Anda di halaman 1dari 14

Setiap manusia memiliki insting untuk mempertahankan hidupnya.

Salah satu cara manusia


mempertahankan hidupnya adalah dengan melakukan kegiatan ekonomi. Tujuan manusia
melakukan kegiatan ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
kesejahteraannya. Agar bisa menganalisis berbagai kegiatan manusia di bidang ekonomi, maka
disitulah terletak manfaat dari mempelajari ilmu ekonomi.

Secara mikro tujuan ekonomi adalah : Mencapai output maksimal dengan input yang ada dan
meminimalkan input dalam pencapaian output tertentu.

Secara makro tujuan ekonomi adalah Menapai sasaran makro. Sasaran makro antara lain
menaikkan output total, menjaga stabilitas harga, mencapai full employment, pemerataan distribusi
pendapatan, menjaga keseimbangan perdagangan internasional, dan menjaga stabilitas kurs (nilai
tukar).

1. Apa inti konsep ekonomi


 Inti dari konsep ekonomi adalah Suply dan Demand.
 Dari kedua kata inilah semua proses ekonomi berjalan dan disesuaikan dengan
kondisi dari suatu masa dan keadaan suatu negara. Hal2 yang berpengaruh dari
suply and deman ini adalah uang, barang, manusia serta keadaan suatu masyarakat
atau negara. Atau dapat dikatakan bahwa konsep ekonomi ini berlaku pada lingkup
arti dari ecos dan nomos yaitu rumah tangga dalam hal ini rumah tangga bukan
hanya mencakup individu atau masyarakat tetapi mencakup keadaan lingkup makro
rumah tangga dalam hal ini ekonomi suatu negara. Yang dimana dalam realisasinya
mengacu pada perkembangan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Yang
tentunya memikirkan bagaimana penggunaan sumber daya baik manusia ataupun
alam yang memerlukan efisiensi dalam melaksanakan produksinya
 Inti konsep ekonomi
1) Keterbatasan sumber daya
2) Keinginan tidak terbatas
3) Barang dan jasa yang terbatas (langka)
4) Pilihan kombinasi produksi dan konsumsi
5) Kepuasan maksimum yang dimungkinkan
6) Kesejahteraan masyarakat

2. Mengapa Ekonomi disebut sebuah ilmu sesudah Adam Smith


Titik awal kelahiran ekonomi sebagai ilmu setelah terbitnya buku Adam Smith (1776)
yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations yang
sering disingkat The Wealth of Nations. Mereka beranggapan bahwa Adam Smith
dengan karyanya itu berhasil menjelaskan bahwa ekonomi telah memenuhi kriteria
dasar keilmuan, yakni memiliki objek baik formal maupun material, mempunyai
metodologi atau pendekatan, dan tersusun sangat sistematis. Di samping itu, ekonomi
memenuhi tiga aspek persyaratan ilmiah, yaitu aspek ontologi, epistimologi maupun
aspek aksiologi. (Ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang
ada. Epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang teori, sedangkan Aksiologi
adalah kajian tentang nilai ilmu pengetahuan).

3. Apa teori yang dikemukakan Adam Smith


Adam Smith mencetuskan sejumlah teori. Salah satu yang terkenal dan mencuri
perhatian khusus yakni tentang prinsip dasar dari teori tangan tak terlihat atau dikenal
juga dengan teori tangan tuhan (the invisible hand), yakni adanya keyakinan bahwa
keseimbangan pasar terbentuk secara natural dengan adanya pertemuan supply
(penawaran) dan demand (permintaan).
Teori ini menafikkan peran pemerintah dalam aktifitas ekonomi karena dianggap
sebagai penghambat perekonomian. Bertemunya suply dan demand secara alamiah
merupakan respon dari rasionalitas hidup manusia dimana setiap manusia memiliki
kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri dan mendapat keuntungan pribadi
yang besar.

