Anda di halaman 1dari 10

SHALAT DHUHA

Dalam berbagai kamus bahasa Arab kata ‘dhuha’ ini memiliki beberapa
arti, ada yang mengartikan ‘apa saja yang terjadi ketika ada matahari’,
ada juga yang mengartikan ‘cahaya matahari yang menjadi basis bagi
bumi’, ada juga yang mengartikannya hanya dengan sinar matahari saja.
Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang lebih pukul
10.00). Shalat dhuha ialah shalat sunnah yang dilakukan orang Islam
pada waktu ketika matahari dalam posisi sedang naik, kurang lebih tujuh
hasta sejak terbitnya matahari (kisaran jam tujuh pagi) hingga sampai
pada waktu shalat dzuhur tergantung letak geografis dimana kita berada.

Pelaksanaan shalat dhuha ini, minimal adalah dua rakaat, boleh juga
dikerjakan empat, enam atau delapan rekaat. Adapun untuk
melaksanakannya adalah sama seperti dengan shalat sunnah pada
umumnya.

Kita seringkali mendengar pernyataan bahwa shalat Dhuha bisa


memudahkan jalan rezeki dan membuka pintu rezeki manusia. Namun
benarkah itu? Mengapa bisa demikian? Mari kita perhatikan hadist-hadist
yang mengaitkan shalat Dhuha dengan rezeki sebagai berikut :

ٌ
‫َة‬ ََ
‫دق‬ ‫ُم‬
‫ْ ص‬ ‫َد‬
‫ِك‬ ‫َح‬
‫أ‬ ْ
‫ِن‬ ََ‫ِ سُال‬
‫مى م‬ ‫ُل‬
‫لى ك‬ََ‫ُ ع‬
‫ِح‬‫ْب‬ ُ
‫يص‬
ٌ
‫َة‬‫دق‬ََ
‫ٍ ص‬ َ‫ِي‬
‫دة‬ ‫ْم‬ َ
‫تح‬ ‫ُل‬
ُّ ‫ٌ و‬
‫َك‬ ‫َة‬‫دق‬ ََ
‫ٍ ص‬‫َة‬ َ ُّ
‫تسْب‬
‫ِيح‬ ‫ُل‬‫َك‬
‫ف‬
ٌ
‫َة‬ ََ
‫دق‬ ‫َة‬
‫ٍ ص‬ ‫ْب‬
‫ِير‬ ‫تك‬َ ُّ
‫ُل‬‫َك‬‫ٌ و‬ ‫َة‬ ََ
‫دق‬ ‫ٍ ص‬ َ ‫هل‬
‫ِيلة‬ ْ‫ت‬َ ُّ
‫ُل‬‫َك‬‫و‬
‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬ ْ
‫ه‬ َ
‫ن‬َ
‫و‬ ٌ
‫ة‬َ‫ق‬ َ
‫د‬َ‫ص‬ ِ
‫وف‬ ُ
‫ر‬ ْ
‫ع‬ َ
‫م‬ ْ
‫ِال‬
‫ب‬ ٌ
‫ر‬ ْ
‫م‬ َ
‫َأ‬‫و‬
ِ ٌ
ِ‫َان‬
‫َت‬‫ْع‬
‫َك‬ ‫َل‬
‫ِكَ ر‬‫ْ ذ‬
‫ِن‬‫ِئُ م‬
‫ْز‬‫يج‬َُ‫ٌ و‬
‫َة‬ ََ
‫دق‬ ‫َر‬
‫ِ ص‬ ‫ْك‬
‫ُن‬ ْ
‫الم‬
‫َى‬ ‫َ الض‬
‫ُّح‬ ‫َا م‬
‫ِن‬ ‫هم‬ ‫َع‬
ُُ ‫ْك‬
‫ير‬َ
Artinya : “Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan
shadaqahnya. Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah
shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah,
menyuruh kepada kebaikan adalah shadaqah, dan melarang berbuat
munkar adalah shadaqah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha
dua rakaat.” (HR. Muslim)

