Anda di halaman 1dari 28

EMPAT KUTUB IDEOLOGI

KAPITALISME

I. Pokok-pokok pikiran Adam Smith (Wealth of Nation)


Smith menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam ekonomi modern pada saat itu, yakni
bagaimana meningkatkan kekayaan atau kemakmuran suatu Negara dan bagaimana kekayaan
tersebut didistribusikan.

Satu – satunya sumber kekayaan suatu Negara adalah produksi yang merupakan hasil kerjasama
tenaga kerja manusia dan sumber –sumber daya. Kekayaan akan bertambah searah dengan
peningkatan ketrampilan dan efisiensi para tenaga kerja, dan sejalan dengan persentase
penduduk yang terlibat dalam proses produksi.

Kesejahteraan ekonomi setiap individu bergantung pada perbandingan antara produksi total
dengan jumlah penduduk atau sekarang disebut pendapatan riel perkapita. Hal ini
berseberangan dengan pendapat ajaran kaum merkantilis yang mengatakan bahwa kekayaan
suatu Negara berasal dari kelebihan atau surplus ekspor.

Adam Smith mengatakan bahwa spesialisasi kerja dan penggunaan mesin – mesin merupakan
saran utama peningkatan produksi. Sedangkan peluang pelaksanaan spesialisasi kerja
tergantung seberapa luas pasar (permintaan). Maka penting pembangunan infrastruktur untuk
memperluas pasar sehingga memungkinkan perkembangan perdagangan dan industri.

Jika plato berfikir perbedaan pekerjaan terjadi karena ada perbedaan bakat, sedangkan smith
mengatakan bahwa perbedaan bakat terjadi karena perbedaan pekerjaan, karena menurut
smith yang mendorong orang untuk melakukan spesialisasi adalah kodrat manusia yang
mempunyai hasrat untuk melakukan barter dan perdagangan.

Menurut smith pasar memiliki peran sentral dalam kehidupan ekonomi. Nilai riil suatu barang
ditentukan oleh sedikit banyaknya (proses) kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang
tersebut, yang meliputi lamanya waktu, intensitas kerja, latihan, pendidikan yang ditempuh
untuk menjadi pekerja terampil, dll. Sehingga spesialisasi menjadi sangat penting.

Menurutnya suatu perekemonian uang, harga pasar (nilai nominal) tidak selalu sama dengan
nilai riil, karena permintaan efektif (keinginan yang disertai kemauan dan kemampuan untuk
membayar) terhadap suatu barang kadang kala lebih besar dari penawaran, atau permintaan
lebih besar dari pada jumlah produksi barang dan jasa.

Permintaan lebih besar dari penawaran ini yang menyebabkan harga-harga naik melebihi nilai
riil dan sangat menguntungkan bagi para produsen sehingga menarik orang – orang lain untuk
berkompetisi dalam memproduksi barang tersebut. Pada akhirnya penawaran menjadi lebih
tinggi dan menyebabkan harga turun lebih rendah dari nilai riilnya.

Maka diharapkan setiap orang akan memperoleh keuntungan dari pasar bebas karena setiap
orang akan mempunya banyak pilihan akan barang dan harga.

Latar belakang Lahirnya Kapitalisme


Perkembangan sistem sosial masyarakat di awali sistem komunal primitif, perbudakan (slavery),
feodalisme, kapitalisme, sosialisme dan komunisme. Perkembangan sistem sosial masyarakat
disebabkan oleh perkembangan tenaga-tenaga produktif atau faktor ekonomi.
Adam Smith mengkampanyekan konsepsi Laissez faire, Laissez Passer yang secara harfiah dapat
diterjemahkan dengan ”biarkan semuanya berjalan sendiri, biarkan barang-barang lewat”, yang
pertama kali dimunculkan oleh Anne Jacques Turgot yang merupakan kaum fisiokrat dari
Prancis. Turgot merupakan sumber pemikiran Adam Smith yang sekaligus menginspirasinya
dalam penulisan karya monumental The Wealth Of Natians (WN).

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 1
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
Adam Smith
1. Hakekat sistem pasar bebas
Kebebasan merupakan aspek fundamental keadilan. Setiap orang bebas melakukan apapun
yang dikehendaki dalam ranah ekonomi, namun kebebasan tersebut harus memperhatikan
prinsip-prinsip keadilan, yang dalam istilah Adam Smith dikatakan sebagai prinsip no harm atau
larangan untuk merugikan orang lain.

Adam Smith sangat menentang tindakan monopoli dalam sistem pasar bebas. Oleh karena itu
pemerintah harus campur tangan ketika terjadi tindakan monopoli dalam pasar bebas. Tindakan
intervensi pemerintah tersebut dibenarkan sebab dalam rangka untuk menegakkan keadilan
akibat munculnya tidakan monopoli yang merugikan pihak lain. Dalam hal ini, pemerintah
adalah wasit yang harus menjaga kelangsungan pasar bebas yang senantiasa harus bertindak
adil dan berdiri di atas semua kepentingan masyarakat.

Tindakan monopoli dalan pasar bebas selain menghambat keberlangsungan pasar bebas yang
didasarkan pada sistem kompetitif murni yang fair, juga menghasilkan efek negatif yaitu ;
pertama monopoli mengakibatkan harga yang tinggi bagi konsumen dan membuat keadaan
konsumen lebih buruk. Kedua monopoli merupakan musuh besar dari menejemen yang baik,
sebab dengan kompetisi yang fair, maka para pengusaha dan meneger akan berfikir dan
meningkatkan kreatifitas dalam meningkatkan efisiensi kegiatan bisnis. Ketiga monopoli
mengakibatkan lahirnya regulasi perundang-undangan yang tidak adil dalam pasar. Keempat
monopoli akan mengakibatkan misalokasi sumber daya, sebab aktifitas produksi yang besar
bukan atas dasar adanya kebutuhan atas barang tersebut, melainkan untuk mendapatkan
keuntungan yang besar dengan harga yang tinggi.

2. Mekanisme Invisible Hand


Adam Smith menolak pandangan yang mengabaikan sistem perburuhan dan pembagian kerja,
tetapi buruh merupakan prioritas tinggi dan pembagian buruh kedalam beberapa unit kerja
(profesionalisme) akan menaikkan daya hasil produksi.
Adam Smith juga menolak bahwa kesejateraan diukur dari logam mulia (Emas dan Perak) yang
masuk dan kecenderungan proteksionis negara terhadap individu – individu yang
mengembangkan modal. Sehingga Adam Smith menyatakan :
.....Setiap individu berusaha untuk menggunakan modalnya sehingga diperoleh hasil yang
setinggi-tingginya. Dia sebenarnya tidak bermaksud untuk menunjang kepentingan umum
dengan perbuatannya itu, dan pula ia tidak tahu sampai seberapa jauhkah untuk
kepentingannya itu. Ia berbuat itu hanyalah untuk kepentingannya sendiri, hanya untuk
keuntungan sendiri. Dan dalam hal ini ia dibimbing “tangan gaib” untuk mencapai sesuatu yang
menjadi tujuan utamanya. Dengan mengejar kepentingan pribadi itu, ia akan mendorong
kemajuan masyarakat dengan dorongan yang sering kali bahkan lebih efektif dari pada kalau ia
sengaja melakukannya....

Adam Smith mengajukan konsep kesejahteraan dapat terwujud, jika negara harus memberikan
kebebasan individu dalam memiliki dan mengembangkan modalnya baik di dalam negara
maupun antar negara mendorong negara pada saat itu untuk memberikan kebebabasan
individu dalam mengembangkan modal yang dimilikinya baik pada wilayah lokal maupun
tansnasoinal.

Menurut Adam Smith, ada 3 peran pemerintah ;


1. Di bidang ekonomi, pemerintah berperan sebagai wasit atau penegak keadilan, maka harus
ada;
 Pemisahan dan kemerdekaan antara kekuasaan ekskutif, legislatif dan yudikatif.
 Pembatasan kekuasaan pemerintahan yang harus tunduk dan patuh pada hukum dan
keadilan.
 Kekuasaan oposisi, untuk mengkontrol kebijakan pemerintah, menjamin dan mengawasi
bahwa pemerintah akan senantiasa bertindak adil.

2. Di bidang pertahanan dan keamanan, pemerintah memperkuat fungsi pertahanan dan


keamanan untuk melindungi warga dari ancaman dan serangang bangsa lain, dan tetap harus
dibatasi kewenangannya dalam ranah ekonomi.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 2
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
3. Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana publik serta pemenuhan pendidikan umum
yang menyeluruh bagi seluruh rakyat..

Melalui tiga fungsi dasar pemerintah tersebut, Adam Smith meyakini bahwa kesejahteraan akan
dapat mudah terealisasi dari pada peran pemerintah yang jauh lebih dominan namun
cenderung distorsif. Oleh karena itu, dengan bimbingan Invisible Hand (Tangan Gaib), sistem
pasar bebas akan mampu menjwab segenap permasalahan dan pertanyaan selama ini
bagaimanakah cara untuk mendatangkan kesejahteraan.

Paul Anthony Samuelson (1915- )


1. Dibidang Ekonomi, pemerintah berperan dan berfungsi, yaitu ;
 Menyusun kerangka kerja ekonomi, hukum, konstitusi dan aturan main dalam
perekonomian, yang harus ditaati oleh perusahaan, konsumen dan bahkan pemerintah
sendiri.
 Menyusun kebijakan stabilisasi makroekonomi, untuk meratakan puncak dan lembah
dari siklus pengangguran dan inflasi.
 Mengalokasikan sumber daya untuk kepentingan publik melalui pajak, belanja negara
dan peraturan-peraturan jika kegagalan pasar menjadi penting.
Namun demikian, tidak bisa diingkari bahwa dalam realitasnya pasar tidak selalu
berjalan secara ideal sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, intervensi peran dari
negara (pemerintah) sangat diperlukan di bidang kegiatan ekonomi yang antara lain :
 Munculnya struktur pasar dimana pasar persaingan sempurna telah rusak. Dalam
kondisi demikian pemerintah harus melakukan intervensi pasar dalam bentuk
menetapkan kebijakan dan regulasi antitrust bahkan sampai pada kebijakan
memecah perusahaan raksasa.
 Munculnya permasalahan ketidakefisienan pasar berupa eksternalitas.
 Munculnya diskriminasi terhadap kelompok tertentu dalam aktifitas
perekonomian. Dalam kondisi demikian maka pemerintah harus ikut campur
tangan untuk mengatasi hambatan pasar berupa diskriminasi tersebut.
 Mewujudkan tunjangan sosial (redistribusi) untuk mendistribusikan sumberdaya.

2. Instrumen kebijakan ekonomi pemerintah, terwujud dalam dua kebijakan utama, yakni
kebijakan fiskal yang berada di- bawah otoritas pemerintah dan kebijakan moneter yang berada
di bawah otoritas bank sentral. Kedua macam kebijakan tersebut, diorientasikan dalam rangka
terciptanya stabilisasi ekonomi dalam negara.

a. Kebijakan moneter suatu negara secara umum terdiri atas beberapa hal:
1. Operasi pasar terbuka (OPT)
2. Penetapan cadangan
3. Tingkat diskonto

b. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengaturan kinerja
ekonomi melalui mekanisme penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

3. Perspektif empiris teori kapitalisme dalam menghadapi krisis ekonomi yang bertujuan untuk
mengkoreksi sistem ekonomi menuju keseimbangan. Sebagai sample, krisis ekonomi 1929 dan
krisis 2007 yang berawal dari subprime mortgage AS, diangkat untuk dijadikan bahan analisa
untuk memotret realisasi praksis teori kapitalisme tentang peran pemerintah di bidang
ekonomi.
• (4) Masyarakat Kapitalisme
• Dalam masyarakat kapitalisme, uang dikonversi menjadi kapital yang
digunakan untuk membeli tenaga buruh di pasar tenaga kerja untuk
memproduksi barang dagangan (Marx, Capital I, 1867). Uang berubah
menjadi kapital di mana kaum kapitalis memproduksi barang dagangan
atau komditi; tenaga buruh juga menjadi barang dagangan untuk bekerja
dengan kaum kapitalis untuk memperoduksi komoditi (Capital I (1867) VA
I, pp. 176-8).

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 3
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
II. Sejarah Merkantilisme
Terminologi Merkantilisme berasal dari bahasa Latin, yaitu mercari yang berarti “jual beli”yang
berakar dari kata merx, berarti “komoditas”.

Lahirnya Merkantilisme dimulai pada abad ke-16, seiring muncul negara – negara baru di Eropa
Barat seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Ketika itu, negara-negara tersebut
berusaha mempertahankan kedaulatan, kebebasan dengan mewujudkan kesejahteraan
rakyatnya, dengan cara negara / raja melakukan campur tangan untuk mengintervensi atau
mengatur seluruh sendi perekonomiannya. Merkantilisme menjadi salah satu tahap
perkembangan sejarah kebijakan ekonomi yang dikaitkan erat dengan kesatuan politik dan
kekuatan nasional.

Merkantilisme tumbuh dan berkembang pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat,
walaupun istilah merkantilis belum dikenal saat itu dan baru diperkenalkan pertama kali oleh
Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan Adam Smith pada
tahun 1776 dalam bukunya The Wealth of Nations.

Awalnya pada abad 16 bermunculan kota – kota besar di negara baru merdeka seperti London,
Paris dan Napoli, menyebabkan tumbuh dan berkembangnya berbagai produk yang dihasilkan
pengrajin, yang menandai mulai periode Masyarakat Pasar (Market Society).

Merkantilisme menitikberatkan kemakmuran negara pada tingkat kekayaannya atau diukur


dengan jumlah logam mulia yang dimiliki seperti emas, perak dan barang tambang lainnya.
Kekayaan negara tersebut diperoleh dari perdagangan dengan luar negeri, yang bisa
ditingkatkan dengan meningkatkan produksi dan perluasan pasar.

