Anda di halaman 1dari 8

Penambangan Emas Tanpa Izin alias PETI

PETI ikut menyumbang terjadinya


kerusakan lingkungan di seluruh lini
kehidupan, salah satunya adalah pencemaran
disepanjang sungai dimana air sungai
sebagai sarana air penunjang para pendulang
liar.
Pertambangan sebagai industri yang
mempunyai resiko lingkungan yang tinggi
selalu mendapatkan perhatian khusus oleh
publik. Salah satu masalah yang sampai
saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi
Kemeterian Energi dan Sumberdaya Mineral
(KESDM) adalah maraknya kegiatan
pertambangan tanpa ijin (PETI).
Istilah PETI semula dipergunakan untuk
pertambangan emas tanpa izin, tetapi dalam
perkembangan selanjutnya permasalahan
PETI tidak hanya pada komoditi bahan
galian emas tetapi juga diterapkan pada
pertambangan tanpa izin untuk bahan galian
lain baik Golongan A, B maupun C (PP No.
27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan
Bahan-Bahan Galian) yang biasanya
termasuk pada pertambangan skala kecil
(PSK).
Di berbagai daerah di Indonesia kegiatan
pertambangan bahan galian C sepertinya
sudah menjadi lumrah. Maraknya kegiatan
penambangan bahan galian C ternyata
memberikan masalah bagi daerah karena
sebagian besar penambangan dilakukan
tanpa memiliki izin. Sebut saja daerah-
daerah seperti Jawa Barat yang memiliki
jumlah penduduk yang padat dengan tingkat
kebutuhan bahan galian golongan C seperti :
pasir, batuandesit, tanah urug, kapur dsb.
yang digunakan untuk keperluan konstruksi
diambil dari daerah seperti Dairi, Sukabumi,
Bogor, Cianjur, Bandung, Cirebon dan
Indramayu sebagian besar dilakukan pada
skala kecil dan tidak memiliki ijin usaha
penambangan berupa Surat Ijin
Pertambangan Daerah. Keadaan demikian
membuat pemerintah daerah sulit dalam
mengawasi dan mengotrol kegiatannya,
akibatnya banyak kasus lingkungan yang
ditimbulkan dari kegiatan pertambangan
tersebut.
PETI memang kini menjadi ancaman bagi
kehidupan masyarakat yang mengandalkan
kehidupannya dari sektor perikanan. Itu
sebabnya petani keramba, petani kolam
pembenihan rakyat, bahkan Balai Benih Ikan
Teso mengaku aktifitasnya sudah tersendat-
sendat. Malah hasil penelitian kualitas air di
Balai Benih Ikan Teso dan di aliran anak-
anak sungai sekitaran lokasi menunjukkan
logam berat seperti Merkuri/Air raksa (Hg)
jauh diambang baku mutu. Dalam waktu
tertentu, logam merkuri akan terakumulasi
pada biota perairan, baik tumbuhan
maupunhewannya.
Kondisi ini harus diwaspadai. Banyak
laporan yang terkait dengan kasus
pencemaran Merkuri, dan dikenal dengan
Penyakit Minamata. Penyakit Minamata
adalah penyakit syaraf yang disebabkan oleh
racun metilmerkuri. Gejala awal adalah mati
rasa anggota badan dan daerah sekitar
tumit, gangguan panca indera dan kesulitan
dalam melakukan aktifitas seharihari.
Selain itu penderita juga mengalami
kurangnya koordinasi antar syaraf, lemah
dan tremor, kemampuan berbicara lemah dan
lambat serta kemampuan pandangan dan
pendengaran kurang. Penyakit tersebu
memburuk dan menyebabkan kelumpuhan,
pergerakan di luar kesadaran, kerusakan
otak serta kematian.
Pada tingkat ringan, penderita mengeluh
mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap
rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah
lelah dan sering sakit kepala. Pada tingkat
berat penderita terserang sarafnya,
termasuk otak, sehingga tidak bisa
mengendalikan gerakan tangan dan kakinya,
telinga berdering sampai tuli, daya pandang
mata menyempit, dan bicara susah. Hal yang
mengerikan banyak bayi yang dilahirkan
dengan cacat bawaan. Metil merkuri
berbahaya memang bagi wanita hamil.
Di lain kisah, Juli 2003 penambang emas
tradisional di daerah Wonogiri menggunakan
merkuri yang berwarna putih untuk
memisahkan emas dari logam yang lain.
Merkuri yang berwarna putih keperakan dan
cair akan mengikat emas, sedang logam yang
lain akan tersisihkan. Campuran merkuri
dan emas ditempatkan pada satu cawan
yang terbuat dari keramik. Pada cawan
dihembuskan nyala api. Jarak antara nyala
api dengan hidung orang kurang lebih 10 cm.
