Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian konsep dasar kapitalisme


 Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh
keuntungan dalam ekonomi pasar, Pemilik modal dalam melakukan usahanya
berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut,
pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan
bersama, tetapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk
kepentingan-kepentingan pribadi
2. Sejarah Kapitalisme dan Perkembangan Kapitalisme di dunia
 Kapitalisme ialah suatu cara mengadakan produksi, yang mana dalam sistem
kapitalisme orang mengadakan produksi tidak hanya untuk menutupi kebutuhan
hidup tetapi dengan tujuan mencari laba. Laba yang diperoleh, sesudah dikurangi
untuk menutupi ongkos-ongkos yang dikeluarkan, dipergunakan pula untuk
mengadakan perusahaan baru pula. Jadi laba bukan dianggap sebagai karunia
yang dapat diraih dengan cara yang mudah. Belum tentu bahwa tiap-tiap milik /
hasil disebut capital (Romein : 97). Kapital ialah milik yang dipergunakan untuk
memperbanyak milik, sebagai contoh yaitu sebuah cikar kepunyaan seorang
tukang pedati atau perahu seorang nelayan dipergunakan untuk mencari sesuap
nasi bagi diri dan anak istrinya dapat dinamakan kapital dalam bentuk yang kecil.
Tukang pedati atau pemilik perahu tadi itu bukan termasuk kaum kapitalis.
Kapitalis ialah orang yang membuat rumah atau membeli rumah dengan tujuan
menyewakannya atau seorang pemilik kapal yang melayarkan kapalnya dengan
tujuan sisa uang yang diperolehnya akan dipergunakannya mungkin ditambah
dengan uang yang didapatnya dengan berhutang dengan membeli kapal yang
kedua, ketiga dan seterusnya. Hal-hal penting dalam dunia ini mula-mula timbul
secara sederhana demikian pula dengan kapitalisme ini. Mula-mula timbul di
Eropa barat dalam lapangan industri tekstil kra-kira tahun 1250. Pada mulanya
sebuah perusahaan tenun domba milik Negara Belanda memperoleh bahan dari
daerahnya sendiri. Tetapi kemudian ekspor barang tenunan meningkat, bulu
domba didatangkan dari daerah lain, terutama dari pasar Calais, yang
mendatangkan bulu domba dari tanah Inggris. Saudagar yang banyak modalnya
menempatkan dirinya antara penenun dan bahan tenunan, diborongnya bulu
domba di Calais itu, lalu dijualnya kepada penenun. Dalam taraf berikut bulu
domba benar-benar telah menjadi milik saudagar yang telah dapat disebut menjadi
seorang pengusaha. Dalam sistem kapitalisme orang mengadakan produksi tidak
hanya untuk menutupi kebutuhan hidup, misalnya seorang petani atau seorang
pekerja tangan dalam sistem kapitalisme orang mengadakan produksi dengan
mengandung laba. Laba yang diperoleh sesudah dikurangi untuk menutup
ongkos-ongkos yang dikeluarkan, dipergunakan pula untuk mengadakan
perusahaan baru pula. Jadi laba bukan dianggap sebagai karunia, yang dapat
diraih dengan suatu selamatan. Belum tentu bahwa tiap-tiap milik dapat disebut
kapital, sebuah rumah tempat kita diam, atau sesuatu yang kita beli untuk
menyenangkan hati bukan kapital (Romein : 97). Dalam abad pertengahan
persaingan terbatas karena kebanyakan pekerja tangan tergabung dalam organisasi
yang disebut “gilda”. Organisasi itu mengadakan aturan-aturan keras yang tidak
