Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Hafiidh Prakoso

NIM

: 7111413065

Tugas Sejarah Pemikiran Ekonomi


Konsep Pemikiran Aliran Ekonomi Klasik

Ekonomi klasik terbentuk pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang pada saat itu
merupakan masa revolusi industri dan dianggap sebagai aliran ekonomi modern awal. Ekonomi
klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri tanpa ada campur tanngan
dari pihak lain, dan menekankan pada penerapan harga fleksibel serta penawaran menciptakan
permintaan sendiri. Adapun tokoh-tokoh yang sangat berperan besar menuangkan gagasannya
dalam bentuk teori aliran klasik :
A. Tokoh-Tokoh Aliran Klasik :

Jean Baptiste Say


Mengemukakan Hukum Say (Hukum Pasar Say) yang menyatakan :
Penawaran agregat menciptakan permintaan agregat
Penawaran menciptakan permintaannya sendiri
Penawaran mencerminkan permintaannya sendiri

David Ricardo
Mengemukakan 3 gagasan penting, yaitu :
Teori Sewa Tanah
David Ricardo mengatakan bahwa jenis tanah berbeda-beda. Produktivitas tanah
yang subur lebih tinggi, berarti untuk menghasilkan satu satuan unit produksi
diperlukan biaya rata-rata dan biaya marjinal yang lebih rendah. Makin rendah
tingkat kesuburan, maka makin tinggi pula biaya-biaya untuk mengolah tanah dan
dengan sendirinya keuntungan per hektar tanah semakin kecil pula. Jadi sewa tanah
yang lebih subur lebih tinggi dibanding sewa tanah yang kurang subur.

Teori Nilai

Dalam buku Principles of Political Economy and Taxation, Ricardo


mengemukakan pemikirannya mengenai teori nilai tenaga kerja. Teori ini
menjelaskan:
Kedua sektor memiliki tingkat upah dan tingkat keuntungan yang sama
Modal yang digunakan dalam produksi terdiri dari upah saja
Periode produksi memiliki jangka yang sama untuk semua barang
Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif ini menyebutkan setiap kelompok masyarakat atau
negara sebaiknya memfokuskan diri untuk menghasilkan produk-produk yang
dihasilkan lebih efisien. Kelebihan produksi dari hasil dapat diperdagangkan dan
keuntungan dapat dialokasikan pada barang yang tidak diproduksi maupun barang
yang lebih sedikit pemakaiannya.

Hernando De Soto
Gagasan utama de Soto adalah masyarakat di dunia berkembang umumnya tidak
memiliki sistem kepemilikan tanah formal yang terpadu, sehingga hanya memiliki
kepemilikan secara informal terhadap tanah dan barang-barang. Serta berhenti atau
tidak berfungsinya hukum dalam negara menyebabkan terjadinya tindak pidana korupsi
dan kolusi.

Francois Quesnay
Quesnay memulai pendapatnya dengan asumsi bahwa ekonomi dapat digambarkan
menurut tiga kelas atau sektor yang berbeda.
Pertama, sektor pertanian yang menghasilkan makanan, bahan mentah dan hasil
pertanian lainnya.
Kedua, sektor manufaktur yang memproduksi barang-barang pabrik seperti
pakaian dan bangunan serta alat-alat yang diperlukan oleh pertanian dan pekerja
pabrik, beserta jasa.
Ketiga, kelas pemilik tanah yang tidak menghasilkan nilai ekonomi apa-apa,
tetapi mereka memiliki klaim atas surplus output yang dihasilkan dalam
pertanian. Biaya sewa ini merepresantasikan pembayaran surplus kepada
pemilik tanah dan perdagangan ini kemudian dikenal sebagai Teori Sewa
Physiocratic.

Adam Smith

Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya


spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian
kerja harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari
dana tabungan, juga menitik beratkan pada Luas Pasar. Pasar harus seluas mungkin agar
dapat menampung hasil produksi, sehingga perdagangan internasional menarik
perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar,
jadi pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Sekali pertumbuhan itu mulai
maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital,
pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga kerja.

Thomas Robert Malthus


Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus
merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan
jumlah penduduk saja tanpa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur
perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan
menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungankeuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi.
Menurut Thomas Robert Malthus untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan
adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus, sedangkan menurut
J.B.Say berkembang dengan hukum pasar, dimana dikatakan bahwa Supply Creates its
own demand yang artinya asal jumlah produksi bertambah maka secara otomatis
permintaan akan ikut bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak
terbatas.

John Stuart Mill

Dalam hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill dipengaruhi oleh Thomas Robert
Malthus, dimana pertumbuhan ekonomi selalu diliputi dengan tekanan jumlah penduduk
dengan sumber yang tetap. Universalime etis merupakan konsep utilitariannya yang
lebih mengedepankan kepada kebahagiaan orang lain, dimana disanalah moralitas
utilitarian dibangun oleh Mill. Prinsip tersebut memang cukup relevan dalam hal
aktifitas ekonomi, disamping Mill menerima pasar bebas Adam Smith, namun usaha
untuk memperhatikan kebahagiaan orang lain dalam hal persaingan ekonomi pasar,
menjadi agenda Mill. Kondisi pasar bebas yang cenderung bersikap egoisme sentris,
berusaha ditekan Mill dengan pemberlakuan nilai moralitas bersama, dimana prinsip
kebahagiaan harus dirasakan oleh setiap pemain pasar, pelaku usaha, produsen,
distribusi, hingga tataran konsumen.
David Hume
Sebagai seorang ahli ekonomi Hume menyumbang teori uang dan teori perdagangan
nasional. Ia menganalisis dampak uang terhadap tingkat suku bunga, kegiatan ekonomi,

dan harga. Ia juga menjelaskan bagaimana dan mengapa negara-negara tidak mungkin
mengalami ketidakseimbangan perdagangan dalam jangka waktu yang lama.

