Anda di halaman 1dari 15

A.

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang


sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara
berpikir manusia. Termasuk ekonomi merupakan ilmu yang selalu
berkembang mengikuti zaman.

Berhubungan dengan hal tersebut di atas sudah seharusnya manusia


beserta kebijakannya untuk mengantisipasi sehingga dapat mengupayakan
terjadinya efisiensi ekonomi dan memimalisir dampak negatifnya.
Beberapa pendekatan yang berpengaruh dapat kita lihat atau teliti melalui
aliran ekonomi. Aliran pemikiran ekonomi atau mazhab pemikiran
ekonomi adalah beragam pendekatan dalam sejarah pemikiran ekonomi yang
cukup penting untuk dikelompokkan sebagai aliran pemikiran.
Ekonomi mengikuti pendekatan dari beberapa aliran umum terjadi dalam
ilmu ekonomi. Salah satu contohnya pemikiran ekonomi kuno, Ekonomi
syariah, Skolastisisme, Merkantilisme, Fisiokrat, Ekonomi politik klasik.
Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi tidak dapat
dilepaskan dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang
didasarkan atas prinsip-prinsip syariah, baik investasi pada sektor riil maupun
sektor keuangan. Begitu pun aliran ekonomi yang lain berpaut pada hal yang
ditetapkan.

B. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN


Istilah “ekonomi” berasal dari bahasa yunani, yaitu oikonomia yang terdiri
dari suku kata oikos dan nomos. Istilah oikonomia ini pertama kali digunakan
oleh Xenophon sekitar 400 SM. Oikos artinya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengelolaan ladang, sedangkan nomos berarti undang-
undang atau peraturan. Dalam perkembangannya, istilah ini memiliki arti
upaya-upaya yang dilakukan manusia untuk mencukupi kebutuhan rumah
tangganya. Dalam skala makro, hal itu juga berlaku untuk masyarakat dalam
skala yang lebih luas (polis) hingga negara. Ekonomi dalam pengertian yang
sekarang ini memiliki tiga aspek utama, yaitu produksi, konsumsi dan
distribusibarang dan jasa. Ketiga aspek ini merupakan sarana untuk memenuhi
kebutuhan.

Secara definitif, ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari


bagaimana masyarakat memproduksi barang atau komoditas serta
mendistribusikannya kepad anggota masyarakat yang lain dalam kerangka
pemenuhan kebutuhannya. Terdapat paling tidak dua asumsi yang dipakai
dalam hal ini, yaitu asumsi mengenai kelangkaan sumber daya (scarcity of
resources) serta konsekuensinya berupa asumsi penggunaan sumber daya
secara efektif dan efisien. Persoalan mengenai kelangkaan sumber daya ini

1
menjadi bahan perdebatan oleh karena ada perspektif ilmu ekonomi tertentu
yang menganggap bahwa sumber daya bersifat tidak tebatas (infinitif =
unlimited).

Apabila kita membicarakan ilmu ekonomi, kita sebenarnya sedang


membahas hasrat manusia untuk memenuhi keinginannya yang tiada terbatas
dengan menggunakan sumbernya yang ada. Manusia (atau pengguna) sumber
daya kemudian mengembangkan hasratnya tersebut kepada sesuatu yang lebih
luas, yaitu perusahaan dan bahkan negara. Inilah definisi asas ilmu ekonomi.
Asumsi seperti ini mempengaruhi teori-teori yang dikembangkan selanjutnya.
Dalam teori penawaran sebuah produk atau pun jasa adalah hasrat manusia
untuk mendapatkan untung yang maksimum. Dalam konteks perusahaan,
sebuah perusahaan berusaha menjalankan segala usahanya untuk mencapai
jumlah hasil yang maksimum dengan biaya yang serendah mungkin.

Tujuan maksimasi keuntungan ini merupakan ide Adam Smith dalam


bukunya The Wealth of Nations yang diterbitkan tahun 1776. Smith
mengemukakan pandangannya bahwa setiap manusia didorong oleh “suatu
tangan yang tidak kelihatan” (The Invisible Hand) untuk melakukan sesuatu
pekerjaan yang ditujukan untuk mendapat untung bagi dirinya. Buku tersebut
menjadi cikal bakal ilmu ekonomi modern saat ini. namun demikian, menurut
priyono (2008:9-13), kodrat manusia sebenarnya bukanlah kepentingan diri.
Apa yang diajukan smith sebenarnya bukan bahwa kebaikan hati tidak telibat
dalam kegiatan ekonomi, melainkan, bahwa kebaikan hati dan belas kasih tidak
dapat menjadi dasar kukuh untuk perdagangan dan ekonomi. Jadi, pada
mulanya adalah gejala perdagangan. Untuk menjelaskan dinamikanya, ia harus
mengandaikan kepentingan diri sebagai penggerak tindakan manusia. Gagasan
“manusia digerakan kepentingan diri” merupakan syarat antropologis yang
diandaikan oleh smith agar ia mampu menjelaskan gejala perdagangandalam
kehidupan ekonomi. Dengan demikian, gagasan homo ekonomicus telah
mengalami kesesatan pikir (falacy). Apa yang awalnya hanya sudut pandang
tertentu tentang manusia, kemudian diperlakukan sebagai keseluruhan kodrat
manusia dan agenda tentang bagaiman manusia dan masyarakat seharusnya
menjadi. Pemikiran seperti ini menjadi inti teori ekonomi mazhab neo-klasik
yang paling berpengaruh dalam khazanah teori ekonomi hingga saat ini.

C. PERKEMBANGAN ILMU
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara,
yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu,
subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs
normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan
sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori
ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter,
seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah,

2
kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini
dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan
di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang
dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori
lingkaran ekonomi, invisble hand, informatic economy, daya tahan
ekonomi, merkantilisme, Bretton Woods, dan sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode
ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisis ekonomi adalah
"pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang di mana orang dihadapi pada
pilihan-pilihan. misalnya
bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang,
dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis
trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya
tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan
sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini
kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa
kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori
dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena
yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide,
konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang
perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya
dilakukan para ahli ekonomi?"

1. Sejarah Ilmu Ekonomi


Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu
ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.
Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu
sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom,
Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The
Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi
kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred
Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang
Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi
diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama
dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam
mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya
peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini.
Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar
melalui harga sebagai instrumen utamanya.

3
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi
Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi
terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran
klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of
Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu
mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus
dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini
kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan
banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new
keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain,
seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta
aliran institusionalyang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan
kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.

D. MADHAB-MADHAB DAN ALIRAN


Aliran pemikiran ekonomi atau mazhab pemikiran ekonomi adalah
beragam pendekatan dalam sejarah pemikiran ekonomi yang cukup penting
untuk dikelompokkan sebagai aliran pemikiran. Meskipun para ekonom tidak
selalu tergabung dalam aliran tertentu, terutama di era modern, pengelompokan
ekonom ke dalam sejumlah aliran pemikiran umum terjadi dalam
ilmu ekonomi. Pemikiran ekonomi dapat dibagi menjadi tiga tahap, yakni
pramodern (Yunani-Romawi, India, Persia, Arab, dan Tiongkok), modern awal
(merkantilisme, fisiokrat), dan modern (dimulai dengan pemikiran Adam
Smith dan ekonomi klasik pada akhir abad ke-18). Teori ekonomi yang
sistematis telah berkembang sejak awal era modern.
Saat ini, sebagian besar ekonom mengikuti pendekatan yang disebut
dengan ekonomi arus utama (atau 'ekonomi ortodoks'). Ekonomi arus utama
terbagi menjadi dua aliran, yakni aliran 'air asin' (terkait
dengan Berkeley, Harvard, MIT, Pennsylvania, Princeton, dan Yale), dan
pemikiran laissez-faire dari aliran 'air tawar' (terkait dengan Universitas
Carnegie Mellon, Rochester, Minnesota, dan Eropa). Kedua aliran pemikiran
ini dikenal dengan sintesis neoklasik.
Beberapa pendekatan yang berpengaruh pada masa lalu, seperti aliran
sejarah ekonomi dan ekonomi institusional, tidak lagi berlaku atau berkurang
pengaruhnya, dan saat ini dianggap sebagai pendekatan heterodoks. Pemikiran
heterodoks terkini termasuk feminis, ekonomi hijau, ekonomi pascaautistik,
dan termoekonomi.
1. Pemikiran ekonomi kuno
Pemikiran ekonomi kuno adalah pemikiran atau gagasan mengenai
ekonomi yang mengemuka di zaman kuno hingga abad pertengahan. Selama
periode tersebut ekonomi tidak memiliki identitas terpisah dari pemikiran/ilmu

4
sosial umum dan didefinisikan menurut analisis moderen sebagai sebuah faktor
dalam etika dan politik, sebab pada masa itu belum ditemukan objek
interpretasi yang dapat secara khusus mewakili pusat utama studi. Pemikiran
ekonomi kuno mempunyai pengaruh besar terhadap pemikiran ekonomi
moderen awal. Mempelajari pemikiran ekonomi kuno merupakan cara
alternatif untuk menjelaskan fungsi proses ekonomi dan cara untuk mengetahui
faktor yang menjadi penyebab adanya perbedaan dalam perspektif ekonomi.
2. Ekonomi syariah
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi
syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme,
maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari sistem kapitalisme,
sistem Ekonomi Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap
buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi
dalam kacamata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang
memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral syariah islam.