4. Apa bukti teori tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan


Penghargaan terhadap sistem ekonomi pasar yang diciptakan Smith bukan karena
sistem ini pe- lik dan complicated, tetapi justru karena kesederhanaannya. Sistem
ekonomi pasar tidak membutuhkan perencanaan dan pengawasan dari pihak manapun.
Jika banyak campur tangan pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi, yang
pada gilirannya akan membawa perekonomian pada inefficiency dan
ketidakseimbangan. Ajaran Perekonomian Liberal Smith menandai adanya perubahan
yang revolusioner dalam pemikiran ekonomi. Orang sering keliru menganggap bahwa
sistem ekonomi liberal yang didasarkan pada paham individuallisme ini akan
mengakibatkan terganggunya harmoni sosial. Akan tetapi Smith berpandangan
sebaliknya. Walau tiap orang didorong untuk mengejar kepentingan masingmasing,
adanya persaingan bebas akan menjamin bahwa masyarakat secara keseluruhan akan
menerima benefit. Negara-negara yang
menganut sistem ekonomi pasar terbukti menikmati tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, sedang negara-negara yang mengabaikan kekuatan mekanisme pasar
dalam mengalokasikan sumber daya dan mendistribusikan barang dan jasa tertatih-
tatih dalam melaksanakan pembangunan.
Adam Smith menekankan invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, oleh
karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses
ini, konsep ini dipresentasikan sebagai mekanisme pasar sebagai karya sebagai
instrumen utamanya. (Deliarnov, 1997 : 35-37).

The Invisible Hand. Menurut Adam Smith, ahli ekonomi kapitalis, mengemukakan teorinya
bahwa dalam perekonomian segala sesuatunya akan berjalan sendiri-sendiri menyesuaikan
diri menuju kepada keseimbangan menurut mekanisme pasar. Tarik-menarik kekuatan
dalam sistem perekonomian itu seperti dikendalikan oleh “the invisible hand”, sehingga
dengan demikian tidak memerlukan begitu banyak campur tangan pemerintah. Maka
menurut Adam Smith peranan pemerintah hanya meliputi tiga fungsi saja, yaitu memelihara
keamanan dan pertahanan dalam negeri, menyelenggarakan peradilan, menyediakan
barang-barang yang tidak bisa disediakan oleh swasta. Masa sekarang ini, banyaknya
perkembangan dan kemajuan akibat semakin majunya teknologi dan banyaknya penemu-
penemu baru serta semakin terbukanya perekonomian antar negara, menyebabkan begitu
banyak kepentingan yang saling terkait dan berbenturan. Hal ini menyebabkan peran
pemerintah semakin dibutuhkan dalam mengatur jalannya sistem perekonomian, karena
tidak sepenuhnya semua bidang perekonomian itu dapat ditangani oleh swasta.

5. Apa kelemahan Teori Adam Smith


Asumsi bahwa setiap tahap pembangunan berada pada kondisi pasar persaingan
sempurna. Sedangkan, pasar persaingan sempurna pada dasarnya tidak pernah ada di
dunia sehingga asumsi tidak realistis ini menjadi kelemahan pada teori Adam Smith.
Kemelut yang berkepanjangan telah melanda kelompok kapitalisme awal abad ke-19,
yang berakibat depresi ekonomi di tahun 1930-an, dan berimbas kepada tenggelamnya
paham liberalisme
6. Bagaimana pandangan Karl Marx
Teori pembangunan ekonomi yang dikemukakan Karl Marx selalu didasarkan pada
asumsi bahwa masyarakat terbagi pada dua golongan, yaitu masyarakat pemilik modal
dengan masyarakat bukan pemilik modal dan masyarakat pemilik tanah dengan
masyarakat bukan pemilik tanah. Dimana dalam kedua golongan ini terjadi konflik
kepentingan. Menurut Marx, kemampuan para pengusaha terletak pada kemampuan
mereka dalam memanfaatkan nilai lebih dan produktivitas buruh yang dipekerjakan.
Nilai lebih merupakan selisih antara nilai produktivitas buruh dan upah buruh yang
kemudian menjadi keuntungan bagi para pengusaha.

