KAPITALISME
1. Pengertian Kapitalisme
Kapitalisme adalah paham atau ideologi dimana kepentingan
pribadi berada di atas kepentingan umum atau masyarakat luas. Adanya
pengaruh paham kapitalisme ditunjukkan dengan berkembangnya
modernisasi diera global baik dalam aspek kegiatan produksi, konsumsi
dan distribusi secara massal. Sebagaimana disampaikan oleh Selu
(2006:51), bahwa sebagai akibat kapitalisme global dan transparansi
informasi, globalisasi kebudayaan menjadi suatu kebiasaan yang mampu
mengabaikan etika dan norma.
Kapitalisme berasal dari kata capital yang bermakna modal dan
isme yang berarti faham. Sehingga kapitalisme adalah suatu faham
ekonomi yang mengedepankan modal individu atau pihak swasta yang
memiliki modal besar. Kapitalisme juga diartikan sebagai suatu sistem
perekonomian dimana alat-alat produksi seperti pabrik, ladang, tambang
dan sebagainya dimiliki oleh perorangan atau perusahaan dan dimana cara
utama dalam pembagian pendapatan ditentukan oleh persaingan pasar.
Karl Marx mengatakan kapitalisme merupakan sebuah cara
produksi dan hubungan dalam proses produksi kemudian menimbulkan
berbagai implikasi seperti ekonomi politik, sosial psikologis maupun
kultural. Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial
yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan
perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme.
Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan
liberalisme dalam ekonomi.
Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki
definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli
mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di
Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan
perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat
memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama
barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari
barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut,
para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin terlebih dahulu,
kemudian buruh yang berperan sebagai operator mesin guna mendapatkan
nilai dari bahan baku yang diolah.
2. Sejarah Perkembangan Kapitalisme
Sejarah kapitalisme dapat ditelusuri kembali ke bentuk awal
pedagang kapitalisme dipraktekkan di Eropa Barat selama Abad
Pertengahan. Kapitalisme muncul di Eropa pada abad ke-16. Kapitalisme
muncul dari paham feodalisme1 di Eropa Kapitalisme di Eropa muncul
dari pemikiran kaum ilmiah yang pada awalnya berfikir untuk
mensejahterakan kaum buruh.
Eropa pernah diperintah kerajaan Romawi yg telah mewariskan
sistem feodalistik2. Dalam rentang waktu antara abad ke-14 sampai abad
ke-16 muncul apa yang disebut kelas bourgeois3 mengiring tahap feodal
dimana keduanya saling mengisi. Kemudian sejak awal abad ke-16 secara
bertahap fase borjuis disusul degan fase kapitalisme. Kapitalisme yang
muncul setelah feodalisme runtuh secara garis besar terbagi menjadi tiga
fase, menurut Dudly Dillard tiga fase itu diantaranya:
a) Kapitalisme Awal ( 1500 1750 ).
Kapitalisme Awal atau Kapitalisme Merkantilismes (1500-1750),
yaitu kapitalisme yang bertumpu pada industri sandang di Inggris.
Kapitalisme pada masa ini masih sangat sederhana. yaitu ditandai
dengan praktek permintalan benang yang masih mengunakan masinal
(mechine) sederhana. Sementara kebutuhan produksi disesuaikan
dengan kebutuhan konsumen. Pada abad XVI industri sandang
dibeberapa pedesaan di Inggris mengalami perkembangan produksi
yang sangat pesat. Pemasukan keuangan negara yang pada awalnya
1
2
3
hanya berasal dari pajak rakyat mulai bertambah dengan
pendayagunaan surplus sosial (semacam tabungan sosial dari beberapa
pabrik sandang).
Dari pemakaian sistem inilah, kapitalisme semakin menempati
posisi yang aman dari kontestasinya dengan sistem ekonomi
sebelumnya. Kalau pada sistem ekonomi yang diterapkan sebelum
sistem kapitalisme, dana surplus sosial selalu digunakan untuk
membuat tanda-tanda kejayaan suatu masa dengan membangun
piramida-piramida atau katedral-katedral sebagai lambang kemegahan
dan kejayaannya, maka ketika sistem kapitalis ini dipakai, dana yang
awalnya dipakai untuk hal-hal diatas dialihkan untuk membuat
infrastruktur dan supra struktur baru dalam bidang ekonomi seperti
membangun usaha perkapalan, pergudangan, persiapan dan
penyediaanbahan-bahan mentah, dan berbagai bentuk penanaman
modal lainnya. dengan demikian, surplus sosial yang pada awalnya
selalu habis bahkan defisit, berubah menjadi perluasan kapasitas
produksi.
b) Kapitalisme Fase Klasik (1750-1914).
Pada fase Kapitalisme mulai masuk dan merupakan pergeseran dari
perdagangan public ke bidang industri. Pada fase ini ditandai dengan
adanya Revolusi Industri di Inggris. Di Inggris mulai banyak
diciptakan mesin- mesin besar yang sangat berguna untuk menunjang
industri. Revolusi Industri dapat didefinisikan sebagai periode
peralihan dari dominasi modal perdagangan atas modal industri ke
dominasi modal industri atas modal perdagangan ( Dudley Dillard,
1987: 22 )
Kapitalisme mulai menjadi penggerak kuat bagi perubahan
teknologi karena akumulasi modal memungkinkan penggunaan
penggunaan pennemuan baru yang tak mungkin dilakukan oleh
masyarakat miskin. Di fase inilah mulai dikenal tokoh yang disebut
bapak kapitalisme yaitu Adam Smith. Adam Smith bersama dengan
bukunya yang sangat tekenal yaitu the Wealth Of Nations (1776).
Buku ini mencerminkan ideologi kapitalisme klasik. Salah satu poin
ajarannya laissez faire dengan invisible hand-nya (mekanisme
pasar). Kebijaksanaan kebijaksanaan laissez faire mencakup pula
perdagangan bebas, keuangan yang kuat, anggaran belanja seimbang,
bantuan kemiskinan minimum. Tak ada satu konsepsi baru pun tentang
masyarakat yang dapat menandingi peradaban kapitalisme.
Sistem ini meskipun didefinisikan secara baik dan logis, namun
sistem ini masih banyak berbagai kecenderungan. Dalam sistem ini
masih banyak memakai warisan-warisan masa lampau yang
menghambat realisasi dari sistem ini. Beberapa tokoh seangkatan
seperti David Ricardo dan John Stuart Mills, yang sering dikenal
sebagai tokoh ekonomi neo- klasik. Pada fase inilah kapitalisme sering
mendapat hujatan pedas dari kelompok Marx4.
c) Kapitalisme Lanjut
Peristiwa besar yang menandai fase ini adalah terjadinya Perang
Dunia I. Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai
paling tidak oleh tiga momentum. Momentum yang pertama,
pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua, bangkitnya
kesadaran bangsa- bangsa di Asia dan Afrika sebagai akses dari
kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu
dengan perlawanan. Ketiga, revolusi Bolshevik Rusia yang berhasrat
meluluhlantakkan institusi fundamental kapitalisme yang berupa
pemilikan secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur
kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. Darisana
muncul ideologi tandingan yaitu komunisme.
Ada tiga hal yang menjadi pola sifat dan watak dasar kapitalisme,
tiga hal tersebut yang melandasi adanya penindasan yang terjadi dari
sejak munculnya kapitalisme sampai praktek kapitalisme yang terjadi
detik ini. Tiga hal tersebut adalah:
4
1) Eksploitasi
Ini berarti pengerukan secara besar-besaran dan habis- habisan
terhadap sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia,
seperti yang terjadi pada jaman penjajahan, bahkan sampai
sekarang meskipun dalam bentuk yang tidak sama. Kaum
kapitalis akan terus melakukan perampokan besar- besaran
terhadap kekayaan alam kita and terus mengeksploitasi para
buruh demi kepentingan dan keuntungan pribadi.
2) Akumulasi
Secara harfiah akumulasi berarti penumpukan, sifat inilah yang
mendasari kenapa capitalist tidak pernah puas dengan dengan
apa yang telah diraih. Misalnya, kalau pertama modal yang
dipunyai adalah Rp.1 juta maka si kapitalis akan berusaha agar
bisa melipat gandakan kekayaannya menjadi Rp.2 juta dan
seterusnya. Sehingga kaum kapitalis selalu menggunakan
segala cara agar kekayaan mereka berkembang dan bertambah.
3) Ekspansi
Ini berarti pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti
yang pada kapitalisme fase awal. Yaitu dari perdagangan
sandang diperluas pada usaha perkapalan, pergudangan,
barang- barang mentah dan selanjutnya barang- barang jadi.
