Anda di halaman 1dari 8

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT SEMINARI PINELENG

(STF-SP)

Mata Kuliah
Seminar Masalah Moral Pastoral Aktual II

“FENOMENA NGEMIS ONLINE DAN DAMPAKNYA BAGI

KEHIDUPAN KELUARGA”

Oleh:
Kelompok II
Mario Petrus Givilier Tethool
Luciano Lontaan
Steven Baradi
Gameli Rahamis

Semester VI
Pineleng
2023
Pendahuluan

Manusia berada pada titik tertinggi sebagai makhluk pekerja. Manusia bekerja demi
kesehjateraan dan kelangsungan hidup manusia. Sebab itu manusia memegang tanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. Karya terbesar manusia sebagai ciptaan yang
paling sempurna adalah bekerja. Manusia semenjak diciptakan, memliki tugas untuk merawat,
dan mengembangkan karya penciptaan. Sehingga manusia pada hakikatnya tidak dapat
terpisahkan dengan kewajiban untuk bekerja.

Manusia memiliki tugas dan kewajiban untuk bekerja. Kerja berarti melakukan sesuatu
untuk mendapatkan sesuatu. Adanya pertukaran atau timbal balik. Dalam dunia sekarang
dikenal sebagai bentuk pertukaran uang atau barang atas jasa yang dilakukan. Dengan kata lain,
manusia yang ingin memiliki hidup yang sejahtera harus bekerja untuk mendapatkan upah
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi terdapat fenomena yang telah terjadi yaitu
perbuatan ngemis atau tindakan minta-minta yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok.
Tindakan mengemis ini dianggap secara moral sebagai tindakan yang tidak menghargai diri
sendiri untuk bekerja secara nyata dengan keringat dan usaha untuk mendapatkan upah.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, fenomena negmis yang
sering terjadi di jalan-jalan, kini hadir dalam perkembangan teknologi. Fenomena ngemis itu
muncul melalui media sosial tik-tok dan menjadi suatu topic yang marak dikenal dengan
sebutan ngemis online. Fenomena ini mendapat banyak tanggapan, baik secara positif maupun
negatif.

Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini, kami akan membahas fenomena ngemis
online yang kini menjadi bahan pembahasan yang hangat dibahas baik oleh kelompok
masyarakat secara umum maupun oleh mereka sebagai pengamat tepelajar. Selain itu kami
juga akan menyertakan dampak dari fenomena ini terhadap kehidupan keluarga.
I. Pengertian

I. 1. Ngemis

I. 1.1 Asal-usul Ngemis

Fenomena mengemis adalah tindakan yang dapat kita jumpai dengan mudah di jalan-
jalan, tempat angkringan (nongkrong), ataupun titik kumpul banyak orang yang
memungkinkan para pengemis untuk melakukan aksinya. Mereka yang melakukan tindakan
itu dikenal sebagai pengemis. Akan tetapi apakah kita tahu tentang asal muala kata ngemis?

Kata ngemis adalah kata serapan dari kata kamis. Penyerapan kata ngemis ini bermula
dari perbuatan berbagai sedekah setiap hari kamis oleh penguasa kerajaan Surakarta yaitu Raja
Paku Buwono X. kebiasaan itu berlangsung setiap hari Kamis (bahasa jawa Kemis), maka
lahirlah sebutan orang yang mengharapkan berkah dihari Kamis. 1 Dan Istilah Ngemis mulai
diserap dari kata kemis (Kamis).

I.1.2 Ngemis

Ngemis, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991 dan 2001), kata mengemis
memiliki dua arti, yakni “Meminta-minta sedekah”, dan “meminta dengan merendah-rendah
dan dengan penuh harapan”. Sedangkan pengemis adalah orang yang meminta-minta. Dan
menurut KBBI mengemis berasal dari kata emis. emis meng ‘e’ mis artinya meminta-minta
sedekah. dan Peng’e’mis artinya menunjuk pada setiap pribadi atau orang2.

Mengemis adalah satu tindakan permohonan kepada orang lain, agar diberikan bantuan
berupa uang, baik dengan jumlah sedikit maupun dengan yang memberikan lebih tinggi
jumlahnya, dengan tanpa harapan imbalan dari si pemberi. Penghasilan dari seorang pengemis
berasal dari berbagai cara dan alasan mereka untuk meminta-minta di depan umum seperti, di
pinggir jalan, dan dalam pasar, dengan tujuan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang
lain3.