Semakin banyak logam mulia, maka semakin makmur negara itu dibandingkan dengan negara
lainnya. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk meningkatkan ekspor, yang bisa
mendatangkan surplus perdagangan.

Dalam sistem merkantilisme negara / raja menerapkan memproteksi produksi dalam negeri
dengan cara memberi insentif untuk eksport dan menerapkan tarif besar pada barang – barang
import. Pada masa penerapan merkantilisme, setiap negara eropa berlomba-lomba untuk
mendapatkan wilayah yang akan dijadikan pasar baru, hingga akhirnya wilayah – wilayah
pasar baru tersebut dijadikan sebagai wilayah jajahan / koloni untuk memproduksi bahan
mentah untuk keperluan industri dan penduduknya dipaksa untuk membeli produksi industri
dari negara induk / penjajah.

Intinya Merkantilisme merupakan sistem politik ekonomi yang memberikan kewenangan penuh
kepada Negara / Raja untuk mengatur dan mengintervensi sistem ekonomi, dalam menciptakan
kemakmuran negara yang diukur dari jumlah logam mulia yang dimiliki serta logam mulia
(kekayaan) diperoleh dari perdagangan internasional sebagai jalan utama.

Tujuan Merkantilisme dalam memakmur negara adalah untuk memperbanyak aset dan modal
negara/ raja, melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan
negara/ raja, untuk membiayai negara /raja sebagai satu – satunya penguasa ekonomi, serta
membiayai dan memperkuat armada perang.

Aliran Merkantilisme terbagi dua yaitu :


A. Bullionist
Kelompok Bullionist mendorong negara memperoleh sebanyak-banyaknya logam mulia dengan
cara ekspor sebesar-besarnya, melarang impor dengan ketat, dan surplus ekspor harus dibayar
dengan logam mulia

B. Merkantilist Murni

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 4
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
Kelompok Merkantilist Murni mendorong kegiatan ekonomi dengan menurunkan suku bunga
untuk menguntungkan pencari kredit dan meningkatkan jumlah peredaran uang untuk
meningkatkan daya beli yang otomatis dapat meningkatkan harga barang. Agar uang bertambah
maka harus mengedepankan perdagangan internasional dan negara wajib berusaha
memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan.

Kritik terhadap Merkantilisme


A. David Hume
Hume mengkritik keras Ide pokok merkantilis yang mengagungkan logam mulia, dengan
menyatakan bahwa menambah logam mulia sama dengan menambah jumlah uang beredar
(money supply).
Bila uang yang beredar naik sedangkan tingkat produksi tetap, maka akan terjadi kenaikan
harga barang / inflasi. Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga barang – barang
ekspor. Jika harga barang ekspor lebih mahal dapat menurunkan permintaan luar negeri dan
bahkan harga barang impor yang lebih rendah dari pada barang dalam negeri akan
meningkatkan impor. Jika cadangan logam mulia (uang) habis membiayai barang impor, maka
akan berkurang logam mulia yang dimiliki oleh negara / raja, sehingga menyebabkan berkurang
kekayaannya atau menjadi lebih miskin.

B. Adam Smith
Kritikan Hume ini kemudian melahirkan teori klasik atau absolute advantage dari Adam Smith
pada akhir abad ke-18.
Kritik Adam Smith:
1. Ukuran kekayaan (kemakmuran) suatu negara/raja bukan berdasarkan logam mulia, tetapi
berdasarkan peningkatan jumlah nilai tambah produksi barang domestik (PDB) ditambah
dengan surplus perdagangan.
2. Pemerintah harus mengurangi campur tangannya dalam perdagangan, sehingga mendukung
terjadinya perdagangan bebas, yang akan meningkatkan daya kompetisi sehingga mendorong
spesialisasi berdasarkan absolute advantage.
3. Spesialisasi akan mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi yang akan meningkatkan
PDB dan surplus perdagangan.

III. Kolonialisme dan Imperialisme serta Liberalisme


Ketika Raja Henry VII penganut sistem merkantilisme berkuasa, Inggris memperoleh keuntungan
besar dari perdagangan luar negeri dan mendorong pemerintah untuk menguasai wilayah lain
yang akan dimanfaatkan sebagai wilayah monopoli perdagangan (produksi bahan mentah dan
pasar barang jadi). Dan menyebabkan negara lain penganut sistem merkantilisme ketika itu
seperti Belanda, Perancis dan Spanyol tergoda mengikuti jejak tersebut. Perlombaan antara
negara – negara eropa tersebut memperluas daerah – daerah jajahan / koloni di penjuru dunia
bahkan semakin memperluas peperangan antar negara eropa dalam rangka memperebutkan
daerah koloni diberbagai penjuru dunia.

Merkantilisme menghasilkan Kolonialisme dan Imperialisme, perdagangan internasional


semakin dinamis, serta berkembangnya teknologi – teknologi baru seperti penemuan mesin uap
dalam rangka efisiensi produksi di masa revolusi industri.

Kolonialisme berasal dari kata “Colonia” (Latin) yang artinya tanah permukiman (jajahan) dan
“Coloni” yangn berarti negara yang dikuasai. Kolonialisme adalah sistem penjajahan suatu
negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain untuk tujuan yang bersifat militer dan
ekonomi. Awalnya kolonialisasi dilakukan untuk mendapatkan bahan mentah yang murah tetapi
meningkat kepada pemaksaan untuk membentuk pemerintahan yang dikendalikan penuh oleh
negara kolonial.

Imperialisme berasal dari kata “Imperator” (Latin) yang artinya memerintah dan “Imperium”
yang berarti negara yang menguasai daerah jajahan yang luas. Imperialisme adalah sistem
penjajahan suatu negara terhadap daerah lain dengan membentuk pemerintah jajahan yang
untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan agar mendapatkan kekuasaan dan
keuntungan yang lebih besar.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 5
EMPAT KUTUB IDEOLOGI

Imperialisme mendorong pembinaan rakyat yang dijajah / pemerintahan yang dipengaruhinya


agar bisa memberikan keuntungan yang lebih besar, misalnya mendorongpeningkatan
pendidikan, kesehatan, kualitas perundang-undangan, dan sistem pemerintahan yang tentunya
sesuai dengan ide-ide dan kebudayaan negara imperium.

Akibat dari kekuasaan negara / raja yang sangat kuat untuk mengatur sistem perdagangan yang
berpengaruh monopoli negara pada pengaturan seluruh sendi kehidupan warga negara, maka
lahirlah keinginan untuk bebas dari segala bentuk kekangan negara / raja dan pengakuan
persamaan hak di segala bidang kehidupan. Sehingga dikenal 3 hal mendasari ideologi
Liberalisme yakni Kehidupan (Life), Kebebasan (Liberty) dan Hak Milik (Property).

IV. Konsepsi Negara persemakmuran (Welfare State)


Negara persemakmuran bekas koloni inggris raya bersama kerajaan inggris.

Negara Persemakmuran menjadi model untuk mengembangkan Istilah Kerjasama kawasan


dalam berbagai bidang, terutama kesepakatan dalam menerapkan Globalisasi kawasan. Seperti
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 6
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
SEJARAH LAHIRNYA KAPITALISME dan PERKEMBANGANNYA.
FEODALISME

KOLONIALISME KUNO ? IMPERIALISME KUNO ?

MERKANTILISME (transisi dari Feodalisme ke Kapitalisme)


Pembatasan Import - Menemukan pasar baru - Kekayaan diukur dengan logam mulia -
Menurunkan suku bunga dan Meningkatkan daya beli.
Mendorong Revolusi Industri
Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda.

KOLONIALISME KAPITALISME KUNO IMPERIALISME


Contoh : Belanda (Kapitalisme Kuno) Contoh : Inggris
terhadap Indonesia David Hume terhadap India melalui
melalui VOC Revolusi Industri East-India Company

KAPITALISME
LIFE – LIBERTY – PROPERTY
Adam Smith

NEO KOLONIALISME NEO IMPERIALISME


Bangsa Eropa di Afrika USA, INGGRIS, dll.
Selatan ?

GLOBALISASI / NEOLIBERAL
(Negara Persemakmuran /
Welfare State)
Masyarakat Ekonomi Eropa
Masyarakat Ekonomi ASEAN

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 7
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
KOMUNISME
Pokok-pokok pemikiran tokoh-tokoh Marxisme, antara lain:

A. Lenin,
Lenin menganggap bahwa Rusia harus melewati tahapan Kapitalisasi.
Pokok Pikiran Lenin bersumber dari 3 gagasan yaitu :
1. Karl Marx
Marx mengadopsi pemikiran Hegel tentang gerak sejarah umat manusia bersifat
evolutif menuju tahap yang semakin tinggi melalui proses yang penuh dialektik, yaitu
proses pertarungan antara tesis dan anti tesis yang menghasilkan sintesis. Sintesis akan
menjadi tesis baru dan secara alamiah akan terbentuk anti tesis baru sehingga terjadi
lagi sintesis baru. Hal ini akan berlanjut hingga tercapai kondisi dimana segala
sesuatunya diselesaikan dalam sejarah dan tidak ada lagi pertentangan antara tesis dan
antitesis karena keduanya sudah lenyap dan melebur membentuk sintesis total yang
mengakhiri dan sekaligus menjadi tujuan semua proses dialektika.
Menurut Marx tujuan sejarah adalah masyarakat tanpa kelas karena yang bergerak dan
bertarung dalam dialektika sejarah adalah kelas-kelas masyarakat yaitu antara mereka
yang menindas dan ditindas. Menurut Hegel yang bergerak dan bertarung dalam
dialektika bangsa adalah negara dengan negara lain.
Menurut Marx untuk mencapai tujuan sejarah itu harus dilalui dua fase terakhir yaitu
fase Feodalisme dan Kapitalisme. Yang menggerakkan perkembangan fase – fase
tersebut berpindah ke fase lainnya adalah perkembangan kekuatan produktif manusia
dari kelas – kelas sosial yang terbentuk sebagai akibat perkembangan kekuatan kelas
proletariat.
Dalam Fase terakhir Kapitalisme, perkembangan kekuatan produktif manusia akan
memuncak namun kekuatan produktif itu hanya dimiliki sebagaian kecil orang saja yaitu
kaum Kapitalis (kaum pemodal). Dan dengan kekuatan produktif tersebut, kaum kapitalis
menindas dan menghisap nilai kerja kelas proletar demi kepentingan pengakumulasian
labanya. Agar persaingan antar kapitalis tidak mengakibatkan kebangkrutan, maka kaum
kapitalis menindas kelas proletar yang akhirnya menumbuhkan kesadaran kelas.
Kesadaran kelas akan menciptakan kesadaran revolusi, dan untuk mengkoordinasikan
gerakan kaum proletar di seluruh dunia maka dibutuhkan sebuah partai yang dapat
mengkoordinasikan gerakan revolusioner, atau partai komunis.
2. Plekhanov
Plekhanov yang pertamakan kali membumikan Marxisme di rusia, mengatakan bahwa
saat itu rusia telah memasuki fase kapitalisme, yang mengubah struktur sosial
masyarakat rusia dan sekaligus menciptakan kondisi bagi pemeritahan otokrasi Tsar.
Plekhanov mengatakan bahwa kaum proletar merupakan kekuatan masa depan sejarah
rusia dan merekalah yang akan melakukan revolusi sosialisme.
3. Kaum Populis
Kaum Populis (bahasa rusia narodnik) yang terdiri dari kaum intelektual rusia yang
percaya akan mampu melalui tahapan kemajuan tanpa harus melalui tahap kapitalisme.
Kesadaran revolusi kaum petani harus dibangkitkan dengan gerakan “turun ke rakyat”
untuk mengkampanyekan propaganda pada kaum petani. Kaum Populis menolak secara
kelas tahapan pada kapitalis dan mengupayakan “lompatan tahap” langsung pada
revolusi sosialis. Hal ini didasari mayoritas masyarakat Rusia adalah petani. Sehingga
menurut kaum populis masyarakat komunisme agraris dapat diterapkan di Rusia.

Sehingga Lenin beranggapan bahwa perlu dibentuk partai pelopor dengan prinsip sentralisme
demokrasi dan disiplin yang kuat untuk menyadarkan massa yang belum sadar, menjadi
massa yang sadar. Dan perempuan memiliki peranan besar dalam menentukan kemenangan.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 8
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
B. Trotsky,
Menurut Trotsky bahwa radikalisme politik di seluruh Eropa Barat bergantung pada kekuatan
borjuis kecil, yang berperan sebagai pengrajin (artisan) dan akhirnya terseret dalam
pembangunan industrial, tetapi pada saat yang sama digeser oleh kelas kapitalis.

Sedangkan di Rusia pada periode pra kapitalis kota-kota dibangun lebih condong ke model Cina
dari pada Eropa, sebagai tempat administratif yang birokratik dan formal, tanpa ada signifikansi
politik. Tidak ada kota – kota di tingkat propinsial di mana kelas menengahnya aktif secara
politik membangun basis – basis kekuatan, pasar – pasar dipenuhi oleh para tuan tanah, petani
dan masyarakat sekitarnya. Laju perkembangan yang terlambat ini dihentikan oleh proses
kapitalis yang dimulai membangun kota – kota besar untuk menjadi kota industri dan pusat
perdagangan dunia, yang juga memperlambat perkembangan bentuk produksi kerajinan.

Itulah yang menghambat proses perkembangan borjuasi kecil dan malah mempercepat proletar
terkonsentrasi di pabrik – pabrik kapitalis, sehingga mendorong terbangunnya kesadaran kelas
kaum proletar.

Kaum Tani tidak bisa berbuat lebih dan tidak bisa menjadi tentara revolusioner yang kompak
kecuali memperburuk anarki politik yang sudah merajalela di Rusia untuk melemahkan posisi
pemerintah. Hanya kaum buruh yang mampu melakukan perlawanan revolusioner dan
pemerintahan revolusioner sementara akan menjadi pemerintahan demokrasi buruh.