‫ْص‬
ً‫ِال‬ َ ‫ن‬
‫مف‬ َ‫ُّو‬
‫ِت‬‫َس‬
‫ٍ و‬ َ ‫ثم‬
‫ِائة‬ َ ِ‫نسَان‬
َُ‫ثال‬ ِْ‫ِى اإل‬‫ف‬
ُْ
‫ه‬ ‫ِن‬‫ٍ م‬‫ِل‬‫ْص‬
‫مف‬َ ِ‫ُل‬
‫ْ ك‬ ‫َ ع‬
‫َن‬ ‫دق‬ ‫َص‬
ََّ ‫يت‬ َْ
َ ‫ن‬ ‫ِ أ‬‫ْه‬ ََ
‫لي‬ ‫َع‬
‫ف‬
‫يا‬َ َ‫ِك‬‫َل‬
‫ُ ذ‬‫ِيق‬‫يط‬ُ ْ
‫من‬ََ
‫الوا و‬ ُ َ
‫ ق‬.ٍ ‫َة‬ ََ
‫دق‬ ‫ِص‬
‫ب‬
‫َسْجِد‬
ِ ْ ‫ِى‬
‫الم‬ َُ
‫ة ف‬ ‫ُّخَاع‬
‫ل الن‬ َ‫َا‬ َّ َّ‫ِى‬
‫اَّللِ ق‬ َ
‫نب‬
‫ِيق‬
ِ ‫َّر‬
‫َنِ الط‬‫ِ ع‬ ‫َحِيه‬
‫تن‬ُ ‫ء‬ ُْ‫َالشَّى‬‫ها و‬ َُ‫ِن‬
‫دف‬ َ
ْ‫ت‬
َ‫ئك‬ُِ‫ْز‬‫تج‬ُ ‫َى‬ ‫َا الض‬
‫ُّح‬ ‫َت‬‫ْع‬
‫َك‬ ‫َر‬‫د ف‬ َ ْ
ِْ‫تج‬ ‫ن َلم‬ ْ‫إ‬َِ
‫ف‬
Artinya : “Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi,
yang seluruhnya harus dikeluarkan shadaqahnya.” Mereka (para sahabat)
bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?”
Beliau menjawab,“Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam
masjid adalah shadaqah, engkau menyingkirkan sesuatu yang
mengganggu dari jalan adalah shadaqah. Maka jika engkau tidak
menemukannya (shadaqah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah
mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)
Dalam dua hadits ini dan hadits-hadits lain yang senada. Shalat
Dhuha bernilai sedekah. Bukan sembarang sedekah, tetapi 360 sedekah.
Sedangkan tiap sedekah akan dilipatgandakan oleh Allah. Berikutnya,
dalam hadits Qudsi Allah berfirman akan menjamin rezeki hamba-
hambaNya yang menjaga shalat Dhuha.

َ‫َ ال‬ َ‫َ آ‬


‫دم‬ ْ‫يا ا‬
‫بن‬ َ َّ
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َج‬ ‫َز‬‫اَّللُ ع‬
َّ ‫ل‬ ُ‫ُو‬‫يق‬َ
‫َو‬
‫َّل‬
ِ ‫ِى أ‬ ‫َع‬
‫َاتٍ ف‬ ‫َك‬
‫ِ ر‬‫بع‬ ‫َر‬
َْ ‫ْ أ‬‫ِن‬
‫ِى م‬ ‫ْن‬
‫ْجِز‬
‫تع‬ُ
َُ
‫ه‬ ‫ِكَ آخِر‬ ‫َك‬
‫ْف‬ ‫َ أ‬ ‫ِك‬
‫هار‬َ‫ن‬َ
Artinya : Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah
engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan
untukmu di sepanjang hari itu.”(HR. Ahmad)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan derajatnya hasan
shahih menurut Syaikh Al Albani,