memungkinkan terjadinya persaingan. Perkembangan lebih lanjut yaitu efek dari
Revolusi Industri di Inggris sehingga bisa dikatakan kapitalisme memasuki era
baru. Berbagai pendirian pabrik sangat membutuhkan kapital. Akibat revolusi
industri telah memunculkan para pebisnis, mereka bertindak sebagai pengusaha.
Sebagai suatu kemajuan akibat industrialisasi, bagaimanapun juga keperluan
kapital menjadi pengukur kekayaan seseorang. Para kapitalis melakukan usaha
bersama, membentuk organisasi perdagangan, yang disebut korporasi. Seperti
diketahui, bahwa kaum borjuis atau kapitalis sebagai penganut politik eko liberal,
menolak segala campur tangan negara dalam perusahaan, sebab dianggap sebagai
paksaan seperti qilda yang mereka anggap telah menjadi using itu (Sundoro; 191).
Sebagai akibat revolusi industri, muncullah apa yang disebut sistem kerja di
pabrik, timbul apa yang dinamakan buruh pabrik. Pada awalnya, para borjuis yang
sebagian menjadi kaum industrialis itu semata-mata mencari dan menumpuk
kekayaan, maka mereka hanya memperhatikan hal-hal yang menurut mereka
dapat adalah kaum buruh karena mereka merasa khawatir akan kehilangan
sebagian keuntungannya jika mereka memperhatikan dan mengusahakan
kesejahteraan kaum pekerjanya. Tenaga murah sengaja dieksploitasi, para buruh
dipaksa untuk belanja 10-18 jam sehari sesuai dengan keinginan majikan. Pabrik-
pabrik pada masa ini masih memperlihatkan pabrik-pabrik yang kotor dan pengap
sehingga kaum buruh tidak saja mengalami penderitaan fisik, tetapi juga psikis
karena mereka seolah-olah menjadi bagian dari mesin dan bekerja seperti mesin.
Terdapat pula berbagai macam pembagian kerja, misalnya buruh yang
pekerjaannya memutar sekrup, mengepak, mensortir dan sebagainya selama
berbulan-bulan bahkan dapat bertahun-tahun. Pekerjaan semacam itu tentu sangat
menjemukan dan dapat menekan jiwa, lebih-lebih banyak bekas petani yang
dahulu biasa bekerja di alam terbuka dapat memperoleh kepuasan batin dengan
melihat terwujudnya benda-benda hasil ciptaannya sendiri. Para majikan yang
telah menjadi kaya dan yang melihat negaranya menjadi kuat dan disegani berkat
usaha mereka, tidak mengalami kesulitan dalam menemukan alasan-alasan
mengapa kaum buruh sedemikian keadaannya. Mereka menentang usaha-usaha
pemerintahan untuk mencampuri dalam urusan-urusan ekonomi yang dapat
dianggap merugikan kepentingan mereka. Kaum borjuis atau kapitalis yang
mempunyai slogan “Laissez faire” (biarkan saja), pada awal revolusi industri
mampu menghadapi saingan dari manapun datangnya. Untuk membela faham ini,
mereka menunjuk pada bukti-bukti nyata berupa ekspansi industri dan
perdagangan Inggris yang dimungkinkan berkat tiadanya berbagai perbatasan oleh
pemerintah, berupa tarif-tarif, mereka menyayangkan banyak kaum buruh yang
hidup sengsara, tetapi keadaan ini bukan kesalahan siapapun, melainkan sudah
merupakan akibat “alamiah” berlakunya hukum-hukum ekonomi demikian
pandangan kaum kapitalis tersebut (Sundoro; 193). Berbagai bentuk eksploitasi
yang dilakukan oleh para majikan terhadap buruh, mendorong munculnya ide
tentang martabat manusia yang menentang segala bentuk pemerasan seseorang
oleh orang lain, melainkan juga diusahakan untuk memberikan hidup yang layak