3. Skolastisisme
Skolstisisme adalah nama sebuah periode pada Abad Pertengahan yang
dimulai sejak abad ke-9 hingga abad ke-15. Masa ini ditandai dengan
munculnya banyak sekolah (dalam bahasa Latin schola) berbasis keagamaan
dan banyak pengajar ulung menganalisis pemecahan masalah dogmatis secara
rasional. Selain itu, skolastik juga merujuk pada metode keilmuan tertentu
berbasis dogmatika rasional untuk memecahkan diskursus keilmuan melalui
nilai-nilai spiritualisme Barat. Ciri dari metode skolastik adalah kerasionalan
dari apa yang dihasilkan.

4. Merkantilisme
Merkantilisme lahir di Eropa pada akhir Abad Pertengahan dan
awal Renaisans. Kegiatan ekonomi diatur oleh hak-hak feodal, seperti hak
untuk memungut pajak, melakukan perdagangan, dan pembatasan pinjaman.
Kebijakan ekonomi seperti itu diterapkan untuk mendukung kegiatan
perdagangan di luar negeri, di tengah berkembangnya kolonialisme bangsa-
bangsa Eropa.

5. Fisiokrat
Dalam Austrian Perspective on the History of Economic Thought, Murray
Rothbard berpendapat bahwa sejarah ekonomi modern diawali oleh para
ekonom fisiokrat, bukannya oleh Adam Smith.

6. Ekonomi politik klasik


Ekonomi klasik, juga disebut ekonomi politik klasik, adalah bentuk awal
ekonomi arus utama pada abad ke-18 dan ke-19. Ekonomi klasik berfokus pada
kecenderungan pasar untuk berpindah pada ekuilibrium dan teori objektif nilai.
Tokoh terkemuka yang berasal dari era ini termasuk Adam Smith, David
Ricardo, Karl Marx, dan Thomas Malthus.

5
E. GENERALISASI DAN TEORI
1. Skolastik
Ciri utama dari aliran ini adalah kuatnya hubungan antara ekonomi
dengan masalah etis serta besarnya perhatian pada masalah keadilan.
Asumsi-asumsi aliran ini adalah: (i) Kepentingan-kepentingan ekonomi
adalah sub-ordinat dari pengorbanan; (ii) Perilaku ekonomi adalah salah satu
aspek perilaku pribadi yang terkait dengan aturan-aturan moralitas.
Tokohnya adalah Albertus Magnus dan Thomas Aquinas.
2. Merkantilisme
Menurut aliran ini, setiap negara yang berkeinginan untuk maju harus
melakukan perdagangan dengan negara lain. Sumber kekayaan negara akan
diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang akan diterima dalam
bentuk emas atau perak. Jadi sumber kekayaan negara adalah dari
perdagangan luar negeri. Selanjutnya, uang sebagai hasil surplus
perdagangan adalah sumber kekuasaa. Tidak heran kalau kebijakan
perdagangan waktu itu sangat mendorong ekspor dan sedapt mungkin
berusaha agar impor dibatasi. Tokohnya adalah Jean Boudin, Thomas Munn,
Jean Baptist Colbert, David Hume. Boudin berpendapat bertambahnya uang
yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya
harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga barang-barang juga dapat
disebabkan oleh praktik monopoli serta pola hidup mewah di kalangan kaum
bangsawan. Dalam praktik ekonomi banyak terjadi aliansi antara para
saudagar dengan penguasa. Kaum saudagar memperkuat dan mendukung
penguasa. Penguasa pun memberi bantuan dan perlindungan berupa
monopoli, proteksi dan keistimewaan-keistimewaan lain.
3. Fisiokratik
Kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan yang senyata-
nyatanya adalah sumber daya alam. Aliran ini percaya bahwa alam
diciptakan Tuhan penuh keselarasan dan keharmonisan. Hukum alam yang
penuh dengan keselarasan dan keharmonisan ini berlaku kapan saja, di mana
saja, dan dalam situasi apa pun (bersifat kosmopolitan). Kaum fisiokrat
percaya bahwa sistem perekonomian jug mirip dengan alam yang penuh
harmoni. Dengan demikian, setiap tindakan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya masing-masing juga akan selaras dengan kemakmuran
masyarakat banyak. Beri manusia kebebasan dan biarkan mereka melakukan
yang terbaik bagi dirinya masing-masing. pemerintah tidak perlu campur
tangan dan alam akan mengatur semua pihak akan senang dan bahagia. Inilah
cikal bakal doktrin klasik laissez faire laissez passer. Tokoh utamanya adalah
Francis Quesnay. Quesnay membagi masyarakat menjadi empat golongan
yaitu: (i) kelas produktif yang aktif mengolah tanah; (ii) kelas tuan tanah;

