Anda di halaman 1dari 10

Nama : Detra Kurnia Agung Pratama

NIM : 210721611634

Offering :B

A. Teori Pertumbuhan Linear


1. Teori pertumbuhan klasik
a) Adam Smith
Adam Smith pernah memberikan pendapat mengenai pertumbuhan
ekonimi, beliau mengatakan perekonomian akan tumbuh dan
berkembang jika ada pertambahan penduduk yang memperluas pasar
dan mendorong spesialisasi. Dalam teori ini memiliki bebrapa tahap,
tahap – tahap tersebut yaitu:
 Masa Perburuan
 Masa Berternak
 Masa Bercocok Tanam
 Perdagangan
 Perindustrian
Dalam tahap tersebut, sudah dapat diketahui bahwa Adam Smith
memiliki anggapan bahwa manusia berasal dari makhluk yang
sederahana, kemudian tumbuh seiring berjalannya waktu dan makhluk
tersebut pun menjadi makhluk yang modern dan kapitalis. Peran yang
dilakukan oleh tiap-tiap pelaku ekonomi tidak lepas dari faktor-faktor
pendorong yaitu: Peningkatan ketrampilan pekerja, dan penemuan
mesin-mesin yang menghemat tenaga. Spesialisasi akan terjadi jika
tahap pembangunan ekonomi telah menuju ke system perekonomian
modern yang kapitalistik. Meningkatkan kompleksitisitas aktivitas
ekonomi dan kebutuhan hidup di masyarakat, mengharuskan masyarakat
untuk tidak lagi melakukan semua pekerjaan secara sendiri, namun lebih
ditekankan pada spesialisasi untuk menggeluti bidang tertentu.
Modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi.
menurut teori Adam Smith, cepat atau lambat akumulasi modal akan
menentukan Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Asal
modal tabungan masyarakat. melalui akumulasi modal Dana yang
dihasilkan dari tabungan dapat diinvestasikan oleh pelaku ekonomi di
sektor tersebut. agar dapat diterima. Akumulasi harus diperhatikan Modal
dan investasi sangat bergantung pada kebiasaan menabung masyarakat.
Sebaliknya, bisa atau tidaknya kita menabung tergantung pada
kemampuan kita. Kita harus menguasai dan menjelajahi sumber daya
yang ada.
Pertumbuhan ekonomi akan terus terjadi karena mata rantai tabungan,
akumulasi modal dan investasi tetap terjalin dan berkaitan erat satu
sama lain jika investasi rendah, maka kemampuan menabung akan
turun, sehinga akumulasi modal akan mengalami penurunan pula. Jika
hal tersebut terjadi berarti laju investasi juga 20 akan rendah dan akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi. Akhirnya kapitalisme dalam hal ini
akan berada pada kondisi stasioner, yaitu pada tingkat pertumbuhan
sama dengan nol.
Dikutip dari Lincoln Arsyad (2010) menurut Adam Smith terdapat dua
aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi yakni :
1. Pertumbuhan Output total
o Jumlah total atau akumulasi dari modal yang dimiliki
Menurut Adam Smith jumlah modal dapat diartikan
sebagai dana/modal pembangunan yang maksudnya
modal disini dapat secara aktif/langsung menentukan
tingkat output yang dihasilkan, selain pengaruh secara
aktif modal 14 juga dapat berpengaruh secara tidak
aktif/tidak langsung, artinya menurut smith adalah
penambahan jumlah modal akan membuat spesialisasi
makin mungkin dilakukan yang akan berdampak pada
produktifitas tenaga kerja.
o SDA yang tersedia dapat direpresentasikan dengan jumlah
tanah yang ada Jumlah sumber daya alam yang tersedia
menurut smith akan berpengaruh dan menjadi sebuah
batasan maksimum untuk pertumbuhan perekonomian.
o SDM atau sumber daya manusia direpresentasikan dengan
jumlah penduduk Adam Smith menyatakan bahwa jumlah
penduduk akan menyesuaikan dengan keadaan serta
kebutuhan tenaga kerja untuk suatu proses
perekonomian, dengan kata lain tenaga kerja disini
menjadi salah satu input dalam proses produksi.
2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Pertambahan jumlah penduduk akan
mempermudah terjadinya penambahan jumlah pasar atau perluasan
pasar yang juga akan menambah tingkat spesialisasi dalam sebuah
kegiatan perekonomian. Jika tingkat spesialisasi bertambah maka
produktifitas tenaga kerja seperti yang telah dipaparkan sebelumnya
juga akan meningkat, hasil akhirnya tentu saja proses pertumbuhan
ekonomi juga akan bergerak menjadi lebih cepat.