bagi setiap orang, kecuali penghapusan perdagangan budak, dengan mengadakan
peraturan upah m inimal dan juga jam kerja maksimal bagi para pekerja,
kewajiban belajar untuk memberi dasar pada setiap orang dapat menentukan
hidupnya dengan sebaik mungkin, disitu juga diadakan perawatan umum bagi
orang-orang cacat dan cedera yang mempunyai hak untuk hidup sebagai manusia
(Sartono; 53). Proktariat industri tergabung dari perekonomian dunia dan mereka
sangat dieksploitasi. Organisasi pabrk, kebiasaan kehidupan di pabrik dan
efisiensi teknis, tidak memperhitungkan soal kemanusiaan dan nilai-nilai pekerja
sebagai manusia, maka akibatnya sebagai reaksi keras kerap kali timbul agitasi
yang berkobar-kobar. Hubungan antara kapital dan pekerja menimbulkan suatu
problem sosial, yang ternyata tidak dapat dipecahkan jika hanya dengan
philantrhophy (Sartono; 54), pekerja mulai sadar akan kedudukannya dan menjadi
semakin peka terhadap aturan perbaikan masyarakat.
3. Faktor- faktor pendorong kapitalisme
 1. Dalam etika yang dipupuk oleh Reformasi Protestan abad ke-16, ketimpangan
ekonomi dibenarkan dengan alasan bahwa orang kaya lebih berbudi luhur
daripada orang miskin, sehingga menjadi salah satu faktor pendorong kapitalisme
2. Peningkatan pasokan logam berharga di Eropa yang mengakibatkan inflasi
harga
3. Upah tidak naik secepat harga pada periode ini, dan penerima manfaat utama
dari inflasi adalah para kapitalis. Kapitalis awal (1500-1750) juga menikmati
keuntungan dari kebangkitan negara-negara nasional yang kuat. Kebijakan
negara-negara ini berhasil menyediakan kondisi sosial dasar, seperti sistem
moneter dan aturan hukum yang seragam. Inilah yang diperlukan untuk
pembangunan ekonomi, dan pada akhirnya memungkinkan peralihan inisiatif
ekonomi, dari publik ke swasta.
4. Tokoh-tokoh kapitalisme dunia
a. Adam Smith
Tokoh kapitalisme yang satu ini, namanya sudah dikenal semua orang di berbagai
belahan dunia. Terlebih bagi seseorang yang mempelajari ekonomi dan sejarah.
Adam Smith adalah tokoh ekonomi yang paling dikenal dan memiliki pengaruh besar
pada bidang ekonomi setelah Jhon Locke dan Francois Quesnay.
Adam Smith lahir di Krikcaldy, Skotlandia pada tahun 1723 ini. Ia terkenal karena
sebuah karya besarnya yakni yang berjudul The Wealth of Nations. Hal ini
dikarenakan karya besarnya ini kemudian dapat harapan baru pada masa kegalapan
ekonomi di Eropa saat itu. Dari bukunya itulah, ia dikenal sebagi bagian dari tokoh-
tokoh terpenting dalam sejarah kapitalisme dunia. Selain berperan dalam kapitalisme,
Adam Smith juga memberikan pengaruh terhadap ilmu ekonomi modern dengan
meletakkan dasar-dasar awal teori ekonomi modern. Teorinya kemudian dikenal
dengan sebutan Invisible Hand atau tangan-tangan tak terlihat. Teorinya ini menjadi
bagian yang tidak terlepas dari seorang Adam Smith.
Sebagai seseorang yang mencetuskan kebebasan, Adam Smith dikenal juga dengan
keagunganya atas perdagangan bebas, kebebasan individu dalam perusahaan,
kebebasan berserikat serta kebebasan berpendapat. Adam Smith menyebut semua hal
tersebut dengan istilah kebebasan alamiah. Kebebasan-kebebasan itulah yang
kemudian menjadi cikal bakal sistem kapitalisme modern yang dianut sebagian
besar negara di dunia hingga saat ini.