7. Bagaimana perbandingan antara kapitalisme dan sosialisme dalam menyejahterakan


masyarakat
 Pada masa kapitalisme para pengusaha merupakan pihak yang memiliki posisi tawar
menawar yang relatif tinggi dibandingkan dengan pihak lain khususnya para buruh,
bahkan dalam masa kapitalisme ini, buruh sama sekali tidak memiliki posisi tawar
menawar terhadap para pengusaha kapitalis. Hal ini yang menyebabkan terjadinya
eksploitasi besar-besaran terhadap buruh dan para pengusaha lebih fokus pada
peningkatan pendapatan mereka dengan melakukan pemupukan modal.
 Sejalan dengan perkembangan teknologi, pemupukan modal yang dilakukan
pengusaha dialihkan pada investasi teknologi sehingga terjadi peralihan tenaga
manusia dengan tenaga mesin yang pada akhirnya mengurangi eksploitasi buruh
namun meningkatkan angka pengangguran. Fase ini merupakan titik awal tata
masyarakat sosialis yang mana terjadi perubahan yaitu pemupukan modal pada
masa kapitalis diganti dengan pemerataan kesempatan pemilikan sumber daya
sehingga semua pihak memiliki posisi yang sama dalam hal tawar menawar.
8. Bagaimana resep J.M. Keynes dalam menanggulangi resesi ekonomi
 Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa
mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi
makro), agar mendekati posisi Full Employment-nya. Permintaan Agregat adalah
seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk
membeli barang dan jasa dalam satu tahun.
 Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang
terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi
penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka
akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan
naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama. Apabila permintaan
agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi ―kelebihan produksi
terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun, atau
keduanya terjadi bersama-sama.
1. Pemikiran Adam Smith
Adam Smith mencetuskan sejumlah teori. Salah satu yang terkenal dan mencuri perhatian
khusus yakni tentang prinsip dasar dari teori tangan tak terlihat atau dikenal juga dengan teori
tangan tuhan (the invisible hand), yakni adanya keyakinan bahwa keseimbangan pasar
terbentuk secara natural dengan adanya pertemuan supply (penawaran) dan demand
(permintaan).
Teori ini menafikkan peran pemerintah dalam aktifitas ekonomi karena dianggap sebagai
penghambat perekonomian. Bertemunya suply dan demand secara alamiah merupakan respon
dari rasionalitas hidup manusia dimana setiap manusia memiliki kecenderungan untuk
mementingkan diri sendiri dan mendapat keuntungan pribadi yang besar.
Kecenderungan itu akan mendorong orang untuk memproduksi barang kebutuhan konsumen.
Namun jika produksi itu berlebih, maka pasar akan meresponnya dengan penurunan harga,
demikian pula sebaliknya ketika suatu produk langka, maka harganya akan menjadi tinggi.
Pemikiran Adam Smith dalam teori the invisible hand ini menjadi dasar lahirnya paham
kapitalisme ekonomi. Banyak ilmuwan mengembangkan teori itu untuk memperkuat argumen
Smith dan untuk menekan pemerintah agar memberikan kebebasan ekonomi yang seluas-
luasnya kepada para pelaku ekonomi tanpa campur tangan pemerintah.
Dalam prakteknya, teori tangan tuhan buah pikir Adam Smith lebih banyak memihak kepada
para pemilik modal. Atas nama investasi, para pemilik modal mengeksploitasi sumber daya
dunia untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan sekaligus mengakumulasi modal.
Akibatnya, jurang ketimpangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin kian tinggi.
Dengan modal yang terus terakumulasi, para pemilik modal mampu menciptakan teknologi
baru untuk mengefisienkan proses produksi yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar lagi dan mengakumulasi modal lagi tanpa batas.
Sementara disisi lain, penemuan teknologi baru itu berimplikasi pada berkurangnya peran
manusia dalam proses produksi yang membuat banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaannya.
Dengan demikian, peran modal menjadi kian dominan dalam aktifitas ekonomi.
Tanpa memiliki modal yang cukup, seseorang atau suatu kelompok atau bahkan suatu negara
tidak akan mampu mengembangkan perekonomiannya sehingga tidak mampu menghasilkan
keuntungan. Akibatnya orang-orang yang tidak memiliki modal itu tetap terjebak pada
kemiskinan disaat para pemilik modal menikmati hasil dari kekayaan alam disekitar mereka.
Smith meletakkan dasar-dasar teori ekonomi pasar bebas klasik di setiap karyanya. The Wealth
of Nations menjadi salah satu karyanya yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk disiplin ilmu
ekonomi modern. Buku tersebut juga dianggap sebagai karya modern ekonomi pertama
sekaligus sebagai magnum opus.
2. Alfred Marshal
Dari sekian banyak tokoh noe-klasik yang dianggap sebagai tokoh paling utama adalah Alfred
Marshall (1842-1924). Menger dianggap sebagai pelopor aliran Austria, dan Walras dianggap
sebgai pelopor aliran
Lausanne. Berbeda dengan kedua tokoh itu, Marshall dianggap pelopor aliran atau mazhab
Cambridge (Cambridge Scholl of Economics) di Inggris.
Pendidikan dasarnya ditempuh di sekolah Mercant Taylor dan lulus dalam bidang matematika
di St. John’s Collage, Cambridge. Pada 1868 marshall diangkat sebagai tenaga pengajar dalam
bidang moraldi Cambridge dan pada saat yang samaia mulai mempelajari ilmu ekonomi. Tahun
1882 ia mengajar ekonomi politik di Bristol dan tahun 1885 kembali ke Cambridge. Ia mengaku
jabatan ketua Jurusan Ekonomi Publik di Cambridge hingga tahun 1908.
Marshall dianggap sangat berjasa dalam memperbarui asas dan postulat pandangan-
pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan pasar neo-klasik sebelumnya. Menurut
kaum klasik, harga barang ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk mengahasilkan barang
tersebut. Dengan demikian, bagi kaum klasik yang menentukan harga adalah sisi penawaran.
Pendapat klasik tersebut ditentang oleh tokoh-tokoh neo-klasik lain seperti Jevons, Menger,
dan Walras. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan.
Jevons, Menger dan Walras secara bersama-sama telah mengembangkan analisis yang sifatnya
revolusioner tentang faktor-faktoryang menentukan harga-harga relatif. Semuanya tidak setuju
dengan teori ini dinilai tidak berlaku secara umum. Mereka secara tegas juga mengkritik teori
nilai upah buruh (labour theory of value) Ricardo serta teori biaya produksi dari Senior dan Mill.
Teori biaya produksi yang ditentang itu mengatakan bahwa harga abarang ditentukan oleh
biaya-biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.
Bagi Jevons, Menger, dan Walras biaya-biaya bukan satu-satuya faktor yang menentukan harga-
harga, yang paling menentukan harga, sesuai dengan teori utilitas marjinal, adalah utilitas yang
diterima dari pengonsumsian satu unit terakhir dari barang tersebut.
Jadi jika diperhatikan, teori-teori yang dikembangkan kaum marjinal sangat berbeda dengan
teori yang dikembangkan pakar-pakar klasik tentang harga. Kalau kaum klasik melihar harga
hanya dari sisi produsen) dari jumlah pengorbanan yang dikeluarkan), kaum marjinal
melihatnya dari sisi konsumen, yaitu dari kepuasan marjinal (marginal utility) pengonsumsian
satu unit barang terakhir.