Sebagai anak petani, Trotsky melahirkan Teori Revolusi Permanen yang didasarkan pada analisis
perkembangan kapitalisme Rusia lambat karena keterikatan kuatnya feodalisme, yang berbeda
dengan negara barat lainya dimana Kapitalisme yang dikembangkan sudah terlepas dari ikatan-
ikatan feodalisme.

Industri-industri Rusia diciptakan secara instan (cangkokan) oleh Tsar agar segera bisa
memberikan sumber pendapatan yang sangat besar bagi negara. Para aristokrat mendadak
menjadi kapitalis-kapitalis baru. Tetapi mereka lemah secara politik karena keterikatan mereka
dengan Tsarisme, dan secara ekonomik mereka didominasi oleh kapitalis-kapitalis Eropa yang
lebih kuat. Borjuasi Rusia kemudian tidak menjadi kelas yang mandiri. Kaum borjuis Rusia malah
terbukti tidak mampu membuat sebuah revolusi sosial: menggulingkan feodalisme, mengambil
kekuasaan dan melikuidasi seluruh tata sosial lama yang masih digenggam kuat oleh Tsar.

Menurut Trotsky harus kaum proletar yang memegang kendali kekuasaan untuk mewujudkan
revolusi sosial dalam menggulingkan feodalisme dan menghilang seluruh tata sosial lama yang
masih digenggam kuat oleh Tsar, serta membutuhkan dukungan revolusi proletariat
internasional. Hal itu berlaku untuk semua perjuangan di negara – negara terbelakang demi
tuntutan – tuntutan demokratik.

Tugas utama Proletariat adalah merebut kekuasaan: mengkonsolidasi posisi politiknya (posisi
historis-politis), mempersenjatai diri, melucuti kekuatan lawan, memperluas basis revolusi dan
merekonstruksi negara. Banyak massa buruh, terutama yang berada di daerah terpencil, bisa
ditarik masuk ke dalam revolusi dan menjadi bagian dari organisasi politik revolusioner hanya
setelah garda depan revolusi, proletariat urban, memegang kemudi negara.

Kata Trotsky, proletariat perkotaan saja tidak bisa memenangkan perjuangan, tetapi
membutuhkan dukungan kaum tani sebagai “major reservoir of potential revolutionary energy”.
Perjuangan buruh harus membawa agitasinya ke pedesaan dengan tanpa menunda dan menyia-
nyiakan kesempatan. Mayoritas penduduk Rusia merupakan pendukung utama kaum buruh
untuk menggulingkan Tsar. Tetapi kaum tani tidak sanggup untuk memimpin penyerangan
(meskipun mayoritas besar) karena posisi politik dan karakter mereka yang tidak bisa bersatu
dengan kepentingan bersama (common interest). Kaum tani meliputi petani kaya (rich farmer)
dan petani penggarap tak bertanah (landless sharecropper). Kebutuhan yang berbeda dari
petani kaya dan petani penggarap tak bertanah membuat mereka tidak mampu
mengembangkan sebuah program bersama untuk melawan feodalisme. Selain itu, kaum tani
tersebar jauh dari urat nadi kehidupan kota.

Namun sebaliknya dengan kaum buruh, mereka terkonsentrasi di kota-kota dan bisa menyatu
rapat antara satu dengan yang lain karena pola dan disiplin kerja yang sama di dalam industri-

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 9
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
industri besar Rusia yang sebagian besar disokong oleh kapitalisme Eropa. Situasi ini, terkait
dengan posisi politik, karakter dan ritme kerja dari kaum buruh, memungkinkan mereka untuk
memimpin penggulingan terhadap feodalisme yang didukung penuh oleh kaum tani. Begitu
mereka mendapatkan kekuasaan, kaum buruh harus segera membentuk negara buruh dan
menjalankan ekonomi terencana dan melangkah ke arah sosialisme. Setelah kemenangan
tersebut Trotsky meramalkan bahwa tujuan dari kaum buruh dan kaum tani akan menemui
perbedaan dan masuk pada suatu konflik. Kaum tani masih menginginkan kepemilikan individu
atas tanah. Tetapi kebutuhan kaum buruh hanya dapat dipenuhi oleh nasionalisasi atas
industri-industri dan ini, pada akhirnya, membutuhkan nasionalisasi atas pertanian.

Karena kemiskinan dan kontradiksi-kontradiksi internalnya, kelangsungan hidup Revolusi Rusia


akan bergantung pada dukungan dari negara-negara buruh yang akan lahir di negara-negara lain
– terutama di Eropa Barat yang sudah sangat maju. Bahkan setelah mencapai lingkup
internasional, momentum transformasi ini tidak pernah bisa berhenti, tetapi harus berlanjut
pada bidang ekonomi, teknologi dan budaya.

C. Antoni Gramsci
Dari Gramsci kita timba konsep intelektual “tradisional” dan intelektual “organik”. Intelektual
tradisional tidak terpisah dari kaum borjuis, karena berasal dari kelas yang sama dan secara
tradisional merupakan profesi yang memang dibayar untuk pekerjaan otak mereka. Kegiatan
mereka adalah mengembangkan ideologi dan praxis yang memperkokoh penguasaan negara
dan modal terhadap rakyat lewat persetujuan (consent), yang disebut “hegemoni” (hegemonia).
Sebaliknya, intelektual organik adalah mereka yang secara organik muncul dari setiap kelas,
termasuk intelektual kaum proletar dan kelas-kelas yang tertindas lainnya (subaltern groups).
Tugas intelektual organik dari kelas-kelas yang tertindas adalah mengembangkan “counter
hegemony”, anti-tesis dari hegemoni di atas, dibantu oleh intelektual tradisional yang telah
“menyeberang” ke kelas bawah (Joll 1977: 91-3; Showstack Sassoon 1987: 134-46).

Pembentukan Hegemoni
Analisa Gramsci merupakan usaha perbaikan terhadap konsep determinisme ekonomi dan
dialektika sejarah Karl Marx (lihat Das CapitalMarx).
Dalam dialektika sejarah Marx, sistem kapitalisme akan menghasilkan kelas buruh dalam jumlah
yang besar dan terjadi resesi ekonomi. Pada akhirnya, akan terjadi revolusi kaum buruh
(proletar) yang akan melahirkan sistem sosialisme. Dengan kata lain, kapitalisme akan
melahirkan sosialisme. Namun, hal ini tidak terjadi.

Gramsci mengeluarkan argumen bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh ideologi, nilai,
kesadaran diri, dan organisasi kaum buruh tenggelam oleh hegemoni kaum penguasa
(borjuis). Hegemoni ini terjadi melalui media massa, sekolah-sekolah, bahkan melalui khotbah
atau dakwah kaum religius, yang melakukan indoktrinasi sehingga menimbulkan kesadaran baru
bagi kaum buruh. Daripada melakukan revolusi, kaum buruh malah berpikir untuk
meningkatkan statusnya ke kelas menengah, mampu mengikuti budaya populer, dan meniru
perilaku atau gaya hidup kelas borjuis. Ini semua adalah ilusi yang diciptakan kaum penguasa
agar kaum yang didominasi kehilangan ideologi serta jatidiri sebagai manusia merdeka.
Agar kaum buruh dapat menciptakan hegemoninya, Gramsci memberikan 2 cara (Strinati,
1995), yaitu melalui “war of position? (perang posisi) dan “war of movement? (perang
pergerakan). Perang posisi dilakukan dengan cara memperoleh dukungan melalui propaganda
media massa, membangun aliansi strategis dengan barisan sakit hati, pendidikan pembebasan
melalui sekolah-sekolah yang meningkatkan kesadaran diri dan sosial. Karakteristiknya:

Perang pergerakan dilakukan dengan serangan langsung (frontal), tentunya dengan dukungan
massa. Perang pergerakan bisa dilakukan setelah perang posisi dilakukan, bisa juga tidak.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 10
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
Bagi Gramsci titik tolak pembangunan Hegemoni adalah konsensus, penerimaan konsensus ini
bagi proletariat dilakukan dengan persetujuan dan kesadaran, namun hal itu bisa terjadi bagi
Gramsci lebih dikarenakan kurangnya basis konseptual yang dimiliki kelas pekerja sehingga
permasalahan sesungguhnya bisa dimanipulasi.
Ada tiga tingkat Hegemoni menurut Gramsci yang diungkapkan Josep Femia, pertama,
Hegemoni Integral, ditandai dengan afiliasi massa yang mendekati totalitas. Masyarakat
menunjukan tingkat kesatuan moral dan intelektual yang kokoh. Ini tampak dalam hubungan
organis antara pemerintah dengan yang diperintah. Hubungan tersebut tidak diliputi dengan
kontradiksi dan antagonisme baik secara sosial maupun etis. Contohnya Perancis sesudah
revolusi (1879).
Kapitalisme dapat bertahan karena kaum borjuis mampu membangun dan mempertahankan
hegemoninya terhadap kelas pekerja, sedangkan kaum intelektual proletariat (partai, fungsi
partai adalah mengintegralkan intelektual secara massal) yang memiliki wilayah hegemoni bagi
kelas pekerja ternyata gagal menggerakan kelas pekerja untuk melakukan perjuangan kelas dan
revolusi akibat direduksinya pemikiran Karl Marx menjadi bentuk Darwinisme dan
Determinisme, yang percaya akan keruntuhan kapitalisme dan keniscayaan revolusi akan terjadi
dengan sendirinya dalam sebuah “hukum besi sejarah”. Serta meletakan kesadaran dan strategi
perjuangan pada perspektif determinan ekonomi. Hal ini didasarkan atas filsafat Materialisme
Dialektika Historis, yang melihat bahwa sejarah dan perkembangan masyarakat ditentukan oleh
alat produksi yang kemudian disebut sebagai basic structure sebagai bagian bawah yang
mempengaruhi bangunan atas atau super strucure (negara, moral, idelogi, politik).
Di sini kemudian Gramsci melihat arti penting intelektual sebagai alat organiser bagi hegemoni.
Bagaimana Hegemoni diciptakan, agar resistensi rakyat terhadap kelompok dominan dapat
diminimalisir ?
Jenis intelektual yang mampu melakukan pekerjaan transformatif bagi kemajuan disebut
Antonio Gramsci sebagai intelektual organik, yang berbeda dengan intelektual tradisional, yang
hanya terikat pada pakem akademis, jauh dari sentuhan kebutuhan masyarakat.
Gramsci membagi keberadaan hegemoni dalam dua wilayah super struktur, yaitu masyarakat
sipil dan masyarakat politik atau negara. Dalam kamus marxis ortodox bahwa basic struktur
pasti akan mempengarui super struktur. Inilah yang kemudian ditolak Gramsci, Gramsci melihat
arti penting “ruh” dan “ide” seperti halnya dalam filsafat Hegel dalam mempengaruhi kesadaran
manusia dalam wilayah super struktur yang ternyata mampu mempertahankan bentuk basic
struktur.

D. Rosa Luxemburg, 5 Maret 1871 di Zamość, Polandia-Rusia.


Siasat untuk melawan kapitalisme adalah dengan mengadakan pemogokan massal.
Ia menyeru para pekerja untuk tidak ikut perang dunia yang tiada lain hasil persaingan
antarkapitalis. Luxemburg menentang kebijakan Partai Sosial Demokrasi Jerman (SPD) yang
wakil-wakilnya di parlemen menyetujui kucuran dana perang Jerman.
Rosa Luxemburg menulis kritik pedas terhadap Revolusi Oktober Lenin di Rusia, terutama
kecenderungan Bolsheviks menjadi partai elit yang menafsirkan 'diktatur proletar' sama dengan
diktatur partai dan akhirnya sama dengan 'diktatur elit partai'. Bagi Luxemburg, kelakuan
Bolsheviks yang segera memberangus kebebasan pers dan berserikat ketika menguasai Rusia,
merupakan pertanda buruk bagi gerakan kaum pekerja seluruh dunia. Kaum pekerja dalam
demokrasi sosialnya Lenin bakal menjadi budak dalam sistem diktatur elit partai yang mewujud
dalam birokrasi kapitalisme negara.
Menurut Luxemburg, “crisis are an organic manifestation inseparable from capitalist economy”
(Luxemburg, 1972a: 69). Hakikat keberadaan kapitalisme ialah sebagai sistem perekonomian
yang selalu menghasilkan krisis. Perubahan di dalam sistem keuangan (kredit), organisasi
produksi (kartel), dan kekuatan produktif (sarana transportasi dan informasi), sama sekali tidak
membuat kapitalisme bisa keluar dari kontradiksi internalnya. Perbaikan keadaan yang
dirasakan kelas pekerja Eropa saat Berstein menulis karyanya pada akhir abad ke-19 dan
ketenangan hubungan antara kelas pekerja dan kapitalis di satu sisi dan keharmonisan
hubungan antara kelas-kelas sosial dan negara di sisi lain, terbina tiada lain karena kesanggupan
negara-negara Eropa saat itu menjalankan program jaminan sosial dengan ongkos yang didapat
dari hasil penghisapan negeri-negeri jajahan.
Luxemburg menolak tafsir deterministik kubu marxis ortodoks terhadap pemikiran Marx. Bagi
Luxemburg, keruntuhan kapitalisme bukan sekadar persoalan ekonomi. Kapitalisme, sebagai
sebuah sistem perekonomian, memang mengandung cacat-cacat yang parah di jantung

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 11
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
pergerakannya. Pada dasarnya sistem perekonomian kapitalisme adalah sistem yang anarkis. Di
dalamnya, setiap usaha kapitalis berproduksi hanya demi laba. Di tengah-tengah persaingan
antarkapitalis, segala keterangan tentang barang yang diperlukan oleh pasar hanya diketahui
lewat transaksi pasar yang bebas. Oleh karenanya kecenderungan munculnya keadaan
penawaran-berlebih (overproduction) atau justru kurangnya penawaran barang (overcapacity)
yang diperlukan untuk menggerakkan sistem, akan sering terjadi. Anarkisme produksi kapitalis
ini merupakan akar dari krisis-krisis ekonomi yang menurut Marx akan kian parah seiring dengan
kian majunya perkembangan global perekonomian kapitalis. Kerusakan-kerusakan ekonomi
yang ditimbulkan oleh krisis-krisis kapitalisme seperti meningkatnya fluktuasi tingkat
pengangguran, kelaparan, kemiskinan, dan menajamnya persaingan antarkapitalis yang tidak
jarang berujung pada perang atau petualangan militer, hanya merupakan kondisi objektif dari
ketuntuhan kapitalisme itu sendiri. Apabila kondisi ini tidak diiringi oleh majunya kesadaran
kelas dan perjuangan proletariat, maka dengan mengorbankan golongan kelas pekerja,
kapitalisme bisa pulih kembali.
Dalam pandangan Luxemburg, runtuhnya kapitalisme tidak mungkin terjadi serta-merta karena
kontradiksi internal seperti lelehnya lilin karena terbakar api di jantungnya keberadaannya.
Memang kontradiksi internal menjadikan gerak perekonomian selalu mengarah ke krisis-krisis,
tetapi ada prasyarat lain untuk runtuhnya kapitalisme, yaitu kondisi subjektif kelas-kelas sosial
di dalam masyarakat kapitalis yang dalam konteks Luxemburg berarti kesadaran kelas pekerja
yang melakukan revolusi dan berupaya menumbangkan rezim politik borjuis.

