasir sisipan
rektangular dan teralis dengan bentuk batugamping), Formasi Airbenakat (Tma,
lembah umumnya adalah ‘V’ sempit dan perselingan batulempung dan batupasir,
lurus. Bagian timur merupakan dataran sisipan konglomerat gampingan, batulanau,
rendah yang terbuka, hanya ditutupi oleh napal dan batubara), Formasi Muarenim
semak-belukar dan hutan kecil sementara di (Tmpm, batupasir, selingan batupasir tufan
beberapa tempat berupa rawa. dan batulempung; sispan batubara, kearah
Bagian timur dan timurlaut daerah ini terdiri atas mengandung bahan gunung api),
dari lahan yang bergelombang, dengan Formasi Kasai (QTk, tuf, tuf berbatuapung
ketinggian beberapa puluh meter diatas sisipan batupasir tufan, batulempung tufan,
permukaan laut. Sungai-sungai mempunyai setempat konglomerat, kayu terkersikkan),
bentuk meander dan berpola dendritik endapan rawa (Qs, Lumpur, lempung dan
(meranting) sampai rektangular, kebanyakan gambut), dan Aluvium (Qa, kerikil, pasir,
sungai besar mengalir kearah baratlaut- lumpuran lempung).
tenggara, sejajar dengan arah struktur
utama.

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian (modifiksi dari suwarna dkk, 1999)

Struktur geologi di daerah Kabupaten penambangan emas. Pengambilan sampel


Sarolangun adalah perlipatan tegak berarah berdasarkan Aliran di setiap Sub-DAS. Empat
baratlaut-tenggara. Sesar utama berarah sampel diambil pada lokasi sebelum kegiatan
baratlaut – tenggara, timurlaut - baratdaya, penambangan dan empat sampel diambil
utara baratlaut - selatan tenggara dan sesar setelah kegiatan penambangan (Gambar 3).
timur-barat. Analisis kualitas air berdsarkan Standard
methods for the examination water and
METODE PENELITIAN wastewater 22nd edition 2012 (SMEWW) dan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada standar baku mutu air kelas II
yaitu metode pengambilan sampel air sungai dalam PP No 82 tahun tentang pengelolan
dengan metode grab sample, serta stream kualitas air dan pengendalian pencemaran air
sediment untuk dianalisis di laboratorium. dan persyaratan kualitas air minum yang
Tiga sampel diambil di beberapa lokasi dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan
No.492/Menkes/Per/IV/2010.

253
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

Gambar 3. Distribusi lokasi pengambilan sampel

Analisis kimia air memerlukan sampel air pengaruh yang signifikan terhadap
sebanyak 1,5 liter yang diambil langsung dari penurunan kualitas air sungai Limun.
lokasi di daerah penelitian. Analisis kimia air
dan fisika air dilakukan di laboratoriun Teknik
Lingkungan ITB. Parameter yang di analisis
diantaranya kekeruhan, TDS, TSS, DHL, pH,
Hg, Cu, Zn, Fe, Mn, SO4, dan kalsium. Untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
parameter Hg, Cu, Zn, Fe, Mn, SO4, dan A. Kekeruhan
kalsium diuji dengan Atomic Absorption Dari grafik perubahan parameter kekeruhan
Spectrophotometer (AAS) merk GBC Avatar (Gambar 4) nilai rata -rata kekeruhan
seri P. Analisis conto stream sediment sebelum tambang 1,8275 NTU, di sekitar
dilakukan di laboratorium Pusat Sumber Daya tambang 11.150,72 NTU dan setelah
Geologi. Parameter yang diuji Cu, Pb, Zn, Mn, tambang 159,45 NTU berdasarkan standar
Fe dengan metoda AAS. Sementara itu batas baku mutu air kelas II PP nomor 82
parameter Hg dengan Metoda Zeeman tahun 2001 untuk parameter kekeruhan
Mercury Spectrometer RA 95+ . tidak di syaratkan. Kekeruhan
Dari beberapa sampel hasil analisis fisika air menggambarkan sifat optik air yang
dan kimia air yang dianalisis dilaboratorim ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya
dapat diketahui tipikal air dari masing-masing yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-
sampel air. Kemudian dibandingkan dengan bahan yang terdapat didalam air. Kekeruhan
standar baku mutu PP no 82 tahun 2001 dalam air disebabkan adanya zat-zat yang
tentang pengelolan kualitas air dan tersuspensi (tidak larut) yang terdiri dari
pengendalian pencemaran air dalam bentuk berbagai senyawa kimia, partikel-partikel
tabel dan grafik. Antara lain : tingkat yang tersuspensi tersebut dapat berupa
kekeruhan, TDS, TSS, DHL, pH, kadar besi senyawa organik atau anorganik, yang dapat
(Fe), Tembaga (Cu),seng (Zn), mangan(Mn), menimbulkan efek terhadap kesehatan.
sulfat dan merkuri, kemudian data diolah Semakin keruh suatu air semakin bayak
dengan statistik, baru dapat disimpulkan partikel yang tesuspensi dan semakin sedikit
apakah kegiatan tersebut memberikan sinar yang dapat melewati air tersebut.

