Teori-teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima golongan yaitu aliran-
aliran Klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik, dan Post Keynesian.aliran-aliran ini
mencoba menemukan sebab-sebab pertumbuhan pendapatan nasional dan proses
pertumbuhannya.
Pengelompokan Teori
Dari mazhab historimus dibahas teori Friedrich List, Bruno Hildebrand, Karl
Bucher, dan Walt Whitman Rostow. Dari mazhab analitis yang mencakup teori klasik,
Neo klasik, dan Keynesian dibahas teori dari Adam Smith, David Ricardo, Harrod-
Domar, dan Solow-Swan. Sedangkan teori Schumpeter dibahas secara tersendiri karena
teori ini sulit untuk dikelompokan, demikian pula halnya Teori Ketergantungan.
Mazhab Historimus
1. Friedrich List
a. Tahap Primitif
b. Tahap beternak
c. Tahap pertanian
2. Bruno Hildebrant
b. Perekonomian uang
c. Perekonomian kredit
3. Karl Bucher
Pendapatnya merupakan sintesa dari pendapat List dan Hildebrand. Menurut Bucher
perkembangan ekonomi melalui 3 tahap, yaitu:
B. Aliran Klasik
1. Adam Smith
2. David Ricardo
Dalam pendapatan nasional, tampak bahwa upah dan sewa meningkat terus,
sedangkan laba menurun dengan semakin berkembangnya waktu. Dalam pendapatan
perkapita, upah selalu tetap pada tingkat batas, laba menurun dan sewa meningkat.
Hal ini dikarenakan oleh semakin langkanya sumberdaya tanah, sehingga sewa
menjadi semakin mahal dan laba kurang.
Pendapatan nasional dibagi menjadi tiga bagian yaitu upah, sewa, dan
keuntungan, masing-masing untuk pendapatan tenaga kerja (buruh), tuan tanah, dan
kapitalis. Jadi maksud dari pembagian/penggolongan itu adalah untuk mengetahui
unsur pendapatan yang manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap
perkembangan ekonomi.
c. Masyarakat feodal
Adanya pertentangan-pertentangan dalam masyarakat maka berakhirlah
sistem perbudakan dan terbentuk masyarakat baru yaitu masyarakat feodal, di
mana kaum bangsawan memiliki alat-alat produksi yang paling utama yaitu
tanah. Hubungan produksi dalam sistem feodal merubah cara-cara kehidupan
sosial. Ada dua golongan klas dalam masyarakat feodal yaitu klas feodal yang
terdiri dari tuan tanah yang lebih berkuasa dalam hubungan sosial dan klas
buruh yang bertugas melayani mereka.
d. Masyarakat sosialis
e. Masyarakat kapitalis
a. Konsantrasi
b. Akumulasi
c. Kesengsaraan (verelendung)
d. Krisis
e. Konsentrasi
Perusahan-perusahan yang kuat yang dapat bertahan dan perusahan yang kecil
akan bangkrut. Yang tersisa hanya perusahaan besar saja. Karena perusahan yang satu
menggabung dengan yang perusahaan lain supaya tidak bangkrut karena persaingan.
a. Akumulasi
b. Kesengsaraan
c. Krisis
Daya beli masyarakat makin berkurang karena pendapatan buruh semakin
berkurang, sehingga terjadilah kelebihan produksi atas konsumsi (over production).
Harga barang-barang merosot dan produksi terpaksa ditahan. Dengan demikian
kapitalis akan mendorong:
D. Aliran neo-klasik
Perkembangan merupakan proses yang gredual dan terus menerus. Alfred Marshall
menganggap bahwa perekonomian sebagai suatu kehidupan organik yang tumbuh
dan berkembang perlahan-lahan sebagai proses yang gradual.
Perkembangan sebagai proses yang harmonis dan kumulatif ialah proses ini meliputi
berbagai faktor dimana faktor-faktor itu tumbuh bersama-sama. Marshal
menggambarkan harmonisnya perkembangan itu karena adanya internal economies
dan external economies. Intrnal economies timbul karena adanya kenaikan skala
produksi yang tergantung pada sumber-sumber dan efisiensi dari perusahaan.
External economies tergantung pada industri pada umumnya yang menyediakan
kebutuhan-kebutuhan antar industri. Internal economies merupakan hasil dari
adanya mesin-mesin yang lebih luas, managemen yang lebih baik dan sebagainya
sehingga ada kenaikan poduksi. External economies timbul karena kenaikan
produksi pada umumnya dan ada hubungannya dengan pekembangan pengetahuan
dan kebudayaan selain itu meliputi timbulnya industri-industri cabang yang saling
membantu satu sama lain demi kelancaran produksi, timbul fasilitas-fasilitas
transpor dan perhubungan yang modern. Marshal menekankan pada sifat saling
ketergantungan dan kontemporer dari perekonomian.
1. Mula-mula negara meminjam kapital atau impor kapital, disebut sebagai debitur yang
kurang mapan (immature-debtor).