b. Thomas Robert Malthus

Thomas Robert Malthus adalah generasi ekonom setelah sepeninggal Adam Smith
yang dikenal hampir menyamai pengaruh Adam Smith. Ia adalah seorang tokoh
ekonom dan kapitalisme. Thomas Robert Malthus lahir pada tanggal 13 Februari
1766 di Surrey, Inggris. Thomas Robert Malthus di kenal dunia melalui yang
berpengaruh di bidang ekonomi yang berjudul An Essay on The Principle of
Population , terbitan tahun 1798. Di dalam buku tersebut menjelaskan mengenai
pemikirannya tentang kelahiran yang tidak terkontrol akan mengakibatkan jumlah
penduduk bertambah dan persediaan makanan tidak dapat bertambah sesuai
kecepatan pertambahan penduduk.

Malthus mengatakan bahwa jumlah penduduk yang bertambah begitu pesat, di


khawatirkan akan dihadapkan dengan keadaan di mana sumber daya alam akan
semakin mengurang dan langkah. Sebab, pertumbuhan persediaan makanan tidak
secepat pertumbuhan penduduk. Dari asumsi di atas, Homas Robert Malthus
menganjurkan untuk membatasi setiap keluarga agar tidak memiliki anak di luar batas
kemampuan ekonomi keluarga tersebut. Dengan begitu, kekhawatiran yang
ditakutkannya tidak akan terjadi.

c. David Ricardo
David Ricardo adalah seorang tokoh ekonomi yang lahir pada tanggal 18 April 1772
di London Inggris. David Ricardo merupakan tokoh yang dikenal sebagai pelopor
konsep sewa tanah dan bagi hasil. Konsep ini sering dipraktikkan oleh
masyarakat Indonesia bahkan hingga saat ini. David Ricardo juga dikenal dengan
kecermatan berpikir, kemampuan berpikir abstrak dan kerelaan melepaskan
kepentingan atau pendapat sendiri, jika pendapat tersebut dirasa tidak masuk akal
baginya. Dalam yang berjudul The Principle of Political Economy and
Taxation terbitan tahun 1817, David Ricardo membahas tuntas
mengenai hukum pembagian hasil perkapita dalam ekonomi kapitalisme. Hal tersebut
dibahas melalui teorinya yang dinamakan dengan ‘Hukum Pengurangan
Penghasilan’. Dari teori-teori yang dituliskan dalam bukunya di atas, belakangan
inidiketahui salah satu teorinya cukup mempengaruhi Karl Marx yakni teori tentang
nilai pekerja atau Labour Teory of Value. Teori tersebut menjelaskan tentang nilai
suatu barang produksi, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam
memproduksi barang tersebut.

d. John Stuart Mill

John Stuart Mill merupakan seorang filsuf sekaligus tokoh liberal serta ekonom
klasik. Ia lahir di London Inggris, pada tanggal 20 Mei 1806. John Stuart Mill dikenal
sebagai seorang tokoh penghubung aliran individualisme dan sosialisme.
Pemikirannya mengenai distribusi kekayaan, tertuang dalam bukunya yang
berjudul Priciple of Political Economy. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1848.
Di dalam buku tersebut ia menjelaskan bahwa persoalan terkait distribusi kekayaan
tidak ditentukan oleh hukum alamyang tidak bisa diubah melainkan oleh kehendak
dari kemauan manusia itu sendiri. Terlebih lagi John Stuart Mill pernah mengatakan,
faktor produksi yang utama adalah tenaga kerja dan sumber daya alam. Pemikiran
dan gagasan mengenai hukum ekonomi yang mengatur produksi dipengaruhi oleh
bukunya seorang ekonom ternama yakni Adam Smith yang berjudul Wealth of
Nations. Namun wilayah teorinya sedikit diperluas oleh John Stuart Mill dari teori
Adam Smith.
e. John Maynard Keynes

Setelah Adam Smith, pemikiran ekonomi yang diterapkan di banyak negara kapitalis
di dunia, terkhusus di bagian wilayah Eropa menggunakan pemikiran John Maynard
Keynes. John Maynard Keynes lahir pada tanggal 5 Juni 1883 di Cambridge Inggris.
Ia dikenal dengan gagasan-gagasannya yang mengubah teori dan praktek ekonomi
makro serta kebijakan ekonomi dunia, dengan menjelaskan penyebab terjadinya
siklus bisnis. Pemikiran John Maynard Keynes saat ini terkenal sebagai salah satu
mazhab ekonomi yang dinamakan dengan Keynesian. Salah satu pendapatnya yang
membuatnya dijuluki sebagai penyelamat sistem kapitalisme dunia adalah untuk
mencegah runtuhnya kapitalisme, pemerintah harus membelanjakan uang yang tidak
dimilikinya.