Pada saat nyala api membakar campuran
merkuri dan emas, cairan merkuri menguap
dan logam emas tertinggal. Pada saat logam
merkuri menguap, sangat dimungkinkan uap
merkuri akan terhisap oleh pekerja. Apabila
paparan ini terus berlanjut akan
mengakibatkan keracunan dan kematian.
Disamping itu kegiatan PETI di Kuansing
sebenarnya telah lama terjadi. Namun kini
kondisinya lebih parah lagi. Mengingat para
pelaku PETI di Jambi juga turut hijrah ke
Kuansing. Mengingat sejak dua tahun lalu,
aktivitas di Sungai Batanghari dihentikan
oleh seluruh terkait di Provinsi itu. Karena
ada ancaman dari Departemen Kelautan dan
Perikanan memfinalti Dinas Perikanan dan
Kelautan Jambi, bahwa dana APBN tidak
akan mengucur untuk pengembangan
keramba selagi ada aktifitas PETI.
Maraknya PETI dan menyadari dampak
buruk aktivitas itu bagi lingkungan dan
manusia, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten
Kuansing sudah melaporkan hal tersebut
kepada aparat setempat. Berbagai rapat
koordinasi di Kabupaten telah berkali
dilakukan. Hingga akhirnya ada delapan poin
kesepakatan di tingkat Pemkab Kuansing.
Intinya PETI harus dihentikan, Penambang
akan dibina
Sebelum PETI dihentikan mari kita ketahui
apa dan mengapa PETI harus dihentikan
antara lain:
1, Untuk mengetahui dampak PETI
2. Untuk mengetahui dasar penegakan
hukum PETI
3. Untuk mengetahui Faktor pendorong
PETI
4. Untuk mengetahui Program
Pemberarantasan PETI
Penambangan Emas liar di sungai
Dampak Lingkungan Akibat Penambangan
Liar
- Logam berat lain As dan Cd, logam logam
ini berasal dari batuan-batuan yang
mengandung biji emas,
- logam-logam ini berasosiasi dengan emas,
karena sifat sifat kimia dari logam
tersebut. Dampak terhadap manusia dan
lingkungan yang paling parah adalah adanya
sifat Bio magnifikasi dimana logam-logam
tersebut akan ikut berpindah dari tubuh
predator awal hingga terakumulasi dan terus
bertambah didalam tubuh predator akhir
(ikan ke manusia).
Gambar 2 : Penambangan Liar yang
dilakukan oleh anak dibawah umur.
1. Akibat Negatif , terdiri dari
Akibat secara fisik ;
- pencemaran terhadap air, baik berupa erosi
maupun larutnya unsur-unsur logam berat
(leaching) karena sistim penirisan yang
tidak baik,
- pencemaran udara berupa debu dan
kebisingan oleh kendaraan pengangkut,
- perubahan kontur,
- perubahan alur sungai, akibat
penambangan pasir sungai,
- longsor dikarenakan pembuatan jenjang
yang terlalu curam, dan
- subcidence, terjadi pada penambangan yang
dilakukan secara bawah tanah.
Akibat non fisik :
- pendapatan pemerintah dari sektor
pertambangan berkurang
- konflik sosial, terjadinya persaingan antar
buruh tambang, dan
- terganggunya kegiatan sektor lain, seperti
pertanian dikarenakan rusaknya irigasi dan
perubahan alur sungai, dan perubahan
kontur.
2. Akibat positif
- Membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat disekitar tambang,
- Meningkatnya pendapatan masyarakat,
- Tumbuhnya usaha penunjang kegiatan
pertambangan seperti ; usaha warung
makan, fabrikasi alat-alat pertambangan
konvensional.
C. Dasar Penegakan Hukum
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1967 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3475)
menyebutkan dalam Ps. 31. ayat (1) Dihukum
dengan Hukuman penjara selama-lamanya
enam tahun dan/atau dengan denda setinggi-
tingginya lima ratus ribu rupiah,
barangsiapa yang tidak mempunyai kuasa
pertambangan melakukan usaha
pertambangan seperti dimaksud dalam pasal
14 dan 15. Ayat (2) Dihukum dengan
hukuman kurungan selama lamanya satu
tahun dan/atau dengan denda setinggi
tingginya Lima puluh ribu rupiah, barang
siapa yang melakukan usaha pertambangan
sebelum memenuhi kewajiban-kewajiban
terhadap yang berhak atas tanah menurut
Undang-undang ini.
Pada sisi lain daerah diberikan wewenang
untuk membuat tim yang dikoordinasikan
oleh Kepala Daerah untuk menindak dengan
tegas terhadap kegiatan pertambangan tanpa
ijin, sebagaimana yang diprintahkan melalui
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2000
Tentang Koordinasi Penanggulangan
Masalah Pertambangan Tanpa Izin.
Peraturan tersebut ditindak lanjuti dengan
keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Penanggulangan Pertambangan
Tanpa Izin, Penyalahgunaan Bahan Bakar
Minyak serta Perusakan Instalasi
Ketenagalistrika.