b) David Ricardo
David Ricardo memiliki pendapat yang sedikit bertentangan dengan Adam
Smith, David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang
semakin besar akan menghasilkan tenaga kerja yang banyak, sehingga
upah menurun dan perekonomian menjadi stagnan.
Jadi, menurut saya teori dari Davis Ricardo ini pertumbuhan penduduk lah
yang menyebabkan perekonomian menjadi stagnan. Sehingga perlu
adanya penanganna SDM yang tepoat untuk membuat bertambhnya
penduduk juga menjadi pertambahan ekonomi pada daerah tersebut.m
Pada
David Ricardo bisa dibilang merupakan ahli ekonomi pertama yang
menggunakan analisa dengan pendekatan yang lebih bersifat teoritis dan
deduktif yang artinya analisis yang dilakukan menggunakan hipotesis
yang diolah dengan pendekatan dan logika lalu kesimpulan akhir dari
analisis ini akan dimunculkan sebagai suatu susunan kerangka analisis
teoritis, sedangkan pendahulunya yaitu 16 Adam Smith lebih ke arah
pendekatan yang bersifat empiris dan induktif. Pada bukunya yang
berjudul On the Principles of Political Economy and Taxation (1817) David
Ricardo memberikan beberapa teori yang penting antara lain :
• Teori Perdagangan Internasional
• Teori harga nilai barang
• Teori akumulasi serta pertumbuhan ekonomi
Jika dilihat secara garis besar maka teori pertumbuhan yang dipaparkan
oleh David Ricardo tidak jauh berbeda dengan yang dipaparkan oleh
Adam Smith dimana proses pertumbuhan ekonomi masih berkaitan erat
dengan dua hal yaitu laju pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan
output, beberapa asumsi yang digunakan David Ricardo seperti :
• Peningkatan atau penurunan tenaga kerja bergantung pada tingkat
upah
nominal
• Kemajuan dan perkembangan teknologi akan terjadi sepanjang waktu
• Akumulasi modal dapat terjadi jika tingkat return yang akan diperoleh
investor berada diatas tingkat minimal
• Tanah yang tersedia jumlahnya terbatas
Selain hal – hal yang disebutkan diatas menurut Ricardo pula akumulasi
modal serta peningkatan dan kemajuan dalam bidang teknologi akan
membuat produktivitas tenaga kerja meningkat dan juga akan
memperlambat terjadinya law of diminishing return.
c) Thomas Robert Maltus
Menurut Robert Malthus, pertumbuhan penduduk yang besar akan
menyebabkan krisis pangan, sehingga akan terjadi kelangkaan makanan.
Dalam teorinya, Malthus mengemukakan penduduk akan mempengaruhi
tingkat pertumbuhan ekonomi dimana pertambahan penduduk meningkat
secara deret ukur sedangkan pertambahan bahan makanan meningkat
secara deret hitung. Seperti halnya David Ricardo, Malthus berbeda
pendapat dengan Smith yang belum menyadari hukum hasil yang
semakin berkurang, perkembangan penduduk akan mendorong
pembangunan ekonomi karena dapat memperluas pasar. Sedangkan
Ricardo dan Malthus, perkembangan penduduk yang berjalan dengan
cepat akan memperbesar jumlah hingga menjadi dua kali lipat dalam satu
generasi sehingga dapat menurunkan kembali tingkat pembangunan
ekonomi ke taraf yang lebih rendah. Pada tingkat ini, pekerja akan
menerima upah yang sangat minim atau upah subsisten (Sukirno, 2010).
d) John Stuar Mill
Mill menilai perkembangan ekonomi adalah sebuah fungsi dari Land