-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫اَّلل‬ َّ ‫ل‬ ‫َ ر‬


ُ‫َسُو‬ ‫َث‬‫بع‬ َ
ََ
‫ة‬ ‫َّج‬
‫ْع‬ ‫ُوا الر‬ ‫َسْر‬
‫َع‬ ‫َأ‬‫ُوا و‬ ‫ِم‬‫َن‬
‫َغ‬‫ة ف‬ً‫ي‬ ‫سَر‬
َِّ
‫َة‬
ِ ‫ْر‬
‫َث‬ ‫َك‬‫ْ و‬‫هم‬ُ‫َا‬
‫ْز‬ َ ِ‫ْب‬
‫مغ‬ ‫ُر‬
‫ِق‬ ‫َ الن‬
‫َّاسُ ب‬ ‫دث‬ ‫َح‬
ََّ ‫َت‬‫ف‬
ُ‫َسُو‬
‫ل‬ ‫ل ر‬ َ‫َا‬‫َق‬‫ْ ف‬
‫ِم‬ ‫َت‬
‫ِه‬ ‫َج‬
‫ْع‬ ‫ِ ر‬‫َة‬
‫ْع‬‫َسُر‬
‫ْ و‬‫ِم‬ ‫َت‬
‫ِه‬ ‫ِيم‬ ‫َن‬‫غ‬
‫ُم‬
ْ َُ
‫دُّلك‬ ‫َالَ أ‬
‫ أ‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫اَّلل‬ َّ
ًَ
‫ة‬ ‫ِيم‬‫َن‬
‫َ غ‬‫َر‬ ‫َك‬
‫ْث‬ ‫ًى و‬
‫َأ‬ ‫ْز‬
‫مغ‬ ُْ
َ ‫ه‬ ‫َ م‬
‫ِن‬ ‫َب‬ ‫َق‬
‫ْر‬ ‫لى أ‬ ََ
‫ع‬
‫َِلى‬
‫دا إ‬ ََ
‫َّ غ‬
‫ثم‬ُ َ‫َّأ‬
‫َض‬ َ ْ
‫تو‬ َ ‫ة‬
‫من‬ ًَ ‫َج‬
‫ْع‬ ‫َو‬
‫ْشَكَ ر‬ ‫َأ‬
‫و‬
‫َب‬
ُ ‫َق‬
‫ْر‬ ‫أ‬ َ
‫هو‬َُ
‫َى ف‬ ‫ُّح‬
‫ِ الض‬ ‫ْح‬
‫َة‬ ‫ِسُب‬
‫ِ ل‬‫َسْجِد‬ ْ
‫الم‬
ًَ
‫ة‬ ‫َج‬
‫ْع‬ ‫ر‬ ‫َو‬
ُ‫ْشَك‬ ‫َأ‬
‫ة و‬ًَ ‫َن‬
‫ِيم‬ ‫ُ غ‬‫َر‬ ‫َك‬
‫ْث‬ ‫ًى و‬
‫َأ‬ ‫ْز‬ َ
‫مغ‬
Artinya : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengirimkan sepasukan
tentara, lalu mereka berhasil memperoleh harta rampasan perang yang
banyak dan bergegas pulang. Kesuksesan perang, harta rampasan yang
banyak dan pasukan kembali dengan selamat menjadi buah bibir di
masyarakat. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang lebih banyak memperoleh
harta rampasan, bahkan keberhasilannya lebih cepat dibandingkan
pasukan tentara itu? Hendaklah seseorang berwudhu lalu pergi ke masjid
untuk mengerjakan shalat Dhuha. Maka orang itulah yang lebih cepat
memenangkan peperangan, lebih banyak meraih harta rampasan dan
lebih segera meraih kesuksesan.” (HR. Ahmad; hasan shahih)

Jika pada hadits-hadits sebelumnya shalat Dhuha dikaitkan dengan


sedekah dan rezeki, pada hadits ini shalat Dhuha bahkan membuat orang
yang mengerjakannya dapat meraih kesuksesan dengan segera. Adapun
doa yang dilafalkan ketika shalat Dhuha adalah,