Karl Marx
Karl Marx Mengemukakan teorinya berdasarkan atas sejarah perkembangan masyarakat
dimana perkembangan itu melalui lima tahap.
1. Masyarakat Primitif
Dalam tahap ini masyarakat menggunakan alat-alat untuk bekerja yang sifatnya
masih sangat sederhana. Alat-alat ini bukan milik perseorangan tetapi milik komunal
(milik bersama).
2. Masyarakat Perbudakan
Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki alat-alat produksi dengan
orang-orang yang hanya bekerja untuk mereka merupakan dasar terbentuknya
masyarakat perbudakan. Dengan cara seperti ini keuntungan para pemilik alat
produksi semakin besar karena budak-budak hanya diberi sekedar nafka supaya
dapat bekerja.
3. Masyarakat Feodal
Masyarakat feodal ini merupakan masyarakat baru yaitu dimana kaum bangsawan
memiliki alat-alat produksi yang paling utama yaitu tanah dan para petani
kebanyakan terdiri dari bekas budak yang dibebaskan. Mereka mengerjakan tanah
itu untuk kaum feodal dan setelah itu baru tanah miliknya sendiri dapat dikerjakan.
4. Masyarakat Kapitalis
Kelas kapitalis memperkerjakan kelas buruh yang mau tidak mau menjual tenaganya
karena tidak memiliki alat produksi seperti telah disinggung bahwa kelas kapitalis
dan kelas buruh merupakan dua kelas dalam masyarakat yang kepentingannya saling
bertentangan.

5. Masyarakat Sosial
Dalam system sosialis, pemilikan alat-alat produksi didasarkan atas hak milik sosial
(Social ownership). Hubungan produksi merupakan hubungan kerjasama dan saling
membantu di antara buruh yang bebas dari unsur eksploitasi. Sistem ini memberi
kesempatan kepada manusia untuk maju baik dilapangan produksi maupun didalam
kehidupan masyarakat.

John Locke
Sumbangan John Locke untuk ekonomi adalah memberikan justifikasi pertama untuk
kepemilikan pribadi dan untuk pembatasan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian. Locke juga memberi sumbangan pada teori uang dan tingkat suku
bunga. Sumbangan mengenai filosofinya yaitu, mengemukakan proporsi yang agak
kontroversial bahwa manusia mempunyai hak atas pekerjaan mereka dan atas hasil dari
pekerjaannya itu, mereka menerima tanah sebagai milik mereka secara sah dengan
memadukan pekerjaan mereka dengan tanah tersebut. Uang atau modal diakui oleh
Locke benar-benar merupakan hasil dari kerja sebelumnya. Jadi, kepemilikan uang
dapat dibenarkan karena orang-orang harus bekerja untuk mendapatkannya. Uang juga
membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak lagi karena uang tidak
rusak sebelum dikonsumsi. Selain itu, Locke berpendapat bahwa properti pribadi
memiliki nilai praktis karena ketika manusia diizinkan mengumpulkan kekayaan maka
mereka akan lebih produktif.

B. Kesesuaian Fenomena Sosial Ekonomi di Indonesia Dengan Pemikiran Tokoh-Tokoh Aliran


Klasik

Permasalahan tentang minimnya jumlah produksi kebutuhan pokok dalam negeri di


Indonesia, menimbulkan banyaknya kebutuhan pokok yang harus di import dari negara
lain. Yang sebenarnya dapat dipenuhi apabila sektor produksi hulu kita berjalan dengan
baik. Hal ini menyinggung teori yang dikemukakan JB Say, dimana penawaran akan
menimbulkan permintaannya sendiri.
Indonesia dikenal sebagai negara yang subur dan memiliki peluang yang sangat besar
dalam bidang pertanian. Terbukti dari banyaknya hasil bumi yang menjadi sektor
unggulan dalam pemasaran internasional. Dimana sesuai dengan teori keunggulan
komparatif milik David Ricardo.
Dengan dibukanya kebijakan pasar bebas di tingkat ASEAN, Indonesia memiliki
peluang untuk memasarkan produk-produk andalannya maupun memperkenalkan
Indonesia di mata internasional. Seperti yang dikemukakan Adam Smith dimana adanya
spesialisasi pembagian kerja dapat meningkatkan produktifitas & kebutuhan akan
barang lain dapat terpenuhi dalam perdagangan antar negara maupun kelompok
masyarakat.
Tingkat penduduk yang tinggi di Indonesia berbanding terbalik dengan alat pemuas
kebutuhan yang semakin berkurang. Sehingga memaksa pemerintah untuk
memunculkan lagi program KB untuk menekan rasio kelahiran bayi yang lambat laun
semakin mengkhawatirkan. Dimana dalam teori kependudukan Robert Malthus sesuai
dengan kondisi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai