Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT dan Tuhan Yang Maha Esa , yang tidak pernah
tidur dan selalu dekat dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prostirusi
Daring / Prostitusi Online”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah
penulis pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
makalah ini dimungkinkan masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa
mendatang. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca
khususnya, masyarakat pada umumnya dan sebagai sumbangsih untuk bangsa.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
RINGKASAN ....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Prostitusi ..........................................................................................................3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prostitusi ...............................................................3
2.3 Pihak-Pihak yang Terkait dalam Prostitusi Online ........................................................4
2.4 Jenis-Jenis PSK .............................................................................................................5
2.5 Prostitusi Panggilan / Prostitusi Online .........................................................................5
2.5.1 Media yang di gunakan dalam Prostitusi Online ..................................................5
2.5.2 Faktor Terjadinya Postitusi Online .......................................................................7
2.5.3 Upaya Pencegahan Prostitusi Online ....................................................................7
2.6 Kasus Prostitusi Online di Indonesia .............................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................10
3.2 Saran .............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
Arus komunikasi pada era ini sulit di cegah ini lah faktor yang sangat berandil
besar pada perkembangan prostitusi online. Pemerintah sudah sepatutnya
memperhatikan dan membuat strategi untuk mengatasi masalah ini. Agar penyakit
masyarakat terkhusus prostitusi dapat bisa di minimalisir dan di kendaliakan.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimonologi kata prostitusi berasal dari bahasa latin yaitu “pro-
stituere” artinya membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, pencabulan,
dan pergendakan. Sedangkan kata ‘prostitute’ merujuk pada kata keterangan yang
berarti WTS atau sundal dikenal pula dengan istilah Wanita Tuna Susila (WTS).
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) WTS adalah orang celaka atau
perihal menjual diri (persundalan) atau orang sundal. Prostitusi juga dapat diartikan
sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri atau menjual jasa kepada
umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan imbalan
sesuai dengan apa yang diperjanjikan sebelumnya. Seseorang yang menjual jasa
seksual disebut WTS, yang kini kerap disebut dengan istilah Pekerja Seks Komersial
(PSK).
Kemudian dalam bukunya Reno Bachtiar dan Edy Purnomo menjelaskan beberapa
alasan dasar seseorang perempuan menjadi pelacur yaitu:
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Kemalasan
3. Faktor Pendidikan
4. Niat Lahir Batin
5. Faktor Persaingan
6. Faktor Sakit Hati
7. Tuntutan Keluarga
Dari semua pihak yang telah disebutkan, pihak pengguna inilah yang menjadi
titik bagaimana bisa transaksi prostitusi ini bisa terjadi. Walaupun tentu pihak
lain itu juga memberikan dorongan hingga terjadinya praktek prostitusi ini.
2. Forum
3. Jejaring Sosial
Kemunculan situs jejaring sosial atau biasa disapa dengan media
sosial diawali dengan adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-
orang dari seluruh belahan dunia. Agar dapat tetap mempertahankan
komunikasinya dengan kerabat, keluarga dan teman yang sedang
berada ditempat yang jauh dan sulit dijangkau.
Bentuk dari jejaring sosial sangat beragam, mulai dari facebook,
twitter, sampai dengan yang terbaru yaitu instagram yang saat ini
sedang digandrungi oleh masyarakat. Indonesia sendiri merupakan
negara yang mendapat peringkat kedua dari pengguanaan facebook,
lebih dari 27 juta akun telah terdaftar.
Dengan angka yang luar biasa tersebut maka muncul lah inisiatif --
inisiatif negatif dari mereka yang ingin mendapatkan keuntungan dari
bisnis prostitusi online. Dengan memasang foto, dan data-data lainnya
7
4. Aplikasi
Media yang digunakan oleh pekerja melalui aplikasi biasanya
berupa program untuk berbincang-bincang ( chat ), telepon suara
( voice call ), pesan suara ( voice note ), ataupun telepon gambar
( video call ). Wujud program-program tersebut contohnya skype,
yahoo massenger, CamFrog dan lain sebagainya yang biasa digunakan
dalam komputer.
c. Memperluas lapangan kerja. Karena kebanyakan dari para pelaku
prostitusi melakukan prostitusi karena desak ekonomi.
d. Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawina
n dalam kehidupan keluarga.
e. Penyelenggaraan sosialisasi mengenai internet sehat.