254
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

Gambar 4. Grafik perubahan parameter kekeruhan sebelum dan sesudah kegiatan


penambang pada Februari 2015 (kiri) dan perubahan parameter kekeruhan disetiap tahunya
(kanan)

Tampak pada grafik, nilai kekeruhan dari peningkatan tertinggi yang diakiabatkan oleh
tahun 2010 sampai tahun 2015 tingkat besarnya aktivitas penambangan yang terjadi
kekeruhan cenderung mengalami pada tahun 2015 .
peningkatan (Gambar 5). Perubahan

Gambar 5. Grafik perubahan parameter TSS sebelum dan sesudah kegiatan penambang
pada Februari 2015 (kiri) dan perubahan parameter TSS disetiap tahunya (kanan)

B. TSS dalam air sehingga akan mempengaruhi


Gambar 5 menunjukkan nilai rata-rata TSS regenerasi oksigen serta fotosintesis.
sungai kecil sebelum tambang 2,425 mg/l, Material tersuspensi mempunyai efek yang
sungai di sekitar tambang 881,33 mg/l, dan kurang baik terhadap kualitas badan air
setelah tambang 286,75. Nilai tersebut karena dapat menurunkan kejernihan air dan
menunjukkan perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk
antara sungai sebelum dan di sekitar melihat dan menangkap makanan serta
tambang. Berdasarkan standar batas baku menghalangi sinar matahari masuk ke dalam
mutu air kelas II PP nomor 82 tahun 2001, air. Endapan tersuspensi dapat juga
nilai tesebut telah melebihi batas maksimum menyumbat insang ikan, mencegah telur
yang diperbolehkan untuk parameter residu berkembang. Ketika suspended solid tenang
tersuspensi maksimum adalah 50 mg/l. di dasar badan air, dapat menyembunyikan
Perubahan dari tahun 2009 nilai TSS terus telur dan terjadi pendangkalan pada badan
mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 air.
perubahan tersebut menunjukkan nilai yang
cukup tinggi, ini berarti tingginya intensitas C. TDS
penambangan pada tahun tesebut. TSS Grafik Perubahan Parameter TDS (Gambar 6)
terdiri atas lumpur dan pasir halus serta menunjukkan nilai rata-rata sebelum
jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan tambang 2,4 mg/l, sungai di sekitar tambang
oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang 19,667 mg/l, dan setelah tambang 29,125
terbawa ke badan air. Padatan tersuspensi mg/l. Ini berarti nilai tersebut mengalami
akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke peningkatan setelah adanya kegiatan
penambangan.

