Anda di halaman 1dari 11

1.

Pendekatan Pendapatan
PN = w+i+r+p
= 800 jt + 700 t + 4 milyar + 50 juta
= 5,550 milyar
2. GNP = PDB+Pend. WNI di LN – Pend. WNA Di Dalam Negeri
= 1.600+80-140
NNP = GNP-PENYUSUTAN
= 1.540-120
= 1.420
NNI = NNP-PAJAK T/L
= 1.420-90
= 1.330
PI = NNI+TF-(IURAN ASURANSI)
PI = 1.33O+170-70
= 1.430
DI = PI-PAJAK L
= 1.430-240
= 1.190

Makalah

DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI


INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat karena


penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa sedangkan
pengangguran tidak memberikan kontribusi.Masalah pengangguran yang menyebabkan
tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi
maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini ada beberapa rumusan maslah yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi?


2. Apakah yang dimaksud dengan pengangguran?
3. Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

D. Metode Penulisan

Penulis menggunakan metode kepustakaan dan media internet.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam
menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil
pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun
sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas
perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus
menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan bahwa perekonomian negara atau
wilayah tersebut berkembang dengan baik.

Output atau pendapatan nasional merupakan ukuran paling komprehensif dari tingkat
aktivitas ekonomi suatu Negara (Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner, 1996). Salah satu
ukuran yang lazim digunakan untuk output adalah produk domestic bruto (PDB). PDB dapat
dilihat sebagai perekonomian total dari setiap orang di dalam perekonomian atau sebagai
pengeluaran total pada output barang dan jasa perekonomian (Mankiw,2000). Output ini
dinyatakan dalam satuan mata uang (rupiah) sebagai jumlah dari total keluaran barang dan
jasa dikalikan dengan harga per unitnya. Jumlah total tersebut sering disebut sebagai output
nominal, yang dapat berubah karena perubahan baik jumlah fisik maupun perubahan harga
terhadap periode dasarnya. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tersebut karena
perubahan fisik saja, maka nilai output diukur tidak pada harga sekarang tetapi pada harga
yang berlaku pada periode dasar yang dipilih. Jumlah total ini disebut sebagai output riil.
Perubahan persentase dari output riil disebut sebagai pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi merupakan akibat dari adanya pe-ningkatan kapasitas produksi yang merupakan
turunan dari peningkatan investasi. Jadi jelas bahwa, pertumbuhan ekonomi berhubungan erat
dengan peningkatan penggunaan tenaga kerja, begitu pula dengan investasi. Dengan
meningkatnya investasi pasti permintaan tenaga kerja akan bertambah, sehing-ga dengan
adanya pertumbuhan ekonomi yang diakibatkan adanya peningkatan investasi berpengaruh
terhadap penurunan tingkat pengangguran dengan asumsi investasi tidak bersifat padat
modal.

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


1. Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku
pada Triwulan I-2011 mencapai Rp1.732,3 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga
konstan 2000 mencapai Rp594,0 triliun.
2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan Triwulan IV-2010,
yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 1,5 persen
(q-to-q). Pertumbuhan ini didukung olehSektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan. Pertumbuhan tertinggi
dihasilkan oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 18,1
persen, karena adanya musim panen tanaman padi pada Triwulan I-2011.
3. PDB Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010 (y-on-
y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua
sektor, dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi sebesar 13,8 persen.
4. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I-2011
dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010 didukung oleh kenaikan Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,5 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar
7,3 persen, Komponen Ekspor naik sebesar 12,3 persen. Komponen Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 3,0 persen, sedangkan
komponen Impor naik 15,6 persen.
5. Pada Triwulan I-2011 dibandingkan dengan Triwulan IV-2010, Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga secara riil meningkat sebesar 0,9 persen, sedangkan Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah turun sebesar 46,6 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto
turun 3,4 persen. Ekspor Barang dan Jasa juga turun sebesar 7,0 persen dan Impor Barang
dan Jasa turun sebesar 3,4 persen.
6. Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan I-2011 masih didominasi
oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau
Jawa memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,9 persen,
kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,5 persen, Pulau Kalimantan 9,2 persen,
Pulau Sulawesi 4,6 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen dan sisanya (Maluku dan
Papua) 2,3 persen.
B. Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalaha istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini merupakan salah satu
permasalahan dalam ekonomi yang paling sulit diselesaikan sampai detik ini, Apalagi untuk
Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Bila kita lihat dari tahun ke tahun, jumlah
pengangguran justru makin banyak bukannya makin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa
pembangunan ekonomi yang sudah ada tidak sanggup untuk menciptakan kesempatan kerja
yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang makin pesat.