f. Pembentukan badan atau tim koordinasi dari semua usahapenangg
ulangan
pelacuran yang dilakukan oleh beberapa instansi sekaligus
mengikutsertakan potensi masyarakat lokal.
g. Penyitaan terhadap buku-buku, majalah-majalah cabul, gambar-
gambar porno film-film biru serta sarana-
sarana lainnya yang merangsang nafsu
seks. Serta pemblokiran situs-situs internet yang menyediakan sem
ua hal yang berbau pornografi maupun bisnis prostitusi.
a. Melalui lokalisasi yang sering ditafsirkan sebagai legalisasi, orang
melakukan pengawasan/kontrol yang ketat.
b. Diusahakan rehabilitas dan resosialisasi bagi para pelaku prostitusi,
agar
Mereka bisa dikembalikan sebagai warga masyarakat yang susila.
c. Menyediakan lapangan kerja baru.
d. Memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku prostitusi, untuk
memberikan efek jera.
e. Meblokir situs-situs internet yang menyediakan semua hal
yang berbau
pornografi dan prostitusi. Dan lebih mengamankan penggunaan int
ernet di Indonesia
9
BAB III
10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Prostitusi merupakan bentuk penyimpangan seksual, yang menyimpang dari
nilai social, agama, dan moral bangsa Indonesia. Sedangkan prostitusi online
merupakan bentuk dari kegiatan prostitusi yang dilakukan melalui
media social maupun internet. Faktor utama yang menimbulkan
terjadi prostitusi online adalah perkembangan teknologi yang tidak didasari
dengan nilai-nilai karakter yang baik.
2. Prostitusi, khusunya prostitusi online merupakan gangguan atau
hambatan bagi ketahanan nasional. Yang jika dibiarkan terus-menerus tanpa
penanganan yang tegas dapat menjadi ancaman yang membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.
3. Banyak dampak yang ditimbulkan prostitusi online terhadap ketahanan
bangsa, salah satunya adalah merusak moral bangsa moral bangsa yang
dapat menjadi ancaman kelangsungan hidup bangsa dan negara dimasa yang
mendatang.
4. Penanganan prostitusi online tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah,
melainkan dibutuhkn kerja sama pemerintah dengan seluruh rakyat dan
usaha penanggulangan prostitusi online dapat dilakukan dengan dua udaha
yaitu preventif dan kuratif.
3.2 Saran
1. Sebagai warga Negara yang baik, maka kita harus membantu pemerintah
dalam
mewujudkan ketahanan nasional, khusunya dalam hal ini adalah tentang
prostitusi online. Pencegahan secara preventif perlu dilakukan sejak dini.
2. Bekerjasama dan ikut berperan aktif dengan pemerintah dalam
upaya penanganan maupun penanggulangan prostitusi online.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Bagong Suyanto, 2010, Masalah Sosial Anak, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Hlm.159-160, dalam skripsinya Muhammad Hidayat, 2014, Tinjauan
Sosiologi Hukum Terhadap Kegiatan Prostitusi di Kota Makassar, Fakultas
Hukum, Universitas Hasanuddin Makassar, Hlm. 8.
Caswanto, 2016, Tindak Pidana Prostitusi yang Diusahakan dan Disediakan oleh
Hotel di Indramayu dalam Perspektif Hukum Pidana Indonesia, Skripsi, Fakultas
Hukum, Universitas Pasundan, Hlm. 36-38.
C.H. Ralph, 1961, Women of the Street, A Sociological Study of Common Prostitute,
Ace Books, Love & Malcomson Ltd. London, Hlm. 250, dalam bukunya Yesmil
Anwar dan Adang, 2013, Kriminologi, Bandung: PT. Refika Aditama, Hlm. 355-
356.
CNN Indonesia, 2019, ‘Kasus Prostitusi Online Ungkap Banyak Artis Di Prostitusi
Online’ , CNN Indonesia.com ,06 Januari 2019.
< https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190106204221-12-358831/kasus-vanessa-
angel- ungkap-banyak-artis-di-prostitusi-online>
Drs. H. Kondar Siregar, MA, 2015, Model Pengaturan Hukum Tentang Pencegahan
Tindak Prostitusi Berbasis Masyarakat Adat Dalihan Na Tolu, Perdana Mitra
Handalan, Hal 1-3
Reno Bachtiar dan Edy Purnomo, 2007, Bisnis Prostitusi, Yogyakarta: PINUS Book
Publisher, Hlm. 80-83.