255
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

Gambar 6. Grafik perubahan parameter TDS sebelum dan sesudah kegiatan penambang
pada Februari tahun 2015 (kiri) dan perubahan parameter TDS disetiap tahunya (kanan)

TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat TDS perairan sangat dipengaruhi oleh
terlarut (baik itu zat organic maupun pelapukan batuan, limpasan dari tanah, dan
anorganic) yang terdapat pada suatu larutan. pengaruh antropogenetik (berupa limbah
Total padatan terlarut merupakan bahan- domestik dan industri). Sebagai contoh air
bahan terlarut dalam air yang tidak tersaring buangan sering mengandung molekul sabun,
dengan kertas saring millipore dengan deterjen dan surfaktan yang larut air,
ukuran pori 0,45 μm. Padatan ini terdiri dari misalnya pada air buangan rumah tangga dan
senyawa-senyawa anorganik dan organik industri.
yang terlarut dalam air. Penyebab utama
terjadinya TDS adalah bahan anorganik D. DHL
berupa ion-ion yang umum dijumpai di Grafik daya hantar listrik (DHL) menunjukkan
perairan. Adapun ion-ion yang biasa terdapat nilai rata-rata sebelum tambang 3,3875
di perairan yaitu 1). Major Ion : sodium (Na), us/cm, sungai di sekitar tambang 28,457
kalsium (Ca), magnesium (Mg), bikarbonat us/cm, dan setelah tambang 41,725 us/cm
(HCO3), sulfat (SO4), dan klorida (Cl)., 2). (Gambar 7). Hal ini berarti nilai tersebut
Secondary Ion : besi (Fe), kalium (K), mengalami peningkatan setelah adanya
strontium (Sr), karbonat (CO3), nitrat (NO3), kegiatan penambangan.
fluorida (F), baron (B), dan silika (SiO2). Nilai

Gambar 7. Grafik perubahan parameter DHL sebelum dan sesudah kegiatan penambang
pada Februari tahun 2015 (kiri) dan perubahan parameter DHL disetiap tahunya (kanan)

DHL adalah kemampuan air untuk dengan proses penambangan yang


menghantar arus listrik. Hal ini disebabkan menghasilkan material berlumpur.
adanya mineral yang terlarut di dalam air Konduktivitas listrik air secara
yang terionisasi. Semakin tinggi kemampuan langsung berhubungan dengan konsentrasi
menghantarkan daya listrik berarti semakin padatan terlarut yang terionisasi dalam air.
banyak ion atau mineral yang terlarut di Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam
dalam air. Berdasarkan grafik perubahan air menciptakan kemampuan pada air untuk
daya hantar listrik tahun 2010-2015, terjadi menghasilkan arus listrik.
peningkatan yang signifikan pada tahun
2001. Ini diperkirakan akibat tingginya E. Derajat keasaman (pH)
aktivitas penambangan di sepanjang sungai Rata-rata pH di sungai sebelum tambang
5,09, pada sungai sekitar tambang 5,0133

256
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

dan di sungai setelah tambang 6,64 (Gambar suatu lingkungan air sebagai lingkungan
8). Derajat keasaman (pH) air merupakan hidup. Derajat keasaman perairan juga
salah satu sifat kimia air yang mempengaruhi mempengaruhi daya tahan organisme,
pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan hewan dimana pH yang rendah akan menyebabkan
air sehingga sering digunakan sebagai penyerapan oksigen oleh organisme akan
petunjuk untuk menyatakan baik buruknya terganggu.

Gambar 8. Grafik perubahan parameter pH sebelum dan sesudah kegiatan penambang pada
Februari tahun 2015 (kiri) dan perubahan parameter pH di setiap tahunya (kanan)

