com/id/proyek/rencana-pembangunanpemerintah/masterplan-percepatan-dan-perluasan-pembangunan-ekonomi-indonesiamp3ei/item306
PEMBAGIAN PERENCANAAN
Perencanaan adalah suatu proses berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan
atau pilihan pelbagai alternatif penggunaan sumber untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
pada masa yang akan datang.
Perencanaan dapat dibedakan berdasarkan waktu, sifat, sektor, luas jangkauan, wewenang
pembuatnya dan obyeknya.
1. Pembagian Perencanaan Berdasarkan Waktu
Berdasarkan kriteria waktu ada tiga macam perencanaan yaitu; perencanaan jangka panjang,
perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka pendek. Dalam menyusun suatu
rencana, perlu terlebih dahulu ditetapkan apakah yang akan disusun itu termasuk perencanaan
jangka pendek atau lainnya, sehingga langkah-langkah kegiatan dapat tersusun dan tujuan
kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
a. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang biasanya mempunyai jangka waktu 10, 20 atau 25 tahun.
Karena demikian panjangnya siklus perencanaan ini, maka perencanaan jangka panjang
memuat rencana-rencana yang bersifat umum, global dan belum terperinci.
Perencanaan jangka panjang bersifat perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi
perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih perlu
dijabarkan lagi menjadi perencanaan jangka menengah dan seterusnya dijabarkan menjadi
perencanaan jangka pendek.
Perencanaan jangka panjang menetapkan sasaran misalnya sampai 20 tahun yang akan
datang dan menetapkan harapan-harapan yang akan dicapai pada tahun tersebut serta
mengemukakan langkah kebijaksanaan secara umum untuk mencapai sasaran tadi. Sebagai
contoh misalnya, Pendidikan di Indonesia Pada Tahun 2020. Digambarkan misalnya
perkiraan jumlah murid setiap jenjang pendidikan pada tahun 2020, demikian juga tentang
kualitas lulusan pada tahun tersebut, kemudian disarankan langkah kebijaksanaan yang akan
ditempuh untuk mencapai sasaran tadi, baik yang menyangkut pengadaan fisik, perangkat
lunaknya seperti kurikulum, pengelolaan pengawasan dan penelitian serta pengembangannya.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah biasanya mempunyai 4 sampai dengan 7 tahun.
Perencanaan jangka menengah disusun berdasarkan perencanaan jangka panjang yang
selanjutnya perlu dijabarkan lagi menjadi perencanaan jangka pendek. Repelita termasuk
jenis perencanaan jangka menengah yang kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan
tahunan yaitu perencanaan jangka pendek yang bersifat operasional.
Perancanaan jangka menengah seperti repelita adalah yang paling efisien ditinjau dari segi
pelaksanaannya. Di dalamnya dicantumkan tujuan dan target secara lebih jelas sehingga
memberikan dasar-dasar yang pasti bagi kegiatan yang direncanakan. Oleh karena itu,
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa
berupa : perusahaan merancang reorganisasi, ,perancangan struktur organisasi, merancang
sistem informasi manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun perangkat keras, merancang
program efisiensi dan penghematan, serta melakukan diversifikasi, penggabungan dan
pengambil alihan.
5. Proyek kapital
Kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau
pemerintah. Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah,
pembelian materiil, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas, desain mesin dan konstruksi
guna pembangunan instalasi pabrik/gedung baru.
Pada kenyataan yang sesungguhnya tidak mudah memilah-milah macam proyek berdasarkan
criteria diatas karena seringkali satu proyek mengandung macam-macam komponen kegiatan
dengan bobot(harga, atau jam, orang) yang tidak jauh berbeda. Sebagai contoh, proyek
instalasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dari segi pembangunannya dapat
digolongkan sebagai proyek engineering-konstruksi. Namun bila dilihat komponen utamanya
seperti ketel uap, generator listrik, turbin uap, dan peralatan lainnya yang semuanya
melibatkan engineering-manufaktur, maka secara keseluruhan kegiatan manufaktur akan
memiliki bobot(biaya) tidak jauh berbeda dari kegiatan konstruksi, bahkan mungkin lebih.
Atas dasar itulah pengelompokan seperti diatas tidak boleh diartikan secara sempit karena
memang tidak terdapat batas yang jelas, tetapi hendaknya dilihat dari komponen kegiatan
yang diperkkirakan memiliki bobot terbesar.
IV.
1.
2.
3.
4.
berharap, dengan adanya kegiatan ini, maka distribusi kepada pihak pertanian bisa langsung
dimanfaatkan," tuturnya.