6
(iii) kelas nonproduktif seperti saudagar dan pengrajin; (iv) kelas buruh yang
menerima upah dari tenaganya. Quesnay menganjurkan agar kebijakan-
kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus ditujukan terutama untuk
meningkatkan taraf hidup para petani atau kaum produktif.
4. Teori Klasik
Tokoh utamanya adalah Adam Smith. Smith berpendapat bahwa sifat
egoistis manusia akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
secara keseluruhan. Sikap egoistis ini tidak akan mendatangkan kerugian dan
merusak masyarakat sepanjang ada persaingan bebas. Setiap orang yang
menginginkan laba dalam jangka panjang (artinya serakah), tidak akan
pernah menaikkan harga di atas tingkat harga pasar. Smith juga menyatakan
bahwa setiap barang memiliki nilai guna dan nilai tukar. Nilai tukar
ditentukan biaya-biaya untuk memproduksinya. Jadi barang yang memiliki
nilai guna tinggi belum tentu nilai tukarnya tinggi pula. Misalnya air dan
intan, air lebih berguna dari intan tapi tidak lebih mahal dari intan karena
biaya memproduksi intan lebih besar dari pada biaya untuk memproduksi air
(Teori Nilai). Pendapat Smith yang lain adalah bahwa produktivitas tenaga
kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (Teori Pembagian Kerja).
Teori akumulasi kapital menyatakan cara terbaik untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya ialah dengan investasi yaitu membeli mesin-
mesin dan peralatan. Dengan mesin-mesin dan peralatan yang lebih canggih
maka produktivitas pekerja akan semakin meningkat. Peningkatan
produktivitas pekerja akan meningkatkan produksi perusahaan. Jika semua
perusahaan melakukan hal yang sama, output nasional yang juga berarti
kesejahteraan masyarakat, akan meningkat pula.
5. Sosialisme
Sosialisme dimaksudkan untuk menunjukkan sistem-sistem pemilikan
dan pemanfaatan sumber-sumber produksi (selain labor) secara kolektif.
Sosialisme menggambarkan pergeseran milik kekayaan dari swasta ke
pemerintah yang berlangsung secara bertahap melalui prosedur peraturan
pemerintah dengan memberikan kompensasi pada pemilik-pemilik swasta.
Sedangkan komunisme menggambarakan peralihan pemilikan dari swasta ke
tangan pemerintah yang terjadi secara cepat dan revolusioner, dilakukan
secara paksa dan tanpa kompensasi.
a. Sosialisme Utopis
Tokohnya adalah Thomas More. Ia berpendapat semua milik
merupakan milik bersama, segala kebutuhan disediakan secara
bersama-sama. Untuk menghasilkan barang dan jasa, semua orang
harus bekerja. Masyarakat dianjurkan untuk hidup sederhana. Orang
tidak perlu bekerja mati-matian dalam waktu terlalu lama, melainkan
cukup sekedar dapat memenuhi kebutuhan dengan bekerja sekitar
enam jam setiap hari. Dalam hidup penuh kebersamaan ini, uang tidak

7
diperlukan. Pakaian semua orang seragam. Perhiasan emas dan perak
tidak dihargai. Pemerintahan dijalankan secara demokratis dan
pimpinan untuk seumur hidup adalah merupakan hasil pemilihan
rakyat. Saint Simon menganjurkan perlu ada suatu lembaga yang
mampu melakukan pengawasan yang bertugas mengawasi penggunaan
sistem produksi yang saat itu dikuasai oleh kaum feodal agar dapat
mensejahterakan sebesar-besarnya bagi masyarakat. Anggota dari
lembaga pengawas tersebut adalah scientist, teknisi dan para pimpinan
pengusaha.

b. Sosialisme Komunitas Bersama


Oleh Charles Fourier diilustrasikan sebagai berikut: suatu unit
komunitas yang terdiri dari 800-2000 orang yang tinggal dalam suatu
apartment hotel secara bersama yang di dalamnya terdapat toko-toko
untuk melayani kebutuhan setiap orang. Apartment hotel tersebut
dikelilingi oleh daerah pertaniannya sendiri, tempat kebutuhan
makanan akan dihasilkan. Dalam komunitas tersebut setiap orang
harus bekerja menurut kesukaan, kecakapan, dan bakat masing-
masing. pada akhir tahun pembukuan, keuntungan dibagi menurut
prestasi kerja, kapital dan kecakapan masing-masing. pekerja
memperoleh 5/12 bagian, manajer memperoleh 4/12 bagian dan
pemilik modal memperoleh 3/12 bagian.
6. Marxisme
Marxisme melihat bahwa akumulasi kapital di tangan kaum kapitalis
memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Akan tetapi,
pembangunan dalam sistem kapitalis sangat bias terhadap pemilik modal.
Untuk bisa membangun secara nyata bagi seluruh lapisan masyarakat, perlu
dilakukan perombakan struktural melalui revolusi sosial. Langkah
berikutnya, penataan kembali hubungan produksi, khususnya dalam sistem
pemilikan tanah, alat-alat produksi dan modal. Sejarah masyarakat pada
hakikatnya adalah sejarah pertentangan kelas. Di jaman kuno ada
tuan/majikan dan budaknya. Di jaman pertengahan ada tuan tanah dan
hamba sahaya yang menggarap tanah milik tuannya. Di jaman modern ada
pengusaha yang memiliki alat-alat produksi dan buruh yang menjual tenaga
kerjanya. Selain itu, ada masyarakat kelas kaya dan masyarakat kelas
miskin. Kelas yang lebih bawah selalu berusaha untuk membebaskan dan
meningkatkan status kesejahteraan mereka (teori pertentangan kelas). Nilai
dari hasil kerja para buruh jauh lebih besar dari jumlah yang diterima mereka
sebagai upah alami. Kelebihan nilai produktivitas kerja buruh atas upah
alami disebut sebagai nilai lebih yang dinikmati oleh para pemilik modal.
Menurut Marx, nilai dari suatu komoditas ditentukan oleh nilai labor yang
diejawantahkan secara langsung maupun tidak langsung dalam komoditas
plus laba (teori nilai lebih). Marx juga berpendapat bahwa semua kelompok