Dan yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan
ekspansi ke seluruh penjuru dunia melalui modal dan pendirian
pabrik pabrik besar yang nota bene adalah pabrik lisensi.
Yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi.
Kapitalisme yang lahir dari pemikiran masyarakat feodal kini telah
menjadi senjata ampuh negara maju untuk memajukan perekonomian
mereka. Sementara itu kapitalisme juga telah membunuh perekonomian
negara berkembang atau negara negara miskin. Konsep Kapitalisme yang
sudah mendunia memang tidak bisa dihindari oleh negara negara maju dan
negara negara dunia ketiga. Tanpa disadari Kapitalisme telah menjadi
sebuah ancaman besar bagi masyarakat negara negara berkenbang.
Kapitalisme telah menjadi neo Imperialisme yaitu penjajahan dengan
konsep baru yang lebih modern.
3. Kritik Terhadap Kapitalisme
Adanya suatu ideologi tidak selamanya diterima oleh suatu
masyarakat atau bahkan negara, mungkin saja awal perkembangan suatu
ideologi itu di jalankan dengan baik namun dengan berkembangnya suatu
masyarakat membuat ideologi itu tidak sesuai dengan konsep awalnya.
Misalkan sebuah poster Dunia Pekerja Industri (1911), kritik terhadap
kapitalisme mengasosiasikan terjadinya kesenjangan sosial dan distribusi
yang tidak adil dari kekayaan dan kekuasaan; kecenderungan monopoli
pasar atau oligopoli (dan pemerintah oleh oligarki), imperialisme, perang
kontra-revolusioner dan berbagai bentuk eksploitasi ekonomi dan budaya;
materialisme, represi pekerja dan anggota serikat buruh, alienasi sosial,
kesenjangan ekonomi, pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi. Hak
milik pribadi juga telah dikaitkan dengan tragedi anticommons.
Banyak sosialis menganggap kapitalisme menjadi tidak rasional,
dalam produksi dan arah ekonomi tidak direncanakan, menciptakan
banyak inkonsistensi dan kontradiksi internal. Sejarawan tenaga kerja dan
cendekiawan seperti Immanuel Wallerstein berpendapat bahwa tidak bebas
tenaga kerj -Oleh para budak, pembantu dengan perjanjian, tahanan, dan
orang-orang lainnya dipaksa- kompatibel dengan hubungan kapitalis. Yang
dimana Ekonom Marxis Richard D. Wolff mendalilkan bahwa ekonomi
kapitalis memprioritaskan keuntungan dan akumulasi modal atas
kebutuhan sosial masyarakat, dan perusahaan kapitalis jarang pernah
menyertakan pekerja dalam keputusan-keputusan dasar dari perusahaan.
Banyak aspek kapitalisme telah datang di bawah serangan dari
gerakan anti-globalisasi, yang terutama menentang kapitalisme korporasi.
Para pegiat lingkungan berpendapat bahwa kapitalisme membutuhkan
pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, dan bahwa hal itu pasti akan
menguras sumber daya alam terbatas di Bumi. kritik tersebut berpendapat
bahwa sementara neoliberalisme ini, atau kapitalisme kontemporer,
memang meningkatkan perdagangan global, tetapi juga memungkinkan
meningkat kemiskinan global.- dengan lebih hidup hari ini dalam
kemiskinan dari sebelumnya neoliberalisme, dan indikator lingkungan
menunjukkan kerusakan lingkungan besar-besaran sejak akhir 1970-an.
Banyak agama mengkritik atau menentang unsur-unsur tertentu
dari kapitalisme. Tradisional Yahudi, Kristen, dan Islam melarang
meminjamkan uang dengan bunga, meskipun metode alternatif perbankan
telah dikembangkan. Beberapa orang Kristen telah mengkritik kapitalisme
untuk aspek materialis.
kapitalisme membawa kegagalan serius dampaknya adalah
timbunan hutang yang ada di negara-negara berkembang. Karenanya
diperlukan sebuah strategi baru, yang kemudian dikenal dengan neo
liberalisme5. Pada dasarnya neo liberalisme adalah sebuah reaksi terhadap
membesarnya peran negara yang menyebabkan kehancuran sistem pasar.