E. Karl Kautsky,
kecenderungan 'revolusioner omong-doang' dari kubu Karl Kautsky yang menolak aksi-aksi
revolusioner yang sungguh-sungguh.
Menurut Kautsky, berbeda dengan imperialisme tua yang cenderung merampok barang dan
kekayaan alam dari negeri jajahan untuk dibawa ke negeri asal, imperialisme modern justru
menggunakan pendekatan politik yang lebih halus, seperti memasukkan kapital, membangun
pabrik, dan budaya.
Kautsky membayangkan imperialisme yang muncul karena eksploitasi kolektif oleh kekuatan
finansial internasional. Kepentingan-kepentingan kelas kapitalis secara keseluruhan sebetulnya
bertentangan dengan kebijaksanaan imperialistik yang lebih didorong oleh sekelompok elit
kapitalis finansial yang mengandalkan cara-cara militeristik dalam meningkatkan laba
ekspansionisme mereka. Jadi, menurut Karl Kautsky, peresekutuan antarkapitalis atau yang
disebutnya superimperialisme, bisa mengantarkan kepada resolusi damai atas konflik nyata dan
potensial yang ditimbulkan oleh persaingan kapital-kapital finansial internasional.
Karl kautsky yang cenderung berpikiran liberal dengan teorinya akan super-imperialisme. Super
imperialisme merupakan perkembangan lebih lanjut dari imperialisme dengan bersatu-padunya
kapitalis-kapitalis raksasa ke dalam persekutuan damai. Konflik-konflik antarkapitalis di dalam
imperialismeaan lenyap melalui proses damai. Kepentingan faksi mayoritas dalam kelas kapitalis
secara keseluruhan bertolak-belakang dengan kepentingan segelintir kapitalis yang bersandar
pada cara-cara militeristik untuk mendapatkan laba. Pada akhirnya persekutuan kapitalis-
kapitalis non-imperialis akan menyingkirkan kekuatan kapitalis imperialistik
Pentingnya pengalaman praksis dalam membentuk kesadaran klas pekerja, seperti
memenangkan perjuangan sosial-ekonomi, mengikuti pemilihan parlemen, dll.
Dikutip dari tulisan Soekarno yang berjudul Mohammad Hatta – Stokvis :
“...Karl Kautsky, jagonya kaum sosialis sendiri sudahlah, pada umumnya, menyangkal keras akan
pantasnya ketakutan itu. Ia menyangkal keras, bahwa sesuatu negeri jajahan, kalau
dimerdekakan, lantas “jatuh kembali ke dalam biadaban”; ia menyangkal keras akan itu
“Ruckfall in die Barbarei”. Ia menyatakan, bahwa kalau staats-gebouw itu benar-benar hancur
menjadi bagian yang kecil-kecil, kehancuran ini belum tentu berarti bencana bagi peri-
kehidupan rakyat, bahkan bisa juga berarti bahagia; – menyatakan, bahwa kita tak usah takut
akan hisapan yang lebih keras lagi dari hisapannya koloniaal imperialisme itu, oleh karena
menurut bukti-buktinya riwayat dulu dan sekarang , sesengsara-sengsaranya rakyat yang
merdeka, masih belumlah begitu sengsara sebagai rakyat yang dikuasai oleh koloniaal
imperialisme itu, koloniaal imperialisme dan kapitalisme yang “bersenjata dengan kekuasaannya
kemajuan”, koloniaal imperialisme dan kapitalisme yang bersenjata “mit der ganzen Macht der
Zivilisation”; – dan menyatakan, bahwa kemerdekaan itu tidaklah membinasakan ekonominya
perusahaan-perusahaan itu, oleh karena kemerdekaan negeri jajahan ialah berarti hilangnya
kerja-paksa dan hilangnya perbudakan koloniaal imperialisme, sedang kemerdekaan itu tidaklah

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 12
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
berarti pula matinya kemajuan-kemajuan kapitalistische techniek, melainkan hanyalah berarti
gantinya cara, gantinya metode daripada tehnik itu adanya. Dengan singkatnya: “Kaum sociaal-
democraten di mana-mana adalah wajib menuntutkan kemerdekaan negeri-negeri jajahan itu”.
Dan bukan itu sahaja! Kaum sosial-demokrat haruslah juga menentang keras kepada “tiap-tiap
politik kolonial-apa-sahaja yang dapat diadakan”, kalau tidak kepada “tiap-tiap politik kolonial-
apa-sahaja yang dapat difikirkan”, – yakni menjadi “Gegner jeder moglichen, wenn auch nicht
jeder denk baren Kolonialpolitik”!....”

F. Eduard Bernstein,
Eduard Bernstein yang menghendaki 'revolusi dalam parlemen' sebagai jalan keluar menghadapi
perubahan kapitalisme.

Menurut Bernstein, dalam bukunya Evolutionary Socialism, kapitalisme menunjukkan


kemampuannya menyesuaikan dan memperbaiki diri seiring dengan perjalanan waktu.
Kemampuan menyesuaikan diri itu, misalnya, menurut Berstein, mewujud ke dalam 1)
lenyapnya krisis ekonomi yang diakibatkan oleh munculnya 2) sistem kredit, 3) organisasi kelas
majikan yang kuat, 4) meluasnya sarana komunikasi dan jasa informasi yang memungkinkan 5)
pertumbuhan keragaman cabang produksi dan 6) percepatan naiknya golongan pekerja ke
lapisan kelas menengah yang diakibatkan oleh 7) peningkatan kondisi ekonomi dan politik kelas
pekerja karena upaya-upaya serikat buruh.

G. Mao Tze Tung,


Teori desa mengepung kota, yang diterapkan dalam menumbangkan kekuasaan nasionalis yang
koruptif dan masih diwarnai semangat feodalisme. Menyatukan filsafat kuno tiongkok dengan
marxisme.

Berbeda dengan bentuk-bentuk Marxisme-Leninisme yang lebih awal, di mana kaum


proletar perkotaan dianggap sebagai sumber utama revolusi, dan daerah pedesaan pada
umumnya diabaikan, Mao memusatkan perhatian pada kaum buruh-tani sebagai kekuatan
revolusioner yang utama, yang, menurutnya, dapat dipimpin oleh kaum proletari dan
pengawalnya, PKT. Model untuk ini adalah for perang rakyat berkepanjangan yang dilakukan
oleh komunis Cina di pedesaan pada 1920-an dan 1930-an, yang akhirnya mengantarkan PKT ke
tampuk kekuasaan. Lebih jauh, berbeda dengan bentuk-bentuk Marxisme-Leninisme lain di
mana pembangunan industri besar-besaran dipandang sebagai suatu kekuatan positif, Maoisme
menjadikan pembangunan pedesaan keseluruhan sebagai prioritasnya. Mao merasa bahwa
strategi ini masuk akal di masa tahap-tahap awal sosialisme di sebuah Negara di mana
kebanyakan rakyatnya adalah buruh-tani.

Berbeda dengan kebanyakan ideology politik lainnya, termasuk ideologi sosialis dan
Marxis, Maoisme mengandung doktrin militer yang integral dan secara eksplisit
menghubungkan ideologi politiknya denganstrategi militer. Dalam pemikiran Maois, "kekuasaan
politik berasal dari moncong senapan " (salah satu kutipan ucapan Mao), dan kaum buruh-tani
dapat dimobilisasi untuk melakukan "perang rakyat" dalam perjuangan bersenjata yang
melibatkan perang gerilya dalam tiga tahap.

Tahap pertama melibatkan mobilisasi dan pengorganisasian kaum buruh-tani. Tahap


kedua melibatkan pembanugnan wilayah basis di pedesaan dan peningkatan koordinasi di
antara organisasi-organisasi gerilya. Tahap ketiga melibatkan transisi ke perang konvensional.
Doktrin militer Maois menyamakan pejuang gerilya dengan ikan yang berenang di sebuah lautan
yang penuh dengan buruh tani, yang memberikan dukungan logistik.

Maoisme menekankan "mobilisasi massa yang revolusioner " (secara fisik memobilisasi
sebagian besar penduduk dalam perjuangan demi sosialisme), konsep tentang Demokrasi Baru,
dan Teori Angkatan Produktif sebagaimana yang diterapkan dalam industri-industri tingkat desa

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 13
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
yang tidak tergantung dengan dunia luar (lihat Lompatan Jauh ke Depan). Dalam Maoisme,
pengorganisasin yang cermat atas kekuatan militer dan ekonomi yang besar adalah perlu untuk
mempertahankan wilayah revolusi dari ancaman luar, sementara sentralisasi menjaga agar
korupsi dapat terus diawasi, di tengah-tengah kontrol yang kuat, dan kadang-kadang
perubahan, melalui kaum revolusioner di ranah seni dan ilmu pengetahuan.

Ada 3 Syarat yang dipenuhi untuk keberhasilan teori Desa mengepung Kota :
Pertama, pelaksanaan teori itu memerlukan basis geografis yang aman.
Kedua, teori desa mengepung kota hanya dapat terjadi di negara yang besar dan dengan
jaringan komunikasi yang buruk.
Ketiga, yang tampaknya merupakan sumbangan terbesar Mao, keberhasilan gerilya mengepung
kota memerlukan ideologi yang sistematik.

H. Otto Bauer
Bagi Otto Bauer, bangsa terbangun karena adanya persamaan watak atau karakater karena
akumulasi persatuan pengalaman dan kesamaan nasib (een karakter-gemeenschap dat geboren
is uit een gemenschap vanlotgevallen).

Otto Bauer (5 September 1881 - 4 Juli 1938) adalah seorang Sosial Demokrat Austria yang
dianggap salah satu pemikir terkemuka dari kiri-sosialis Austro-Marxis pengelompokan. Dia juga
menjadi inspirasi awal bagi gerakan Kiri Baru dan Eurocommunism dalam usaha mereka untuk
menemukan "cara ketiga" untuk sosialisme demokratis.

Bauer lahir di Wina. Setelah belajar di University of Vienna, ia selesai PhD dalam UU tahun 1906
dan menerbitkan buku pertamanya, Die Sozialdemokratie und mati Nationalitätenfrage, pada
tahun 1907. Meskipun ia aktif secara politik selama studinya, kenaikan bertahap dalam Partai
Sosial Demokrat Austria dimulai setelah ia selesai studi doktornya. Ia mendirikan Der Kampf,
jurnal teoritis partai pada tahun 1907 dan antara 1907 dan 1914 ia menjadi sekretaris partai.
Sebagai salah satu terkemuka "kiri" sosialis Austria, [1] Bauer mampu membangun dirinya
sebagai kemungkinan pengganti Viktor Adler sebagai pemimpin partai.

Bauer bertugas di Austro-Hungaria tentara dan ditangkap di Front Timur pada bulan-bulan awal
Perang Dunia Pertama. Ia menghabiskan tiga tahun sebagai tawanan perang di Rusia, kembali
ke Austria pada tahun 1917. Setelah kematian Viktor Adler di 1918, Bauer menjadi pemimpin
Partai Sosial Demokrat Austria. Dari November 1918 sampai Juli 1919, Austria Sosial Demokrat
membentuk pemerintahan koalisi dengan Kristen Partai Sosial dan Otto Bauer diangkat menjadi
Menteri Luar Negeri.

Meskipun sosialisme Marxis, ia memiliki ide pan-Jerman dan nasionalis (ia bernegosiasi dengan
pemerintah Weimar aksesi akhirnya Austria ke Jerman dengan Maret 1919 selama Revolusi
Jerman [2]), dan kecewa ketika Perjanjian Versailles tegas melarang penyatuan Austria dengan
Jerman. [3]

Ketika Engelbert Dollfuss, dengan bantuan dari unsur Partai Sosial Kristen dan Heimwehr,
memasang otoriter, korporatis kediktatoran pada tahun 1933, kegiatan Austria Sosial Demokrat
sangat dibatasi. Berikut pemberontakan Demokrat Sosial 'gagal pada bulan Februari 1934, Otto
Bauer dipaksa ke pengasingan. [4] Dia terus mengorganisasi perlawanan Austria Sosial
Demokrat ', pertama dari Brünn (Brno), Cekoslowakia, dan kemudian dari Brussels, Belgia, dan
akhirnya Paris. Ia melanjutkan karya sastra dan teoritis sampai kematiannya.