8
masyarakat akan mengalami fase-fase sebagai berikut: komunisme primitif
(persukuan), perbudakan, feodalisme, kapitalisme, sosialisme, dan
komunisme.
7. Revisionisme
Pakar-pakar sosialis yang menganggap kejatuhan kapitalisme tidak
harus melalui revolusi kekerasan inilah yang diklasifikasikan sebagai aliran
revisionisme atau deviationists (karena banyak perbedaan dengan Marx).
Untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama kaum
buruh di negara-negara kapitalis, sebaiknya dilakukan dengan menegakkan
demokrasi. Salah satunya dengan melibatkan diri dalam gerakan-gerakan
serikat perburuhan demi memperbaiki posisi tawar-menawar kaum buruh.
Tokohnya Edward Bernstein menyatakan konflik antara kapitalis dan buruh
akan melemah. Kaum buruh yang tingkat kesejahteraannya meningkat, tidak
mempunyai alasan untuk melakukan revolusi menjatuhkan kapitali. Dengan
semakin baiknya pendidikan masyarakat dan dilakukannya pencerahan serta
ditingkatkannya nilai-nilai demokrasi maka kejahatan atau keburukan
kapitalisme secara perlahan akan berkurang dengan sendirinya. Dalam
jangka panjang masyarakat yang sudah lebih terdidik ini akan memilih
sosialisme secara sukarela tanpa harus melalui revolusi dengan kekerasan.
8. Aliran Kiri Baru
Aliran Kiri Baru dapat diartikan sebagai kombinasi dari Marxisme-
Leninisme Ortodoks dengan pemikiran-pemikiran radikal baru. Secara
keseluruhan, Aliran Kiri Baru lebih dari sekedar kebangkitan kembali
pemikiran-pemikiran Marxisme. Akan tetapi, dalam kenyataannya, berbeda
dalam berbagai hal dari pemikiran kaum Marxisme Ortodoks. Kaum Radikal
(sebutan penganut Aliran Kiri Baru) walaupun banyak mengritik
kapitalisme, tidak dengan sendirinya mereka setuju atau mendukung praktik
pelaksanaan sosialisme melalui perencanaan terpusat. Kaum Radikal lebih
menyukai gagasan desentralisasi administrasi dan sosialisme pasar. Kaum
Radikal sependapat dengan Kaum Marxis bahwa kapitalisme merupakan
sistem yang bobrok dan tidak harmonis dan perlu ditransformasi menjadi
suatu masyarakat sosialis baru. Kaum Radikal berpendapat bahwa kelas
pekerja di negara-negara kapitalis sudah terintegrasi ke dalam masyarakat
kapitalis dan tidak bisa diharapkan untuk melaksanakan reformasi radikal.
Kaum Kiri Baru percaya bahwa para buruh teralienasi dari pekerjaan mereka
karena para buruh dipisahkan dari kontrol atas pekerjaan mereka. Para
pekerja diisolasi dari pengambilan keputusan.
9. Neo Klasik
Para pakar neo-klasik di atas dalam membahas ramalan Marx
menggunakan konsep analisis marjinal. Beberapa penulis ekonomi menyebut
langkah yang sudah dilakukan para pakar ekonomi neo klasik tersebut
sebagai revolusi marjinal, sebab telah ditemukan suatu analisis baru yaitu