َ‫ها‬
‫ء‬ ََ ْ َ
‫الب‬ ‫ و‬،َ ُ‫َا‬
‫ءك‬ ‫ُح‬‫َى ض‬‫ُّح‬
‫ِن الض‬ َّ‫َّ ا‬
‫هم‬ ُ‫َلل‬ ‫ا‬
‫ة‬ ‫ُو‬
ََّ ْ َ
‫الق‬ ُ َ
‫ و‬،َ‫الك‬ ‫َم‬‫ل ج‬َ‫َا‬
‫َم‬ ْ َ
‫الج‬ ‫ و‬،َ‫ءك‬ َ‫ب‬
ُ‫ها‬ َ
‫ة‬ََ
‫ْم‬ ‫ِص‬ ْ َ
‫الع‬ ‫ و‬،َ‫تك‬َُ
‫در‬ُْ
‫ة ق‬ََ
‫در‬ ُْ ْ َ
‫الق‬ ‫ و‬،َ‫تك‬ ‫ُو‬
َُّ ‫ق‬
‫ِى‬‫ْقي ف‬ ‫ِز‬
‫ن ر‬َ‫َا‬ ‫ن ك‬ِْ
‫َّ ا‬
‫هم‬ُ‫َلل‬ ‫ ا‬.َ‫ُك‬
‫َت‬‫ْم‬‫ِص‬
‫ع‬
‫ْالَر‬
ِْ
‫ض‬ ‫ِى ا‬ َ َ
‫ان ف‬ ‫ن ك‬ ِْ‫َا‬
‫ و‬،‫ه‬ ُ‫ِْل‬
‫نز‬َْ
‫َأ‬ ِ‫َآ‬
‫ء ف‬ ‫السَّم‬
،‫ه‬ُْ ‫َس‬
‫ِر‬ ‫َي‬
‫ًا ف‬ ‫َسَّر‬
‫مع‬ُ ‫ن‬َ‫َا‬‫ن ك‬ِْ‫َا‬
‫ و‬،‫ه‬ُْ ‫ْر‬
‫ِج‬ ‫َخ‬‫َأ‬
‫ف‬
َ‫َا‬
‫ن‬ ‫ن ك‬ِْ‫َا‬
‫ه و‬ُْ
‫ِر‬‫َه‬
‫َط‬‫ما ف‬ً‫َا‬‫َر‬‫ن ح‬َ‫َا‬
‫ن ك‬ِْ‫َا‬
‫و‬
َ
‫ءك‬ِ‫ها‬َ‫ب‬
ََ‫َ و‬ ِ‫َا‬
‫ءك‬ ‫ُح‬
‫ِ ض‬‫َق‬‫ِح‬
‫ ب‬،‫ه‬ُ‫ب‬ِْ‫َر‬
‫َق‬‫دا ف‬ًْ
‫ِي‬ َ
‫بع‬
َ
‫ْت‬ ََ
‫تي‬ ‫مآا‬َ ْ‫ِى‬
‫ِن‬‫ِكَ آت‬
‫َت‬ ُْ
‫در‬ ‫ِكَ و‬
‫َق‬ ‫ُو‬
‫َّت‬ ‫ِكَ و‬
‫َق‬ ‫َال‬‫َم‬‫َج‬
‫و‬
َ
‫ْن‬‫ِحِي‬ ‫َ الص‬
‫َّال‬ ‫دك‬َ‫َا‬
‫ِب‬‫ع‬
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu duha adalah waktu duha-Mu,
keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu,
kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu.Ya Allah,
apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada
di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila
haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran duha-Mu,
keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu. Berikanlah kepadaku
apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Selain melancarkan rezeki, shala Dhuha juga memiliki keutamaan sebagai


berikut :

Mendapat Pahala Haji dan Umrah

Jika dilaksanakan di awal waktu Shalat Dhuha berpahala senilai pahala


Haji dan Umrah secara sempurna, sebagaimana dijanjikan oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui hadistnya yang diriwayatkan
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda;

‫َة‬
ٍ ‫َاع‬
‫َم‬ َ ‫ِي‬
ِِ‫مسْج‬
‫د ج‬ ‫ْحِ ف‬‫ُّب‬
‫ة الص‬ َ‫َال‬
‫لى ص‬ََّ
‫ْ ص‬‫من‬َ
‫ُّح‬
،‫َى‬ ‫ة الض‬ ََ
‫ْح‬ ‫َل‬
‫ِيَ سُب‬ ‫يص‬ُ ‫َّى‬
‫َت‬ ‫ِ ح‬ ‫ُ ف‬
‫ِيه‬ ‫ُت‬‫ْب‬
‫يث‬َ
‫اما‬ َ ٍ
ًّ ‫ت‬ ‫ِر‬‫َم‬
‫ْت‬‫مع‬ ‫َو‬
ُ ْ ‫َاج‬
‫ أ‬،ٍ ‫ِ ح‬ ‫َج‬
‫ْر‬ ‫َأ‬
‫ن ك‬َ‫َا‬ ‫ك‬
ُ‫ت‬
‫ه‬ َُ
‫ْر‬ ‫َع‬
‫ُم‬ ‫ه و‬ُُ ‫َج‬
‫َّت‬ ‫ح‬
Artinya : “Barangsiapa mengerjakan shalat Subuh berjama’ah di masjid,
lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah
Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau
berumrah secara sempurna.” (HR. Thabrani)

Ath Thibiy berkata, “Yaitu kemudian ia melaksanakan shalat setelah


matahari meninggi setinggi tombak, sehingga keluarlah waktu terlarang
untuk shalat. Shalat ini disebut pula dengan shalat Isyraq. Shalat tersebut
adalah waktu shalat (Dhuha) di awal waktu.”