Bauer meninggal karena gagal jantung di Paris pada tanggal 4 Juli 1938, berusia 56, hanya
empat bulan setelah Austria telah menjadi bagian dari Nazi Reich Ketiga.

adiknya, Ida Bauer, seorang pasien dari Sigmund Freud, yang menerbitkan sebuah studi kasus
yang terkenal tentang dia menggunakan nama samaran Dora.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 14
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
Menurut Bauer, untuk memahami sebuah bangsa kita harus menelusuri asal-usul historisnya.
Sekelompok orang menjadi satu komunitas budaya melalui suatu sejarah bersama, di bawah
pengaruh kondisi-kondisi alami dan kultural tertentu. Kesatuan bangsa pada hakikatnya
merupakan kesatuan orang-orang yang mengalami sejarah yang sama.

Basis bangsa, menurut Bauer, dibentuk oleh para tani dan buruh suatu masyarakat, tetapi
mereka secara kultural tidak aktif. Berbeda dengan pandangan umum, juga pandangan kaum
sosialis sendiri, bahwa sosialisme membuat kabur kekhasan-kekhasan nasional, Bauer
berpendapat bahwa sosialisme justru memperkuat dan mengembangkannya karena sosialisme
meningkatkan kesadaran para buruh dan tani. Dengan demikian sosialisme memberdayakan
kaum buruh dan tani untuk secara aktif berpartisipasi dalam kehidupan nasional. Karena itu,
menurut Bauer, tak ada pertentangan antara internasionalisme proletar—persatuan proletar
sedunia berhadapan dengan kaum modal---dan keanekaan bangsa-bangsa.

Namun Bauer tidak berpendapat bahwa setiap bangsa harus membentuk negara tersendiri.
Bauer mendukung eksistensi negara multibangsa seperti Austria. Yang penting adalah bahwa
dalam kerangka negara-negara yang ada, semua bangsa memperoleh hak untuk mewujudkan
kehidupan rohani dan kultural mereka secara bebas. Bauer dengan demikian bertentangan
dengan Rosa Luxemburg yang menolak gagasan kebangsaan. Bauer melihat nilai-nilai tersendiri
dalam bangsa-bangsa. Ia menegaskan bahwa konflik-konflik nasional, artinya antara bangsa-
bangsa yang hidup dalam satu negara, hanya dapat dipecahkan melalui demokrasi.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 15
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
SEJARAH LAHIRNYA KOMUNISME
FEODALISME

SOSIALISME REAKSIONER
(Peralihan dari Feodalisme ke Kapitalisme – penganut idealisme)
Sosialisme Feodal (berhubungan dengan sosialisme gereja)
Sosialisme Borjuis Kecil (Sismondi)
Sosialisme Jerman atau Sosialisme Sejati

KAPITALISME Francois Noel Babeuf 1760 -1797


Jurnalis Prancis : Le tribun du peuple ("Tribun rakyat")
Babouvisme (Istilah Komunis Pertama): Persamaan hak bagi
semua lapisan, golongan, dan kelas masyarakat dalam menikmati
kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran (keadilan dalam
ekonomi). Demokrasi, penghapusan properti pribadi dan
kesamaan hasil.

SOSIALISME dan KOMUNISME YANG KRITIS UTOPIS KAPITALISME NEGARA


(Peralihan dari Kapitalisme ke Sosialisme) St. Simon (1769-1873)
(St. Simon, Fourisee, Robert Owen, Louse Blane, dll) Bapak Sosialisme

SOSIALISME POLITIK HUMANISASI KAPITALISME SOSIALISME KOPERATIF


Fourisee (1770-1837) Robert Marcus Owen (1771-1858). Louise Blane (1813-1882)
Komunitas Kapitalis Penganjur Istilah Sosialisme pertama, Negara sediakan sarana, bahan
dan Buruh dipisah dan Bapak Koperasi. Pengendalian produksi, dan buruh yang mengatur
kesenjangan dan kecemburuan sosial.

SOSIALISME KONSERVATIF atau SOSIALISME BORJUIS


Philosophie de la Misère dari Pierre J. Proudhon (1809-1865)
Cirinya : melakukan kegiatan-kegiatan sosial
Pemikirannya mempengaruhi perkembangan aliran Anarkisme

KOMUNIS ANARKISME
Karl Marx dan Friedrich Engels Mikhail Bakunin (1814 – 1876)
Sosialisme Ilmiah : Dialektika Materialisme & Kebebasan (liberty); sosialisme;
Materialisme History (Perjuangan Kelas) anti-theisme; federalisme; materialisme.
Perjuangan Kaum Baruh termanivestasi dalam “Penghapusan segala bentuk negara dan
negara yang bercorak diktator proletariat hak milik pribadi dalam pengertian proses
produksi"
Anarkisme kolektif
Anarkisme komunis
Vladimir Ilyic Leon Trotsky Antoni Gramsci Rosa Luxemburg Anarko Sindikalisme
Ulyanov/ LENIN Dipengaruhi Politik utk Revolusi sosial utk Anarkisme individualis
Partai Komunis, Borjuis kecil, mengakomodasi memerdekakan Anarka Feminisme
Revolusi Proletariat, Penggulingkan semua kepentingan perempuan dari Anarkisme insureksion
Feodalisme perlu kelompok, perbudakan er
Masyarakat Agraris
dukungan petani, Hegemoni kelas ekonomi keluarga, Anarkisme agama
Komunis,
pembangunan industri nasionalisasi berkuasa di negara Pemogokan massal,
besar-besaran, kapitalis, Intelektual
Organik

Karl Kautsky Eduard Mao Tze Tung Otto Bauer Tan Malaka
Persekutuan antar Bernstein Desa mengepung Kota (buruh tani), Persamaan Soekarno
kapitalis Revolusi dalam pembangunan pedesaan nasib atau
pengalaman
Sahrir
internasional Parlemen, keseluruhan, “Lompatan Jauh ke
hasilkan perdamaian Depan” sambil memasukkan unsur akan
tanpa senjata, perlu tradisional Tiongkok, dilaksanakan menciptakan
mengikuti pemilihan dgn 2 jalur; peningkatan produksi persamaan
baja sebagai bahan baku, pendirian watak dan
industri ringan dan konstruksi. karakter.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 16
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
PAN ISLAMISME
Khulafaur Rasyidin
Meneruskan kepemimpinan Muhammad
khalifah dipilih berdasarkan konsensus bersama umat Islam.
Kekuasaan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif bersifat Sentral ditangan Muhammad Swa.
Sifat Demokrasi : bermusyawarah dengan para sahabat – sahabatnya.
Menurut bahasa : Khulafaurrasyidin adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin, atau
penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Menurut Istilah : Khulafaurrasyidin adalah pemimpin umat dan kepala negara yang telah mendapat
petunjuk dari Allah SWT untuk meneruskan perjuangan Nabi Muhammad saw.
632 M: Abu Bakar Ash- 634 M: Umar bin Khatab 644 M: Utsman bin Affan 656 M: Ali bin Abi Thalib
Shiddiq -Diangkat berdasarkan surat -Diangkat berdasarkan
-Dibaiat oleh umat islam.
-Kekuasaan legislatif, eksekutif wasiat Abu Bakar yang musyawarah Amir al-Mu’minin (
-Ali menon-aktifkan para gubernur
dan yudikatif terpusat di tangan sebelumnya memimpin Abdurrahman bin Auf,
yang diangkat Utsman, karena
khalifah. -Melaksanakan hukum musyawarah para pemuka Saad bin Abi Waqash,
keteledoran mereka terjadi
yang telah ditetapkan dalam Al- sahabat untuk menentukan siapa Thalhah bin Ubaidillah,
pemberontakan–pemberontakan.
Qur’an dan as-sunnah. Abu Bakar penggantinya. Zubair bin Awwam, Utsman bin
-Menarik kembali tanah yang
selalu mengajak sahabat-sahabat -Membentuk Amir al-Mu'minin Affan dan Ali bin Abi Thalib).
dihadiahkan Utsman kepada
besarnya bermusyawarah. (petinggi orang-orang yang -Banyak rakyat berburuk sangka
penduduk dengan menyerahkan
Perang melawan kemurtadan beriman). pada Utsman karena mengangkat
hasil pendapatannya kepada
(Perang Riddah). -Membagi 8 provinsi: Makkah, anggota-anggota keluarganya
negara, dan memakai kembali
-Diangkat berdasarkan Madinah, Syria, Jazirah Basrah, dalam kedudukan tinggi, seperti
sistem distribusi pajak tahunan di
musyawarah karena Abu Bakar Kufah, Palestina, dan Mesir. Marwan bin Hakam Rahimahullah
antara orang-orang Islam seperti
orang pertama yang mengakui -Diatur sistem pembayaran gaji, yang dianggap menjalankan
diterapkan Umar.
Isra' Mi'raj dan yang ditunjuk pajak tanah dan menempa mata pemerintahan, sedangkan Utsman
-Memadamkan pemberontakan
muhammad menemaninya hijrah uang. dianggap hanya menyandang
Zubair, Thalhah dan Aisyah.
ke yatsrib, serta yang ditunjuk -Pengadilan, kepolisian dan gelar Khalifah dan dianggap
-Kebijaksanaan Ali menimbulkan
muhammad menggantikannya departemen pekerjaan umum terlalu lemah terhadap keluarga
perlawanan para gubernur di
menjadi imam salat di Masjid didirikan. dan kurang tegas terhadap
Damaskus, Mu'awiyah, yang
Nabawi. -Mendirikan Bait al-Mal dan bawahan. didukung para bekas pejabat
membuat tahun hijiah. -Harta kekayaan negara dibagi-
tinggi yang kehilangan kedudukan
bagikan tanpa terkontrol Utsman.
dan kejayaan.
-Utsman membangun bendungan,
-Pasukan Ali bertempur dengan
mengatur pembagian air ke kota-
pasukan Mu'awiyah di Shiffin (
kota, membangun jalan-jalan,
Perang Shiffin), yang diakhiri
jembatan-jembatan, masjid-masjid
dengan tahkim (arbitrase), tapi
dan memperluas masjid nabi di
tahkim tidak menyelesaikan
Madinah. masalah, bahkan menyebabkan
timbulnya golongan ketiga, kaum
Khawarij, orang-orang yang keluar
dari barisan Ali.
-Dimasa pemerintahan Ali umat
Islam terpecah menjadi tiga
Khulafaur Rasyidin kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah,
Syi'ah (pengikut Abdullah bin
 632 M – Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Usamah
Saba’ al-yahudu) yangbin Zaid
menyusup
pada barisan tentara Ali, dan al-
memimpin ekspedisi ke Syria. Perang terhadap orang yang murtad yaituKhawarij
Bani Tamim danyang
(orang-orang
Musailamah al-Kadzab. keluar dari barisan Ali).

 633 M – Pengumpulan Al Quran dimulai.


 634 M - Wafatnya Abu Bakar. Umar bin Khatab diangkat menjadi khalifah. Penaklukan
Damaskus.
 636 M - Peperangan di Ajnadin atas tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan
Palestina dapat ditaklukkan. Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
 638 M – Penaklukan Baitulmuqaddis oleh tentara Islam. Peperangan dan penaklukan Jalula atas
Persia.
 639 M - Penaklukan Madain, kerajaan Persia.
 640 M - Kerajaan Islam Madinah mulai membuat mata uang Islam. Tentara Islam megepung
kota Alfarma, Mesir dan menaklukkannya.
 641 M - Penaklukan Mesir
 642 M - Penaklukan Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara keseluruhan
 644 M - Umar bin Khatab mati syahid akibat dibunuh. Utsman bin Affan menjadi khalifah.
 645 M - Cyprus ditaklukkan.
 646 M - Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir.
 647 M - Angkatan Tentara Laut Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Abu Sufyan. Perang di
laut melawan angkatan laut Byzantium.
 648 M - Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan.
 656 M - Utsman mati akibat dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah. Terjadinya
Perang Jamal.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 17
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
 657 M - Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang
Shifin meletus.
 659 M - Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah
menyatakan dirinya sebagai khalifah Damaskus.
 661 M - Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (Cucu
Muhammad) diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib.
 661 M - Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, 2 kelompok besar pasukan Islam
yaitu Pasukan Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap untuk
memulai suatu pertempuran besar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian
menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang kemudian dengan
pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini diterima secara
bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada
Muawiyah. Tahun itu kemudian dikenal dengan nama Tahun Perdamaian /Persatuan Umat
(Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak saat itu Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam
yang kemudian dilanjutkan dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian
pemimpin (Raja Islam) yang dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah
Umayyah ini kemudian berlanjut kepada Kerajaan-Kerajaan Islam selanjutnya seperti Daulah
Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lain.

Kerajaan Bani Ummaiyyah


 661 M - Muawiyah menjadi khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
 669 M - Persiapan perang melawan Konstantinopel
 670 M – Penaklukan Kabul.
 677 M - Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal.
 679 M - Penyerangan Konstantinopel kedua gagal karena Muawiyah meninggal tahun 680.
 680 M - Kematian Muawiyah. Yazid I naik tahta. Pembunuhan Husain bin Ali di Karbala.
 685 M – Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan.
 700 M - Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara.
 711 M – Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
 712 M - Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
 713 M – Penaklukan Multan.
 716 M - Serangan kepada Konstantinopel.
 717 M - Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
 725 M - Tentara Islam melawan Nimes di Perancis.
 749 M - Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
 750 M - Damaskus ditaklukkan oleh tentara Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Ummaiyyah.

