Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PATOLOGI SOSIAL

PROSTITUSI DARING / PROSTITUSI ONLINE

Disusun Oleh:

Mariana Niastina Purba 191000092

Mhd.Ary Wardhana 191000093

Regyna Salim 191000094

Joseph Johan Parulian 191000095

Alexandre Mehaga S. 191000096

Hamidah Fatekah A. 191000097

Jordan Gilang G. 191000098

Siti Azahra 191000099

Fadhila Anissa Putri 191000100

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
i

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT dan Tuhan Yang Maha Esa , yang tidak pernah
tidur dan selalu dekat dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prostirusi
Daring / Prostitusi Online”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah
penulis pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.

makalah ini dimungkinkan masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa
mendatang. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca
khususnya, masyarakat pada umumnya dan sebagai sumbangsih untuk bangsa.

Medan, 17 Maret 2020

Penulis
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
RINGKASAN ....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Prostitusi ..........................................................................................................3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prostitusi ...............................................................3
2.3 Pihak-Pihak yang Terkait dalam Prostitusi Online ........................................................4
2.4 Jenis-Jenis PSK .............................................................................................................5
2.5 Prostitusi Panggilan / Prostitusi Online .........................................................................5
2.5.1 Media yang di gunakan dalam Prostitusi Online ..................................................5
2.5.2 Faktor Terjadinya Postitusi Online .......................................................................7
2.5.3 Upaya Pencegahan Prostitusi Online ....................................................................7
2.6 Kasus Prostitusi Online di Indonesia .............................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................10
3.2 Saran .............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................12
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di mulai dari era Rovulusi Industri sampai era society 5.0 sekarang ini
kemajuan teknologi mulai mengalami perkembangan secara signifikan.
Kemudahan akses dan berbagai fitur layanan sudah sangat jauh lebih canggih.
Semua teknologi ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat. Ada
masyarakat yang menggunakannya untuk mencari berita dan informasi,
berkomunikasi jarak jauh, hiburan, bahkan ada yang menggunakannya untuk
bekerja dan berbisnis, seperti Online Shop, Start Up, Dan lain-lain. Namun, tidak
bisa di pungkiri bahwa ada oknum-oknum lain yang menyalahgunakan kemajuan
teknologi ini, salah satunya adalah prostitusi online.
Hal ini banyak di sebabkan berbagai faktor, bisa dikarenakan penutupan
lokalisasi, akses yang tidak begitu terbuka, dan kemudahan akses dan pasar yang
begitu menggiurkan para pekerja. Jika di bandingkan dengan Prostitusi yang biasa
kita lihat pekerja harus selalu menunggu pelanggan di tempat lokalisasi nya.
Namun, dengan adanya sistem online mereka bisa dimana saja menerima tawaran
tersebut.
Kasus-kasus prostitusi online di era sekarang bukan hanya terjadi di kalangan
masyarakat menengah ke bawah namun juga masyarakat menengah ke atas
seperti selebriti, model, bahkan pegawai negeri sekalipun.
Fenomena ini sungguh sangat menyedihkan dan sangat berdampak bagi
kesehatan fisik dan mental. Kita bisa ketahui bahwa hingga sekarang HIV/AIDS
belum ada obatnya namun, kasus penyakitnya dari tahun ke tahun terus
menambah. Para PSK umumnya akan dikucilkan dan di asingkan oleh masyarakat
sekitar , belum lagi kekerasan yang mereka terima dari para pelanggannya, dan
keterpaksaan dari pihak-pihak terkait. Ini sangat merusak mental para PSK.
2

Arus komunikasi pada era ini sulit di cegah ini lah faktor yang sangat berandil
besar pada perkembangan prostitusi online. Pemerintah sudah sepatutnya
memperhatikan dan membuat strategi untuk mengatasi masalah ini. Agar penyakit
masyarakat terkhusus prostitusi dapat bisa di minimalisir dan di kendaliakan.

1.2 Rumusan Masalah


Terkait dengan paparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
kami angkat sebagai berikut :
1. Apa itu prostitusi ?
2. Apa itu prostitusi Online?
3. Upaya apa yang dilakukan dalam pencegahan prostitusi online ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui tentang prostitusi
2. Mengetahui tentang prostitusi online
3. Mengetahui pencegahan prostitusi online
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Prostitusi

Secara etimonologi kata prostitusi berasal dari bahasa latin yaitu “pro-
stituere” artinya membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, pencabulan,
dan pergendakan. Sedangkan kata ‘prostitute’ merujuk pada kata keterangan yang
berarti WTS atau sundal dikenal pula dengan istilah Wanita Tuna Susila (WTS).
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) WTS adalah orang celaka atau
perihal menjual diri (persundalan) atau orang sundal. Prostitusi juga dapat diartikan
sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri atau menjual jasa kepada
umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapatkan imbalan
sesuai dengan apa yang diperjanjikan sebelumnya. Seseorang yang menjual jasa
seksual disebut WTS, yang kini kerap disebut dengan istilah Pekerja Seks Komersial
(PSK).