Shalat Dhuha di awal waktu dikenal pula dengan nama Shalat Isyraq
sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Waktu
shalat Isyraq yang merupakan awal waktu shalat Dhuha adalah setelah terbit
mata hari terbit dan melewati waktu terlarang untuk shalat. Yaitu setelah
mata hari meninggi setinggi tombak.

Termasuk Shalat Awwabin (Orang yang Taat)

Awwabin jamak dari awwab yang artinya orang yang senantiasa kembali
kepada Allah dengan bertaubat dan menaati-Nya. Mereka mendapatkan
kabar gembira berupa janji surga dari Allah SWT. Allah berfirman,

ٍ ‫َف‬
‫ِيظ‬ ‫َو‬
‫َّابٍ ح‬ ‫ُل‬
‫ِ أ‬ َ‫دو‬
ِ ‫ن‬
‫لك‬ َُ ُ ‫ما‬
‫توع‬ ََٰ
َ ‫ذا‬ َ
‫ه‬
Artinya : “Inilah (surga) yang dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap
orang yang senantiasa bertaubat kepada Allah (awwab) dan menjaga
(hafidz) aturan-aturan Nya”.(QS. Qaf:32)
Salah satu sifat awwab adalah menjaga Shalat Dhuha sebagaiman
dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW,

،‫ال يحافظ على صالة الضحى إال أواب‬


‫وهي صالة األوابين‬
Artinya : “Tidaklah menjaga shalat Dhuha melainkan awwab (orang yang
kembali kepada Allah). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah).

Awwab juga meruapakan salah sifat luhur para Nabi seperti Nabi Ayyub
AS, Nabi Daud AS, dan Sulaiman AS, sebagaimana diabadikan di dalam
Al-Qur’an;

َ‫د‬
‫نا‬ َْ
‫َب‬ ‫ُر‬
‫ْ ع‬ ‫ْك‬
‫َاذ‬ َ ‫ول‬
‫ون و‬ ُ ُ
‫يق‬َ ‫ما‬ َ َٰ
‫لى‬ ََ
‫ْ ع‬ ‫ْب‬
‫ِر‬ ‫اص‬
ٌ ‫َو‬
‫َّاب‬ ُ‫ن‬
‫ه أ‬ َِّ
‫ِ إ‬ ۖ‫ي‬
‫د‬ َْ‫األ‬
ْ ‫َا‬ ‫د ذ‬َ‫ُو‬
‫داو‬َ

Artinya : “dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan;


sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan).(QS.Shad:17).

ُْ
‫د‬ ‫َب‬ ْ َ
‫الع‬ ‫ْم‬‫ِع‬ َ‫َا‬
‫ن ن‬ ‫ْم‬ َُ‫د س‬
‫لي‬ َُ َ‫ل‬
‫داو‬ ِ ‫َا‬ ‫ْن‬
‫هب‬ََ
‫َو‬‫و‬
ٌ ‫َو‬
‫َّاب‬ ‫ه أ‬ َِّ
ُ‫ن‬ ‫إ‬

Artinya : dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah


sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)(QS.
Shad:30)
ْ
َۗ
‫ث‬ ‫ْن‬
‫تح‬َ ‫ََال‬
‫ِ و‬
‫ِه‬‫ْ ب‬ ‫ْر‬
‫ِب‬ ‫ًا ف‬
‫َاض‬ ‫ْث‬ ‫َ ض‬
‫ِغ‬ ‫ِك‬‫َد‬
‫ِي‬‫ب‬ ُْ
‫ذ‬ ‫َخ‬‫و‬
ُْ
ۖ
‫د‬‫َب‬ ْ َ
‫الع‬ ‫ْم‬
‫ِع‬‫ۚ ن‬ ‫ًا‬
‫ِر‬‫َاب‬
‫ه ص‬ َ‫د‬
ُ‫نا‬ َْ
‫َج‬‫و‬ ‫نا‬َِّ
‫إ‬
ٌ ‫َو‬
‫َّاب‬ ‫أ‬ ُ‫ن‬
‫ه‬ َِّ
‫إ‬

Artinya : Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar.


Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada
Tuhannya).(QS. Shad:44)

Ketiga ayat tersebut menunjukkan bahwa salah satu sifat mulia para Nabi
yang dipuji oleh Allah karena mereka dikenal awwab (amat sangat taat
kepada Allah). Dan seorang hamba yang shaleh dapat memperoleh
cipratan pujian tersebut dengan menjaga Shalat Dhuha, karena hanya
para awwabin yang senantiasa menjaga Shalat Dhuha.

Mampu Menghapuskan Dosa-Dosa yang Telah Dilakukan

Bagi yang menjalankan shalat dhuha akan diampuni segala dosa-


dosanya, meskipun dosa-dosanya sebanyak buih yang ada dilautan. Ini
sesuai dengan hadist Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam,

َ ‫د‬
‫اة‬ ََ ْ : ‫ل‬
‫الغ‬ َ‫َا‬ ‫َو‬
‫ْ ق‬ ‫َ أ‬ ‫ْر‬‫َج‬ ْ ‫لى‬
‫الف‬ ََّ
‫ْ ص‬ ‫من‬َ
ْ
‫ِن‬‫ء م‬ٍْ‫ِشَي‬
‫ُ ب‬‫لغ‬ ْ‫ي‬َ ْ ََ
‫لم‬ ‫ِ ف‬‫ِه‬‫َد‬‫ْع‬
‫مق‬َ ‫ِي‬ ‫د ف‬ََ‫َع‬‫َق‬‫ف‬
‫َل‬ ُ ‫َّى‬ ‫َت‬ َّ ُ
‫اَّللَ ح‬ ‫ُر‬ ْ‫ي‬ََ
‫ و‬، ‫َا‬ ْ‫الد‬
ُّ َْ
َ‫ِي‬ ‫يص‬ ‫ذك‬ ‫ني‬ ِ ‫أ‬
‫ر‬ ‫م‬
ِ
‫ِه‬‫نوب‬ُُ
‫ْ ذ‬ ‫ِن‬‫َ م‬ ‫َر‬
‫َج‬ ‫َاتٍ خ‬‫َع‬‫َك‬
‫ ر‬، َ ‫بع‬ ‫َر‬
َْ ‫َى أ‬ ‫ُّح‬
‫الض‬
ُ‫َ َل‬
‫ه‬ ‫نب‬َْ
‫ه ال ذ‬ُ‫م‬ُُّ
‫ه أ‬ُ‫ت‬ َ‫ََل‬
ْ‫د‬ ‫ِ و‬‫ْم‬‫َو‬‫َي‬‫ك‬

Artinya : “Barangsiapa yang sholat Subuh, lalu ia tetap duduk di


tempatnya, tidak membicarakan masalah dunia, ia berdzikir kepada Allah
sampai ia sholat Dhuha 4 rakaat, maka hilanglah dosanya, kembali
seperti ia dilahirkan ibunya sama sekali tidak ada dosanya” (HR.Abu
Ya’laa, dihasankan oleh Imam Bushiriy).

Dibuatkan Rumah di Surga dan Masuk Melalui Pintu Khusus

Sebagaimana sabda Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya,

‫َ األُو‬
‫َْلى‬ ‫َب‬
‫ْل‬ ‫ً و‬
‫َق‬ َْ
‫بعا‬ ‫َر‬
‫َى أ‬‫ُّح‬
‫لى الض‬ ََّ
‫ْ ص‬‫من‬َ
‫َّة‬
ِ ‫َن‬ ْ ‫ِي‬
‫الج‬ ‫ٌ ف‬
‫ْت‬‫بي‬ ُ‫ِيَ َل‬
َ ‫ه‬ ‫بن‬ُ ً
‫بعا‬ ‫َر‬
َْ ‫أ‬
Artinya : “Siapa yang shalat dhuha empat rakaat dan empat rakaat
sebelum shalat pertama (shalat zuhur), maka dibangunkan baginya
rumah di surga.” (HR Ath-Thabrani)

Selain itu, bagi mereka yang istiqomah dalam menjalankan ibadah


sunnah tersebut maka Allah SWT menjanjikan untuk memasukkannya ke
surga melalui pintu khusus. Ini berdasarkan pada sebuah hadist,