I.2 Ngemis Online

Ngemis Online, Akhir-akhir ini viral term “Ngemis Online” di kalangan pengguna
media sosial. Term ini muncul diakibatkan banyaknya konten-konten di salah satu aplikasi

1
Kompasiana. Asal muasal kata “pengemis”. Artikel.
https://www.kompasiana.com/derry.ardian/550d39358133111422b1e300/asal-muasal-kata-pengemis.
2
https://kbbi.web.id
3
https://id.m.wikipedia.org
media sosial salah satu contohnya yakni aplikasi tiktok, yang menampilkan kegiatan siaran
langsung yang berhadiahkan gift yang bisa diuangkan. Dan pemberian gift ini memiliki
bermacam-macam bentuk dan rupanya, dari harga murah hingga harga yang fantastis.

Ngemis online terdiri dari dua kata, yaitu “ngemis” atau “mengemis” dalam KBBI
berarti meminta-minta sedekah, meminta dengan merendah-rendah dan dengan penuh harapan.
Sedangkan kata “online” merupakan kata yang diindonesiakan menjadi “daring (dalam
jaringan)”. Term ini berarti kegiatan meminta-minta yang dilakukan secara daring demi
mengharapkan diberikan sesuatu. Term “ngemis online” merupakan term yang disematkan
kelompok dominan kepada kelompok yang didominasi. Dan kelompok yang dominan ini
adalah mereka yang menentang kegiatan mengemis secara daring dengan melabeli orang-orang
tersebut dengan term itu4.

II. Penyebab Terjadinya Ngemis Online

Dalam kasus ini, kami mengangkat salah satu contoh ngemis online di salah satu
platfform media sosial yakni tiktok. Sejumlah pengguna akun Tiktok melakukan berbagai cara
demi mendapatkan saweran berupa gift yang nantinya gift tersebut dapat dikonversikan dalam
bentuk uang. Salah satunnya live streaming seorang perempuan tua di kolam buatan di mana
ketika ia mendapatkan gift dari penonton, ia akan mengguyur badannya dengan air ataupun
lumpur. Contohnya dapat dilihat pada gamber di bawah ini.

4
https://www.kompasiana.com/indiraginanti13/63d5022b04dff00329085ec2/ngemis-online-term-yang-
disematkan-kelompok-dominan
Lalu apakah faktor yang menyebabkan para pengguna seperti di atas melakukan ngemis
online? Berikut beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan ngemis online.

II.1 Faktor Ekonomi.

Faktor pertama dan yang paling nampak adalah faktor ekonomi. Hal menjadi penyebab
utama seseorang melakukan ngemis online sampai melakukan hal-hal yang dapat dikatakan
tidak masuk akal seperti mandi lumpur.

Kemiskinan serta tuntutan yang tinggi membuat seseorang mencari upaya instatn guna
mendapatkan keuntungan. Ngemis online merupakan cara yang dinilai cepat oleh para konten
kreator karena sangat mudah untuk mendapatkan uang dari gift yang diberikan penonton di
aplikasi Tiktok.

II.2 Budaya Menolong

Dilansir dari iNewsJatim.id, penyebab orang-orang melakukan ngemis online juga


berasal dari para penonton, yakni budaya menolong di tengah masyarakat Indonesia. Dosen
Psikologi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Riza Noviana Khoirunnisa, menilai
fenomena mengemis online di Tiktok dapat berkembang dan tidak bisa dilepaskan dari
kemurahan hati para penonton yang memberikan gift terhadap konten yang dibuat. Hal ini
terkait dengan budaya masyarakat Indonesia yang memang suka menolong serta mempunyai
belas kasihan yang tinggi.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dengan mendapatkan banyak gift dari para
penonton, hal tersebut malah justru memotivasi si pembuat konten untuk terus melakukan hal
tersebut dengan tujuan untuk menarik belas kasihan dari penonton.

III. Dampak dari Ngemis Online bagi Kehidupan Keluarga

Fenomena ngemis online yang kini sementara menjadi bahan hangat untuk dinonton
maupun dibahas, tentu memiliki dampak tersendiri dalam kehidupan masyarakat khususnya
keluarga. Dampak bagi kehidupan keluarga tidak semerta-merta hanya bagi si pengonten
“ngemis online” tetapi juga bagi mereka yang menonton.
Fenomena yang sedang viral ini tentu berkaitan dengan teknologi yang semakin
meruyup di tengah kalangan masyarakat tanpa memandang usia. Sehubungan dengan itu,
teknologi membantu setiap orang untuk mendapatkan uang. Sehingga banyak orang
memanfaatkan teknologi internet untuk melakukan berbagai hal, termasuk pula meraup uang.
Tindakan meraup uang melalui media masa seperti Youtube, Facebook, Instagram, Tik-tok,
dsb bukan lagi hal asing bagi kalangan pengguna teknologi di masa sekarang ini. Dan mereka
yang menggunakan media masa itu sering dikenal sebagai pengonten. Pengonten berusaha
melakukan sesuatu yang kreatif dan menghibur bagi penonton. Mereka yang memiliki
penonton ataupun pengikut yang banyak akan mendapatkan upah melalui pemasangan iklan
pada kontenya ataupun adsense dari aplikasi yang digunakan. Nah, terkait dengan itu, kini viral
ada pengguna yang menggunakan platform untuk mendapatkan upah dengan cara ngemis (lihat
ngemis online).