Organisme akuatik dapat hidup dalam Pada umumnya alga biru lebih menyukai
suatu perairan yang mepunyai nilai pH pH netral sampai basa dan respon
dengan kisaran toleransi antara asam pertumbuhan negatif terhadap
lemah sampai basa lemah. Derajat asam(PH<6). Chrysop Hyta umumnya
keasaman (pH) yang ideal bagi kehidupan pada kisaran pH 4,5-8,5 dan pada
organisme akuatik pada umumnya berkisar umumnya di atom pada kisaran pH yang
antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang netral akan mengandung keanekaragaman
bersifat asam maupun basa akan jenisnya.
membahayakan kelangsungan hidup
organisme karena akan menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme dan
respirasi. Disamping itu pH yang sangat F. Besi (Fe)
rendah akan menyebabkan mobilitas Tingginya kadar Fe pada sungai di sekitar
berbagai senyawa logam berat yang tambang terjadi akibat akumulasi dari
bersifat toksik semakin tinggi, tentunya proses oksidasi yang terjadi akibat dari
akan mengancam kelangsungan hidup proses penambangan itu sendiri. Tingginya
organisme akuatik. Sementara itu pH yang nilai tesebut berdampak pada keruh dan
tinggi akan menyebabkan keseimbangan berbau besi pada airnya, adanya
antara ammonium dan ammoniak dalam peningkatan drastis menunjukkan
air akan terganggu, dimana kenaikan pH tingginya intensitas penambangan pada
diatas netral akan meningkat konsentrasi tahun 2015.
ammoniak yang juga sangat toksik bagi Mengacu pada standar batas baku mutu air
organisme. kelas II PP nomor 82 tahun 2001 nilai
Batas toleransi organisme terhadap pH tesebut tidak disyaratkan untuk kadar
bervariasi tergantung pada suhu, oksigen maksimum atau minimumnya. Aakan
terlarut, dan kandungan garam-garam tetapi jika air sungai tersebut digunakan
ionik suatu perairan. Kebanyakan perairan oleh masyarakat yang berada disepanjang
alami memiliki pH berkisar antara 6-9. aliran sungai untuk keperluan sehari-hari
Sebagian besar biota perairan sensitif (mandi, mencuci, dan minum) air sungai
terhadap perubahan pH dan menyukai nilai Batang Limun tidak begitu layak untuk
pH sekitar 7-8,5 (Effendi, 2003). Nilai pH digunakan (Gambar 9).
sangat menentukan dominasi fitoplankton.

257
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

Gambar 9.Grafik perubahan parameter Fe sebelum dan sesudah kegiatan penambang pada
Februari tahun 2015(kiri) dan perubahan parameter Fe disetiap tahunya (kanan)

G. Tembaga (Cu) penambangan. Meningkatnya nilai tembanga


Unsur Cu ini tidak ditambahkan dalam proses setelah penambangan diakibatkan oleh
amalgamasi, sehingga merupakan unsur tingginya aktivitas penambangan itu sendiri
yang terdapat pada bijih yang terlepas dari (Gambar 10)
ikatannya pada proses perombakan waktu

Gambar 10. Grafik perubahan parameter Cu sebelum dan sesudah kegiatan penambang
pada Februari tahun 2015

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam Grafik perubahan mangan (Gambar 11),
tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan tingginya kadar Mn yang terjadi pada sungai
nomor atom 29, merupakan logam berat di areal penambangan akibat dari penguraian
yang dijumpai pada perairan alami dan zat organik dari proses penambangan. Kadar
merupakan unsur esensial bagi tumbuhan mangan yang tinggi di dalam air akan
dan hewan. Sumber alami tembaga adalah menyebabkan air menjadi keruh, berwarna
chalcopyrite (CuFeS2), copper sulfida (cuS2), kecoklatan dan berbau logam mangan.
malachite [Cu2(CO3)(OH)2] dan azurite Tampak pada grafik perubahan per tahunnya,
[Cu3(CO3)2(OH2)] (McNeely dkk.,1979 cenderung mengalami peningakatan. Pada
dalam Moore, 1991). tahun 2015 terjadi perubahan yang cukup
H. Mangan (Mn) besar akibat intensitas penambangan yang
cukup tinggi.

258
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

Gambar 11. Grafik perubahan parameter Mn sebelum dan sesudah kegiatan penambang
pada Februari tahun 2015(kiri) dan perubahan parameter Mn disetiap tahunya (kanan)

I. Sulfat (SO4) bentuk sulfur anorganik utama di perairan


Rata-rata sulfat pada sungai sebelum dan tanah (Rao, 1992). Ion sulfat yang
penambangan 1, 172 mg/l, pada sungai di bersifat larut dan merupakan bentuk oksidasi
daerah penambangan naik menjadi 17,053 utama sulfur adalah salah satu anion utama
mg/l kemudian kembali turun dengan nila di perairan.
5,912125 mg/l (Gambar 12). Sulfat adalah

Gambar 12. Grafik perubahan parameter SO4 sebelum dan sesudah kegiatan penambang
pada Februari tahun 2015 (kiri) dan perubahan parameter SO4 disetiap tahunnya (kanan)

Di perairan, sulfur berikatan dengan ion penambangan disebabkan oleh proses


hidrogen dan oksigen. Sulfat yang berikatan penambangan.
dengan hidrogen membentuk asam sulfat dan
sulfat yang berikatan dengan logam alkali J. Merkuri (Hg)
merupakan bentuk sulfur yang paling banyak Rata-rata konsentrasi merkuri sebelum
ditemukan di danau dan sungai (Cole, 1988). tambang 0,18 ppb (0,00018 mg/l) menjadi
Sumber alami sulfat adalah bravoite [(Ni, 0,3 ppb (0,0003 mg/l) setelah tambang
Fe)S2], chalcopyrite (Cu2S), gypsum, (Gambar 13) Meskipun masih dibawah
cubanite(CuFe2S3), molybdenite (MoS2), standar baku mutu air kelas II dalam PP No
pyrite (FeS2), dan gregite (Fe3S4) (McNeely 82 tahun 2001 yaitu 0,001 mg/l, konsentrasi
dkk.,1979 dalam Moore, 1991). merkuri mengalami peningkatan setelah
Meningkatnya konsentrasi sulfat pada daerah adanya penambangan.

Gambar 13. Grafik perubahan parameter merkuri sebelum dan sesudah kegiatan penambang
pada Februari tahun 2015

Kadar merkuri di dalam air tetap harus syaraf yang sangat peka terhadap merkuri
mendapat perhatian utama. Jika dengan gejala pertama adalah parestesia
terakumulasi secara terus menerus di dalam (gangguan perasaan kulit, seperti
air, kadarnya akan semakin meningkat dan kesemutan), ataksia (gangguan koordinasi
akan berdampak buruk bagi kesehatan gerakan), disartria (ketidak-sempurnaan
karena dapat menyebabkan pencemaran mengucapkan kata-kata), ketulian dan
lingkungan dan bersifat toksik terhadap akhirnya kematian.
manusia. Menurut widodo dkk (2008), efek Bentuk racun dari air raksa pada proses
racun merkuri berkaitan dengan susunan masuk pada tubuh manusia adalah methyl

259
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan Dari beberapa referensi tersebut batuan
garam organik, partikel mercuric khlor dasar dari daerah penelitian tidak
(HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh menunjukkan adanya kandungan mineral
bakteri pada endapan dan air yang bersifat sinabar yang merupakan sumber alami
asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat merkuri di alam. Kemungkinan keberadaan
racun akut. Elemen merkuri mempunyai merkuri disebabkan oleh aktivitas kegiatan
waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh penambangan yang berlangsung sudah
manusia tetapi persenyawaan methyl sangat lama, sehingga hampir semua daerah
mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali penelitian terkontaminsi oleh kegiatan
lebih lama dibandingkan merkuri berbentuk tambang. Oleh karena itu, sulit sekali
metal. Hal ini dapat menyebabkan tidak mencari daerah yang masih alami dan tidak
berfungsinya otak, gelisah, ginjal, dan terkontaminasi.
kerusakan liver pada kelahiran (Supriadi, Terjadinya peningkatan merkuri pada sungai
2010) setelah kegiatan penambangan disebabkan
Pada sungai sebelum tambang yang oleh proses penambangan yang
diperkirakan tidak terkontaminasi merkuri menggunakan merkuri dalam pemisahan
ternyata masih terdapat sedikit kandungan emas dengan mineral-mineral pengikutnya.
merkuri. Mineral logam daerah Sako Merah Merkuri merupakan logam berat yang mudah
dan sekitarnya didominasi oleh pirit, mengendap jika masuk ke dalam air,
magnetit, dan oksida besi, limonit/gutit. sehingga umumnya kandungan merkuri di
Berdasarkan karakteristik alterasi sedimen sungai lebih besar dibanding dalam
hidrotermal, tekstur kuarsa, dan mineral air sungai.
bijih, daerah termineralisasi emas Sako
Merah dan Manau memperlihatkan adanya Kondisi Stream Sediment
indikasi jenis epitermal sulfidasi rendah Jika dibandingkan nilai konsentrasi semua
(Rosana, 2011). unsur logam pada sampel air, maka kadar
Menurut Betseba (2013) daerah Batang Asai unsur logam pada sedimen memiliki nilai
dan sekitarnya mineralisasi yang hadir yang jauh lebih besar (Tabel 1 dan Gambar
berupa kalkopirit, galena, kalkosit, kovelit, 14, 15). Ini disebabkan oleh proses akumulasi
tenantit/tetrahedrit, serta pengayaan besi material yang terendapkan secara terus
oksida berupa hematit dan goetit. Selain itu, menerus pada cekungan sedimen di dasar
dijumpai juga vuggy kuarsa, breksi sungai.
hidrotermal, urat kuarsa, dan veinlet
magnetit.