Marshall tidak menyalahkan kedua konsep diatas, tetapi menggabungnya. Menurut Marshall,
selain biaya-biaya, harga juga dipengaruhi oleh unsur subjektif yang mempengaruhi harga dari
pihak konsumen maupun dari pihak produsen. Unsur subjektif yang mempengaruhi harga dari
pihak konsumen, misalnya pendapatan (daya beli). Dari pihak produsen mungkin keadaan
keuangan perusahaan. Kalau keuangan perusahaan dalam suatu keadaan sulit, misalnya,
kemungkinan perusahaan mau menerima harga yang rendah. Akan tetapi, kalau keadaan
keuangan cukup kuat, mereka juga akan lebih berani dalam mempertahankan harga.
Pertemuan antara permintaan dan penawran yang menentukan harga yang terbentuk di pasar.
Kalau harga yang terbentuk di pasar lebih besar dari biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan barang, berarti perusahaan dalam jangka pendek memperoleh keuntungan. Akan
tetapi, dalam jangka panjang keadaan akan kembali normal. Hal itu karena, keuntungan yang
dinikmati perusahaan tersebut akan menarik perusahaanperusahaan lain masuk pasar. Makin
banyak perusahaan masuk pasar, berarti semakin banyak pula produksi dan penawaran.
Kelebihan penawaran atas permintaan akan memaksa harga-harga turun dan keadaan kembali
pada situasi semula.

Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya
dua mata gunting. Dengan demikian, analisis biaya produksi merupakan pendukung sisi
penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan permintaan. Dalam
menentukan harga keseimbangan antara sisi penawaran dan permintaan tersebut atau biasa
disebut dengan harga ekuilibrium, maka digunakannya asumsi ceteris paribus204.
sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar
diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam
membahas kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap.
TEORI keynes tentang penggunaan uang masyarakat
1. Untuk Transaksi dan berjaga-jaga
Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung
dari pendapatan. Makin tinggi pendapatan, maka makin besar keinginan akan uang kas
untuk transaksi. Pada saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk transaksi
sebanyak M0. Dan pada saat pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk
transaksi sebanyak M1. Dari sini jelas bahwa Keynes mengikuti jejak kaum klasik
(Marshall) bahwa permintaan uang untuk transaksi tergantung dari pendapatan. Banyak
sedikitnya permintaan uang untuk berjaga-jaga juga ditentukan oleh pendapatan.
Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan untuk berjaga-jaga.
2. Untuk Spekulasi
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat
bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas
untuk tujuan atau motif spekulasi. Alasannya, pertama apabila tingkat bunga naik,
berarti ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money) makin besar
atau tinggi, sehingga keinginan masyarakat akan uang kas akan semakin rendah, begitu
juga sebaliknya. Pada saat suku bunga sebesar r0, permintaan uang untuk berspekulasi
sebanyak M0. Dan ketika suku bunga bertambah atau meningkat menjadi r1,
permintaan uang untuk spekulasi turun menjadi M1.