(sumber daya alam), Labour (sumber daya manusia), and Capital
(modal). Dalam penjabarannya, Land dan Labour adalah dua faktor
utama dalam produksi, sementara Capital adalah akumulasi hasil kerja
dari para sumber daya manusia sebelumnya.
2. Teori Pembangunan Karl Mark
Karl Marx membagi teorinya menjadi tiga fase pertumbuhan ekonomi
masyarakat: feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme. Selama fase feodalisme,
masyarakat terus menggunakan sistem ekonomi tradisional. Pada tahap ini,
pemilik tanah atau pengusaha memiliki tingkat tawar menawar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan para pekerja. Kebutuhan akan efisiensi dan kemajuan
teknologi membawa masyarakat feudal ke fase industrial kapitalisme.
Kaum buruh tidak mendapatkan banyak manfaat dari masa kapitalisme ini. Di
mana para pekerja tidak memiliki hak untuk melakukan tawar-menawar kepada
pengusaha atau pemilik modal sebagai bagian dari input produksi Sama halnya,
para pengusaha pada masa itu tetap percaya bahwa pemupukan modal adalah
cara terbaik untuk meningkatkan pendapatan. Kedua hal tersebut didasarkan
pada asumsi dasar bahwa ada eksploitasi buruh yang signifikan. Semakin banyak
persaingan pasar, setiap bisnis bersaing untuk meningkatkan output dan input
produksinya, termasuk tenaga kerja. Sebuah revolusi yang diprakarsai oleh kaum
buruh akan muncul dari sini.
Karl Marx selalu berpatokan pada pembagian masyarakat menjadi dua kategori:
masyarakat pemilik modal dan masyarakat bukan pemilik modal; dan masyarakat
pemilik tanah dan masyarakat bukan pemilik tanah. Menurut teori ini, semua
kelas masyarakat tersebut muncul karena adanya kepentingan dan pertentangan.
Kelompok industrialis 61 kapitalis selalu menggunakan dua poin dalam setiap
kegiatan ekonomi: nilai buruh dan nilai produktivitas buruh. Karl Marx
berpendapat bahwa kemampuan pengusaha dapat diukur dengan cara mereka
mengakomolasikan modal dan memaksimalkan nilai lebih dari para pekerja. Nilai
lebih adalah selisih dari nilai produktivitas buruh daripada nilai buruh. Nilai
pekerja didefinisikan sebagai nilai yang dibayarkan.
3. Teori Pembangunan Modern
a) Teori Pertumbuhan Rostow
Menurut teori Rostow, setiap negara harus melewati berbagai tahapan
dalam perubahan dari keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi.
Menurut teori ini, negara-negara maju telah melampaui tahapan "tinggal
landas menuju pertumbuhan ekonomi berkesinambungan yang
berlangsung secara otomatis", sementara negara-negara yang sedang
berkembang atau terbelakang masih berada dalam tahapan masyarakat
tradisional atau tahapan kedua, di mana kerangka dasar tinggal landas
disusun. Mereka akan segera bergerak menuju proses pertumbuhan
ekonomi yang pesat dan berkesinambungan, hanya perlu merumuskan
beberapa aturan pembangunan.
Dalam teorinya ini, Rostow memiliki 5 tahap pertumbuhan, yaitu:
 Perekonomian tradisional yang menjadi sektor utama dalam
pertanian
 Prakondisi tinggal landas, dimana industri mulai berkembnag
 Tinggal landas artinya laju perteumbuhan berada pada sektor
manufaktur
 konsumsi massa tinggi diaman penggunaan pendekatan
permintaan, kesejahteraan masyarakat bersama secara luas