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam


angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum mendapatkannya. Seseorang
yang tidak bekerja tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai
penganggur. Factor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran
agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud mencari keuntungan.
Keuntungan tersebut hanya bisa diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual barang yang
mereka produksikan. Semakin besar permintan, semakin banyak barang dan jasa yang akan
mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga
kerja. Dengan demikian terdapat perhubungan yang erat diantara tingkat pendapatan nasional
yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan, semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.

Berikut ini adalah beberapa penyebab yang menyebabkan menjamurnya para


penganggur di Indonesia.

Penduduk yang relatif banyak. Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia,


tentunya membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan social. Kepadatan penduduk ini
juga akan berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran.

Pendidikan dan keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa dengan mudahnya
memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan keterampilan yang
bagus. Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat pekerjaan yang layak. Bayangkan saja begitu
banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun perguruan tinggi lainnya di tiap tahunnya,
hanya yang berbibit unggullah yang kelak akan menghiasi dunia pekerjaan.

Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama
halnya dengan poin kedua, ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia kerja seperti
pendidikan dan keterampilan yang bagus hanya akan menambahi jumlah pengangguran di
Indonesia. Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja yang tidak sesuai dengan pasar kerja.
Terbatasnya lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya
lapangan pekerjaan yang disediakan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya
pengangguran.

Teknologi yang semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan
dalam kehidupan sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih
cepat selesai, akurat, dan efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang dikeluarkan
pun sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga kerja yang banyak
namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.

Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai


kontrak (outsourcing).Perusahaan-perusahaan saat ini lebih sering menerapkan sistem
tersebut karena dinilai lebih menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap,
mereka akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai
sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya
mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian
membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan
membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar. Namun sistem ini membuat
munculnya pengangguran

Adanya pemutusan kerja dari perusahaan biasanyadisebabkan antara lain; perusahaan


yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang
kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor
impor, dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang bangkrut disebabkan oleh
karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan
oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan
oleh krisis moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan
oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental
korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga
negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih).
Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan moral). Sehingga
erat sekali hubungan antara penganggursan dengan bagaimana keadaan perekonomian suatu
Negara.
Pemulangan TKI ke Indonesia. TKI yang bermasalah di luar negeri sehingga harus di
deportasi ke daerah asalnya tentunya hanya akan menambah daftar panjang para penganggur
di Indonesia. Padahal sebenarnya diharapkan TKI tersebut dapat membantu pemerintah
mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini dan menambah devisa Negara.

Penyediaan dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan
kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah
lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan
tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

Tingkat pengangguran di Indonesia

Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 119,4 juta orang,
bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2010 sebesar 116,5 juta
orang atau bertambah 3,4 jutaorang dibanding Februari 2010 sebesar 116,0 juta orang.

Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 111,3 juta
orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2010 sebesar 108,2
juta orang atau bertambah 3,9 juta orang dibanding keadaan Februari 2010 sebesar 107,4 juta
orang.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2011 mencapai


6,80 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2010 sebesar 7,14 persen dan
TPT Februari 2010 sebesar 7,41 persen.

Setahun terakhir (Februari 2010-Februari 2011), hampir semua sektor mengalami


kenaikan jumlah pekerja, kecuali Sektor Pertanian dan Sektor Transportasi, masing-masing
mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 360 ribu orang (0,84 persen) dan 240 ribu
orang (4,12 persen). Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan dan Sektor Industri
secara berurutan menjadi penampung terbesar tenaga kerja pada bulan Februari 2011.

Pada Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar
34,5 juta orang (31,01 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 21,3 juta orang
(19,15 persen) dan berusaha sendiri sejumlah 21,1 juta orang (19,01 persen).

Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2011, sebesar 77,1 juta orang (69,28
persen) bekerja di atas 35 jam perminggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja
kurang dari 8 jam hanya sebesar 1,4 juta orang (1,23 persen).
Pada Februari 2011, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap
mendominasi yaitu sebesar 55,1 juta orang (49,53 persen), sedangkan pekerja dengan
pendidikan Diploma sebesar 3,3 juta orang (2,98 persen) dan pekerja dengan pendidikan
Sarjana hanya sebesar 5,5 juta orang (4,98 persen).

C. Dampak Pengangguran terhadap Pertumbuhan ekonomi Indonesia

Pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat berpengaruh terhadap menurun


tidaknya tingkat pengangguran di Indonesia. Hal ini disebabkan karena Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan
yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak
orang.

Salah satu factor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah
tingkat pendapatannya. Pendapatan masyarkat mencapai maksimum apabila tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi pendapatan
masyarakat, dan ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai. Apabila keadaan
pengangguran disuatu Negara adalah sangat buruk, kekacauan politik dan social selalu
berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan prospek
pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

Masalah pengangguran akan membawa dampak yang buruk bagi kestabilan


perekonomian Negara. Dan dampak-dampak negative lainnya diantaranya:

1. Timbulnya kemiskinan. Dengan menganggur, tentunya seseorang tidak akan bisa


memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-
harinya. Seseorang dikatakan miskin apabila pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500
perharinya (berdasarkan standar Indonesia) sementar berdasarkan standar kemiskinan PBB
yaitu pendapatan perharinya di bawah $2 (sekitar Rp 17.400 apabila $1=Rp 8.700).
2. Makin beragamnya tindak pidana criminal. Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi
kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan untuk tetap bisa bertahan hidup.
Namun seorang pengangguran dalam keadaan terdesak bisa saja melakukan tindakan
criminal seperti mencuri, mencopet, jambret atau bahkan sampai membunuh demi
mendapat sesuap nasi.
3. Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan
sebagainya. Selain maraknya tindak pidana krimanal, akan bertambah pula para pengamen
atau pengemis yang kadang kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak
segan-segan mengancam para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang.
4. Terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan
kekuasaan.
5. Terganggunya kondisi psikis seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah
ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat
kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar.
6. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa
menyebabkan pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah
dapipada pendapatan potensial (yang seharusnya) oleh karena itu, kemakmuran yang
dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
7. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional dari sector pajak berkurang. Hal
ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian
menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian pajak
yang harus diterima dari masyarakat pun akan menurun.Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintaha pun akan berkutang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
8. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.Adanya pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-
barang produksi akan berkuran. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian
tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat berpengaruh terhadap menurun tidaknya
tingkat pengangguran di Indonesia. Hal ini disebabkan karena Tingkat pengangguran
dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
2. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai
kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil
pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun
sebelumnya.
3. Dengan demikian terdapat perhubungan yang erat diantara tingkat pendapatan nasional
yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan, semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.
B. Saran

Menurut saya, seharusnya pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan yang luas


bagi tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, kualitas tenaga kerja Indonesia sendiri harus
ditingkatkan supaya tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja dari luar. Jadi maksudnya,
sumber daya manusia Indonesia dan juga perluasan kesempatan lapangan kerja harus
ditingkatkan agar tingkat pengangguran di Indonesia dapat menurun dan otomatis tingkat
perekonomian Indonesia akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

National Association of Social Worker. Encyclopedia Of Social Work, Vol II. National
Association of Social Worker. Inc. USA : 1971.
Midgley James, etc. The Handbook of Social Policy.
Suharto Edi. Phd. Konsep Kemiskinan dan Strategi
Penanggulangannya.http://www.policy.hu/suharto/makIndo13.html
Suharto Edi, Phd. Materi Latihan: Analisis Kebijakan
Sosial.http://www.policy.hu/suharto/makIndo21.html.
SuhartoEdi , Phd . Pendekatan Pekerja Sosial dalam Menangani Kemiskinan di Tanah Air.
http://www.policy.hu/suharto/makIndo27.html.
Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Situs web:
Badan Pusat Statistik : http://www.bps.go.id
http://www.wikipedia.org.id
http://alena19.wordpress.com/2010/01/01/pengaruh-pertumbuhan-ekonomi-
Http: //ekonomi-indonesia-bisnis.infogue.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran
http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran friksional-
struktural-musiman-siklikal

Anda mungkin juga menyukai