KONTEKS SEJARAH MUNCULNYA AJARAN SOSIAL GEREJA PADA
ZAMAN MODERN.
Ditinjau dari konteks sejarahnya, ASG mulai pada akhir abad 19
dengan ensiklik dari Paus Leo XIII, Rerum Novarum, 15 Mei 1891. Paus Leo berbicara tentang hal-hal baru (rerum novarum) yang terjadi di dalam masyarakat dunia, dan masyarakat Eropa dan Amerika pada khususnya. Hal-hal baru tersebut muncul sebagai akibat dari revolusi industri abad 18 di Eropa dan Amerika. Revolusi artinya suatu perubahan yang cepat dan mendasar; artinya perubahan yang menghantar kepada keadaan baru tanpa bisa kembali lagi kepada keadaan semula. Revolusi industri telah mengubah masyarat agragris menjadi masyarakat industri. Kerja tangan digantingan dengan mesin. Hasil produksi pertanian dikalahkan dengan hasil industri pabrik. Produksi dengan mesin menghasilkan barang-barang secara cepat dan dalam jumlah besar, sehingga harganyapun bisa lebih murah. Revolusi industri telah menciptakan kota-kota besar dan tumbuhnya pabrik-pabrik dengan para pekerja yang berdatangan dari kampung. Kenyataan itu menimbulkan arus urbanisasi yang tidak terbendung lagi. Banyak orang meninggalkan kampung halaman dan pergi ke kota besar untuk mengadu nasib. Maka timbullah kelas-kelas sosial di dalam masyarakat, ada kelas pemilik modal dan kelas pekerja buruh. Revolusi industri dimaksudkan untuk menciptakan masyarakat yang adil makmur dan sejahtera. Dalam rangka itu ada dua sistem ekonomi yang saling berpengaruh setelah revolusi industri, yaitu sistem kapitalisme dan sistem komunisme-sosialisme. Sistem Kapitalisme bertujuan untuk menciptakan kemakmuran sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin orang dan pada akhirnya untuk semua orang. Sistem ini berpendapat bahwa kemakmuran akan tercapai apabila di dalam masyarakat dibuka kesempatan bagi setiap orang untuk berusaha dibidang ekonomi. Orang yang punya bakat, lebih pandai dan rajin akan mampu bersaing sehingga bisa menjadi pengusaha yang sukses. Ia akan memiliki modal dan mampu meningkatkan keuntungan sebesar- besarnya. Kalau di dalam masyarakat semakin banyak orang yang memiliki modal dan bisa menjalankan usaha, maka dengan sendirinya kemakmuran akan tercapai, karena kebutuhan hidup terpenuhi dan barang-barang menjadi murah. Sisten ekonomi kapitalisme sangat mementingkan keuntungan "profit oriented" (orientasi pada keuntungan). Negara penganut sistem ini ialah Amerika dan Negara-negara Eropa dan juga negara-negara di Asia, termasuk Indonesia. Bahkan sekarang ini, hampir semua negara di dunia ini mengikuti sistem ekonomi pasar, yang menjadi ciri sistem kapitalisme. Sebagai lawan sistem kapitalisme ialah sistem komunisme-sosialisme. Sistem ini menentang sistem kapitalisme, dan menuduhnya sebagai penyebab penderitaan rakyat kecil. Sistem kapitalisme menyebabkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Orang yang memiliki modal akan berkembang terus, sedangkan kaum buruh yang hanya bekerja pada orang kaya tidak pernah bisa memperbaiki nasib mereka. Oleh sebab itu sistem komunisme tidak menerima persaingan bebas dan sistem ekonomi pasar. Komunisme-sosialisme menganut sistem kehidupan bersama yang "sama rata dan sama rasa". Dalam sistem komunisme tidak ada kaum pemilik modal dan kaum buruh. Segala usaha dikuasahi oleh negara demi kepentingan bersama. Warga negara tidak punya milik pribadi, tidak bisa berusaha dengan mendirikan perusahaan atau pabrik. Semua kebututuhan masyarakat diatur oleh negara. Tiap warga negara hanya bekerja saja dan hasilnya disalurkan oleh negara kepada tiap warganya. Dalam sistem komunisme-sosialisme tidak ada perbedaan antara orang kaya atau miskin. Negara-negara yang menganut sistem ini antara lain, Uni soviet, sebelum tahun 1992, Cina, Korena Utara, dan Kuba. Dalam rangka perkembangan masyarakat dunia yang demikian itulah Ajaran Sosial Gereja muncul untuk memberikan pendapatnya dalam bidang sosial, ekonomi dan sistem politik yang ada. Melalui ensiklik para Paus, Magisterium memberikan ajarannya yang punya landasan kuat untuk dipercaya sebagai kebenaran. ASG bukan hanya salah satu gagasan atau ideologi di antara banyak ideologi lain, melainkan suatu ajaran sosial yang berdasarkan pada filsafat dan teologi. ASG menggunakan argumentasi dari hakekat manusia dan dari Wahyu Ilahi tentang manusia. Inilah kekhususan ASG yang perlu disadari sehingga ASG tidak boleh dianggap sebagai salah satu kemungkinan dari sistem kapitalisme, Marxisme, Sosialisme, ideologi Pancasila dll. ASG adalah jalan menuju kebenaran tentang manusia itu sendiri. ASG mengajarkan nilai-nilai dan prinsip- prinsip yang menetap dan universal tentang manusia. Nilai dan prinsip tersebut berlaku untuk setiap manusia pada setiap zaman. Hal itu dimungkinkan oleh karena benaran tentang manusia ditimba dari sumber pewahyuan ilahi. Pewahyuan Ilahi yang lengkap ada dalam pribadi Yesus Kristus, seorang manusia dan Putera Allah. Sehingga nilai dan prinsip yang diajarkan oleh ASG bisa dipakai sebagai penuntun menuju perkembangan sejati umat manusia.
Pemikiran Kapitalisme Adl Sebuah Sistem Ekonomi Yg Filsafat Sosial Dan Politiknya An Kepada Azas An Hak Milik Pribadi Dan Pemeliharaannya Serta Perluasan Faham Kebebasan