Teori ini memiliki kelamahaan seperti Apakah semua negara harus


membangun dengan tahapantahapan tersebut? Peranan hutang dari luar
negeri belum dimasukkan dalam tahapan-tahapan tersebut

b) Teori Pertumbuhan Kuznet


Simon Kuznets menghitung dan menganalisis sejarah pertumbuhan
ekonomi pada negara maju dalam jangka panjang. Pertumbuhan
kapasitas produksi didasarkan pada perkembangan teknologi,
pembangunan institusi atau kelembagaan, sikap dan ideologi. Terdapat
enam karakteristik yang ditemui pada hampir semua negara maju, yaitu:
 pertumbuhan output per kapita yang tinggi,
 kenaikan tingkat produktifitas faktor produksi yang tinggi,
 transformasi struktur ekonomi yang cepat,
 tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi,
Dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga
penduduk dunia, negara maju cenderung memperluas pasar dan sumber
bahan baku mereka ke negara lain, yang dikenal sebagai penetrasi
ekonomi internasional. Kuznets menyatakan bahwa perubahan struktur
ekonomi akan dipengaruhi oleh modernisasi pertanian. Perubahan ini
dimulai di sektor primer (tradisional), sekunder, dan tersier. Akibatnya,
untuk mengikuti transformasi struktural tersebut, petani akan beralih
pekerjaan dan beralih ke sektor industri atau jasa di kota. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan permintaan akan sumber daya manusia
sebagai akibat dari peran sektor industri yang umumnya padat modal dan
menggunakan teknologi. Oleh karena itu, jumlah karyawan yang bekerja
di sektor pertanian akan berkurang dibandingkan dengan jumlah
karyawan yang bekerja di sektor industri dan jasa.
c) Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Model ini memberikan penjelasan tentang mekanisme perekonomian yang
bergantung pada peningkatan investasi untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi. Pengerahan atau mobilisasi dana tabungan untuk menciptakan
stok investasi yang cukup untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu taktik utama pembangunan untuk tinggal landas.
Pada dasarnya, setiap ekonomi harus menabung sebagian dari
pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang
modal, seperti bangunan, alat, dan bahan baku, yang telah susut atau
rusak. Namun, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, diperlukan
investasi baru, yang merupakan peningkatan netto terhadap cadangan
atau stok modal, juga dikenal sebagai capital stock.
B. Teori Perubahan Struktural
1. Teori Pembangunan Arthur Lewis
Teori pembangunan Lewis dikenal dengan teori ekonomi model dua sektor
(Lewis’s Two-sector model). Teori pembangunan Lewis dikenal juga dengan teori
imigrasi, yaitu teori terjadinya surplus pada dua sektor tenaga kerja. Teori
pembangunan Arthur Lewis membahas tentang proses pembangunan antara
perkotaan dan pedesaan, dimana keberadaan pola investasi sektoral modern dan
sistem penetapan upah bertanggung jawab atas terjadinya urbanisasi. Teori
Lewis merupakan teori pembangunan yang memusatkan perhatian pada
terjadinya perubahan struktural pada perekonomian yang pada awalnya bersifat
subsisten. Model Perubahan Struktural Lewis mengasumsikan bahwa: a) laju
perpindahan tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja di sektor perkotaan
sebanding dengan laju akumulasi modal perkotaan. Semakin cepat laju
akumulasi modal maka semakin tinggi pula laju pertumbuhan sektor modern dan
semakin cepat pula laju penciptaan lapangan kerja. b) Kelebihan pasokan tenaga
kerja di perkotaan. c) Dengan upah riil yang konstan di daerah pedesaan,
pertumbuhan di sektor modern dan perluasan kesempatan kerja akan terus
berlanjut sampai kelebihan tenaga kerja pedesaan diserap oleh sektor industri
perkotaan. Lewis menjelaskan, proses perpindahan tenaga kerja secara bertahap
dari sektor pertanian ke sektor industri dan tumbuhnya kesempatan kerja di
sektor modern dapat menyebabkan peningkatan output di sektor modern. Hal ini
menyebabkan peningkatan laju pertumbuhan sektor industri (Todaro, 2001: 83).
2. Teori Pola Pembangunan Chenery
Analisis teoritis model pembangunan menjelaskan perubahan struktural pada
berbagai tahapan proses transformasi ekonomi di negara berkembang,
mengalami transisi dari pertanian tradisional ke industri sebagai penggerak
utama pertumbuhan ekonomi. Peningkatan kontribusi sektor industri terhadap
perekonomian sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita, dan
peningkatan pendapatan per kapita erat kaitannya dengan peningkatan
akumulasi modal dan sumber daya manusia. Aspek terpenting dari model
Chenery adalah analisis ini dilakukan dengan menunjukkan hubungan kuantitatif
antara pendapatan per kapita dan persentase kontribusi sektor ekonomi dan
manufaktur terhadap pendapatan nasional. Chenari lebih menekankan pada
perubahan peran industri (khususnya manufaktur) dalam menciptakan produksi
nasional (Sukirno, 2006: 87).
Antara tahun 1950 dan 1970, Chenery dan Syrquin (1975) mempelajari berbagai
bentuk perubahan dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi di negara-negara
berkembang seiring dengan meningkatnya tingkat pembangunan ekonomi
mereka. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada sepuluh jenis
perubahan yang terjadi dalam perkembangan negara berkembang, yang dapat
dibagi menjadi tiga kelompok (Sukirno, 1985: 93): 1. Perubahan struktur
perekonomian dapat berupa : Dianggap sebagai perubahan proses akumulasi,
termasuk pembentukan modal atau penanaman modal, pengumpulan
pendapatan negara, pemberian pendidikan masyarakat. 2. Perubahan struktur
ekonomi dianggap sebagai proses alokasi sumber daya, termasuk perubahan
struktur permintaan dalam negeri, struktur produksi, dan struktur perdagangan
luar negeri.
Perubahan struktur ekonomi dipandang sebagai perubahan proses demografi dan
distribusi, termasuk alokasi tenaga kerja, urbanisasi, dan distribusi pendapatan.
Proses akumulasi, alokasi dan distribusi merupakan ciri utama pembangunan dan
salah satu bentuk perubahan struktural. Proses akumulasi diartikan sebagai
proses penggarapan sumber daya produktif dalam struktur sosial ekonomi untuk
meningkatkan kapasitas produktif. Proses alokasi berkaitan dengan penggunaan
sumber daya produktif dan dapat membawa perubahan pada struktur produksi
(peran sektor dan kontribusinya terhadap produksi nasional). Distribusi
pendapatan dipelajari dan diukur secara kuantitatif dengan menggunakan dua
konsep, yaitu tingkat kemiskinan absolut dan kesenjangan atau kesenjangan
relatif.
C. Teori Dependensia
Teori ini menjelaskan mengenai penyebab keterbelakangan ekpnomi yang dialami
oleh negara – negarea yang sedang berkembang kepada negara maju. Asumsi dasar
teori adalah pembagian perekonomian dunia menjadi 2 golongan yaitu:
1. perekonomian negara-negara maju dan
2.perekonomian negara-negara yang berkembang
Menurut teori ini, interaksi antara negara maju dan negara berkembang lebih
bersifat eksploitatif dibandingkan negara maju yang mengeksploitasi negara
berkembang. Dilihat dari interaksinya, sektor modern negara berkembang pada
dasarnya mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sektor modern
negara maju. Teori ini juga memiliki kelemahan dalam berfokus pada
keterbelakangan akibat hubungan antara negara maju dan berkembang.
Hakikat dan tujuan teori bukan sekadar menemukan fakta yang tersembunyi,
melainkan cara melihat fakta, mengorganisasikan, dan menyajikannya. Dengan
demikian, teori yang baik adalah teori yang konseptualisasi dan penjelasannya
didukung oleh fakta dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. (Abraham Kaplan,
1964) Teori Ketergantungan menurut Melvin Defluer dan Sandra Ball Roceach adalah
teori komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang bergantung
pada suatu media untuk memuaskan kebutuhannya, maka semakin penting media
tersebut untuk itu. orang. Ketergantungan adalah inti dari naluri Freud. Karena
merupakan ciri yang sangat khas dari prosa perkembangan kebudayaan, yang
memungkinkan aktivitas spiritual tingkat tinggi seperti ilmu pengetahuan, seni, dan
ideologi berperan penting dalam kehidupan yang beradab.
D. Teori Neo-Klasik: Penentang Revolusi
Istilah "ekonomi neo klasik" digunakan untuk berbagai pendekatan ekonomi yang
berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui
penawaran dan permintaan. Pendekatan ini biasanya dimediasi melalui maksimalisasi
hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan
biaya terbatas perusahaan, sesuai dengan teori pilihan rasional, menggunakan
informasi yang tersedia dan faktor-faktor produksi.
Teori ekonomi neoklasik didasarkan pada tiga keyakinan, meskipun beberapa bagian
dari teori ini mungkin dipandang dengan cara yang berbeda yaitu:
o Orang memilih hasil yang dapat dikenal dengan nilai dan yang rasional.
o Individu dan bisnis mengoptimalkan manfaat.
o Orang bertindak independen ketika mereka memiliki informasi yang lengkap
dan relevan.
Teori yang dikemukakan oleh para neoklasikisme ini adalah teori sisi penawaran.
Kemunculan teori ini merupakan sanggahan terhadap teori ketergantungan. Teori
tersebut merekomendasikan privatisasi BUMN, meningkatkan peran perencanaan
dan menetapkan peraturan ekonomi yang menciptakan iklim yang mendukung
peningkatan peran sektor swasta dalam pembangunan. Argumen utama para
ekonom yang menganut teori ini untuk menentang serangan yang dilakukan oleh
para ekonom yang bergantung adalah bahwa keterbelakangan tidak disebabkan oleh
eksploitasi negara-negara pinggiran oleh pemerintah pusat. Dalam teori ini, pasar
bebas dan ekonomi laissez-faire adalah kata kunci keberhasilan pembangunan. Teori
ini tampaknya hanya berlaku di negara-negara maju. Teori ini jika diterapkan pada
negara-negara berkembang yang kondisi sosialnya masih bersifat feodal akan
berujung pada eksploitasi kelompok yang satu oleh kelompok yang lain.

Anda mungkin juga menyukai