Tabel 1. Hasil analisis fisika-kima air Sungai Limun

260
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

Gambar 14. Grafik perubahan Cu,Pb, Zn, Mn, pada conto sedimen sebelum dan sesudah
kegiatan penambangan di Februari tahun 2015

Gambar 15. Grafik perubahan parameter Fe (kiri) dan Hg (kanan) pada conto sedimen
sungai sebelum dan sesudah kegiatan penambang pada Februari tahun 2015

Nilai semua unsur logam mengalami berada di atas standar baku mutu air
peningkatan setelah adanya kegiatan kelas II pp nomor 82 tahun 2001.
penambangan. Peningkatan yang cukup b. Pada konsentrasi merkuri sungai Limun
tinggi terjadi pada kadar mangan (Mn) dan mengalami peningkatan dari sebelum
besi (Fe). Pada unsur merkuri juga tambang 0,18 ppb (0,00018 mg/l)
mengalami peningkatan akibat aktivitas menjadi 0,3 ppb (0,0003 mg/l) pada
penambangan dengan nilai pada endapan sungai setelah tambang. Peningkatan
sungai sebelum tambang sebesar 151 ppb tersebut terjadi karena proses kegiatan
(0,151 ppm) menjadi 153 ppb (0,152 ppm) penambangan, mengacu pada standar
setelah tambang. baku mutu yang disyaratkan nilai
tersebut masih dibawah standar baku
KESIMPULAN mutu air kelas II pp nomor 82 tahun
Sungai Limun telah mengalami perubahan 2010. Berbeda dengan konsentrasi
karakteristik fisika kimia, gejala ini dapat merkuri pada sedimen yang memiliki
terlihat dari perubahan warna air yang jernih nilai lebih tinggi yaitu 153 ppb (0,513
di sungai sebelum tambang menjadi keruh ppm) setelah kegitan penambangan.
kecoklatan setelah penambangan.
Berdasarkan grafik kosentrasi kekeruhan, DAFTAR PUSTAKA
PH, TSS, TDS Cu, Pb, Zn, Mn, Hg terlihat Anonim, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009
bahwa penambang emas tanpa izin (PETI) tentang Pertambangan Mineral dan
dengan cara amalgamasi menyebabkan Batubara
terjadinya penurunan kualitas air sungai dan Anonim, Peraturan Pemerintah Nomor 82
lingkungan sekitarnya. Hal ini diakibatkan Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001
oleh pembuangan limbah hasil dari kegiatan Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
tersebut yang langsung di alirkan ke badan Pengendalian Pencemaran Air.
sungai. Anonim, Peraturan Menteri Negara
Berdasarkan data tahun 2009 sampai tahun Lingkungan Hidup Nomor : 23 Tahun
2015 sungai Limun dan sekitarnya terus 2008 Tanggal 31 Desember 2008
menerus mengalami penurunan kualitas air. Tentang Pedoman Teknis Pencegahan
Penurunan kualitas yang cukup tinggi terjadi Pencemaran dan/atau Kerusakan
pada beberapa parameter, yaitu: Lingkungan Hidup Akibat Pertambangan
a. Nilai residu tersuspensi (TSS) di sekitar Emas Rakyat.
tambang dan di muara sungai besar

261
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 : 251 – 262

Anonim, Keputusan Menter Kesehatan RI Rao, C.S.1992. Environmental Pollution


Nomor : 492/MENKES/Per/IV/2010 Control Engineering. Wiley Eastern
Tanggal: 19 April 2010 tentang Limited, New, Delhi.431 p.
Persyaratan Kualitas Air Minum. Rosana, M.F., Sunarie, C.Y., Saala, N.A.,
Ahyani, Mochammad.2011. Pengaruh Arifullah, S., Hartono.2011. Mineralisasi
Kegiatan Pertambangan Emas terhadap Epitermal di Daerah Sako Merah dan
kondisi kerusakan tanah pada wilayah Manau, Jambi. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati
pertambangan rakyat di bombana provisi dan Fisik ISSN 1411-0903. Vol.13. No. 2
sulawesi tenggara”. Tesis. SMEWW.Eato. Andrew D., Lenore SUNGAI
Alfian, Zul. 2006. Merkuri : Antara Manfaat Clesceri.,and Arnol E. Grennbeg
dan Efek Penggunaanya Bagi Kesehatan (Editors)1995. Standard Methods for the
manusia dan lingkungannya. USU Examination of Water and Wastewater
Respository 22nd. Edition 2012.
Betseba, B.R. 2013. Geologi dan Studi Sukandarrumidi. 2009. Geologi Mineral
Alterasi. Hidrotermal Daerah Gunung Logam. Gajah Mada University Press,
Bujang dan sekitarnya, Kecamatan Yogyakarta. Supridi, Taviv.2010.
Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Pengurangan resiko Bahaya Merkuri
Provinsi Jambi. Tesis. Perpustakaan pada Penambangan Emas tradisional.
Digital ITB. Tesis
Effendi, Hefni.2003. Telaah kualitas Air Bagi Sodhi, G. S. 2005. Fundamental Concepsts of
Pengelolaan Sumber Daya dan Environmental Chemistry. Alpa Science
Lingkungan perairan. Kanisius. International Ltd. India.
Aspinall, C. 2001. Small-Scale Mining in Spitz, K. & Trudinger, J. 2009. Mining and The
Indonesia. Mining Minerals Sustainable Environment from Ore to Metal. Taylor &
Development. International Institute for Francis Group. London.
Environment and Development (IIED) Yanuar, A. 2000. Toksisitas merkuri disekitar
and The World Business Council for kita. Departemen Farmasi FMIPA
Sustaninable Development (WBCSD). Universitas Indonesia. Jakarta.
Cole, G.A.1998. Texbook of Ecology.
Heinemann Educational books,
London.163 p
Irsyad, moh., Tri padmi Damanhuri,. 2010.
Modul Pratikum laboratorium
Lingkungan TL-3103. Fakultas Teknik
Sipil dan Lingkungan ITB
Juliawan, N. dkk. 2006. Laporan Pendataan
Penyebaran Merkuri pada Wilayah
Pertambangan di Daerah Pongkor,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Pusat Sumber Daya Geologi. Bandung.
Metahelumual, Bethy C. 2010. Kajian Kualitas
Air Sungai Sebagai Sumber Air Baku
PDAM (Sungai Citrum dan Sungai
Cikapundung) . Buletin Geologi Tata
Lingkungan. Bandung.
Moore, J.W.1991. Inorganic Contaminants of
Surfase Water. Spinger Verlag, New
York. 334 p.
Novia. 2011. Kualitas sungai deli dan keluhan
kesehatan Masyarakat pengguna air
sungai deli di kecamatan medan johor
kota medan. IKM Univesitas Sumatra
Utara.
Novonty,V. & Olem, H. 1994. Water Quality,
Prevention, Identifikation, and
Management of Diffuse Pollution. Van
Nostrans Reinhold, New York. 1054 p.
PT Tambang Tondano Nusajaya. 2001. Final
Report Environmental Impact of Illegal
Miners at Talawaan, North Sulawesi. PT
Tambang Tondano Nusajaya, Jakarta.

262

Anda mungkin juga menyukai