2. Negara peminjam menghasilkan dengan kapital pinjaman tadi, membayar devidn dan
bunga atas pinjaman.
3. Setelah penghasilan nasional negara meningkat terus, maka sebagian lagi dipinjamkan
ke negara lain yang menbutuhkan. Namun deviden dan bunga yang dibayar lebih dari
deviden dan bunga yang diterima negara yang diberi pinjaman. Negara ini tingkat
debiturnya sudah mapan (mature-deptor).
4. Dengan demikian negara mendapat surplus sehingga utangyna sendiri sudah semakin
sedikit dan piutangnya semakin besar. Negara ini pada tingkat kreditur yang belum
mapan (immature-credior).
5. Akhirnya negara tersebut hanya menerima deviden dan bunga dari negara lain saja.
Negara ini tingkat krediturnya sudah mapan (mature-creditor).
E. Teori schumpeter
Perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi
merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (discontinuous), yaitu
gangguan-gangguan terhadap keseimbangan yang telah ada. Perkembangan ekonomi
disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan terutama dalam lapangan industri dan
perdagangan. Berproduksi berarti mengkombinasikan bahan-bahan dan tenaga yang
ada atau yang dapat dicapai menghasilkan barang dengan metode lain (inovasi).
Inovasi dapat berbentuk lima hal yaiu:
F. Analisa post-keynesian
Kapital yang baru akan tetap belum dapat digunakan sebab bila digunakan hasilnya
tidak dapat terjadi karena pendapatan tetap.
Kapital baru akan digunakan dengan biaya dari alat kapital yang telah ada
sebelumnya.
Kapital yang baru akan menggantikan tenaga kerja.
Perekonomian sudah ada dalam pengerjaan tingkat penuh (full employment income)
Tidak ada pemerintah dan perdagangan luar negeri
Tidak ada keterlambatan penyesuaian (lag of adjustment)
Hasrat menabung marginal dan hasrat menabung rata-rata sama.
Marginal propensity to save dan Capital coeffisien adalah tetap.
Dari teori ini dinyatakan bahwa kenaikan investasi akan menaikkan kapasitas
produksi dan pendapatan. Perekonomian kenyataannya menghadapi masalah yaitu
bila investasi hari ini tidak cukup maka akan terjadi pengangguran. Bila ada investasi
hari ini maka besok diperlukan investasi yang lebih banyak untuk menaikkan
permintaan sehingga kapasitas produksi bertambah.
b. Teori Harrod
Kelemahan teori Harrod-Domar adalah teori menggunakan asumsi yang sulit. Faktor-
faktor penting seperti hasrat menabung adan rasio kapital output dianggap tetap,
sedangkan kenyataan pada jangka panjang faktor tersebut berubah-ubah yang akan
mengubah syarat yang dibutuhkan untuk adanya pertumbuhan ekonomi.
Menitik beratkan pada peranan faktor faktor eksogen seperti teknologi, perkembangan
penduduk, pembukaan dan perkembangan daerah baru.
Argumen-argumen Tradisional
Dalam model perdagangan neoklasik terdapat enam asumsi yang harus dikritisi
yaitu:
1. Faktor produksi pada setiap negara dianggap baku dan konstan, terdaya gunakan
secara penuh, tidak ada mobilitas faktor produktif antar negara.
Dalam kenyataan tidak ada negara yang senang mengkhususkan diri dalam
memproduksi komoditas bernilai tambahan rendah yang hanya bertumpu pada
tenaga kerja non trampil. Tidak ada negara yang secara suka rela membiarkan
negara lain menerima imbalan yang lebih banyak melalui pengembangan sektor-
sektor ekonomi yang berlandaskan modal, teknologi dan tenaga kerja yang lebih
tinggi.
3. Dalam lingkup domestik, faktor produksi yang ada bebas bergerak dari suatu kegiatan
produksi ke kegiatan produksi yang lain.
4. Pemerintah tidak campur tangan dalam perdagangan internasional.
Dalam sebuah lingkungan ada daerah yang secara ekonomis maju dan ada
pula yang tertinggal, ada sektor yang berkembang pesat dan dan tetap mengalami
stagnasi, ada penduduk yang kaya dan mekmur tetapi banyak juga masyarakat
yang miskin sehingga tetap diperlukan intervensi pemerintah untuk menjaga
melebarnya kesenjangan ekonomi dan kesenjangansosial. Contoh intervensi
pemerintah yang dapat dilakukan adala sebagai berikut:
Kebijakan tarif
Kebijakan tarif dibedakan menjadi dua yaitu tariff barrier dan nontariff barrier.
Ketentuan kebijakan tarif barrier di Indonesia dalam bentuk bea masuk sebagai
berikut:
a. Tarif rendah antara 0%-5% yang dikenakan untuk bahan kebutuhan pokok dan
vitalseperti beras, mesin-mesin vital dan alat-alat militer.
b. Tarif sedang antara 5%-20% yang dikenakan untuk barang-barang setengah jadi
dan barang-barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negeri.