Jalan keluar yang diusulkan oleh ideologi neo liberalisme adalah melucuti
peran negara dan mengembalikan semua transaksi ekonomi ke dalam
hukum pasar. Kehadiran IMF menjadi diperlukan terutama ketika banyak
negara tidak mampu membayar hutangnya kembali. Peranya menjadi kian
penting saat Asia memasuki krisis terberatnya pada dekade 1997 dimana
IMF mencoba ikut memecahkan. Salah satu program IMF yang populer
dinamakan dengan SAP (Structural Adjusment Program) yang didasarkan
atas keyakinan bahwa sektor swasta lebih efektif, dinamis dan bereaksi
lebih baik terhadap ekonomi pasar daripada sektor pemerintah. Karenanya
IMF selalu mendorong setiap negara untuk berintegrasi dalam pasar dunia
melalui beberapa kebijakan, diantaranya:
pertama menurunkan nilai tukar mata uangnya agar lebih
kompetitif,
5
kedua mengurangi hambatan-hambatan perdagangan sehingga
mendorong industri lokal lebih kompetitif dalam menghadapi
produk impor yang lebih murah,
ketiga memberikan insentif ekspor seperti keringanan pajak dan
subsidi keuangan,
keempat merangsang investasi asing dengan menciptakan wilayah
perdagangan bebas atau memberikan pembebasan pajak.
Di samping sejumlah program ini juga ada sejumlah bantuan yang
berada di bawah program-program IMF yang tetap konsisten dengan
paradigma utamanya, yakni mencebur dalam mekanisme pasar bebas serta
mengurangi peran negara. Peran IMF yang terpenting adalah melakukan
liberalisasi finansial dan ini sepenuhnya mendapat dukungan penuh
Amerika. Liberalisasi Finansial yang dipaksakan pada semua negara tentu
memiliki efek yang membahayakan.
Tentu ada sejumlah kelemahan-kelemahan yang ada dalam IMF
saat menjalankan programnya. Kritikan utama yang selalu muncul adalah
cara kerja IMF yang sangat tertutup dan andaikan ada informasi maka
itupun informasi yang sangat sepele. Kritik lain adalah tidak adanya
akuntabilitas dan evaluasi terhadap sejumlah program IMF. Apalagi IMF
selalu mengaku sebagai lembaga antar pemerintah sehingga tidak merasa
perlu bertanggung jawab kepada publik. Akuntabilitas dan evaluasi tidak
terjadi karena IMF selalu menghindar berurusan dengan wakil pemerintah
dari kalangan yang lebih luas, dengan berdalih pada artikel V statutanya,
yang menyatakan bahwa kementrian keuangan dan para pejabat Bank
Sentral adalah pihak yang memiliki hubungan langsung dengan IMF.
Di sisi lain pendekatan IMF terhadap persoalan tenaga kerja
benar-benar mengacu pada pasar, fleksibilitas tenaga kerja akan memberi
rangsangan bagi bisnis dan penanaman modal yang pasti akan mendorong
kenaikan upah maupun perubahan iklim kerja jika negara terus
berkembang. Dampak pendekatan ini yang menyolok adalah melejitnya
angka pengangguran. Selain itu juga yang tak kalah hebohnya, perhatian
IMF pada perdagangan bebas dan pertumbuhan ekonomi yang
mengandalkan ekspor telah berhasil merusak lingkungan. Mengingat
sejumlah kelemahan-kelemahan diatas itu pulalah maka ada kritik bahkan
tuntutan untuk membubarkan saja institusi ini.
B. IDEOLOGI BARAT
1. Penegertian Ideologi
Ideologi, secara etimologis berasal dari kata idea (latin) eidos
(yunani) berarti ide, gagasan, konsep,coti-cita dan ology atau logos
berarti ilmu. Jadi ideologi adalah pengetahuan tentang ide, ilmu tentang
ide.
Ideologi atau ideologie (dalam bahasa Perancis) pertama kali
dikumandangkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754-1836), de Tracy
yang hidup pada masa Revolusi Perancis melihat bahwa ketika revolusi
berlangsung, banyak ide atau pemikiran telah menginspirasi ribuan orang
untuk menguji kekuatan ide-ide tersebut dalam kancah pertarungan politik
dan mereka mau mengorbankan hidup demi ide-ide yang diyakini
tersebut. Ideologi dalam pengertian de Tracy merupakan kritik terhadap
ide-ide ataupun keyakinan-keyakinan yang bercorak dogmatik dan tidak
rasional. Upaya kritis de Tracy ini tak lepas dari tujuannya untuk
mencerahkan dan menunjukan ide-ide yang keliru di masyarakat, karena
masyarakat Perancis saat itu masih dilingkupi oleh dogma-dogma agama
dan otoritas politik yang absolut (Eagleton, 1993: 64).