Dan juga Pencurian Aliran Listrik
diputuskan untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan secara lintas
sektoral/instansi serta dengan melibatkan
peran serta masyarakat untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan program
penanggulangan pertambangan tanpa izin,
penyalahgunaan bahan bakar minyak, serta
perusakan instalasi ketenagalistrikan dan
pencurian aliran listrik, serta didukung oleh
Perda di bidang pertambangan. Dengan
diberlakukannya ternyata tidak efektif
mengurangi jumlah kasus pertambangan
tanpa izin.
Faktor Pendorong adanya PETI
Ada beberapa faktor yang mendorong
meningkatnya kegiatan PETI penyebabnya
adalah ;
1. Karakteristik usaha pertambangan
- Usaha pertambangan pada umumnya
memberikan keuntungan materi yang relatif
tinggi, karena beberapa bahan galian tanpa
melalui pengolahan langsung dapat dijual.
- Permintaan terhadap pasar bahan galian
yang relatif tinggi, terutama pada daerah-
daerah yang mempunyai pertumbuhan
pembangunan fisik yang tinggi.
- Tingkat pengusahaan yang mudah,
terutama untuk bahan galian golongan C.
- Umur tambang yang sangat singkat,
beberapa diantaranya lebih singkat dari
lamanya proses perijian, karena sebagain
besar berupa pertambangan sekala kecil.
2. Ketidaksiapan pemerintah daerah
- Proses perijinan yang rumit dan memakan
waktu yang lama,
- Terjadinya praktek suap dan pungli yang
menyebabkan restribusi dan pajak tidak
sampai ke kas pemerintah,
- Lemahnya pengawasan terhadap usaha
pertambangan, dan
- Lemahnya penegakan hukum
Program Pemberantasan PETI
Dalam menyelesaikan masalah peti PETI
diatas perlu dilibatkannya stakeholder yang
bertanggung jawab yakni ;
1. Pemerintah, sebagai leading sector-nya
adalah KESDM di tingkat pusat dan Dinas
Pertambangan pada tingkat daerah.
2. Pengusaha pertambangan, baik
perorangan maupun kelompok.
3. Masyarakat, terutama masyarakat di
sekitar kegiatan pertambangan dilakukan,
mempunyai fungsi pengawasan, baik melaui
lembaga swadaya masyarakat (LSM)
maupun melalui kelompok-kelompok lain.
Solusi dalam menyelesaikan masalah PETI
harus dilakukan bersama-sama antar
beberapa stakeholder yang terdiri dari ;
1. Pemerintah melakukan langkah-langkah
sebagai berikut ;
- Mempermudah proses perijian
pertambangan melaui sistim satu atap,
sehingga waktu setra biaya yang dibutuhkan
dalam memproses perijinan lebih sedkit dan
singkat.
- Melakukan pengawasan terhadap seluruh
kegiatan pertambangan.
- Memberikan penyuluhan pada masyarakat
dan pengusaha pertambangan tentang
kesadaran lingkungan.
- Melakukan pembinaan dan bimbingan
teknis terhadap pengusaha pertambangan.
- Membuat zonasi wilayah pertambangan
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dengan
sektor lain dan penyebaran kerusakan
lingkungan dapat dicegah.
- Memberikan alternatif usaha lain terhadap
pengusaha dan buruh tambang dengan cara
memberikan tambahan keterampilan bagi
pengusaha dan buruh tambang.
2. Masyarakat dan LSM
- Bekerjasama dengan pemerintah
memberikan penyuluhan terhadap buruh dan
pengusaha tentang kesadaran lingkungan.
- Mendorong dibentuknya kelompok-kelompok
baik buruh maupun pengusaha tambang
yang difasilitasi oleh pemerintah.
Dampak PETI
PETI merupakan kegiatan pertambangan
tanpa izin yang dilakukan oleh sebagian
Masyarakat maupun oknum lainnya.Namun
pada saat ini kegiatan tersebut telah banyak
menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan disekitar tambang tersebut
seperti pencemaran air.hal ini tejadi akibat
adanya penggunaan senyawa merkuri untuk
memisahkan biji emas dengan logam
lainnya.Apabila hal ini tidak ditindak lanjuti
oleh pemerintah maka masyarakat yang
berada di sekitar tambang tersebut akan
mengalani berbagai macam penyakit salah
satunya penyakit Minamata.
Adakan Sosialisasi
1. Diharapkan kepada pemerintah agar dapat
memberikan suatu tidakan tegas terhadap
PETI sesuai peraturan yang berlaku.
2. Diharapkan kepada LSM dan lembaga
pemerintahan lainnya yang terkait bidang
kegiatan yang berbasis lingkungan maupun
kesehatan agar dapat mensosialisasikan
bagaimana cara melakukan pertambangan
yang sesuai peraturan yang berlaku dan
tidak mencemari lingkungan .

Anda mungkin juga menyukai