9
pendekatan marjinal. Analisis marjinal pada intinya merupakan
pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan
produsen serta penentuan harga-harga di pasar. Tokoh terdahulunya adalah
Heindrich Gossen. Menurutnya, manfaat tambahan (marginal utility) dari
pengonsumsian suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang
sama dikonsumsi semakin banyak dan bahwa sumber daya dan dana yang
tersedia selalu terbatas secara relatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan
yang relatif tak terbatas. Dengan adanya kendala (constraint)ini, kepuasan
maksimum yang bisa diperoleh terjadi pada saat manfaat tambahan sama
untuk tiap barang yang dikonsumsi tersebut dengan syarat semua sumber
daya dan dana terpakai habis seluruhnya.
a. Mazhab Austria
Pandangan mereka mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu penerapan
kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka. Kontribusi mereka
antara lain mengembangkan toeri utilitas marjinal oleh Karl Menger,
menambahkan formulasi biaya-biaya oportunitas oleh Friedrich Weiser,
pengembangan teori tentang modal dan tingkat suku bunga oleh Eugen
Bohm Bawerk, asimilasi analisis keseimbangan umum Walras dengan
teori kapital dan suku bunga menjadi teori distribusi oleh Knut Wicksell,
aplikasi teori kepuasan marjinal untuk mengembangkan teori baru tentang
uang yaitu bahwa kepuasan dapat diukur secara cardinal tetapi tidak
secara ordinal oleh von Mises
b. Mazhab Lausanne
Leon Walras mampu memberikan kisi yang lebih jelas tentang
interdependensi bagian-bagian ekonomi ini dengan gamblang dengan
model keseimbangan umumnya. Ia menguraikan bahwa perubahan dalam
suatu faktor atau bagian ekonomi akan membawa perubahan pada
variabel-variabel lain dalam sistem ekonomi tersebut secara menyeluruh.
Wassily Leontief kemudian mengembangkan konsep analisis input-output
atas dasar matematika yang dikembangkan Walras. Vilfredo Pareto
menyatakan bahwa suatu pengalokasian sejumlah sumber disebut efisien
jika dalam suatu realokasi tidak ada seorang individupun yang dapat
memperoleh kesejahteraan tanpa mengurangi kesejahteraan orang lain.
c. Mazhab Cambridge
Menurut Alfred Marshall, selain oleh biaya-biaya, harga juga dipengaruhi
oleh unsur subjektif lainnya, baik dari pihak konsumen (misalnya
pendapatan) maupun dari pihak produsen (misalnya kondisi keuangan
perusahaan). Harga terbentuk sebagai integritas dua kekuatan di pasar
yaitu penawaran dari pihak produsen dan permintaan dari pihak
konsumen. Jadi dalam jangka panjang perusahaan tidak memperoleh laba
ekonomi yang tinggi sebagaimana dikuatirkan para penentang aliran
klasik. Kaum neo klasik percaya bahwa bentuk pasar persaingan

10
sempurna merupakan bentuk pasar yang paling efisien yang akan
menguntungkan semua pihak. Perusahaan memperoleh laba normal yang
besarnya laba hanya cukup untuk bertahan di pasar. Para konsumen dapat
membeli barang dalam jumlah cukup dengan harga rendah. Sumber-
sumber daya dimanfaatkan secara optimum dan dialokasikan secara
efisien. Dampak Pigou adalah suatu stimulasi kesempatan kerja yang
disebabkan oleh meningkatnya nilai riil dari kekayaan likuid sebagai
konsekuensi dari turunnya harga-harga. Sewaktu nilai kekayaan riil naik
maka konsumsi akan naik yang berdampak terhadap peningkatan
pendapatan dan terbukanya kesempatan kerja baru.
10. Historis
Menurut aliran historis, pengalaman sejarah memberikan cukup banyak
bukti bahwa motif orang dalam bertindak tidak hanya didasarkan pada
kepentingan pribadi, tetapi juga didorong oleh etika dan impuls-impuls
lainnya. Masyarakat harus dianggap sebagai suatu kesatuan organisme
tempat interaksi sosial berkait dan berhubungan antarindividu sehingga
kegiatan masyarakat dilandaskan pada suatu sistem yang menyeluruh yang
mencakup semua organisme dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu
keseluruhan. Aliran historis sepakat untuk meminta campur tangan
pemerintah dalam perekonomian. Intervensi pemerintah diharapkan
mampu membawa proses ekonomi pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi
yang diinginkan bersama. Menurut aliran historis prinsip-prinsip ekonomi
dipengaruhi oleh adat istiadat, tradisi, agama, nilai-nilai dan norma-norma
lingkungan setempat sehingga tidak berlaku secara universal seperti yang
dinyatakan oleh kaum klasik dan kaum neo klasik.
11. Institusional
Tokohnya adalah Thorstein Bunde Veblen. Veblen menilai pengaruh
keadaan dan lingkungan sangat besar terhadap tingkah laku ekonomi
masyarakat. Ada sedikit persamaan antara aliran institusional dengan aliran
historis, sebab keduanya sama-sama menolak metode klasik. Akan tetapi,
dasar falsafah dan kesimpulan-kesimpulan politik kedua liran tersebut
berbeda. Aliran institusional menolak ide eksperimentasi sebagaimana
yang dianut oleh aliran historis. Begitu juga pusat perhatian, aliran
institusional terhadap masalah-masalah ekonomi dalam kehidupan
masyarakat juga berbeda. Veblen mengemukakan bahwa motivasi
konsumsi tidak hanya berdasarkan rasio melainkan emosi. Orang berusaha
mengejar leisure atau kesenangan dengan membeli barang-barang yang
digunakan untuk pamer (conspicuous consumption). Veblen juga
mengemukakan bahwa pada masa sekarang laba dan keuntungan sebagian
tidak lagi diperoleh melalui kerja keras dengan menciptakan barang-barang
yang disukai konsumen, tetapi lewat “trik-trik bisnis”. Produksi ini
disebutnya Production for Profit sebagai pertentangan dari Production for
Use. Selain itu, banyak para pengusaha yang memiliki modal besar dan