M1. Untuk transaksi dan berjaga2 M12. Untuk spekulasi

Y r

Y r0
1
Y r1
0
M M
m m
1 m 2
0 m
1
0
1
3. Teori Keynes dan klasik
a. Penawaran barang
Klasik= Penawaran akan selalu menghasilkan permintaan, keynes=Penawaran tidak
selalu menghasilkan permintaan
Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi
atau kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar
bersih (clearing market) atau pasar dalam kondisi keseimbangan atau ekuilibrium.
Jika pada suatu waktu terjadi kelebihan atau kekurangan produksi, maka mekanisme
pasar akan secara otomatis mendorong kembali perekonomian tersebut pada
kondisi dimana tingkat produksi total masyarakat (penawaran agregat) akan
memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat (full employment level of
activity). Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa
di dunia nyata ini: Berlaku hukum Say (Say’s Law)
Menurut Keynesian permintaan barang tidak selalu sama dengan penawaran karena
tidak semua income dibelanjakan tetapi sebagian dari pendapatan tersebut akan
disimpan dalam bentuk tabungan (saving). Tabungan tidak menambah permintaan
efektif terhadap barang dan jasa kalau tidak segera diinvestasikan sehingga akan
terjadi kelebihan stok barang atau kelebihan produksi barang (penawaran).
b. Tenaga kerja
Kaum klasik menganggap bahwa di pasar tenaga kerja, seperti halnya di pasar
barang, apabila harga tenaga kerja (upah) cukup fleksibel maka permintaan tenaga
kerja selalu seimbang dengan penawaran tenaga kerja. Ekonomi selalu dalam
keadaan full employment sehingga tidak ada pengangguran.
Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran terhadap
tenaga kerja selalu seimbang (equilibrium) karena harga-harga fleksibel, maka
menurut Keynes pasar tenaga kerja jauh dari seimbang, karena upah tidak pernah
fleksibel, sehingga permitaan dan penawaran hampir tidak pernah seimbang
sehingga pengangguran sering terjadi. Ekonomi umumnya dalam keadaan under
employment sehingga ada pengangguran
c. Mengenai uang
Uang adalah netral, Kaum klasik memiliki teori permintaan akan uang yang cukup
terkenal, yaitu teori kuantitas. Teori kuantitas mengatan bahwa masyarakat
memerlukan uang tunai untuk keperluan transaksi tukar menukar (misal: jual beli
barang dan jasa), bukan untuk tujuan lain. Menurut kaum klasik karena uang tidak
bisa menghasilkan apa-apa kecuali hanya untuk mempermudah transaksi, maka
uang yang diminta oleh masyarakat hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk membiayai proses transaksi mereka.
Menurut Keynesian permintaan uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
kebutuhan transaksi (transaction motive)
kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive) dan
kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi. Sehingga Jumlah
uang mempengaruhi perekonomian
d. Mengenai investasi dan tabungan
Menurut teori klasik Tabungan dan investasi akan sama dan ditentukan oleh tingkat
ekuilibrium suku bunga. Menurut keynesian Tabungan ditentukan oleh pendapatan.
Investasi ditentukan prospek ekonomi. Umumnya investasi lebih rendah dari
tabungan
karya Ricardo yang paling terkenal adalah Principles of Political Economy and Taxation pada
tahun 1917.

Dalam teori ini David Ricardo membagi masyarakat dalam tiga golongan:

1. masyarakat pengusaha atau kapitalis – golongan ini yang memperoleh pendapatan


berupa keuntungan dari hasil investasi
2. masyarakat pekerja atau buruh – golongan yang memperoleh pendapatan berupa
upah. Besarnya upah masih sangat bergantung pada modal.
3. tuan tanah atau bangsawan – golongan ini memperoleh berupa uang sewa atas tanah
yang disewakan kepada golongan pengusaha/kapitalis

Pemupukan modal menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada
suatu Negara. Pemupukan modal dan investasi sangat bergantung pada perilaku menabung
masyarakat, sementara di sisi lain kemampuan menabung masyarakat ditentukan oleh
kemampuan menguasai dan mengeksplorasi sumber daya yang ada. Artinya menurut teori ini,
orang yang mampu menabung adalah kelompok pengusaha dan tuan tanah.
Dik: CA = 80+0,8Y

CB= 80+0,6Y

Y=C

Y=80+0,8

Anda mungkin juga menyukai