Pengonten yang diistilahkan sebagai pengemis online ini tentu memanfaatkan media
teknologi yang ada untuk meraup uang dengan mudah. Mereka memanfaatkan budi baik dari
para penonton untuk mendapatkan uang. Akan tetapi secara moral, tindakan ini dianggap tidak
baik. Menurut beberapa pengamat, hal itu menimbulkan keresahan yang dapat berdampak pada
masyarakat terlebih khusus bagi kehidupan keluarga. Berikut beberapa dampak yang terjadi
atas efek ngemis online.

III.1 Menciptakan Keluarga yang Malas

Ngemis online, membawah dampak bagi keluarga yang memiliki kesulitan ekonomi.
Mengapa demikian? konten ngemis online tidak memerlukan pekerjaan yang sulit. Ada
handphone, download aplikasi, daftarkan identitas diri dan pembayaran digital, kemudian
ngonten, banyak penonton dapat uang. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang berada
dalam tingkat kedermawanan yang tinggi. Sehingga, mereka yang meminta belas kasih dapat
memperoleh upah dengan mudah.

Dengan kemudaan ini, tentu bagi keluarga yang miskin dapat meraup uang dengan
muda melalui belas kasih dari para penonton yang merasa ibah. Sehingga, mereka mulai malas
untuk melakukan pekerjaan yang serius dan susah. Ibaratnya kalau ada yang mudah kenapa
harus yang sulit.
III.2 Mempermudah Penghasilan Keluarga

Dapat kita akui bahwa, melalui konten ngemis online, mereka yang mengonten tentu
dapat mempermudah penghasilan mereka. Sehingga dari penghasilan itu, mereka dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Akan tetapi, hal itu secara moral dipandang tidak baik. Mereka meninggalkan
kewajiban mereka untuk bekerja secara lebih manusiawi: jujur, kreatif, dan berdedikasi.
Mereka lebih senang untuk meraup uang dengan mengharapkan rasa ibah atau belas kasih dari
orang lain. Sehingga berada dalam kehidupan yang meresahkan dan harap gampang.

III.3 Tidak mendidik masa depan keluarga (Anak)

Salah satu dampak yang berbahaya dari konten ataupun tindakan ngemis online adalah
dapat menjadi pengaruh buruk bagi anak. Hal itu tidak mendidik dan buruk bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Sehingga, orang tua harus selalu menjalankan fungsi kontrol, serta
mendidik dan membina anak dalam penggunaan media sosial.

IV. Penutup

Ngemis online yang menjadi fenomena yang viral di media masa sekarang ini tentu
membantu keluarga yang miskin dapat memperoleh uang dengan mudah. Akan tetapi tidak
terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa ngemis online merupakan tindakan yang meresahkan
dan menggantung hidup pada rasa belas kasihan orang lain.

Oleh karena itu, penting bagi para pengguna maupun penonton untuk juga pandai dalam
menonton dan menggunakan media sosial yang ada. Khususnya bagi para penonton, penting
untuk menanggapi pengonten serta konten yang lebih baik dan bertanggung jawab. Dan untuk
menanggapi dan memberhentikan tindakan ngemis online, maka penonton harus berhenti
“nyawer” atau memberikan gift kepada pengemis online. Hal itu juga ditegaskan oleh Sosiolog
dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Derajat Sulistyo Widhyarto “fenomena mengemis
melalui media sosial (medsos) atau yang biasa disebut ngemis online akan hilang dengan
sendirinya jika warganet tidak mendukung kegiatan tersebut.” Dilansir dari Republika5.

5
https://news.republika.co.id/berita//rorwzv425/fenomena-ngemis-online-bakal-hilang-sendiri-jika-tak-ada-
yang-nyawer
Daftar Isi

https://www.kompasiana.com/derry.ardian/550d39358133111422b1e300/asal-muasal-kata-
pengemis

https://kbbi.web.id

https://id.m.wikipedia.org

https://www.kompasiana.com/indiraginanti13/63d5022b04dff00329085ec2/ngemis-online-term-
yang-disematkan-kelompok-dominan

https://news.republika.co.id/berita//rorwzv425/fenomena-ngemis-online-bakal-hilang-sendiri-jika-
tak-ada-yang-nyawer

Anda mungkin juga menyukai