11
menguasai sejumlah perusahaan tetapi tidak ikut terjun langsung dalam
kegiatan operasional perusahaan. Golongan ini disebutnya sebagai absentee
ownership. Tokohnya yang lain adalah Gunnar Myrdal dan Joseph A.
Schumpeter. Schumpeter menekankan mengenai pentingnya
kewirausahaan untuk membangun perekonomian.
12. Keynesian
Keynes menyatakan dalam perekonomian yang yang lebih maju,
masyarakatnya telah mengenal tabungan sehingga sebagian dari
pendapatan akan mengalami kebocoran (leakage). Kebocoran tersebut
berbentuk tabungan sehingga arus pengeluaran tidak lagi sama dengan arus
pendapatan. Dengan demikian, permintaan agregat akan lebih kecil dari
penawaran agregat. Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak
diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu, peran
pemerintah justru diperlukan. Dalam situasi terjadi gerak gelombang
kegiatan ekonomi, pemerintah dapat menjalankan kebijakan pengelolaan
pengeluaran dan pengendalian permintaan efektif dalam bentuk “kontra-
siklis” dan “anti-siklis”. Para pakar keynesian juga menghasilkan teori-
teori yang menerangkan dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi dan
stabilitas perekonomian serta teori-teori yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan pendapatan. Tokohnya antara lain Simon Kuznets dan
Paul Samuelson.
13. Post Keynesian
Post keynesian adalah sekumpulan ahli yang menyatakan berbagai
pandangan tentang ekonomi makro modern yang berakar dari pemikiran
keynes namun sudah berkembang lebih jauh. Teori yang mereka
kembangkan hanya dibicarakan sepintas oleh keynes tetapi tidak dibuat
dalam model formal. Terkadang pemikiran post keynesian ini begitu
berkembanganya sehingga ada yang lari atau bahkan secara implisit
mengabaikan unsur-unsur pokok teori umum keynes. Lima hal yang perlu
diperhatikan dari pemikiran post keynesian adalah (i) mereka cenderung
berpendapat bahwa penyesuaian lebih banyak terjadi lewat penyesuaian
kuantitas daripada harga; (ii) pendistribusian pendapatan antara laba dan
upah memainkan peran penting dalam mempengaruhi keputusan investasi;
(iii) ekspetasi dan laba adalah penentu utama perencanaan investasi; (iv)
unsur kelembagaan kredit dan keuangan berintegritas mempengaruhi siklus
ekonomi; (v) fokus pembahasan teori post keynesian adalah menjawab
pertanyaan mengapa perekonomian tidak berjalan dengan mulus seperti
asumsi klasik.
14. Monetaris
Pada prinsipnya kaum monetaris mengajukan proposisi yaitu
perkembangan (kejutan) moneter merupakan unsur yang penting dalam
perkembangan produksi, kesempatan kerja, dan harga-harga; bahwa