f. John Locke

John Locke merupakan seorang tokoh ekonom yang terkenal dengan teori naturalisme
liberal. Teori tersebut menjelaskan tentang hak milik. John Locke mengatakan bahwa
hak milik pribadi adalah salah satu hak alam dan insting yang tumbuh bersama
dengan oertumbuhan manusia. Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang
mengingkari insting ini. Jhon Locke lebih mengutamakan hak-hak asasi atas hidup
dan kebebasan yang mendasari perjuangan demi pemerintahan dengan perwakilan
rakyat. Maka bagi seorang John Locke, hak milik pribadi sebagai salah satu hak asasi
karena dia tidak ada hasil alam yang memilikii nilai kecuali lewat karya atau campur
tangan manusia.

g. Francois Quesnay

Francois Quesnay lahir di Versailes Perancis. Ia adalah seorang anak desa yang masa
mudanya dihabiskan untuk bekerja sebagi petani. Ia belajar kedokteran dan lulus pada
umur 25 tahun. Kemudian ia bekerja sebagai dokter di istana raja Louis XV.
Meskipun, seorang sarjana kedokteran, ia lebih mengutamakan bidang ekonomi dan
mendirikan sebuah aliran lesphisiocrates. Pada tahun 1756, ia menerbitkan dua
buah makalah mengenai para petani dari selatan. Ia kembali keajaran trdisional bahwa
semua kekayaan bersal dari tanah. Tanpa pangan dan serat, kayu, barang-barang
tambang dan batu-batuan, manusia tidak akan dapat hidup. Oleh karena itu hanya
petanilah yang menjadi seorang produsen. Sementara pengusaha, pengrajin,
poedagang mereka tidak produktif. Para pemilik tanah, yang mengelola hasil
kekayaan yang berasal dari tanah dan membagi-bagikannya ini dinamakan dengan
kelompok pemilik atau distributor. Pada tahun 1758, ia menerbitkan tabel ekonomi yg
disebut La Tableau Economique. Di dalam tabel tersebut digambarkan peredaran
uang di dalam masyarakat seperti halnya peredaran darah. Mirabeau mengatakan
bahwa di dunia ini terdapat tiga penemuan besar yaitu tulisan, mata uang dan tabel
ekonomi.

h. Karl Marx

Karl Marx merupakan seorang filsuf, penulis, ahli teori sosial, dan ekonom. Ia
terkenal dengan teorinya tentang kapitalisme dan komunisme. Bersama dengan
Friedrich Engels, Karl Marx menerbitkan Manifesto Komunis pada tahun 1848.
Kemudian Karl Marx menulis Das Kapital untuk volume pertama yang diterbitkan di
Berlin pada tahun 1867. Sementara itu, volume kedua dan ketiga diterbitkan secara
anumerta pada tahun 1885 dan 189 yang membahas mengenai teori nilai kerja. Marx
terinspirasi oleh ekonom politik klasik seperti Adam Smith dan David Ricardo.
Sementara itu, cabang ekonominya sendiri yakni ekonomi Marxian, tidak disukai di
antara pemikiran arus utama modern. Meskipun begitu, ide-ide Karl Marx memiliki
pengaruh besar pada masyarakat, terutama dalam proyek-proyek komunis seperti di
Uni Soviet, Cina, dan Kuba. Di kalangan pemikir modern, Marx masih sangat
berpengaruh di bidang sosiologi, ekonomi politik, dan untaian ekonomi heterodoks.
Meskipun banyak yang menyamakan Karl Marx dengan sosialisme, karyanya tentang
pemahaman kapitalisme sebagai sistem sosial dan ekonomi tetap menjadi kritik yang
valid di era modern. Dalam Das Kapital, Marx berpendapat bahwa masyarakat terdiri
dari dua kelas utama yakni kapitalis dan proletar. Kapitalis adalah pemilik bisnis yang
mengatur proses produksi dan yang memiliki alat-alat produksi seperti pabrik,
peralatan, dan bahan mentah, dan siapa juga berhak atas setiap dan semua
keuntungan. Sementara itu, kelas lain dinamakan dengan buruh yang disebut oleh
Marx sebagai “proletariat”. Buruh tidak memiliki klaim atas alat produksi, produk
jadi yang mereka kerjakan, atau keuntungan apa pun yang dihasilkan dari penjualan
produk tersebut. Sebaliknya, tenaga kerja hanya bekerja dengan imbalan upah uang.
Marx mengatakan bahwa karena pengaturan yang tidak merata inilah para kapitalis
mengeksploitasi pekerja. Teori penting lainnya yang dikembangkan oleh Karl Marx
yakni mengenai materialisme historis. Teori ini menyatakan bahwa masyarakat pada
suatu titik waktu tertentu diatur oleh jenis teknologi yang digunakan dalam proses
produksi. Di bawah kapitalisme industri, masyarakat diatur dengan kapitalis
mengorganisir tenaga kerja di pabrik atau kantor di mana mereka bekerja untuk upah.

i. Max Weber

Max weber adalah seorang sosiolog yang berasal dari Jerman pada abad ke-19. Ia
sering dijuluki sebagai bapak sosiologi. Max Weber telah memberikan banyak
berkontribusi dalam bidang sosiologi. Salah satu kontribusi Weber yang populer yaitu
kumpulan esainya dari tahun 1904-1905. Kumpulan tersebut kemudian dikenal
sebagai Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme (The Protestant Ethic and the
Spirit of Capitalism). Secara garis besar, esai tersebut mengupas mengenai asal-usul
kapitalisme modern, terlebih yang berkaitan dengan kepercayaan Protestan. Menurut
Max Weber, kapitalisme muncul ketika etika Protestan (Calvinis dan Puritan)
mempengaruhi sejumlah orang untuk bekerja dalam dunia sekuler, turut serta dalam
perdagangan, mengembangkan perusahaan milik sendiri, dan mengumpulkan
kekayaan mereka untuk investasi. Bisa dikatakan bahwa etika Protestan adalah
pendorong sebuah aksi massal yang tidak di rencanakan dan tidak terkoordinasi yang
mengarah pada perkembangan kapitalisme. Salah satu isu sentral dalam
konseptualisasi kapitalisme adalah penjelasan mengenai kemunculannya. Baik
ekonom politik klasik maupun Marxis Ortodoks pada dasarnya memberikan
penjelasan materialistis yang berakar secara internal di bidang ekonomi, baik yang
timbul dari inovasi teknologi, konflik kelas, urbanisasi, atau tekanan geografis.
Namun, Max Weber menentang kebenaran semua penjelasan internal sejenis itu
untuk kapitalisme. Weber mengusulkan bahwa munculnya versi Calvinis dan teologi
Kristen Reformed selama abad ke-16 dan ke-17 merupakan kondisi yang menjadi
asal-usul dari munculnya kapitalisme.

5. Dampak/ Pengaruh positif dan negatif kapitalisme terhadap kehidupan individu,


masyarakat, masyarakat industri dan kehidupan suatu negara

 1. Dampak Positif

a. Mendorong aktivitas ekonomi secara maksimal. Hal ini berkaitan dengan


persaingan bebas yang muncul dapat menciptakan produksi serta harga yang
wajar dan rasional
b. Mendorong pelaku ekonomi dalam mencapai prestasi bisnis yang baik
c. Mendorong aktivitas ekonomi secara maksimal
d. Kapitalisme mampu menciptakan kebebasan dalam berbisnis dan dalam
persaingan usaha. Kualitas dari produk dan jasa yang ditawarkan kepada pasar
atau konsumen jauh lebih baik
e. Kebebasan dalam mendapatkan keuntungan dan persaingan, menyebabkan
perputaran roda ekonomi semakin cepat, sehingga menambah lapangan kerja
f. Mampu mengurangi angka pengangguran, kesempatan untuk berkarya tak
terbatas dan banyak industri baru muncul

2. Dampak Negatif

a. Terjadi penumpukan harta, yang kemudian memunculkan sifat individualism


yang terlalu berlebihan. Dalam kapitalisme, semua orang akan berlomba dalam
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Orang yang tidak dapat mengikutinya
tentu akan tertindas dan miskin.

b. Sifat kerja sama antar masyarakat menjadi berkurang karena semua orang
memiliki tujuan keuntungan individual. Kapitalisme juga menyebabkan kerjasama
sosial akan menghilang secara perlahan.
c. banyak orang yang akan berlomba-lomba dalam mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya

d. banyak timbulnya kesenjangan sosisal dan minimnya campur tangan


pemerintah atau negara

Anda mungkin juga menyukai