:‫ه‬ ُ‫َا‬
ُ‫ل َل‬ ُ ‫با‬
‫يق‬ َ ِ
ً‫با‬ ‫َّة‬
‫َن‬ ْ ‫ِي‬
‫الج‬ ‫ن ف‬ َِّ
‫إ‬
ِ
‫مة‬َ‫َا‬
‫ِي‬ ْ ُ
‫الق‬ ‫ْم‬
‫يو‬ َ‫َا‬
َ ‫ن‬ ‫َا ك‬‫إذ‬ َِ
‫ ف‬،‫َى‬‫ُّح‬
‫الض‬
ُ َ
‫انوا‬ ‫َ ك‬
‫ِين‬ َّ َ
‫الذ‬ َْ
‫ين‬ ‫ أ‬:ٍ ‫َاد‬ َ‫نا‬
ُ ‫دى‬
‫من‬ َ
‫ُم‬
ْ ُ‫با‬
‫بك‬ َ‫ه‬
َ ‫ذا‬ ‫ُّح‬
َ ‫َى؟‬ ‫ِ الض‬ ‫ََالة‬
‫لى ص‬ ََ َ ُ
‫ون ع‬ ‫ِيم‬ ُ
‫يد‬
َّ ِ
ِ‫اَّلل‬ ‫َة‬ ‫ْم‬‫َح‬
‫ِر‬‫ه ب‬ ُُ
ُ‫لو‬ ْ‫َا‬
‫دخ‬ ‫ف‬
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu
Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di
manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan
shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat
Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

‫ما‬َ﴾٢﴿َٰ ‫َا سَج‬


‫َى‬ ‫ِذ‬‫ِ إ‬‫ْل‬ َّ َ
‫اللي‬ ‫﴾و‬١﴿َٰ ‫َى‬‫ُّح‬
‫َالض‬ ‫و‬
‫ْر‬
ٌ ‫َي‬‫ة خ‬َُ‫ََلْلخِر‬ ‫﴾و‬٣﴿َٰ‫لى‬ََ‫ما ق‬ََ‫بكَ و‬ ‫َكَ ر‬
َُّ ‫دع‬ََّ
‫و‬
َ‫بك‬ ‫ِيكَ ر‬
َُّ ‫ْط‬
‫يع‬ ُ َ ‫ََلسَو‬
‫ْف‬ ‫﴾و‬٤﴿َٰ َ ُ‫األ‬
‫ولى‬ ْ َ ‫َلكَ م‬
‫ِن‬
‫ًا‬ ‫ِيم‬ َ َ
‫يت‬ ‫دك‬ِْ‫يج‬
َ ْ‫ََلم‬‫﴾أ‬٥﴿َٰ ‫َى‬
‫ْض‬ ‫َر‬‫َت‬‫ف‬
ًِ
‫ال‬‫َائ‬ ‫َ ع‬ ََ
‫دك‬ ‫َج‬‫َو‬
‫﴾و‬٧﴿َٰ ‫دى‬ ََ
َ‫ه‬ ًّ َ
‫اال ف‬ ‫َ ض‬ ‫دك‬ََ
‫َج‬‫َو‬‫َىو‬ َٰ‫َآ‬
‫و‬ ‫ف‬
‫ََال‬
‫َ ف‬ ‫ِيم‬‫َت‬
‫الي‬ْ ‫ما‬ ََّ
‫َأ‬‫﴾ف‬٨﴿َٰ ‫ْن‬
‫َى‬ ‫َغ‬‫َأ‬‫ف‬
‫ََال‬
‫َ ف‬‫ِل‬‫ما السَّائ‬ ََّ
‫َأ‬‫﴾و‬٩﴿ْ ‫هر‬ َْ‫تق‬َ
ْ
‫ِث‬ ‫َح‬
‫َد‬ ‫ِكَ ف‬ ‫َب‬ ‫ِ ر‬‫َة‬‫ْم‬
‫ِع‬‫ِن‬‫ما ب‬ََّ
‫َأ‬‫﴾و‬١٠﴿ْ ‫هر‬ َْ‫تن‬َ
Demi waktu matahari sepenggalahan naik. Dan demi malam apabila telah
sunyi. Rabbmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci
kepadamu. Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada
permulaan. Dan kelak pasti Rabbmu memberikan karunia-Nya kepadamu,
lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai
seorang yatim lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai
seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk? Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan lalu Dia memberikan
kecukupan? Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku
sewenang-wenang! Dan terhadap orang yang minta-minta, maka
janganlah kamu menghardiknya! Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka
hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).

Anda mungkin juga menyukai