Anda di halaman 1dari 3

I.6.

KONTEKS SEJARAH MUNCULNYA AJARAN SOSIAL GEREJA PADA


ZAMAN MODERN.

Ditinjau dari konteks sejarahnya, ASG mulai pada akhir abad 19


dengan ensiklik dari Paus Leo XIII, Rerum Novarum, 15 Mei 1891. Paus Leo
berbicara tentang hal-hal baru (rerum novarum) yang terjadi di dalam
masyarakat dunia, dan masyarakat Eropa dan Amerika pada khususnya.
Hal-hal baru tersebut muncul sebagai akibat dari revolusi industri abad 18
di Eropa dan Amerika. Revolusi artinya suatu perubahan yang cepat dan
mendasar; artinya perubahan yang menghantar kepada keadaan baru
tanpa bisa kembali lagi kepada keadaan semula. Revolusi industri telah
mengubah masyarat agragris menjadi masyarakat industri. Kerja tangan
digantingan dengan mesin. Hasil produksi pertanian dikalahkan dengan
hasil industri pabrik. Produksi dengan mesin menghasilkan barang-barang
secara cepat dan dalam jumlah besar, sehingga harganyapun bisa lebih
murah.
Revolusi industri telah menciptakan kota-kota besar dan tumbuhnya
pabrik-pabrik dengan para pekerja yang berdatangan dari kampung.
Kenyataan itu menimbulkan arus urbanisasi yang tidak terbendung lagi.
Banyak orang meninggalkan kampung halaman dan pergi ke kota besar
untuk mengadu nasib. Maka timbullah kelas-kelas sosial di dalam
masyarakat, ada kelas pemilik modal dan kelas pekerja buruh. Revolusi
industri dimaksudkan untuk menciptakan masyarakat yang adil makmur
dan sejahtera. Dalam rangka itu ada dua sistem ekonomi yang saling
berpengaruh setelah revolusi industri, yaitu sistem kapitalisme dan sistem
komunisme-sosialisme.
Sistem Kapitalisme bertujuan untuk menciptakan kemakmuran
sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin orang dan pada akhirnya untuk
semua orang. Sistem ini berpendapat bahwa kemakmuran akan tercapai
apabila di dalam masyarakat dibuka kesempatan bagi setiap orang untuk
berusaha dibidang ekonomi. Orang yang punya bakat, lebih pandai dan
rajin akan mampu bersaing sehingga bisa menjadi pengusaha yang sukses.
Ia akan memiliki modal dan mampu meningkatkan keuntungan sebesar-
besarnya. Kalau di dalam masyarakat semakin banyak orang yang memiliki
modal dan bisa menjalankan usaha, maka dengan sendirinya kemakmuran
akan tercapai, karena kebutuhan hidup terpenuhi dan barang-barang
menjadi murah. Sisten ekonomi kapitalisme sangat mementingkan
keuntungan "profit oriented" (orientasi pada keuntungan). Negara penganut
sistem ini ialah Amerika dan Negara-negara Eropa dan juga negara-negara
di Asia, termasuk Indonesia. Bahkan sekarang ini, hampir semua negara di
dunia ini mengikuti sistem ekonomi pasar, yang menjadi ciri sistem
kapitalisme.
Sebagai lawan sistem kapitalisme ialah sistem komunisme-sosialisme.
Sistem ini menentang sistem kapitalisme, dan menuduhnya sebagai
penyebab penderitaan rakyat kecil. Sistem kapitalisme menyebabkan yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Orang yang memiliki
modal akan berkembang terus, sedangkan kaum buruh yang hanya bekerja
pada orang kaya tidak pernah bisa memperbaiki nasib mereka. Oleh sebab
itu sistem komunisme tidak menerima persaingan bebas dan sistem
ekonomi pasar. Komunisme-sosialisme menganut sistem kehidupan
bersama yang "sama rata dan sama rasa". Dalam sistem komunisme tidak
ada kaum pemilik modal dan kaum buruh. Segala usaha dikuasahi oleh
negara demi kepentingan bersama. Warga negara tidak punya milik pribadi,
tidak bisa berusaha dengan mendirikan perusahaan atau pabrik. Semua
kebututuhan masyarakat diatur oleh negara. Tiap warga negara hanya
bekerja saja dan hasilnya disalurkan oleh negara kepada tiap warganya.
Dalam sistem komunisme-sosialisme tidak ada perbedaan antara orang
kaya atau miskin. Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain, Uni
soviet, sebelum tahun 1992, Cina, Korena Utara, dan Kuba.
Dalam rangka perkembangan masyarakat dunia yang demikian itulah
Ajaran Sosial Gereja muncul untuk memberikan pendapatnya dalam bidang
sosial, ekonomi dan sistem politik yang ada. Melalui ensiklik para Paus,
Magisterium memberikan ajarannya yang punya landasan kuat untuk
dipercaya sebagai kebenaran. ASG bukan hanya salah satu gagasan atau
ideologi di antara banyak ideologi lain, melainkan suatu ajaran sosial yang
berdasarkan pada filsafat dan teologi. ASG menggunakan argumentasi dari
hakekat manusia dan dari Wahyu Ilahi tentang manusia. Inilah
kekhususan ASG yang perlu disadari sehingga ASG tidak boleh dianggap
sebagai salah satu kemungkinan dari sistem kapitalisme, Marxisme,
Sosialisme, ideologi Pancasila dll. ASG adalah jalan menuju kebenaran
tentang manusia itu sendiri. ASG mengajarkan nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yang menetap dan universal tentang manusia. Nilai dan prinsip
tersebut berlaku untuk setiap manusia pada setiap zaman. Hal itu
dimungkinkan oleh karena benaran tentang manusia ditimba dari sumber
pewahyuan ilahi. Pewahyuan Ilahi yang lengkap ada dalam pribadi Yesus
Kristus, seorang manusia dan Putera Allah. Sehingga nilai dan prinsip yang
diajarkan oleh ASG bisa dipakai sebagai penuntun menuju perkembangan
sejati umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai