Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER PANCASILA

TEMA “PANCASILA DALAM PERKEMBANGAN ZAMAN”

OLEH :

Nama : Oka Ananta Yogiswara

Kelas : IA

NIM : 2116011009

PRODI PENJASKESREK

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021
Lunturnya Nilai Pancasila Seiring Perkembangan Zaman

Pancasila adalah dasar negara dari negara Indonesia. Pancasila juga menjadi ideologi dari
negara Republik Indonesia. Pancasila merupakan lima dasar negara Indonesia, karena seluruh nilai
yang terkandung dalam sila – sila pancasila merupakan bentuk dari nilai-nilai kebiasaan masyarakat
Indonesia, seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Sehingga,
pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.

Ideologi Pancasila dapat berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kecerdasan
kehidupan bangsa. Artinya, pancasila sebagai ideologi negara dapat berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Perkembangan zaman ini diikuti dengan semakin maju dan semakin modern
teknologi serta komunikasi yang selalu berubah dengan sangat cepat dan berkembang dengan sangat
pesat. Contohnya, handphone (HP) atau telephone genggam. Saat ini, seluruh masyarakat Indonesia
sudah memiliki handphone, baik itu orang tua maupun anak-anak sudah memiliki handphonenya
masing-masing. Terlebih sekarang merupakan zamannya era digital, di mana seluruh masyarakat
menggunakan perangkat elektronik dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti, bekerja, bermain, belajar,
dan masih banyak hal yang lainnya.

Perkembangan zaman ini, tentunya sangat berpengaruh bagi kehidupan masing-masing


individu. Zaman era digitial tentu membawa dampak positif dan dampak negatif yang akan
ditimbulkannya. Dampak positif yang diberikan yaitu, sebagai pemberi informasi, memudahkan
pekerjaan, serta apapun bisa dilakukan melalui handphone. Sedangkan ampak negatifnya yaitu, rawan
terjadi penipuan, penculikan,lupa akan waktu, kecanduan, malas, dan masih banyak lagi.

Dengan hadirnya zaman digital ini, pengawasan dari orang tua terhadap anak-anaknya menjadi
lebih extra, agar handphone bisa digunakan dengan baik dan benar. Hal ini juga diperlukan kesadaran
dari masing-masing individu untuk mengupayakan penggunaan media sosial kearah yang lebih positif.
Sehingga, dengan hadirnya media sosial ini dapat membantu meringankan pekerjaan masyarakat dan
memudahkan masyarakat dalam hal berkomunikasi dengan jarak yang jauh sekalipun.

Perkembangan zaman ini menjadi tantangan bagi Pancasila, agar nilai-nilai pancasila tidak
memudar akibat kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang serba canggih ini. Begitu juga
pengajaran nilai-nilai pancasila yang harus terus diberikan kepada generasi-generasi penerus bangsa.
Sehingga, teknologi yang digunakan tetap berdasarkan nilai pancasila dan tidak bertentangan ataupun
sampai menghilangkan jati diri.
Namun, perkembangan teknologi ini sangat banyak menciptakan aplikasi-aplikasi yang
membuat masyarakat menjadi tergila-gila untuk menggunakannya. Salah satu aplikasi yang paling
banyak penggunanya yaitu TikTok. Tiktok adalah aplikasi yang menghadirkan sebuah konten, video,
foto, status, ataupun sejenisnya yang dengan sangat cepat untuk meningkatkan popularitas dan
menyebar luas. Aplikasi ini lebih banyak digunakan oleh remaja dan anak usia dini jaman sekarang.

Popularitas ini kebanyakan merupakan hal yang menyimpang dari nilai pancasila. Dengan
berbagai macam fitur yang disajikan oleh aplikasi tiktok ini, membuat penggunanya menjadi lupa
dengan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan termasuk lupa dengan adanya nilai-nilai pancasila.