Kementan melakukan kontrak pengadaan barang dan jasa dengan pihak-pihak seperti berikut. Yakni,
pupuk Bersubsidi dengan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) senilai Rp 30,06 triliun,
pencetakan sawah dengan Zeni Kodam senilai Rp1,5 triliun dan dengan Zenin TNI AD senilai Rp 1,7
triliun. Lalu, benih bersubsidi dengan PT Pertani senilai Rp 404 miliar dan dengan PT SHS senilai Rp
404 miliar, alsintan prapanen dengan 6 perusahan sebanyak 11 kontrak senilai Rp 360 miliar, alsintan
pascapanen pada dengan kubota senilai Rp 8,3 miliar.
Selanjutnya, asuransi pertanian dengan PT Jasindo senilai Rp 114 miliar, fasilitas keamanan kantor
dan lingkungan Ditjen Horti senilai Rp 723 juta dengan PT SIMS Services, pemeliharaan Gedung
Ditjen Horti senilai Rp637 juta dengan PT Tataruan Dinamika. Di sisi lain, obat, vitamin, dan calon
bibit dengan CV Karya Inayah Selaras senilai Rp 308 juta, juga hijauan pakan ternak dengan
kelompok ternak sukabumi senilai Rp 180 juta.
/TL
ANTARA
http://www.beritasatu.com/ekonomi/337895-kontrak-diteken-proyek-pertanian-rp35-triliun-segera-bergulir.html
A+ A-
Pertemuan Proyek AFSIS (6th Directors General and 10th Focal Point
Meeting)
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Berita Utama - Dibaca: 3244 kali
0
Proyek AFSIS diinisiasi oleh para Menteri Pertanian dan Kehutanan negara anggota ASEAN +3
(China, Jepang dan Korea) pada bulan Oktober 2002 di Laos. Tujuan utama dibentuknya Proyek
AFSIS guna memperkuat ketahanan pangan di kawasan regional tersebut melalui pengumpulan,
analisis
dan
penyebaran
informasi
ketahanan
pangan
secara
sistematis.
Tahap 1 dari proyek ini memiliki jangka waktu lima tahun, yakni dari 2003 hingga 2007, dibawah
koordinasi pemerintah Thailand, khususnya oleh the Office of Agricultural Economics (OAE), Ministry
of Agriculture and Cooperatives. Proyek AFSIS mendapat donor dari The Statistics Department (SD),
Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF), Jepang dalam kerangka kerjasama ASEAN.
Proyek AFSIS diperpanjang ke Tahap-2 yakni untuk periode tahun 2008 hingga 2012, guna
melanjutkan tujuan utama memperkuat ketahanan pangan di wilayah regional, dan masih mendapat
dukungan donor dari MAFF, Jepang.
Secara administratif, guna mendukung pelaksanaan Proyek AFSIS dibentuk Focal Point di masingmasing negara anggota, yang bertanggung jawab untuk mengelola dan membantu dalam
melaksanakan kegiatan Proyek. Setiap tahun, para Focal Point mengadakan pertemuan (Focal Point
Meeting/FPM), sebagai mekanisme pengambilan keputusan proyek. Sejalan dengan FPM, diadakan
rapat setingkat Direktur Jenderal (Director General of Agriculture Statistics and Information/DG-ASI)
dari masing-masing negara guna saling bertukar pikiran mengenai masalah ketahanan pangan
regional dan cara mengatasi permasalahan yang muncul.
Pertemuan DG-ASI ke-6 (The 6th meeting of Directors General of Agricultural Statistics and
Information). Pada tanggal 14-15 Maret 2012 dilaksanakan pertemuan DG-ASI ke-6 di Tokyo, Jepang,
yang dihadiri oleh semua anggota ASEAN +3, Sekretariat ASEAN, USAID, FAO dan APTERR.
Pertemuan pada tahun ini khususnya ditujukan guna menyusun petunjuk implementasi AFSIS,
menjelang
berakhirnya
Tahap
2
atau
transisi
menuju
kemandirian
AFSIS.
Pada pertemuan ini, Indonesia diwakili oleh Bapak Hari Priyono, Sekretaris Jenderal Kementerian
Pertanian. Pada acara pembukaan, Ms. Hiroko NAKANO, Parliamentary Secretary for Agriculture,
Forestry and Fisheries, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF), Jepang mengucapkan
selamat datang kepada seluruh delegasi yang hadir. Dia menyatakan rasa terima kasih kepada
semua delegasi atas dukungan mereka menanggapi gempa besar yang terjadi di Jepang Timur pada
Maret 2011 serta menekankan bahwa Jepang telah mengambil semua langkah strategis untuk
menghindari distribusi makanan yang tidak aman melalui inspeksi ketat dari zat radioaktif.
Beliau mengharapkan AFSIS dapat terus berkontribusi pada masyarakat internasional dan
menyatakan niat lanjutan Jepang memberikan kontribusi bagi pengembangan statistik pertanian di
wilayah ASEAN sejalan dengan "Proposal AFSIS Pasca 2012" yang telah disahkan pada Pertemuan
AMAF +3 ke-11pada bulan Oktober 2011 di Jakarta. Selanjutnya, Mr. Apichart Jongskul, Secretary
General, Office of Agricultural Economics, Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC), Thailand
berterima kasih kepada MAFF Jepang atas dukungan keuangan dan teknis untuk Proyek AFSIS.
Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada semua negara anggota dan delegasi yang telah
berpartisipasi aktif dan memberikan dukungan penuh dalam Proyek AFSIS. Beliau juga menyoroti
pentingnya masa transisi dari proyek AFSIS menjadi self-sustained mechanism of ASEAN+3 Food
Security Information System (AFSIS), serta meminta pertemuan ini dapat menghasilkan panduan,
strategi dan modalitas rencana operasional dan implementasinya.
http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/berita-150-pertemuan-proyek-afsis-6thdirectors-general-and-10th-focal-point-meeting.html
Proyek ACIAR Mangga dan Rambutan di NTB akan diperpanjang
Proyek ACIAR Mangga dan Rambutan di Nusa Tenggara Barat telah dilaksanakan
sejak akhir tahun 2007, melibatkan berbagai stakeholders seperti BPTP NTB,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Universitas
Mataram, dan Department of Regional Development, Primary Industry, Fisheries
and Resources, Northern Territory - Australia. Proyek yang telah berjalan kurang
lebih dua tahun tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas buah mangga
dan rambutan pada fase sebelum panen, memelihara kualitas buah pada proses
rantai pasok, serta mengembangkan rantai pasok yang sesuai untuk menjamin
kualitas buah yang ditujukan untuk pasar ekspor.
Setelah berlangsung selama kurang lebih 2 tahun, proyek ini kemudian
dievaluasi dalam bentuk Review Meeting yang telah berlangsung pada tanggal
14-15 Maret 2010 di Mataram. Acara Review Meeting dibuka oleh Sekretaris
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Ir. H. Usman
Fauzi, MM., dan dihadiri oleh David Shearer (Agribusiness Research Program
Manager ACIAR Canberra), Ir. Ahmad Muzani (mewakili Kepala BPTP NTB), Dr.
Brian Thisleton (Pimpinan Proyek ACIAR Mangga dan Rambutan), pejabat-pejabat
terkait dari Kabupaten Lombok Utara, serta semua tim ACIAR Mangga Rambutan
dari BPTP NTB, Universitas Mataram dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
Dalam sambutan pembukaannya, Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi NTB, mengemukakan bahwa kerjasama Indonesia Australia, khususnya ACIAR mangga dan rambutan dirasakan sangat besar
manfaatnya, untuk itu Dinas memberikan apresiasi yang besar kepada ACIAR
dengan harapan proyek ini bisa berlanjut. Lebih lanjut Sekretaris Dinas
mengemukakan bahwa proyek ini banyak bergelut dalam bidang penelitian, dan
kita tahu kualitas mangga NTB masih jauh dari harapan. Gangguan hama
penyakit merupakan kendala utama yang dihadapi petani karena berada di
daerah tropis. Sekretaris Dinas Pertanian berharap kerjasama ini tidak hanya
sebatas penelitian, tetapi bisa berkembang ke sistem budidaya yang baik,
sehingga produksi mangga dan rambutan bisa diekspor ke manca negara.
Sedangkan David Shearer mengemukakan bahwa midterm review sangat
penting untuk mencoba melihat apa yang sudah direncanakan dan bagaimana
kelanjutan di masa yang akan datang dan untuk menyemangati kita sendiri
terhadap capaian yang sudah kita capai sampai saat ini dan apa yg bisa
dilakukan ke depan.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut telah memaparkan semua
kegiatan yang dilakukan oleh BPTP NTB selaku tim pra-panen (pre-harvest),
Universitas Mataram selaku tim pasca panen (post-harvest), serta dinas
pertanian selaku tim transfer pengetahuan (knowledge transfer). Kegiatankegiatan yang dipaparkan juga melihat analisis pembangunan mangga secara
komprehensif sehingga dapat didesain strategi mangga dan rambutan untuk
tujuan pasar lokal dan ekspor. Kegiatan ini telah memberikan kesan yang sangat
baik bagi pihak ACIAR Canberra sehingga pada akhir pertemuan pihak ACIAR
Canberra memberikan lampu hijau kepada tim ACIAR Mangga-Rambutan untuk
melanjutkan kegiatan ini sampai tahun 2012. (MR & BNH)
http://ntb.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=260%3Aproyek-aciar-mangga-danrambutan-di-ntb-akan-diperpanjang&catid=4%3Ainfo-aktual&Itemid=34