Sedangkan Ideologi menurut Karl Marx dan Friedrich Engels
dalam The German Ideology (1846). Dalam buku tersebut, Marx yang
menyorot masyarakat kapitalis mengemukakan bahwa ideologi lahir
dari sistem masyarakat yang terbagi dalam kelas-kelas. Di mana, kelas
penguasa yang menguasai sarana-sarana produksi (material), juga akan
mengontrol produk-produk mental seperti ide-ide dan keyakinan-
keyakinan. Kelas penguasa pula yang mengatur produksi dan distribusi
ideologi, hingga akhirnya, ide-ide atau ideologi kelas penguasalah yang
menguasai jamannya (Ball dan Dagger (ed), 1995: 6).
Dalam pandangan Lenin seorang pemimpin Revolusi Sosialis
Rusia ideologi merupakan ide-ide yang berasal dari kelas sosial tertentu
yang berfungsi untuk mendukung kepentingan-kepentingan kelas
tersebut. Dalam buku Ideology and Utopia (1924), Mannheim
mendefinisikan ideologi sebagai sistem pemikiran yang menjadi dasar
tatanan sosial. Di samping itu, ideologi juga mengekspresikan
kepentingan-kepentingan kelompok penguasa atau kelompok yang
dominan di masyarakat.
Dari uraian pengertian ideologi di atas terlihat bahwa arti ideologi
berkembang dari masa ke masa. Pada awalnya, ideologi diartikan sebagai
ilmu tentang ide (Destutt de Tracy) kemudian berkembang ke arah
pengertian yang bercorak peyoratif dan negatif (Marx dan Marxis), di
mana ideologi dipahami sebagai bentuk ilusi, kekuasaan, kesadaran palsu
dan hegemoni. Berikutnya, seorang non-Marxis, Karl Mannheim
menyumbangkan pemikirannya dengan mengemukaan pengertian baru
yakni ideologi sebagai pandangan hidup, weltanschauung atau world
view. Terakhir, sejak tahun 1960-an, minat terhadap kajian ideologi lebih
difokuskan pada analisis sosial-politik sehingga melahirkan definisi-
definisi yang netral, antara lain pengertian bahwa ideologi merupakan
seperangkat ide yang berorientasi pada tindakan.
2. Ideologi di Bagian Barat
Secara umum, peradaban Barat dengan segenap konsep, ide dan
kandungan kulturalnya berdiri di atas satu basis pemikiran, yaitu
demokrasi, atau lebih tepatnya, kebebasan yang seluas-luasnya di bidang
intektualitas, agama, politik dan ekonomi. Dalam rasionalitas peradaban
Barat, kebebasan ini merupakan pilar budaya mereka dan poros pemikiran
yang menjaring unit-unit pandangan Barat mengenai manusia, hidup,
dunia, dan masyarakat.
Sehingga adanya konsep dari ideologi ini menciptakan beberapa
pehamanan-pehamanan (ideologi) di Barat, dianataranya:
a) Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai
politik yang utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa
pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan dua
karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam
suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam
system ini bersifat statis dan sukar berubah.
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi
Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan
(abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari
batasan (free from restraint), karena liberalisme menawarkan konsep
kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan
total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja
mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang
bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan
agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas,
ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang
relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak
adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham
liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Negara yang menganut liberalisme yaitu Beberapa Negara di
Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika Serikat,
Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras,
Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan
Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara
Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika,
Puerto Rico dan Suriname.
b) Ideologi Kapitalisme
Esensi kapitalisme pada semangat mencari keuntungan. Sebagai
suatu paham, kapitalisme sangat menekankan sisi individualisme
dibandingkan kolektif. Menurut Efriza (2009: 105), kapitalisme adalah
metamorfosis dari ideologi liberalisme yang dikembang oleh negara barat.