Prostitusi (pelacuran) secara umum adalah praktik hubungan seksual sesaat,


yang kurang lebih dilakukan dengan siapa saja, untuk imbalan berupa uang. Tiga
unsur utama dalam praktik pelacuran adalah: pembayaran, promiskuitas dan
ketidakacuhan emosional.

2.2 Faktor-Faktor Terjadinya Prostitusi


Beberapa faktor terjadinya prostitusi sebagai sebab atau alasan seorang
perempuan terjun dalam dunia prostitusi. Ada pun pekerja sosial asal Inggris
mengatakan dalam bukunya, Women of The Streets, tentang keadaan individu dan
sosial yang dapat menyebabkan seorang wanita menjadi pelacur adalah:
1. Rasa terasingkan dari pergaulan atau rasa diasingkan dari pergaulan hidup
pada masa tertentu di dalam hidupnya.
4

2. Faktor-faktor yang aktif dalam keadaan sebelum diputuskan untuk


melacurkan diri, dalam kenyataan ini merupakan sebab yang langsung tapi
hampir selalu dan hanya mungkin terjadi karena keadaan. Sebelumnya yang
memungkinkan hal tersebut terjadi.
3. Tergantung dari kepribadian wanita itu sendiri.

Kemudian dalam bukunya Reno Bachtiar dan Edy Purnomo menjelaskan beberapa
alasan dasar seseorang perempuan menjadi pelacur yaitu:
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Kemalasan
3. Faktor Pendidikan
4. Niat Lahir Batin
5. Faktor Persaingan
6. Faktor Sakit Hati
7. Tuntutan Keluarga

2.3 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Prostitusi


Berikut beberapa pelaku dalam praktek prostitusi:
1. Mucikari
Mucikari atau dalam kamus besar bahasa Indonesia merujuk kepada kata
Muncikari adalah induk semang bagi perempuan lacur atau germo. Namun
pemahaman masyarakat secara luas adalah orang yang berperan sebagai
pengasuh, perantara, dan "pemilik" pekerja seks komersial (PSK).
2. Pekerja Seks Komersial
Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah seseorang yang menjual jasanya untuk
melakukan hubungan seksual untuk uang atau disebut pelacur. Pekerja Seks
Komersial sebutan yang di perhalus dari sebutan pelacur selain itu ada pula
sebutan wanita tunasusila yang juga mengacu kepada layanan seks komersial.
3. Pengguna Jasa PSK
5

Dari semua pihak yang telah disebutkan, pihak pengguna inilah yang menjadi
titik bagaimana bisa transaksi prostitusi ini bisa terjadi. Walaupun tentu pihak
lain itu juga memberikan dorongan hingga terjadinya praktek prostitusi ini.

2.4 Jenis-jenis PSK


Pengklasifikasikan cara melakukan kegiatan prostitusi dipandang perlu untuk
memudahkan pembinaan prostitusi baik pembinaan mental maupun spiritual,
seperti pelayanan kesehatan, disamping itu juga memudahkan penulis untuk
mengidentifikasikan jumlah prostitusi sebagai berikut:
1. Prostitusi Jalanan
2. Prostitusi Panggilan
3. Prostitusi Rumah Bordil
4. Prostitusi Terselebun

2.5 Prostitusi Panggilan/ Prostitusi Online


Prostitusi online terdiri dari dua kata yang masing - masing memiliki arti,
prostitusi memiliki pengertian seperti yang sudah dijelaskan diatas dan online
memiliki pengertian terhubung. Jadi prostitusi online adalah praktek pelacuran
yang dilakukan dengan atau melalui media internet atau online sebagai sarana
transaksi bagi mereka pengguna dan pemakai yang ingin menggunakan jasanya.
Internet digunakan sebagai media penghubung atau sarana penunjang saja.
Dalam banyak faktor, yang menjadi faktor utama dalam pelacuran yaitu uang
sebagai sumber pendapatan.Penyebab Prostitusi Online
2.5.1 Media yang Digunkan dalam Prostitusi Online
1. Website
Terdapat beberapa website yang mempermudahkan pekerjaan
prostitusi baik yang berbayar maupun website gratis yang
mempromosikan pekerjanya. Di dalam website biasanya terdapat
informasi lengkap mereka seperti foto, umur, postur tubuh, harga dan
lain sebagainya, bahkan terdapat nomor telepon yang dapat dihubungi.
6

untuk transaksi biasanya dilakukan langsung kepada pelacurnya atau


lewat mucikari yang berhubungan dengan website tersebut. Website
ini biasanya dibuat oleh orang lain yang tak lain seorang mucikari.

2. Forum

Forum tidak berbeda jauh dengan website, yang membedakan


adalah dalam forum orang lain yang bukan pihak website dapat
berkontribusi. Jika website transaksi satu arah berbeda dengan forum
yang bisa dilakukan transaksi oleh banyak orang. Untuk dapat
bergabung dalam forum maka harus dilakukan pendaftaran terlebih
dahulu. Dibandingkan dengan wesite , forum dipercaya lebih aman, ini
dikarenakan forum lebih ekslusif seperti dengan aturan harus
mendaftar terlebih dahulu sebelum menjadi anggota. Meskipun banyak
orang yang melakukan transaksi tetapi identitas para anggotanya jelas.

3. Jejaring Sosial
Kemunculan situs jejaring sosial atau biasa disapa dengan media
sosial diawali dengan adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-
orang dari seluruh belahan dunia. Agar dapat tetap mempertahankan
komunikasinya dengan kerabat, keluarga dan teman yang sedang
berada ditempat yang jauh dan sulit dijangkau.
Bentuk dari jejaring sosial sangat beragam, mulai dari facebook,
twitter, sampai dengan yang terbaru yaitu instagram yang saat ini
sedang digandrungi oleh masyarakat. Indonesia sendiri merupakan
negara yang mendapat peringkat kedua dari pengguanaan facebook,
lebih dari 27 juta akun telah terdaftar.
Dengan angka yang luar biasa tersebut maka muncul lah inisiatif --
inisiatif negatif dari mereka yang ingin mendapatkan keuntungan dari
bisnis prostitusi online. Dengan memasang foto, dan data-data lainnya
7

untuk menarik pelanggan di dalam jejaring sosial. Penggunaan jejaring


sosial sebagai praktek prostitusi merupakan hal baru, tetapi saat ini
sangat jarang ditemui dibanding dengan media lainnya. Mungkin
dirasa jejaring sosial tidak begitu aman.

4. Aplikasi
Media yang digunakan oleh pekerja melalui aplikasi biasanya
berupa program untuk berbincang-bincang ( chat ), telepon suara
( voice call ), pesan suara ( voice note ), ataupun telepon gambar
( video call ). Wujud program-program tersebut contohnya skype,
yahoo massenger, CamFrog dan lain sebagainya yang biasa digunakan
dalam komputer.

2.5.2 Faktor Terjadinya Prostitusi Online


1. Penutupan Lokalisasi
2. Kemajuan Teknologi
3. Kemiskinan
4. Lemahnya Penegakan Hukum
5. Individu

2.5.3 Upaya Pencegahan Prostitusi Online


1. Preventif dan Promotif
diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan 
untuk mencegah terjadinya pelacuran.
Usaha ini antara lain berupa :
a. Penyempurnaan perundang- undangan mengenai larangan atau
penyelenggaraan prostitusi, khusunya prostitusi online.
b. Intensifikasi pemberian pendidikan keagamaan dan kerohanian.
8

c. Memperluas lapangan kerja. Karena kebanyakan dari para pelaku
prostitusi melakukan prostitusi karena desak ekonomi.
d. Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawina
n dalam kehidupan keluarga.
e. Penyelenggaraan sosialisasi mengenai internet sehat.
f. Pembentukan badan atau tim koordinasi dari semua usahapenangg
ulangan 
pelacuran yang dilakukan oleh beberapa instansi sekaligus
mengikutsertakan potensi masyarakat lokal.
g. Penyitaan terhadap buku-buku, majalah-majalah cabul, gambar-
gambar porno film-film biru serta sarana-
sarana lainnya yang merangsang nafsu
seks. Serta pemblokiran situs-situs internet yang menyediakan sem
ua hal yang berbau pornografi maupun bisnis prostitusi.

2. Represif dan Kuratif

Usaha represif dan kuratif ini antara lain berupa :

a. Melalui lokalisasi yang sering ditafsirkan sebagai legalisasi, orang
melakukan pengawasan/kontrol yang ketat.
b. Diusahakan rehabilitas dan resosialisasi bagi para pelaku prostitusi, 
agar 
Mereka bisa dikembalikan sebagai warga masyarakat yang susila.
c. Menyediakan lapangan kerja baru.
d. Memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku prostitusi, untuk 
memberikan efek jera.
e. Meblokir situs-situs internet yang menyediakan semua hal
yang berbau
pornografi dan prostitusi. Dan lebih mengamankan penggunaan int
ernet di Indonesia
9

2.6 Kasus Prostitusi Online di Indonesia

Banyak kasus prostitusi online di Indonesia. Namun yang paling


banyak di perbincangkan adalah kasus Vanessa Angel seperti yang di lansir
pada laman CNN Indonesia.com. Kasus ini terungkap pada awal tahun 2019 ,
prostitusi ini di kendalikan oleh dua mucikari dan melibatkan banyak artis
selain Vanessa Angel. Atas perbuatannya mereka dijerat Pasal 27 dan 45
kemudian 296 dan 506 UU ITE tentang penyedia jasa prostitusi baik secara
elektronik maupun konvensional.

BAB III
10

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Prostitusi merupakan bentuk penyimpangan seksual, yang menyimpang dari
nilai social, agama, dan moral bangsa Indonesia. Sedangkan prostitusi online
merupakan bentuk dari kegiatan   prostitusi   yang   dilakukan   melalui  
media   social maupun   internet.   Faktor   utama   yang   menimbulkan  
terjadi prostitusi online adalah perkembangan teknologi yang tidak didasari
dengan nilai-nilai karakter yang baik.
2. Prostitusi,   khusunya   prostitusi   online   merupakan gangguan atau
hambatan bagi ketahanan nasional. Yang jika dibiarkan terus-menerus tanpa
penanganan yang tegas dapat menjadi ancaman yang membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara   serta  
perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.
3. Banyak  dampak  yang   ditimbulkan   prostitusi   online terhadap ketahanan
bangsa, salah   satunya   adalah   merusak moral bangsa moral bangsa yang
dapat menjadi ancaman kelangsungan hidup bangsa dan negara dimasa yang
mendatang.
4. Penanganan  prostitusi  online tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah,
melainkan dibutuhkn kerja sama pemerintah dengan seluruh rakyat dan
usaha penanggulangan prostitusi online dapat dilakukan dengan dua udaha
yaitu preventif dan kuratif.

3.2 Saran
1. Sebagai warga Negara yang baik, maka kita harus membantu pemerintah
dalam
mewujudkan   ketahanan nasional, khusunya dalam hal ini adalah tentang
prostitusi online. Pencegahan secara preventif perlu dilakukan sejak dini.
2. Bekerjasama   dan   ikut   berperan   aktif   dengan pemerintah dalam
upaya penanganan maupun penanggulangan prostitusi online.
11

3. Membentengi   diri   sendiri   dan   keluarga   dengan mempertebal moral


dengan norma   agama   dan   norma-norma lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
12

Bagong Suyanto, 2010, Masalah Sosial Anak, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Hlm.159-160, dalam skripsinya Muhammad Hidayat, 2014, Tinjauan
Sosiologi Hukum Terhadap Kegiatan Prostitusi di Kota Makassar, Fakultas
Hukum, Universitas Hasanuddin Makassar, Hlm. 8.

Caswanto, 2016, Tindak Pidana Prostitusi yang Diusahakan dan Disediakan oleh
Hotel di Indramayu dalam Perspektif Hukum Pidana Indonesia, Skripsi, Fakultas
Hukum, Universitas Pasundan, Hlm. 36-38.

C.H. Ralph, 1961, Women of the Street, A Sociological Study of Common Prostitute,

Ace Books, Love & Malcomson Ltd. London, Hlm. 250, dalam bukunya Yesmil
Anwar dan Adang, 2013, Kriminologi, Bandung: PT. Refika Aditama, Hlm. 355-
356.

CNN Indonesia, 2019, ‘Kasus Prostitusi Online Ungkap Banyak Artis Di Prostitusi
Online’ , CNN Indonesia.com ,06 Januari 2019.
< https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190106204221-12-358831/kasus-vanessa-
angel- ungkap-banyak-artis-di-prostitusi-online>

Dewi S, 2016, ‘Prostitusi Online’ Blogspot.com, 18 Mei 2016


< https://eptikcyber13.blogspot.com/2016/05/upaya-penanganan-dan-
pencegahan.html>

Drs. H. Kondar Siregar, MA, 2015, Model Pengaturan Hukum Tentang Pencegahan
Tindak Prostitusi Berbasis Masyarakat Adat Dalihan Na Tolu, Perdana Mitra
Handalan, Hal 1-3

Indriani T, 2018, ‘Prostitusi Daring’ , Kompasiana.com, 15 Juli 2018


< https://www.kompasiana.com/indrirein/5b4b419d5e1373499c281096/prostitusi-
online>

Irma Pebrianti, 2015, Tinjauan Kriminologis Terhadap Praktik Prostitusi di Kota


Makassar (2010-2014), Skripsi, Universitas Hasanuddin Makasar, Fakultas
Hukum, Hlm. 21-24.

Reno Bachtiar dan Edy Purnomo, 2007, Bisnis Prostitusi, Yogyakarta: PINUS Book
Publisher, Hlm. 80-83.

Anda mungkin juga menyukai