12
pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan unsur yang paling dapat
diandalkan dalam perkembangan moneter; dan bahwa perilaku otoritas
moneter menentukan pertumbuhan jumlah uang beredar dalam gelombang
konjunktur. Penekanan pokok pandangan monetaris terletak pada stok
uang. Perubahan dalam jumlah uang beredar sangat besar pengaruhnya
terhadap tingkat inflasi dan GNP riil dalam jangka panjang. Walaupun laju
pertumbuhan uang sangat menentukan unjuk kerja GNP namun dampaknya
sendiri berlangsung setelah beberapa waktu (adanya lag). Jangka waktu itu
sulit diprediksi secara pasti. Lamanya lag bisa enam bulan (short lag) dan
bisa sekitar dua tahun (long lag). Moneteris menyimpulkan bahwa secara
umum laju pertumbuhan uang yang tinggi akan menyebabkan booms dan
inflasi. Sebaliknya, penurunan dalam laju pertumbuhan uang dapat
menimbulkan resesi dan kadang-kadang bahkan juga deflasi.
15. Aliran Sisi Penawaran
Supply Siders beranggapan dengan mendorong penawaran agregat ke
kanan, output akan bertambah dan harga-harga akan semakin menurun.
Cara yang dianjurkan untuk menggeser kurva penawaran ke kanan antara
lain: (i) mendorong masyarakat untuk lebih rajin menabung; (ii)
menurunkan tingkat pajak; (iii) mendorong masyarakat untuk lebih berani
mengambil risiko dalam berusaha; (iv) mendorong mobilisasi angkatan
kerja; (v) mendorong masyarakat untuk lebih banyak bekerja di sektor riil.
Selain itu, pengeluaran pemerintah harus berimbang dengan penerimaan
(balance budget). Anggaran berimbang ini agar pengeluaran pemerintah
diturunkan sampai posisi persentase tertentu dari GNP. Ini berarti
pengeluaran pemerintah hanya mungkin naik jika GNP naik.
a. Kelompok Utama
Kelompok ini menekankan perlunya insentif pajak dalam memacu
pertumbuhan ekonomi lewat dampaknya terhadap tabungan dan investasi.
Kelompok ini banyak menganalisis dampak perubahan pajak terhadap
penawaran labor serta dampak program pengaman sosial terhadap jumlah
tabungan. Tokohnya Martin Feldstein dan Michael Boskin
b. Kelompok Radikal
Kelompok ini menyatakan bahwa pemotongan pajak akan memberikan
dampak positif terhadap tabungan, investasi dan penawaran tenaga kerja
serta penerimaan total yang lebih banyak dari pajak. Program
pemotongan pajak akan memberi dampak positif dalam meningkatkan
laju pertumbuhan output dan mengurangi inflasi. Tokohnya Arthur Laffer
dan George Gilder.
16. Rational Expectations
Aliran Ratex ini menggunakan beberapa preposisi, antara lain: bahwa
orang atau unit-unit ekonomi akan membuat perkiraan (ekspektasi) secara

13
rasional; bahwa orang tidak membuat kesalahan-kesalahan secara
sistematis dalam ekspektasi mereka; bahwa orang akan menggunakan
informasi yang ada padanya secara efisien; bahwa orang akan bereaksi
secara rasional terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan demi
kepentingan pribadi masing-masing. karena tingkah laku ekonomi
masyarakat dipengaruhi oleh pengharapan atau ekspektasi mereka,
kegiatan memprediksi peristiwa-peristiwa ekonomi yang akan terjadi di
masa depan dipandang sebagai perbuatan yang sia-sia. Mereka percaya
bahwa tidak banyak yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
memperbaiki suatu keadaan sebab setiap orang sudah melakukan yang
terbaik bagi dirinya masing-masing. Misal ada kebijakan yang akan
dikeluarkan oleh pemerintah dan masyarakat sudah mendapat gambaran
tentang dampak kebijakan tersebut terhadap kesejahteraan mereka.
Akibatnya, dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada serta biaya-
biaya yang harus dikeluarkan, masing-masing mereka akan bertindak
dengan cara yang sebaik-baiknya agar dapat mengambil manfaat yang
sebesar-besarnya atau menghindari kerugian yang mungkin timbul sebagai
dampak pelaksanaan kebijakan yang akan diambil tersebut. Sebaiknya
pemerintah tidak menjalankan kebijakan yang rumit dan berbelit-belit
karena hasil dari suatu kebijakan yang kurang diperhitungkan dengan baik
bisa menghasilkan sesuatu yang bertentangan dari maksud semula. Oleh
karena itu, para pakar ratex meragukan bahwa para ahli ekonomi cukup
tahu bagaimana masyarakat akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan
kebijakan yang dilakukan sebab reaksi masyarakat akan sangat tergantung
pada ekspektasi mereka.

F. PENUTUP
1. Kesimpulan

Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang


sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara
berpikir manusia. Termasuk ekonomi merupakan ilmu yang selalu berkembang
mengikuti zaman.
Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari upaya-upaya individu-
individu dan organisasi yang dilakukan manusia untuk mencukupi kebutuhan
rumah tangganya.
Dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-
subjektif, dan objektif atau struktural mengenai ekonomi telah membuat
banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu
sosial. Salah satu contohnya pemikiran ekonomi kuno, Ekonomi syariah,
Skolastisisme, Merkantilisme, Fisiokrat, Ekonomi politik klasik.

Dengan mempelajari dan memahami pemikiran ekonomi, seseorang atau


negara dapat menetapkan kebijakan yang tepat sehingga sejahtera.

14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Boedi. 2011. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: CV.
Pustaka Setia
Haryanto, Sindung. 2011. Sosiologi Ekonomi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
https://ericktristanto.wordpress.com/2010/03/17/mazhabaliran-ilmu-ekonomi-
schools-of-economics/
https://id.wikipedia.org/wiki/Aliran_pemikiran_ekonomi
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi

15

Anda mungkin juga menyukai