Teori yang dikemukakan oleh Walt Whitman Rostow ini didasarkan pada
pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh negara-negara maju terutama di
Eropa. Mengamati proses pembangunan di negara-negara Eropa dari mulai abad
pertengahan hingga abad modern, maka Rostow memformulasikan pola pembangunan
ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara tersebut. Rostow membagi proses
pembangunan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap yaitu :
1. Perekonomian Tradisional
3. Tinggal Landas
b. Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju
pertumbuhan tinggi
c. Hadirnya secara cepat kerangka politik, social, dan institusional yang menimbulkan
hasrat ekspansi di sector modern, dan dampak eksternalnya akan memberikan daya
dorong pada pertumbuhan ekonomi
Prasyarat pertama dan kedua sangat berkaitan erat satu sama lain.
Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10% dari GNP pada akhirnya akan
menyebabkan pertumbuhan yang tinggi pada sektor-sektor dalam perekonomian,
khususnya sektor manufaktur. Sektor manufaktur diharapkan memiliki tingkat
pertumbuhan tertinggi karena sektor tersebut merupakan indicator dalam
perkembangan industrialisasi yang dilakukan. Di samping itu sektor manufaktur
adalah sektor yang memiliki keterkaitan besar dengan sektor-sektor lainnya. Jika
sektor manufaktur berkembang pesat, maka sektor-sektor lain pun akan terpengaruh
untuk berkembang pesat pula. Pada akhirnya pertumbuhan sektor ini akan berakibat
pada perkembangan GNP yang lebih tinggi dari kondisi semula.
4. Menuju Kedewasaan
(b). Perubahan watak pengusaha dari pekerja keras dan kasar berubah menjadi
menajer yang halus dan sopan
1. Perekonomian Tradisional
2. Perekonomian Industri
Perbedaan tenaga kerja dari desa ke kota dan pertumbuhan pekerja di sektor
modern akan mampu meningkatkan ekspansi output yang dihasilkan di sektor modern
tersebut. Percepatan ekspansi output sangat ditentukan oleh ekspansi di sektor industri
dan akumulasi modal di sektor modern. Akumulasi modal yang nantinya digunakan
untuk investasi hanya akan terjadi jika terdapat akses keuntungan pada sektor modern,
dengan asumsi bahwa pemilik modal akan menginvestasikan kembali modal yang ada
ke industri tersebut.
2. Teori Pola Pembangunan Chenery
Dari sisi tenaga kerja, akan terjadi perpindahan tenaga kerja dari sector
pertanian menuju sector industry, meski pergeseran ini masih tertinggal (lag)
dibandingkan proses perubahan structural itu sendiri. Dengan keberadaan lag inilah
maka sektor pertanian akan berperan penting dalam peningkatan penyediaan tenaga
kerja, baik pada awal hingga akhir dari proses transformasi struktural tersebut.
Produktifitas di sektor pertanian yang rendah lambat laun akan mulai meningkat, dan
memiliki produktifitas yang sama dengan pekerja di sektor industri pada masa tansisi.
Dengan demikian, produktifitas tenaga kerja dalam perekonomian secara menyeluruh
akan mengalami peningkatan.
Dalam perkembangan literatur terakhir, muncul tiga teori baru, yaitu : teori
pertumbuhan baru (New Growth Theory, NGT), teori geografi ekonomi baru (New
Economic Geography, NEG), dan teori perdagangan baru (New Trade Theory, NTT).
Teori geografi ekonomi baru ini menekankan pada pentingnya hasil yang
meningkat (increasing returns), skala ekonomis, dan persaingan yang tidak
sempurna. Ada tiga alasan mengapa para pakar ekonomi mulai menaruh perhatian
pada geografi ekonomi dan memasukkan dimensi ruang, yaitu :
1. Lokasi kegiatan ekonomi suatu negara merupakan topik yang penting
2. Garis antara ilmu ekonomi internasional dengan ilmu ekonomi regional menjadi
semakin kabur
3. Alasan yang paling penting untuk melihat kembali geografi ekonomi adalah
laboratorium intelektual dan empiris yang disediakan
NTT menyatakan bahwa sifat dasar dan karakter transaksi internasional telah
sangat berubah dewasa ini di mana aliran barang, jasa, dan asset yang menembus
batas wilayah antarnegara tidak begitu dipahami oleh teori-teori perdagangan
tradisional. Kritik utama NTT terhadap teori perdagangan yang lama terfokus pada
asumsi persaingan sempurna dan pendapatan konstan, menghabiskan waktu terlalu
banyak data dan teori daripada berbagai isu yang mempengaruhi ilmu ekonomi dan
gagal dalam menelusuri sebab-sebab proteksionis.
Meskipun memiliki daya tarik, NTT juga memiliki beberapa kelemahan. Ada
tiga kelemahan utama NTT :
1. NTT menjelaskan perbedaan strukutr produksi melalui perbedaan karakteristik yang
mendasari
DAFTAR PUSTAKA
M. Meirer, Gerald, Robert E Baldwin. 1957. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Yayasan Dana
Buku Indonesia.