Data disusun dengan beberapa penyempurnaan kalimat oleh Pengurus Komisariat Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Hukum UII
DAFTAR HADIR PESERTA
MUSYAWARAH ANGGOTA KOMISARIAT (MAK)
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (GMNI)
HUKUM - UII
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Musyawarah Anggota Komisariat yang selanjutnya dalam tata tertib ini disebut MAK
merupakan permusyawaratan tertinggi organisasi di tingkat komisariat dan
diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
2. MAK diselenggarakan oleh Caretaker Komisariat Hukum-UII dengan membentuk
Badan Pekerja sebagai penanggung jawab teknis penyelenggaraan;
3. Penanggung Jawab MAK adalah pengurus Caretaker Komisariat Hukum-UII
BAB II
WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 2
1. MAK diselenggarakan pada tanggal 28-29 November 2014;
2. Tempat penyelenggaraan MAK adalah Tegaltirto, Berbah, Sleman, DIY;
3. Apabila sesuai waktu yang telah ditentukan, MAK belum juga selesai maka dapat
dilanjutkan melalui kesepakatan peserta sidang;
BAB III
TUJUAN DAN WEWENANG
Pasal 3
TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya MAK adalah untuk mengevaluasi seluruh kinerja organisasi,
menentukan arah dan strategi perjuangan organisasi untuk periode berikutnya, serta memilih
komisaris, sekretaris dan tim formatur periode 2014/2015;
Pasal 4
WEWENANG
1. Merumuskan dan menetapkan Tata Tertib sidang MAK;
2. Memilih dan menetapkan pimpinan sidang tetap MAK;
3. Menilai dan memberikan pandangan umum terhadap Laporan Pertanggungjawaban yang
selanjutnya dalam tata tertib ini disebut LPJ pengurus Caretaker Komisariat;
4. Merumuskan dan Menetapkan hasil sidang komisi periode 2014/2015;
5. Memilih, mengesahkan dan menetapkan komisaris, sekretaris dan tim formatur
komisariat periode 2014-2015;
BAB IV
KEABSAHAN MAK
Pasal 5
MAK dianggap sah apabila :
1. MAK sah jika dihadari oleh 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota dan kader yang aktif di
komisariat;
2. Rancangan materi, acara dan tata tertib MAK dipersiapkan oleh badan pekerja, untuk
selanjutnya ditetapkan dalam MAK;
3. Ketetapan-ketetapan dalam MAK, pada dasarnya diambil melalui musyawarah mufakat;
4. DPC hadir dalam MAK sebagai peninjau, pengurus Caretaker Komisariat sebagai
anggota peserta kehormatan, dan utusan Komisariat lainya sebagai undangan;
BAB V
PESERTA, PENINJAU DAN UNDANGAN
Pasal 6
1. Peserta adalah anggota dan kader aktif Caretaker Komisariat;
2. Peninjau adalah pengurus Dewan Pimpinan Cabang GMNI Yogyakarta periode
2014/2016;
3. Undangan terdiri dari :
a. Utusan Dewan Pimpinan Cabang GMNI diluar Dewan Pimpinan Cabang GMNI
Yogyakarta;
b. Utusan Komisariat dan/atau Caretaker-Komisariat GMNI diluar Caretaker Komisariat
Hukum UII;
BAB VI
Pasal 7
HAK PESERTA, PENINJAU DAN UNDANGAN
1. Peserta memiliki hak suara dan hak bicara;
2. Peninjau memiliki hak bicara;
3. Undangan memiliki hak untuk mengikuti jalannya persidangan;
4. Hak mengikuti jalannya persidangan tidak memiliki hak suara dan hak bicara;
5. Hak suara adalah hak memilih dan hak dipilih;
6. Hak bicara adalah hak untuk mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan;
Pasal 8
KEWAJIBAN PESERTA, PENINJAU DAN UNDANGAN
1. Peserta dan peninjau wajib menaati ketentuan-ketentuan dalam Tata Tertib MAK;
2. Peserta diwajibkan menggunakan hak suara secara langsung;
3. Peserta, peninjau dan undangan hanya boleh meninggalkan sidang dengan seizin
pimpinan sidang;
4. Peserta dan peninjau dalam menyampaikan pendapat harus dengan seizin pimpinan
sidang;
5. Peserta, peninjau dan undangan wajib menjaga ketertiban di dalam dan di luar jalannya
persidangan tanpa terkecuali;
BAB VII
KELENGKAPAN SIDANG
Pasal 9
Agenda Sidang
1. Sidang GMNI Caretaker Komisariat Hukum UII terdiri dari :
a. Sidang pleno
b. Sidang Komisi
2. Sidang Pleno terdiri dari :
a. Sidang pleno I meliputi:
Verifikasi peserta MAK;
Pembahasan, pengesahan dan penetapan susunan acara;
Pembahasan, pengesahan dan penetapan tata tertib sidang MAK;
Pemilihan pimpinan sidang tetap MAK;
b. Sidang Pleno II meliputi:
Pembacaan, pembahasan LPJ pengurus Caretaker Komisariat;
Pandangan umum anggota;
Pengesahan dan penetapan LPJ pengurus Caretaker Komisariat;
c. Sidang Pleno III meliputi:
Pembagian sidang komisi
Pemilihan pimpinan sidang komisi
Pembahasan, pengesahan dan penetapan hasil sidang komisi
d. Sidang Pleno IV meliputi :
Pemilihan Pengesahan dan Penetapan Komisaris, Sekretaris Komisariat dan Tim
Formatur GMNI Komisariat Hukum UII;
3. Sidang Komisi terdiri dari:
Komisi program dan kaderisasi: merumuskan program komisariat dan membahas
pengembangan kualitas dan kuantitas anggota komisariat, perencanaan/metode
rekruitmen, pendistribusian anggota, dan lain-lain;
Komisi politik: membahas sikap politik komisariat, pemetaan politik kampus,
peluang aliansi dan strategis dan lain-lain;
Komisi organisasi: membahas tata cara pemilihan pengurus komisariat, mekanisme
komisariat (tata kerja, rapat pengurus, administrasi, dan lain-lain);
Pasal 10
PIMPINAN SIDANG
1. Pimpinan sidang terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu pimpinan sidang I, pimpinan sidang II
dan pimpinan sidang III;
2. Pemilihan pimpinan sidang dilakukan dengan cara musyawarah mufakat;
3. Pimpinan sidang dapat melaksanakan kewajibannya secara bergantian apabila dianggap
perlu;
Pasal 11
TUGAS DAN WEWENANG
1. Pimpinan sidang berkewajiban untuk mengarahkan, menjaga ketertiban dan kepastian
jalannya sidang;
2. Pimpinan sidang berhak untuk menghentikan pertanyaan dan/atau sanggahan, serta usul
yang menyimpang dari pokok permasalahan yang sedang dibahas;
3. Pimpinan sidang berhak memberikan peringatan terhadap peserta, peninjau dan undangan
yang dianggap mengganggu jalannya kelancaran sidang;
4. Apabila peringatan sebagaimana ayat (3) diatas tidak diindahkan sebanyak 3 kali, maka
pimpinan sidang berhak mengeluarkan yang bersangkutan dari ruang sidang;
Pasal 12
KETUKAN PALU SIDANG
1. Pada pembukaan dan penutupan persidangan serta pengesahan konsideran atau ketetapan,
ketukan palu sebanyak tiga kali;
2. Sidang skor atau sidang ditunda serta pergantian pimpinan sidang, ketukan palu sebanyak
dua kali;
3. Pengesahan setiap pemufakatan atau keputusan, ketukan palu sebanyak satu kali;
Pasal 13
INTERUPSI DAN INTERVENSI
1. Interupsi dilakukan guna dan hanya untuk memotong pembicaraan orang lain atas
persetujuan Pimpinan Sidang;
2. Interupsi terdiri dari:
a. Point of Clearen digunakan untuk menjernihkan dan/atau memberikan klarifikasi
terhadap pokok persoalan atau pokok pembahasan;
b. Point of Information digunakan untuk memberikan informasi yang berhubung
dengan pokok persidangan;
c. Point of Order digunakan untuk memberikan penegasan atas pokok persoalan;
d. Point of Personal Privilege digunakan untuk meminta pemulihan namaz baik;
3. Intervensi adalah upaya pimpinan sidang dalam rangka menertibkan jalannya
persidangan;
Pasal 14
SKORS DAN TUNDA
1. Sidang dinyatakan skors jika membutuhkan waktu hanya 1x15 menit;
2. Sidang dinyatakan tunda jika membutuhkan waktu lebih dari 2x15 menit;
BAB VIII
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 15
1. Semua keputusan pada dasarnya diambil dengan prinsip musyawarah untuk mufakat;
2. Apabila musyawarah tidak mencapai mufakat, maka akan ditempuh mekanisme lobi yang
waktunya disepakati oleh peserta MAK;
3. Apabila mekanisme lobi belum juga menghasilkan sebuah kesepakatan, maka selanjutnya
akan diserahkan kepada kebijaksanaan pimpinan sidang yang disepakati oleh peserta
sidang;
BAB IX
SANKSI
Pasal 16
1. Peserta, peninjau dan undangan yang melakukan pelanggaran terhadap hak dan
kewajibannya akan mendapatkan peringatan secara lisan oleh pimpinan sidang;
2. Peringatan secara lisan dapat diberikan sebanyak tiga kali;
3. Apabila peserta dan peninjau telah diperingatkan sebanyak dua kali, maka akan dicabut
hak bicaranya selama suatu sidang berlangsung;
4. Apabila peserta, peninjau dan/atau undangan telah diperingatkan sebanyak tiga kali,
maka sanksi dikembalikan kepada pimpinan sidang dengan persetujuan peserta sidang;
BAB X
PENINJAUAN KEMBALI
Pasal 17
1. Semua keputusan yang telah disahkan bersifat mengikat dan apabila terjadi kesalahan
maka pimpinan sidang dapat melakukan peninjauan kembali atas persetujuan peserta
sidang;
2. Peserta dapat mengajukan peninjauan kembali atas persetujuan pimpinan sidang dan
peserta sidang lainnya;
3. Peninjauan kembali dapat dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali selama berlangsungnya MAK
dan besifat final;
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
1. Tata tertib ini berlaku sejak waktu ditetapkan hingga berakhirnya MAK;
2. Hal-hal yang belum termaktub dalam tata tertib ini akan diatur sebagaimana aturan tidak
tertulis;