Kerajaan Bani Abbasiyyah


 752 M - Berdirinya Kerajaan Bani Abbasiyyah.
 755 M – Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
 756 M - Abd ar-Rahman I mendirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah di Spanyol.
 763 M - Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
 786 M - Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah.
 792 M - Penyerangan selatan Perancis.
 800 M - Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi.
 805 M - Perlawanan atas Byzantium. Penyerangan Pulau Rhodes dan Cyprus.
 809 M – Kematian Harun ar-Rasyid. Al-Amin diangkat menjadi khalifah.
 814 M - Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma'mun. Al-Amin terbunuh dan Al-Ma'mun
menjadi khalifah.
 1000 M - Masjid Besar Cordoba siap dibangun.
 1005 M - Multan dan Ghur ditaklukkan.
 1055 M - Baghdad diserang oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyyah-Seljuk dimulai,
yang berdiri sampai tahun 1258 ketika tentara Mongol memusnahkan Baghdad.
 1085 M - Tentara Kristen menyerang Toledo (di Spanyol).
 1091 M - Bangsa Norman menyerang Sicilia, pemerintahan Islam di sana berakhir.
 1095 M - Perang Salib pertama dimulai.
 1099 M - Tentara Salib menaklukkan Baitul Maqdis. Mereka membunuh semua penduduknya.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 18
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
 1144 M - Nuruddin Zengi menaklukkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku.
 1187 M - Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis. Perang Salib ketiga berlaku.
 1194 M – Pasukan Muslim menaklukkan Delhi, India.
 1236 M - Pasukan Kristen menaklukkan Cordoba (di Spanyol).
 1258 M – Pasukan Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk
terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
 1260 M - Kebangkitan Islam. Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan pertahanan Islam yang
ketiga terakhir setelah Makkah & Madinah) pimpinan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz
mengalahkan pasukan Mongol di dalam pertempuran di Ain Jalut.

Kerajaan Turki Utsmani


 1243 M - Bangsa Turki yang hidup secara nomad menetap secara tetap di Asia Kecil.
 1299 M - Wilayah pemerintahan kecil Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia.
 1301 M - Osman I menyatakan dirinya sebagai sultan. Berdirinya Kerajaan Turki Usmani.
 1345 M - Turki Seljuk menyeberangi Selat Bosporus.
 1389 M - Tentara Utsmani menewaskan tentara Serb di Kosovo.
 1402 M - Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menumpaskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
 1451 M – Sultan Muhammad al-Fatih menjadi pemerintah.
 1453 M - Konstantinopel ditaklukkan oleh tentara Islam pimpinan Sultan Muhammad al-Fatih.
Berakhirnya Kerajaan Byzantium.
 1520 M – Sultan Sulaiman al-Qanuni dilantik menjadi sultan.
 1526 M - Perang Mohacs
 1529 M - Serangan dan kepungan ke atas Vienna.
 1571 M - Perang Lepanto terjadi.
 1641 M - Pemerintahan Sultan Muhammad IV
 1683 M - Serangan dan kepungan ke atas Vienna untuk yang kedua kalinya.
 1687 M - Sultan Muhammad IV meninggal dunia.
 1703 M - Pembaharuan kebudayaan di bawah Sultan Ahmed III.
 1774 M - Perjanjian Kucuk Kaynarca.
 1792 M - Perjanjian Jassy.
 1793 M – Sultan Selim III mengumumkan "Pentadbiran Baru".
 1798 M - Napoleon mencoba untuk menaklukkan Mesir.
 1804 M - Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia pertama.
 1815 M - Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia kedua.
 1822 M - Bermulanya perang kemerdekaan Greece.
 1826 M - Pembunuhan massal tentara elit Janissari. Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di
Navarino.
 1829 M - Perjanjian Adrianople.
 1830 M - Berakhirnya perang kemerdekaan Greece.
 1841 M - Konvensyen Selat.
 1853 M – Dimulainya Perang Crimea.
 1856 M – Berakhirnya Perang Crimea.
 1878 M – Kongres Berlin. Serbia dan Montenegro merdeka.Bulgaria diberi kuasa autonomi.
 1912 M - Perang Balkan pertama.
 1913 M - Perang Balkan kedua.
 1914 M - Kerajaan Turki Utsmani memasuki Perang Dunia I sebagai sekutu kuasa tengah.
 1919 M - Mustafa Kemal Atatürk mendarat di Samsun.
 1923 M - Sistem kesultanan dihapuskan. Turki menyatakan sebagai sebuah Republik.
 1924 M - Khalifah dihapus. Berakhirnya pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani.

A. Islam Kiri (teologi pembebasan)

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 19
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
Hasan Hanafi memotori istilah Kiri Islam (al-Yasar al-Islamiy), yang menggali makna revolusioner
dari Islam untuk menunjukkan keberpihakan kepada umat yang lemah dan tertindas. Makna kiri
dalam pengertian Hasan Hanafi merupakan gerakan revolusi moral untuk memperjuangkan
harkat dan martabat kaum tertindas sehingga persamaan (egelitarian) dan keadilan umat
manusia sejajar satu sama lain.

Kiri merupakan kritisisme religius dalam persoalan sosial ekonomi yang berpangkal dari tataran
normatif ke pro aktif yang diistilahkan Hasan Hanafi dengan min al-aqidah ila al-tsawrah (dari
akidah menuju revolusi). Sepertinya Hasan Hanafi ingin mengembangkan adanya progresifitas
untuk menolak status quo melalui konsep “kiri islam”nya. Kiri Islam mengedepankan
progresifitas religius dan pranata – pranata lainnya yang bersifat spiritual dan historis.

Kiri Islam bersumber pada semangat revolusi tauhid (la ilaha illa Allah), yaitu Revolusi tauhid
ilahiyah merupakan konsekuensi logis yang membebaskan manusia dari penghambaan,
pengultusan dan penyakralan terhadap mitos-mitos politik, ekonomi, sosial dalam struktur
sosial kemasyarakatan, serta Revolusi tauhid al-ummah yang menekankan pembebasan
kehidupan manusia yang tanpa dibatasi kelas, egalitarianisme dan tidak eksploratif dalam segala
dimensi kehidupan ummat.

Sejalan dengan cendekiawan Iran, Murtadla Mutahhari dalam bukunya The World View of
Tawhid yang menyatakan tidak hanya keesaan penciptaan dan Tuhan tidak perlu ditolong,
tetapi Tauhid menolak segala bentuk diskriminasi yang berdasarkan ras warna kulit, kelas, garis
keturunan dan kekuasaan, karena itu dituntut menempatkan manusia dalam kesamaan pada
prinsip egalitarianisme.

Keesaan Tuhan harus diartikan sebagai keesaan kehidupan, yaitu tidak ada pemisahan antara
spiritualitas dan materialisme, antara yang bersifat ukhrawi dan duniawi, antara jiwa dan badan,
antara langit dan bumi, dan sebagainya. Konsep tauhid harus dapat melahirkan sikap yang
menegasikan superioritas manusia atas manusia lain, karena kerangka tauhid mempunyai
tujuan bersatu dalam kehendak Tuhan dengan rasa ketundukan dan kepatuhan terhadap syariat
Allah dalam maknanya yang luas.

Pengaruh Kapitalisme dengan konsep developmentalisme menyebabkan Islam lebih dipahami


hanya pada tataran normatif – formalisme, tidak lagi transformatif – revolusioner yang
mengedepankan aksi atau tindakan sosial dalm menjalankan keberagamaan dan keberimanan.
Sehingga masyarakat Islam terjajah secara kultural, dan tidak mampu melakukan ajaran dan
tindakannya secara merdeka, serta terkooptasi.

Menurut Hasan Hanafi, sumber krisis dunia Islam adalah akibat tradisi Kanan Islam yang
membiarkan kooptasi, pembelaan terhadap status quo, dan mengaburkan atau menyamarkan
antara realitas dan identitas.

Yang termasuk tradisi Islam Kiri atau revolusioner adalah teologi muktailah, filsafat rasionalisme
–naturalistik Ibnu Rusyd, prinsip al-maslahah al-mursalah fikih Maliki, tafsir rasional.

Modernisasi menyebabkan masyarakat Muslim terintegrasi dengan kapitalisme global atau


dihegemoni Barat, sehingga menimbulkan Militerisme, otoritarianisme birokratik, kapitalisme
negara, kerusakan lingkungan hidup, kekerasan, kesenjangan semakin tajam antara yang kaya
dengan yang miskin, keterasingan, memudarnya kehidupan spiritual dengan munculnya
kehidupan konsumerisme-materialis-pragmatisme, dll.

Hasan Hanafi menekankan agar setiap orang beriman menafkahkan harta, yang meletakkan
produksi dan distribusi diatur dengan tujuan–tujuan moral, yang membawa ke arah
pertumbuhan masyarakat yang harmonis dan adil. Keadilan distributif sangat penting dari suatu

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 20
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
produksi dalam membangun suatu masyarakat manusia yang bebas dari eksploitasi, sehingga
masyarakat Islam berada pada tataran masyarakat yang satu dan yang sama dengan perbedaan.

Kiri Islam bertugas untuk :


1. Melokalisasi Barat pada batas-batas alamiahnya dan menepis mitos-mitosnya sebagai
pusat peradaba dunia serta menepis ambisi kebudayaannya menjadi paradigma
kemajuan bagi bangsa-bangsa lain.
2. Mengembalikan peradaban Barat pada batas-batas kebaratannya, asal usulnya,
kesesuaian dengan latar belakang sejarahnya, agar Barat sadar bahwa terdapat banyak
peradaban dan banyak jalan kemajuan.
3. Hasan Hanafi menawarkan ilmu untuk menjadikan Barat sebagai objek Kajian, yang
pernah ditulis dalam Muqaddimah fi Ilm al-Istighrab (pengantar Oksidentalisme).
Oksidentalisme Hasan Hanafi merupakan suatu upaya menandingi Orientalisme dan
meruntuhkannya hingga ke akar-akarnya.
4. Hasan Hanafi memberikan jalan dengan melakukan reformasi agama, kebangkitan
rasionalisme dan pencerahan untuk mengembalian citra agama.

B. Gerakan Pembaharuan Wahabi


Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Uyainah, daerah Najed pada tahun 1115 H dan wafat
pada tahun 1206 H. Negeri tempat kelahirannya adalah sebuah daerah terpencil di pedalaman
Arab Saudi. Daerah ini tandus dan tidak banyak diperhatikan orang sebelum timbulnya gerakan
pemberharuan yang dipelopori Muhammad bin Abdul Wahab. Meskipun daerah ini secara
resmi merupkan daerah jajahan turki, tetapi pemerintahan turki tidak begitu memerhatikan
daerah ini. Karena tidak begitu mempunyai wakil pemerintahan yang efektif, kabilah-kabilah
Arab yang mendiami daerah ini tersebut tetap sebagai kelompok-kelompok yang bebas. Mereka
di bawah bimbingan berbagai kepala suku (amir-amir) mereka. Pada masa itu, kebesaran dan
kekuasaan kerajaan Turki Usmani mulai merosot dan rapuh.

Muhammad bin Abdul Wahab dibesarkan dan didik ayahnya sendiri. Ayahnya seorah fakih
(ahli fikih) dan kadi (hakim) di negeri yang bermazhab Hambali, suatu aliran yang menjadi
rujukan penduduk Najed pada umumnya.

Di dalam buku sirah al-Imam asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab oleh Amin Sa’id
disebutkan bahwa ayah Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang ulama besar pada masanya.
Selain itu, datuknya yang bernama Sulaiman Ali adalah ulama terkemuka di Najed. Ia menjadi
nara sumber bagi ulama-ulama di daerah Najed dalam berbagai kesulitan yang mereka hadapi.
Sejak kecil, Muhammad bin Abdul Wahab sudah mampu menghafal dan memahami apa
yang dibacanya, termasuk al-Qur’an. Pada usia 9 tahun, ia sudah hafal al-Qur’an 30 juz.
Kemampuannya dalam menghafal dan memahami sesuatu juga menumbuhkan kemauan yang
kuat untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, setelah cukup
belajar kepada ayahnya mengenai fikih mazhab Imam Ahmad bin Hambal, ia melajutkan
pelajaran di Madinah. Ia berguru kepada Syaikh Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad Hayat al-
Kindi. Dari kedua guri inilah ia mendapat pelajaran tentang bermacam-macam bid’ah dan
bahayanya yang menyimpang dari ajaran Islam.
Muhammad bin Abdul Wahab melajutkan belajar ke berbagai negeri, seperti Basrah (tinggal
selama 4 tahun), Bagdad (tinggal selama 5 tahun), Kurdistan (selama setahun), dan Hamadan
(tinggal selama 2 tahun). Kemudian, ia pergi ke Isfahan untuk mempelajari filsafat dan tasauf.
Setelah itu, ia pulang ke negerinya setelah singgah di Kota Qum.
1. Gerakan Pemberharuan Muhammad bin Abdul Wahab
Muhammad bin Abdul Wahab diasuh dalam lingkungan penganut Mazhab Hambali, suatu
aliran yang menganut paham salafiah. Aliran salafiah adalah aliran yang menggunakan sikap,
paham, dan amalan-amalan ulama-ulama salaf (sahabat-sahabat Nabi saw yang saleh dan tabiin)
sebagai ukuran (atau dasar orientasi) dalam menilai murni dan tidaknya pengalaman-pengalaman
ajaran agama. Dalam menggunakan ukuran paham dan pengamalan ulama-ulama salaf ini, Imam
Ahmad bin Hambal merupakan tokoh yang paling gigih dalam mempertahankan kesederhanaan
dan pemurnian pengamalan ajaran-ajaran Islam, terutama dalam bidang tauhid. Dengan
demikian, dapatlah dikatakan bahwa ia adalah wakil yang paling tegas dari ahli-hali sunah dalam
mempertahankan kemurnian akidah.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 21
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
Melihat gerakan dakwahnya yang sangat keras dalam membumikan kembali ajaran-ajaran
Islam yang bersih dari syikir dan bid’ah, seorang amir hari al-Hasan yang mengusai Uayainah
segara memerintahkan kepada amir Uyainah untuk membunuh Muhammad bin Abdul Wahab.
Akan tetapi, amir Uyainah tersebut akhirnya memilih jalan tengah, yaitu dengan diam-diam
memerintahkan Muhammad bin Abdul Wahab pergi ke Dar’iyah. Negeri ini agaknya tertarik
terhadap ajaran-ajarannya. Di Dar’iyah inilah usaha Muhammad bin Abdul Wahab menunjukkan
keberhasilannya secara baik. Bahkan, Muhammad bin Sa’ud yang berkuasa di daerah itu
akhirnya tertarik dengan ajarannya dan menjadi pendukung setia serta berusaha melindunginya.
Pertemua Muhammad bin Abdul Wahab dan Muhammad bin Sa’ud, yang pertama seorang
ulama pembaru dan kedua penguasa Negara, benar-benar merupakan perpaduan harmonis yang
menguntungkan. Keduanya dapat melahirkan semangat dan cita-cita baru. Akhirnya, lahirlah dua
bentuk ideology yang saling menunjang dan menggenapi, yaitu cita-cita menegakkan dan
memurnikan kemabali ajaran-ajaran Islam.
Usaha pemberharuan Muhammad bin Abdul Wahab adalah suatu upaya untuk
mengembalikan kehidupan umat sesuai dengan kehidupan Nabi saw, dan sahabat-sahabatnya
yang saleh. Mereka harus taat dan patuh melakukan perintah-perintah dan hukum-hukum al-
Qur’an dan sunah Nabi saw. Segala bentuk kesyirikan dan bid’ah serta penambahan dari bentuk
Islam pada masa Nabi saw diberantas. Kultus terhadap orang-orang yang dianggap suci,
pengagungan terhadap kurburan, dan benda-benda yang dikeramatkan disapu bersih. Tarekat-
tarekat kesufian dilarang.
Paham dan gerakan Muhamman bin Abdul Wahab dibidang akidah dan syariah adalah
sebagai berikut:
a. Tauhid adalah pemahaman tentang ketuhanan yang penting memadai sebagai jalan yang
mampu memurnikan akidah Islam yang dikehendaki Allah dan rasul-Nya.
b. Tidak ada perkataan seorang pun yang patut dijadikan dalil agama Islam, melaikan firman
Allah dan sunah Rasulullah saw.
c. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
d. Pintu ijtihad terbuka sepanjang masa dan tidak pernah terputus.
e. Syirik dalam segala bentuk, khurafat dan takhayul harus dikikis habis.
f. Ia menhendaki system pendidikan diubah dengan system dinamis dan kreatif.

2. Kerangka Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab


Pola (kerangka) pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab terhadap al-Qur’an dan sunah
menyatakan bahwa wibawa keduanya mutlak. Akal hanya berfungsi sebagai instrument atau alat
untuk memahami maksud-maksud nas. Inilah yang disebut sebagai Pola Puritanis atau Salafiyah.
Berbicara masalah pola pemikiran terhadap al-Qur’an dan sunah, kiranya ada yang perlu
dipertanyakan, yaitu khusunya yang menyangkut golongan Asy’ariah dan Maturidiah.
Penggolongan pemikiran mereka disebabkan penakwilan sifat-sifat Allah, seperti istawā dan
nuzūl. Sementaata itu, golongan salafiah mengetengahkan bentuk ketauhidan yang mereka sebut
tauhid asmā’ wa al-sifāt. Maksudnya, kita wajib mengimani semua sifat dan asma Allah seperti
yang telah ditentukan Rasulullah saw, tanpa tasybih, takwil, dan ta’til. Tasybih adalah
menyerupakan Allah dengan makhluk, sedangkan takwil adalah memalingkan arti sifat-sifat
Allah ke arti lain, adapun ta’til adalah mengingkari sifat-sifat Allah.
Pemikiran Imam al-Asy’ari banyak mempunyai titik kesamaan dengan pola piker golongan
salafiah yang dipelopori Imam Ahamad bin Hambal dan diikuti Muhammad bin Abdul Wahab.
Muhammad bin Abdul Wahab berpendirian tentang kemutlakan al-Qur’an dan sunah.
Pendiriannya itu merupakan pokok dari kehendaknya untuk mengembalikan ajaran Islam ke
bentuk ajaran pada masa Rasulullah saw dan sahabat-sahabat. Dengan kata lain, ia berusaha
mengajak kembali ke bentuk agama yang diamalkan ulama-ulama salaf. Oleh karena itu, pola ini
lazim disebut salafiah. Sementara itu, kaum orientalis menyebutnya sebagai pola pikir tradisional.
Paham Wahabi mazhab resmi Kerajaan Saudi Arabia yang berpusat di Riyad. Pengaruh
gerakan Wahabi tidak terbatas di Jazirah Arab, tetapi sampai ke penjuru negeri Islam, seperti:
a. Di Nigeria dan Sudan disebarluaskan Syaikh usman dan Fodio;
b. Di Aljazair dan Libia disebarluaskan Imam Sanusi;
c. Di Mesir disebarluaskan Syaikh Muhammad Abduh;
d. Di Oman disebarluaskan gerakan Biyadiyyah;
e. Di India disebarluaskan Sayyid Ahmad dengan gerakan Mujahidin;
f. Di Minangkabau disebarluaskan H. Miskin, H. Piabang, dan H. Sumanik (gerakan paderi).

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 22
EMPAT KUTUB IDEOLOGI

C. Gerakan Anti Imperialisme Jamaluddin al-Afgani


Jamaluddin al-Afgani nama aslinya adalah Muhammad Ibnu Safdar al-Husainy. Ia lahir pada
tahun 1838 M di Kota Asadabad. Kawasan distrik Kabul, bagian timur Afghanistan. Ia wafat
pada tahun 1897 M di Iran dalam status tahanan politk.
Sejak kecil, ia sudah belajar membaca al-Qur’an, bahasa Arab, Persia, Ilmu tafsir, imu hadis,
tasawuf, dan filsafat. Ia juga pernah menuntut ilmu ke Iran dan Irak, pusat perguruan Syiah.
Selama beberapa tahun, ia menjadi murid seorang sarjana syiah bernama Murtada an-Nasary.
Pada usia 20 tahun, Jamaluddin al-Afgani menjadi pembantu pangeran Muhammad Khan di
Afghanistan pada tahun 1864 M, ia menjadi penasihat Sher Ali Khan, kemudian ia diangkat
menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan Muhammad ‘Azham Khan berkat kecerdasan
dan kepribadiannya yang menarik. Jamaluddin al-Afgani banyak memperoleh pengalaman selam
mengembara ke berbagai Negara, seperti ke India dan Mesir. Ia juga menjadi dosen kaum
intelektual di Universitas al-Azhar Mesir. Di antara muridnya yang cukup terkenal adalah
Muhammad Abduh dan Saad Zaglul.
1. Peranan Jamaluddin al-Afgani di Bidang Politik
Di kalangan umat Islam, Jamaluddin al-Afgani lebih dikenal sebagai pemimpin pergerakan
politik daripada sebagai pemikir reformis dan modernisasi dalam Islam. Gerakan kesadaran yang
dimulainya mengandung watak intelektual, budaya, sosial, politik dan keagamaan. Jamaluddin al-
Afgani berkeinginan tinggi bahwa suatu saat Islam mampu membuka jalan dan dapat
membendung serta mengatasi pengaruh negatif dari barat. Oleh sebab itu, ia memilih jalan
hidupnya sebagai politikus.
Keterlibatannya dalam politik, memudahkan Jamaluddin untuk membangun hubungan akrab
dengan beberapa pemimpin Negara Islam dan non-Islam. Kesempatan baik ini digunakan
Jamaluddin untuk menyebarkan dan memperkenalkan pikiran dan ide-ide perjuangannya.
Maksudnya mencari dukungan orang-orang yang sepaham dan lebih simpati.
Murtada Mutahari, pemikir kontenporer dari Iran, mengatakan bahwa politik Jamaluddin al-
Afgani adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan perjuangan melawan absolutism pemerintah
Jamaluddin al-Afgani berpendapat bahwa suksesnya langkah tersebut sangat ditentukan peran
aktif umat Islam dan kesadaran terhadap hak-hak mereka yang diinjak-injak para penguasa
(Barat). Tugas awal mengukuhkan keyakinan bahwa perjuangan politik merupakan kewajiban
agama dan panggilan suci. Tugas ini menegaskan perlunya penekanan hubungan antara agama
dan politik bagaikan dua sisi mata uang yang tidak mungkin dipisahkan.
b. Mengerjakan ketertinggalan umat islam dalam pengetahuan, sains, dan teknologi modern
Langkah ini diambil Jamaluddin al-Afgani dengan cara mendirikan sekolah atau perguruan
tinggi dan membentuk masyarakat ilmiah.
c. Mengembalikan pemahaman umat Islam terhadap ajaran-ajaran sumber aslinya
Jamaluddin al-Afgani memasukkan langka ini agar umat Islam kembali pada al-Qur’an, sunah
dan keteladanan para sahabat pada permulaan Islam. Dengan demikian, praktik korupsi dan
manipulasi dapat dihilangkan.
d. Berjuang melawan kolonialisme asing (Barat)
Negara-negara Barat terlalu campur tangan terhadap urusan-urusan politik Negara Islam.
Negara-negara Barat secara eksploitatif telah menjajah umat Islam, khususnya di bidang
ekonomi, mereka mengeruk sumber-sumber kekuatan dan kekayaan ekonomi Negara Islam.
Bahkan, mereka memasukkan unsur-unsur kultur barat ke dalam kultur kaum muslim.
Menghadapi kenyataan ini, Jamluddin al-Alfgani membakar semangat untuk mengenyahkan
penjajahan Barat meskipun dimusuhi penguasa Barat, akibatnya ia terpaksa harus berpindah-
pindah dari Mesir ke India, Iran, Hijaz, Yaman, Turki, Rusia, Jerman, Perancis, dan Inggris.
e. Membangkitkan slogan persatuan Islam
Jamaluddin al-Afgani mementingkan langkah ini bagi umat Islam walaupun mereka berbeda
mazhab atau aliran. Ia tidak suka dengan istilah Sunni, Syi’ah, atau fanatisme pada sekte tertentu.
Jamaluddin al-Afgani sangat gigih memperjuangakan penolakannya terhadap paham
sekterianisme dan nasionalisme menurut konsep Barat. Kedua paham ini terbukti merongrong
ajaran dasar Islam. Oleh karena itu, ia berusaha mempersatukan dengan satu tali pengikat yaitu
agama Islam (Pan-Islamisme).

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 23
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
2. Konsep Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afgani
Gerakan Pan-Islamisme didirikan oleh Jamaluddin al-Afgani yang berpusat di Kabul,
Afghanistan, tujuan adalah untuk memajukan umat Islam, menyatukan aliran modern, dan
membentuk persatuan semua umat Islam di bawah satu khalifah pusat, sebagaimana pada zaman
khalifah-khalifah. Gerakan Pan-Islamisme yang dimotori Jamaluddin al-Afgani terkenal sangat
revolusioner dan antiimperialis. Ia disebut seorang penggerak Islam pada abad ke-19.
Pokok ajaran-ajaran Jamaluddin al-Afgani, antara lain:
a. Menggugah rasa solidaritas (ukhwah) mukmin seluruh dunia dan sebagai muktamarnya adalah
ibadah haji di Mekkah;
b. Nasrani sekalipun berbeda keturunan kebangsaan, ketika menghadapi Timur (Islam), dapat
bersatu untuk menghacurkan dunia Islam;
c. Mengenyahkan segala fanatisme golongan dan nasionalisme kebangsaan untuk menggalang
kekuatan guna mengusir segala bentuk imperilisme Barat;
d. Bersatunya umat Islam yang tidak mengenal suku bangsa akan menciptakan sesuatu
peradaban yang maju.
Tokoh-tokoh yang mucul setelah Jamaluddin al-Afgani adalah sebagai berikut:
a. Sultan Hamid II (1876) dari Turki mendirikan organisasi propaganda Pan-Islamisme dengan
Konstatinopel sebagai pusat.
b. Ali Pasya dari Turki, perintis Pan-Islamisme sesudah Jamaluddin al-Afgani. Ia pernah
mengadakan pertemuan tokoh-tokoh militer Pan-Islamisme dari dunia Islam di istananya.
c. Aga Khan, tokoh Islam liberalis dari India. Ia mengatakan, “ada segi Pan-Islamisme yang
benar dan sah, yaitu teori ukhwah islamiaha dan persatuan umat Nabi Muhammad saw,
persatuan rohani dan kebudayaan Islam harus tumbuh. Pengikut Nabi Muhammad saw,
menjadikan hal itu sebagai pokok sendi kehidupan rohani.”
d. Muhammad Abduh dari Mesir lebih menitik beratkan pendidikan Islam, sebuah upaya untuk
nejadikan solidnya sebuah pergerakan.
e. Muhmmad Iqbal dari Pakistan dikenal sebagai filsuf dan penyair Islam modern temasyhur.
f. Sayyid Ahmad Khan dari India, sebagai pelopor pergerakan modernisasi dalam Islam dari
Aligarh University di India, dekat New Delhi.

Yang dilakukan oleh Jamaluddin al-Afgani :


a. Seorang penggagas Pan-Islamisme, nasionalisme, anti-kolonialisme dan modernisme Islam;
b. Seorang orator dan pembicara yang kharismatik;
c. Sering berkunjung ke Negara-negara Islam, yang memungkinkan untuk menyebarkan
gagasannya kepada orang banyak;
d. Menyerukan persatuan dan kesatuan sebagai sendi kekuatan umat islam;
e. Menafsirkan kembali nilai-nilai Islam.

