Secara mikro tujuan ekonomi adalah : Mencapai output maksimal dengan input yang ada dan
meminimalkan input dalam pencapaian output tertentu.
Secara makro tujuan ekonomi adalah Menapai sasaran makro. Sasaran makro antara lain
menaikkan output total, menjaga stabilitas harga, mencapai full employment, pemerataan distribusi
pendapatan, menjaga keseimbangan perdagangan internasional, dan menjaga stabilitas kurs (nilai
tukar).
The Invisible Hand. Menurut Adam Smith, ahli ekonomi kapitalis, mengemukakan teorinya
bahwa dalam perekonomian segala sesuatunya akan berjalan sendiri-sendiri menyesuaikan
diri menuju kepada keseimbangan menurut mekanisme pasar. Tarik-menarik kekuatan
dalam sistem perekonomian itu seperti dikendalikan oleh “the invisible hand”, sehingga
dengan demikian tidak memerlukan begitu banyak campur tangan pemerintah. Maka
menurut Adam Smith peranan pemerintah hanya meliputi tiga fungsi saja, yaitu memelihara
keamanan dan pertahanan dalam negeri, menyelenggarakan peradilan, menyediakan
barang-barang yang tidak bisa disediakan oleh swasta. Masa sekarang ini, banyaknya
perkembangan dan kemajuan akibat semakin majunya teknologi dan banyaknya penemu-
penemu baru serta semakin terbukanya perekonomian antar negara, menyebabkan begitu
banyak kepentingan yang saling terkait dan berbenturan. Hal ini menyebabkan peran
pemerintah semakin dibutuhkan dalam mengatur jalannya sistem perekonomian, karena
tidak sepenuhnya semua bidang perekonomian itu dapat ditangani oleh swasta.
Marshall tidak menyalahkan kedua konsep diatas, tetapi menggabungnya. Menurut Marshall,
selain biaya-biaya, harga juga dipengaruhi oleh unsur subjektif yang mempengaruhi harga dari
pihak konsumen maupun dari pihak produsen. Unsur subjektif yang mempengaruhi harga dari
pihak konsumen, misalnya pendapatan (daya beli). Dari pihak produsen mungkin keadaan
keuangan perusahaan. Kalau keuangan perusahaan dalam suatu keadaan sulit, misalnya,
kemungkinan perusahaan mau menerima harga yang rendah. Akan tetapi, kalau keadaan
keuangan cukup kuat, mereka juga akan lebih berani dalam mempertahankan harga.
Pertemuan antara permintaan dan penawran yang menentukan harga yang terbentuk di pasar.
Kalau harga yang terbentuk di pasar lebih besar dari biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan barang, berarti perusahaan dalam jangka pendek memperoleh keuntungan. Akan
tetapi, dalam jangka panjang keadaan akan kembali normal. Hal itu karena, keuntungan yang
dinikmati perusahaan tersebut akan menarik perusahaanperusahaan lain masuk pasar. Makin
banyak perusahaan masuk pasar, berarti semakin banyak pula produksi dan penawaran.
Kelebihan penawaran atas permintaan akan memaksa harga-harga turun dan keadaan kembali
pada situasi semula.
Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya
dua mata gunting. Dengan demikian, analisis biaya produksi merupakan pendukung sisi
penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan permintaan. Dalam
menentukan harga keseimbangan antara sisi penawaran dan permintaan tersebut atau biasa
disebut dengan harga ekuilibrium, maka digunakannya asumsi ceteris paribus204.
sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar
diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam
membahas kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap.
TEORI keynes tentang penggunaan uang masyarakat
1. Untuk Transaksi dan berjaga-jaga
Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung
dari pendapatan. Makin tinggi pendapatan, maka makin besar keinginan akan uang kas
untuk transaksi. Pada saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk transaksi
sebanyak M0. Dan pada saat pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk
transaksi sebanyak M1. Dari sini jelas bahwa Keynes mengikuti jejak kaum klasik
(Marshall) bahwa permintaan uang untuk transaksi tergantung dari pendapatan. Banyak
sedikitnya permintaan uang untuk berjaga-jaga juga ditentukan oleh pendapatan.
Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan untuk berjaga-jaga.
2. Untuk Spekulasi
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat
bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas
untuk tujuan atau motif spekulasi. Alasannya, pertama apabila tingkat bunga naik,
berarti ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money) makin besar
atau tinggi, sehingga keinginan masyarakat akan uang kas akan semakin rendah, begitu
juga sebaliknya. Pada saat suku bunga sebesar r0, permintaan uang untuk berspekulasi
sebanyak M0. Dan ketika suku bunga bertambah atau meningkat menjadi r1,
permintaan uang untuk spekulasi turun menjadi M1.
Y r
Y r0
1
Y r1
0
M M
m m
1 m 2
0 m
1
0
1
3. Teori Keynes dan klasik
a. Penawaran barang
Klasik= Penawaran akan selalu menghasilkan permintaan, keynes=Penawaran tidak
selalu menghasilkan permintaan
Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi
atau kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar
bersih (clearing market) atau pasar dalam kondisi keseimbangan atau ekuilibrium.
Jika pada suatu waktu terjadi kelebihan atau kekurangan produksi, maka mekanisme
pasar akan secara otomatis mendorong kembali perekonomian tersebut pada
kondisi dimana tingkat produksi total masyarakat (penawaran agregat) akan
memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat (full employment level of
activity). Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa
di dunia nyata ini: Berlaku hukum Say (Say’s Law)
Menurut Keynesian permintaan barang tidak selalu sama dengan penawaran karena
tidak semua income dibelanjakan tetapi sebagian dari pendapatan tersebut akan
disimpan dalam bentuk tabungan (saving). Tabungan tidak menambah permintaan
efektif terhadap barang dan jasa kalau tidak segera diinvestasikan sehingga akan
terjadi kelebihan stok barang atau kelebihan produksi barang (penawaran).
b. Tenaga kerja
Kaum klasik menganggap bahwa di pasar tenaga kerja, seperti halnya di pasar
barang, apabila harga tenaga kerja (upah) cukup fleksibel maka permintaan tenaga
kerja selalu seimbang dengan penawaran tenaga kerja. Ekonomi selalu dalam
keadaan full employment sehingga tidak ada pengangguran.
Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran terhadap
tenaga kerja selalu seimbang (equilibrium) karena harga-harga fleksibel, maka
menurut Keynes pasar tenaga kerja jauh dari seimbang, karena upah tidak pernah
fleksibel, sehingga permitaan dan penawaran hampir tidak pernah seimbang
sehingga pengangguran sering terjadi. Ekonomi umumnya dalam keadaan under
employment sehingga ada pengangguran
c. Mengenai uang
Uang adalah netral, Kaum klasik memiliki teori permintaan akan uang yang cukup
terkenal, yaitu teori kuantitas. Teori kuantitas mengatan bahwa masyarakat
memerlukan uang tunai untuk keperluan transaksi tukar menukar (misal: jual beli
barang dan jasa), bukan untuk tujuan lain. Menurut kaum klasik karena uang tidak
bisa menghasilkan apa-apa kecuali hanya untuk mempermudah transaksi, maka
uang yang diminta oleh masyarakat hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk membiayai proses transaksi mereka.
Menurut Keynesian permintaan uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
kebutuhan transaksi (transaction motive)
kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive) dan
kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi. Sehingga Jumlah
uang mempengaruhi perekonomian
d. Mengenai investasi dan tabungan
Menurut teori klasik Tabungan dan investasi akan sama dan ditentukan oleh tingkat
ekuilibrium suku bunga. Menurut keynesian Tabungan ditentukan oleh pendapatan.
Investasi ditentukan prospek ekonomi. Umumnya investasi lebih rendah dari
tabungan
karya Ricardo yang paling terkenal adalah Principles of Political Economy and Taxation pada
tahun 1917.
Dalam teori ini David Ricardo membagi masyarakat dalam tiga golongan:
Pemupukan modal menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada
suatu Negara. Pemupukan modal dan investasi sangat bergantung pada perilaku menabung
masyarakat, sementara di sisi lain kemampuan menabung masyarakat ditentukan oleh
kemampuan menguasai dan mengeksplorasi sumber daya yang ada. Artinya menurut teori ini,
orang yang mampu menabung adalah kelompok pengusaha dan tuan tanah.
Dik: CA = 80+0,8Y
CB= 80+0,6Y
Y=C
Y=80+0,8