Perkembangan ekonomi yang pesat di Eropa akibat Liberalisme
menimbulkan suatu ideologi yang baru, yang bersumber pada modal
pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasar
bebas. Ideologi ini disebut Kapitalisme. Sebenarnya bentuk awal dari
kapitalisme adalah merkantilisme yang berkembang di Eropa dan Timur
Tengah pada Abad Pertengahan. Pada dasarnya inti dari merkantilisme dan
kapitalisme sama, yaitu untuk mencapai keuntungan. Namun seiring
dengan berjalannya waktu, merkantilisme di Eropa berpadu dengan
praktek ekonomi, yang kemudian disebut dengan kapitalisme.
Kapitalisme yang berkembang menyebabkan munculnya
negara-negara yang kuat dan kaya, sehingga berambisi untuk memperluas
wilayahnya. Kemudian timbullah suatu ideologi baru yaitu kolonialisme.
Upaya untuk memperluas wilayah tersebut berupa klaim atas wilayah yang
dikuasai dan disusul dengan pemindahan penduduk.
c) Ideologi Kolonialisme
Kolonialisme adalah paham tentang penguasa oleh suatu negara
atas daerah/bangsa lain dengan maksud untuk memperluas wilayah negara
itu. Faktor penyebab timbulnya kolonialisme: keinginan untuk menjadi
bangsa yang terkuat, menyebarkan agama dan ideologi, kebanggaan atas
bangsa yang istimewa, keinginan untuk mencari sumber kekayaan alam
dan tempat pemasaran hasil industrinya.
d) Ideologi Komunisme
Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-
19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan
mengesampingkan buruh. Umumnya komunisme sangat membatasi agama
pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat
orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang
rasional dan nyata. Paham komunis berkeyakinan perubahan atas sistem
kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi dan pemerintahan oleh
diktator proletariat sangat diperlukan pada masa transisi. Dalam masa
transisi dengan bantuan Negara dibawah diktator proletariat, seluruh hak
milih pribadi dihapuskan dan diambillah untuk selanjutnya berada dalam
control negara. Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat
meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917.
e) Ideologi Nasionalisme
Nasionalisme merupakan salah satu ideologi yang berpengaruh di
Eropa pada akhir abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-20 dan di Asia-
Afrika pada abad ke-20. Dalam kurun waktu sepanjang dua abad,
nasionalisme telah merepresentasikan diri sebagai ideologi yang berperan
penting dalam pembentukan negara-bangsa (nation-state) di ketiga
belahan dunia tersebut. Peran nasionalisme adalah sebagai ideologi yang
mendorong kesadaran rakyat menjadi kesadaran nasional untuk menuju
pembentukan negara-bangsa yang berdaulat.
Untuk memahami nasionalisme di Eropa pada abad ke- 18- 20 dan
di Asia - Afrika pada abad ke-20 maka dapat dijelaskan dari ideologi-
ideologi lain yang mengiringi pemikiran nasionalisme di kawasan-
kawasan tersebut. Di Eropa, perkembangan nasionalisme juga diiringi oleh
ide-ide kedaulatan rakyat, liberalisme dan kapitalisme. Nasionalisme dan
kapitalisme di Eropa pada abad ke-18-19 telah melahirkan negara-bangsa
yang kokoh dan dengan kekuatan negara ini pula, suatu bangsa dapat
membangun koloni-koloni dan imperium. Semakin luas wilayah jajahan
yang dimiliki maka semakin makmur suatu negara-bangsa, Tiap negara
berlomba membangun imperium dengan memperluas wilayah-wilayah
jajahan di kawasan Asia dan Afrika, sebagai contoh Inggris pada tahun
1870 1900 menguasai wilayah jajahan seluas 4.250.000 mil 2, Perancis
menguasasi 3.500.000 mil2 dan Jerman memiliki jajahan seluas +
1.000.000 mil2.
Sebaliknya, di Asia dan Afrika, kolonialisme dan imperialisme
bangsa-bangsa Eropa (kemudian diikuti Jepang) telah menyadarkan rakyat
pribumi untuk melawan. Nasionalisme yang bercorak antikolonialisme dan
antiimperialisme merupakan jiwa dari seluruh gerakan nasional untuk
memerdekakan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Hasil perjuangan
tersebut dapat dilihat dari data antara tahun 1945 sampai 1960, terdapat 55
wilayah jajahan yang merdeka dan membentuk negara-negara berdaulat.
f) Ideologi Marxisme
Marxisme sebagai suatu ideologi timbul karena munculnya
kapitalisme yang menimbulkan perbedaan kelas dalam masyarakat. Hal itu
menyebabkan penderitaan kaum proletar, sedangkan kaum borjuis semakin
kaya. Sementara dalam Marxisme tidak mengenal perbedaan kelas.
Perekonomian negara dan hak milik bersama diatur oleh negara.
Landasan filosofi ideologi Marxisme adalah materialisme, karena
menurut Marx dan Engels dalam kehidupan ini, "yang primer" dianggap
sebagai materi. Konflik yang terjadi dalam sejarah manusia selalu
memperebutkan sesuatu yang ada hubungannya dengan materi. Penerapan
Marxisme kemudian menimbulkan paham baru yaitu sosialisme-
marxisme. Pada awalnya, sosialisme merupakan utopia sosialis, artinya
dalam kehidupan sosial semua orang dipandang sama, tidak ada perbedaan
baik laki-laki maupun perempuan, tidak ada perbedaan antara yang
memiliki uang dengan yang tidak memiliki uang
g) Sosialisme
Sosialisme mengubah struktur kepemilikan masyarakat secara
politis, serta ingin membangun suatu masyarakat baru atas dasar berbagai
aliran dalam sosialisme. Pada Abad ke-19 dan ke-20, sosialisme
merupakan salah satu jawaban terhadap krisis sosial akibat industrialisasi
dan cara produksi kapitalis. Sosialisme mau menggantikan sistem kapitalis
dengan suatu tatanan masyarakat yang lain. Sosialisme berpendapat bahwa
manusia sebenarnya tak hanya bersifat egoistis, melainkan juga sosial.
Manusia mampu mewujudkan hidup dalam kebersamaan yang akrab asal
diberi kesempatan. Halangan utama adalah hak milik pribadi yang tidak
terbagi rata.
Ciri khas sosialisme ialah tuntutan penghapusan atau pembatasan
hak milik pribadi sebagai sarana utama untuk membangun suatu
masyarakat yang sekaligus bebas dan selaras. Cara mencapai tujuan
berbeda-beda menurut macam-macam aliran sosialisme. Sosialisme ada
yang ateis dan ada yang religius. Sosialisme Marxis (Karl Marx 1818-
1883) yang menganggap dirinya sebagai sosialisme ilmiah bersifat ateis.
Sosialisme tidak identik dengan Marxisme. Sosialisme yang bersumber
pada ideologi Pancasila adalah sosialisme yang relegius. Hak milik
perseorangan diakui tetapi mempunyai fungsi sosial.
6 Marxisme mendefinisikan borjuis sebagai kelas sosial yang memiliki alat-alat produksi (modal) dalam
masyarakat kapitalis. Marxisme memandang bahwa kelompok ini muncul dari kelas-kelas orang kaya di
perkotaan pada masa pra- (sebelum) dan awal masyarakat kapitalis.
dibanding sistem kemasyarakatan lainnya, sosialisme lebih dulu memasuki
pikiran dan tindakan orang Indonesia. Lembaga-lembaga asli masyarakat
seperti musyawarah untuk mufakat, gotong royong pada prinsipnya adalah
lembaga sosialis. Pencarian identitas bangsa sebagai pengganti
kolonialisme, sering merujuk pada pentingnya menjaga dan melestarikan
musyawarah-mufakat dan gotong royong. Ketika para pendiri bangsa
berdebat untuk mencari dan menemukan dasar negara, lembaga-lembaga
asli tersebut diterima sebagai salah satu sila dalam Pancasila. Ketiga,
adaptasi rakyat Indonesia terhadap ajaran Islam.
Bentuk kapitalisme yang kemudian muncul dan berkembang di
Indonesia adalah kapitalisme yang tidak tumbuh dari bawah, dari
kemampuan produksi masyarakat. Tetapi suatu proses yang dikendalikan
oleh negara melalui beberapa instrumen kebijakan. Negara
mengembangkan badan-badan usaha dan bekerjasama dengan para
pemodal asing. Proses demikian hanya berlangsung di kalangan atas
terutama elit sipil dan militer yang memegang kekuasaan, pengusaha
keturunan Cina serta modal dari luar negeri.
https://books.google.co.id/books?
id=Tjb3VZv2G00C&pg=PA27&lpg=PA27&dq=gerakan+sosial+kaum+buruh+m
enetang+kapitalisme
journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/download/259/15