D. Gerakan Pembaruan Muhammad Abduh


Muhammad Abduh lahir di Mesir tahun 1949 M. Ayahnya Abduh Hasan Khairullah, bersal
dari Turki, sedangkan ibunya seorang Arab yang silsilahnya sampai kepada suku Umar bin
Khattab. Muhammad Abduh termasuk anak yang cerdas, meskipun berasal dari keluarga petani
miskin. Sejak kecil ia tekun belajar. Ia melanjutkan studinya di al-Azhar.
Ketika di al-Azhar, ia bertemu dengan Jamaluddin al-Afgani yang datang dari mesir. Ia
sangat terkesan dengan pemikiran-pemikiran Jamaluddin al-Afgani. Setelah menamatkan
studinya di al-Azhar tahun 1977 M, ia mengajar di sana, kemudian Darul Ulum serta di
rumahnya. Selain itu, ia juga aktif menulis di al-Ahram.
Peranan Muhammad Abduh di Bidang Politik
Akibat ketidaksenangan dan perlawanannya terhadap penguasa, ia dan Jamaluddin al-Afgani
diusir ke paris. Di kota ini, mereka mendirikan majalah ‘Urwatul Wuṡqā. Setelah selama setahun
di Perancis. ia diizinkan kembali ke Mesir dan kemudian diangat menjadi rector al-Azhar, Kairo.
Sebagai rector, ia memasukkan kurikulum filsafat dalam pendidikan di al-Azhar. Upaya ini
dilakukan untuk mengubah cara berfikir orang-orang al-Azhar. Usahanya ini mendapat tantangan
keras dari para syekh al-Azhar lainnya yang masih berpikiran kolot. Oleh karena itu, usaha
pembaruan yang dilakukannya lewat pendidikan di al-Azhar tidak berhasil. Meskipun begitu, ide-
ide pembaruan yang dibawa Muhammad Abduh membawa dampak positif bagi perkembangan
pemikiran dalam Islam.
Diantara ide-ide pembaruan yang dicanangkan Muhammad Abduh, antara lain:
a. Penghapusan paham jumud yang berkembang di dunia Islam saat itu;

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 24
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
b. Pembukuan pintu ijtihad sebagai dasar yang penting dalam menginterprestasikan kembali
ajaran Islam;
c. Kekuasaan Negara harus dibatasi konstitusi yang telah dibuat Negara bersangkutan;
d. Memodernisasikan system pendidikan Islam di al-Azhar.
Syaikh Muhammad Abduh adalah salah seorang murid Jamaluddin al-Afgani yang cerdas
dan cemerlang. Berbeda dengan sang guru, ia menyusun teori aktualisasi dan realitas Islam,
bukan dengan terlebih dahulu merebut kekuasaan politik dan melakukan kontrol sosial. Dalam
pandangan Abduh, untuk melaksanakan konsep seperti di atas, hal pertama yang harus dilakukan
dunia Islam adalah menyadarkan kembali pada kemampuan dan kebebasan pemikiran rasional
manusia di kalangan masyarakat Islam. Cara dengan menyadarkan dan membangkitkan semangat
berpikir masyarakat Islam melalui pendidikan dengan mengorbankan semangat ijtihad,
sebagaimana jalan yang pernah ditempuh Ibnu Taymiyah.
Muhammad Abduh dengan semangat baja berhasil memasukkan mata kuliah filsafat pada
kurikulum Univesitas al-Azhar di Kairo, Mesir. Pandangan Abduh tersebut akhirnya
membangkitkan kesadaran perlunya lembaga pendidikan sebagai wahana peningkatan
kemampuan pemikiran rasional sebagai salah satu factor berijtihad. Usaha Abduh akhirnya
mampu melahirkan pemikiran-pemikiran kreatif dari kalangan masyarakat Islam pada periode
generasi sesudahnya. Dari kuliah dan tulisan Muhammad Abduh dapat dilihat kecenderungannya
untuk menyajikan nilai-nilai modern yang intelektualistik.
Lebih jauh, Muhammad Abduh berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang
konsisten mengajurkan penggunaan kemampuan manusia yang paling mapan dan objekti, yaitu
kemampuan berfikir logis dan rasional. Konsepsi metodologis untuk mengembangkan pemikiran
dan kemampuan manusia yang demikian itu baginya adalah filsafat. Menurut pandangan dan
pemikiran Muhammad Abduh. Islam dan iman sebagai petunjuk Allah tidak mungkin
bertentangan. Iman merupakan prinsip dasar eksistensi Islam.
Sejalan dengan metodoligi filosofinya, ia mengatakan bahwa eksistensi Islam secara
sosiologis semata-mata menjadi tanggung jawab manusia. pernyataan Muhammad Abduh bahwa
al-Islam Mahjubun bil-Muslimin, di mana realitas umat Islam tidak identic dengan
kecemerlangan namanya. Hal itu merupakan konsep filosofisnya tentang perlunya peningkatan
kemampuan pemikiran rasional manusia dalam suasana merdeka dan bebas aktif. Tujuannya
untuk memperoleh hidayah dan memahami nilai ajaran Islam. Sayangnya, konsepsi itu tidak
banyak dimengerti dunia Islam sendiri secara lebih tuntas.
Dengan ijtihad dan melalui penerapan metodologi filosofis, kecemerlangan dan ketinggian
umat Islam akan dapat dipahami dan dimengerti manusia. dengan metodologi tersebut misteri
ajaran Islam dapat diuraikan dalam dunia kemanusiaan secara sosiologis. Dengan demikian,
ajaran Islam dapat diaktualisasikan dan direalisasikan secara fungsional sebagai petunjuk dan
pedoman manusia. akhirnya, manusia dapat menata dan memperoleh kebahagiaan hidup.
Buku Muhammad Abduh yang terkenal dan berjudul Risalah at-Tauhid, memberi bukti
kemampuan pemikiran rasional dan kritisnya sebagai ahli dalam ilmu kalam. Misteri hidayah
Allah swt adalah sesuatu yang dapat dan harus dipahami manusia secara rasional. Berbagai
pemikiran rasional, kritik, dan metodologi filosofis Muhammad Abduh harus dipahami sebagai
upaya kemanusiaan yang bebas dalam konteks memahami, mengerti dan mengurai misteri
hidayah Allah swt.

E. Gerakan Pembaruan Muhammad Rasyid Rida


Rasyid Rida dilahirkan di al-Qalamun di pesisir Laut Tengah pada tanggal 23 september
1865 M. pendidikannya bermula dari Madrasah al-Kitab di al-Qalamun dan dilanjutkan ke
Madrasah Rasyidah di Tripoli. Disini ia belajar nahwu, sharaf, berhitung, dasar-dasar geografi,
akidah, ibadah, serta bahasa Arab dan Turki. Akan tetapi, ia tidak betah sekolah di sini karena
bahasa pengantarnya bahasa Turki.
Peranan Muhammad Rasyid Rida dalam Pengembangan Pemikiran Muhammad Abduh
Rasyid Rida melanjutkan pendidikan tingginya di al-Azhar tahun 1989 M dan berguru
kepada Muhammad Abduh. Bersama-sama Abdu, Rasyid Rida menerbitkan majalah al-Manar.
Majalah ini memiliki tujuan yang sama dengan ‘Urwatul Wuṡqā, di antaranya adalah pembaruan
dalam bidang agama, sosial, ekonomi, memberantas khufat dan bid’ah, menghilangkan paham
fatalism, serta paham-paham yang dibawa tarekat. Ia juga meminta gurunya, Muhammad Abduh
untuk menulis tafsir al-Qur’an secara modern. Kemudian tafsir itu di kenal dengan al-Manār.
Tafsri al-Manār ini disususn Rasyid Rida berdsarkan caramah-ceramah Muhammad Abduh.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 25
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
Karena Abduh wafat sebelum menyelesaikan tafsir seluruh ayat al-Qur’an, Rasyid Rida
kemudian menyelesaikannya.
Di antara ide-ide pemikiran pembaruan Muhammad Rasyid Rida adalah sebagai berikut:
a. Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat.
b. Umat Islam harus meninggalkan sikaf fanatisme (taasubiyah).
c. Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat atau hadis dengan tidak meninggalkan
prinsip umum.
d. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
e. Kemundururan umat islam disebabkan banyaknya unsur bidah dan khurafat yang masuk ke
dalam ajaran Islam.
f. Kebahagian di dunia dan di akhirat diperoleh melalui hukum Islam yang diciptakan Allah swt.
g. Perlunya menghidupkan kembali system pemerintahan khalifah.
h. Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi bidang agama dan politik.
i. Khalifah haruslah seorang yang mujtahid yang dibantu ulama dalam menerpkan prinsip-
prinsip hukum Islam dengan tuntunan zaman.

Perbandingan Empat Kutub Ideologi


KAPITALISME KOMUNISME AGAMA MARHAENISME
Peristiwa yang Dominasi raja/ Watak Feodalisme yang Feodalisme yang
melatarbelakangi tokoh adat/ kapitalisme dan kuat dan sistem masih kuat dibumi
lahirnya paham agama atas mempekerjakan perdagangan yang nusantara, menjadi
kepemilikan orang dengan tidak fair, sehingga alat kaum penjajah
modal (feodalis), upah yang manusia mengalami untuk memiskinkan
menyebabkan ditentukan kemiskinan yang rakyat.
Rakyat menuntut pemilik modal, dikondisikan agar
kebebasan dan menyebabkan tetap setia kepada
negara harus akui keuntungan raja atau tirani
hak individu. terbanyak minoritas.
Kapitalisme dimonopoli
berwatak pemilik modal,
Ekspansi, sehingga
Akumulasi, mendorong
Consentrasi, dan lahirnya untuk
Sentralisasi memanusiakan
modal. manusia.
“kesamaan, kerja
sama, dan kasih
sayang.”
Anti Feodalisme Anti Feodalisme dan
Anti Feodalisme Anti Kapitalisme dan Kapitalisme Kapitalisme
Negara yang Amerika Serikat RRC, Kuba, Laos, Republik: Iran Seharusnya Indonesia
menerapkan Inggris, Jerman Korea Utara, dll Kerajaan: ArabSaudi
Prinsipnya Keadilan Kemanusiaan Keadilan Keadilan
(Kebebasan) (Sosial) Kemanusiaan Kemanusiaan
Cara Berpikir Idealisme Materialisme Spiritualisme. Realistis Dialektis
Dialektis. Dialektika History Islam – Alquran. Revolusioner
Kristen – Alkitab. =
Akhirnya gunakan Dialektika sejarah Absolutisme, tidak Dialektika sejarah
MDH untuk perkembangan boleh pikiran perkembangan
menghumaniskan masyarakat /tindakan berbeda masyarakat yang
Kapitalisme. dengan Kitab Suci. berpihak pada Rakyat
Cara Kerja Individualis Kolektifitas Kebersamaan / Gotong Royong
Gotong Royong
Persaingan / Pengendalian / Pengendalian / Pengendalian /
Kompetisi Perencanaan Perencanaan Perencanaan
Masyarakat Perbedaan Klas Persamaan Klas Persatuan Umat Persatuan Nasional
Sistem Ekonomi Modal Kecil, Sama Rasa – Bagi Hasil Bagi Hasil
Untung besar. Sama Rata
Pemodal dan Pemodal dan Pemodal = Buruh Pemodal = Buruh
Buruh terpisah Buruh terpisah

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 26
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
Pemodal dan Pemodal adalah Pemodal dan Buruh Pemodal dan Buruh
Buruh adalah Negara. Buruh adalah Rakyat adalah Rakyat
Rakyat adalah Rakyat.
Bunga Anti Bunga / Riba Anti Riba / Bunga Anti Bunga / Riba
Kepemilikaan Kepemilikan Kepemilikan Umum, Negara dan Umum, Negara dan
Pribadi negara Individu. Individu.
Sistem Politik Voting /Pemilihan Musyawarah – Musyawarah – Musyawarah –
Langsung Mufakat Mufakat Mufakat
Saluran Politik Multi Partai Partai Tunggal Non Partai Partai Pelopor,
(Untuk (untuk (Tokoh Agama) menuju Non Partai
mengakomodir menyadarkan, (Perwakilan Sarikat/
Pro dan Kontra) menjaring dan Islam : Golongan /
menseleksi calon Ulama, Ustad, Kiayi, Komunitas /
pemimpin) dsb. Fungsional)
Lembaga Senderajat Presidium Partai Majelis Tokoh – Majelis Perwakilan
Tertinggi Eksekutif Atau Politbiro tokoh agama : Rakyat (seharusnya
Legislatif Yudikatif Amir al-Mu’minin sebagai pemegang
tertinggi kedaulatan)

Sosialisme
Anarkisme
Masyarakat tanpa Negara

Sosialisme demokratis

Leninisme

Sosialisme libertarian

Sosialisme religius

Demokrasi sosial dan sosialisme liberal

Sosialisme dan gerakan sosial progresif modern

Sindikalisme

Beberapa Ciri Pandangan Sosialisme :

a. Sosialisme beranggapan bahwa pemilikan bersama merupakan cara hidup yang paling baik,
dengan sedikit hak milik atau tidak ada hak milik sama sekali.
b. Sosialisme tidak menyukai adanya hak milik pribadi karena hak milik pribadi membuat
manusia egois dan menghancurkan keselarasan masyarakat yang alami.ù
c. Sosialisme menginginkan pengorganisasian produksi oleh negara sebagai saran untuk
menghapus kemiskinan dan penghisapan orang kecil.
d. Sosialisme menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan, dan kelas masyarakat
dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran.
e. Sosialisme menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi.
f. Tugas negara adalah mengamankan sebanyak mungkin faktor produksi untuk kesejahteraan
seluruh rakyat, dan bukan terpusat pada kesejahteraan pribadi.
g. Sosialisme menganggap bahwa negara adalah lembaga di atas masyarakat yang mengatur
masyarakat tanpa pamrih.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 27
EMPAT KUTUB IDEOLOGI
h. Sosialisme menganggap bahwa kapitalisme memiliki sifat yang jahat, yaitu: kapitalisme
menghasilkan sistem kelas; kapitalisme adalah sistem yang tidak efisien; dan kapitalisme
merusak sifat manusia karena cenderung membuat orang berlaku kompetitif, tamak, egois, dan
kejam.
i. Nilai-nilai utama dalam sosialisme adalah kesamaan, kerja sama, dan kasih sayang.
j. Produksi dilakukan atas dasar kegunaan dan bukan untuk mencari keuntungan semata-mata.
k. Persaingan yang kompetitif digantikan dengan perencanaan.
l. Setiap orang bekerja demi komunitas dan memberi kontribusi pada kebaikan bersama
sehingga muncul kepedulian terhadap orang lain.

Disampaikan Vayireh Sitohang, KTD GMNI Purwokerto 5-7 Mei 2017 di Banyumas Page 28

Anda mungkin juga menyukai