Hal pertama yang menyimpang dari nilai-nilai pancasila dalam aplikasi tiktok ini adalah
menganggap artis tiktok sebagai Tuhan dan tiada tuhan selain artis tiktok. Pada tahun 2018 ada
seseoang yang sangat populer dalam aplikasi tiktok, seseorang tersebut bernama Bowo. Bowo ini
berhasil membuat kalangan remaja menjadi tertarik terhadap dirinya. Saking sukanya, para penggemar
Bowo ini menganggap dia adalah tuhan mereka, dan mereka melontarkan kata-kata tiada tuhan selain
Bowo. Para penggemarnya rela melakukan apa saja demi bowo. Bahkan, disurat kabar online
tribunnews.com yang berjudul “Potret Bowo Tiktok yang mendadak Viral, memiliki penggemar
Fanatik yang Rela Jual Ginjal”. Hal ini menandakan hilangnya pendidikan karakter dari pancasila dan
merupakan pertanda pada saat itu lunturnya sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu menduakan
Tuhan. Hal tersebut juga menandakan lunturnya sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab,
karena abad atau prilaku, sikap mereka sudah melewati batasnya.

Hal yang kedua yaitu, viralnya banyak video wanita yang sedang goyang menggunakan pakaian
yang membuka auratnya sendiri. Hal yang seperti ini, pada era digital bukanlah hal yang mengejutkan,
karena sudah menjadi kebiasaan mereka untuk mencari popularitas dengan cara seperti itu (membuka
aurat mereka) sehingga menimbulkan ketertarikan terhadap yang menonton. Tetapi disisi lain, hal ini
menandakan hilangnya ahlak mereka. Karena mereka menggunakan pakaian yang seksi lalu bergoyang
seperti tiada malunya di media sosial dan itu tersebar luas dikalangan masyarakat. Sangat banyak yang
seperti itu viral di media sosial hingga kini.

Bukan hanya di sosial media, mereka juga melakukannya di tempat umum. Bergoyang
menggunakan pakaian yang membuka aurat dan tidak mempunyai rasa malu. Maraknya hal yang
seperti ini sangat tidak baik untuk ditiru. Prilaku tersebut, termasuk ke dalam prilaku yang kurang baik
untuk dilakukan sebagai contoh untuk pengguna-pengguna lainnya.
Hal ini, menandakan mulai memudarnya nilai dari sila kedua yaitu abad mereka. Mereka tidak
lagi mempelihatkan ahlak mulai mereka dan cenderung memberikan dan memperlihatkan hal yang
seperti itu. Tidak lagi memiliki rasa malu untuk membuka aurat dengan memakai pakaian sepeti rok
yang mini, baju yang transparan, lebih menonjolkan payudara mereka. Menurut saya, hal itu
menandakan hilangnya nilai sila-sila kedua dalam era digital dan semakin maju ini.

Semakin berkembangnya jaman dan semakin majunya teknologi, semakin banyak pula orang-
orang atau masyarakat yang melupakan nili-nilai dari pancasila. Seperti saat ini, hukum di negara
Indonesia sangat banyak penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan ketetapan hukum, di
mana hukum di Indonesia juga berdasarkan nilai-nilai pancasila.

Dalam masa pandemi seperti ini, masyarakat kecil sangat banyak ditindas oleh aparat penegak
hukum. Kenyataanya, kebanyakan dari mereka masyarakat kurang mampu yang sedang berusaha untuk
bertahan hidup dan sudah mematuhi protocol kesehatan, tetapi pemeintah tidak memberikan
kelonggaran bagi mereka. Sedangkan, mereka dibiarkan kelaparan dan hanya di edukasi menggunakan
masker dan jaga jarak. Apabila mereka salah sedikit, aparat penegak hukum langsung memarahi tidak
lagi menasehati. Rakyat kecil seperti nya tidak ada apa-apa nya dimata mereka, padahal mereka
mendapatkan gaji dari uang rakyat, tetapi perlakuan mereka terhadap rakyat kecil seperti tidak
memiliki rasa kasihan.

Tidak hanya itu, dalam kondisi pandemi ini oknum-oknum menyempatkan melakukan
penggelapan terhadap dana bansos. Sekian persen dari dana bansos mereka kantongi, padahal dana
tersebut di berikan kepada masyarakat kecil yang sangat membutuhkan. Di mana kah rasa kepedulian
mereka terhadap rakyat. Mereka secara tidak langsung sudah merampas apa yang seharusnya menjadi
milik orang lain.

Hal tersebut juga menandakan melunturnya nilai-nilai pancasila. hilangnya keadilan bagi rakyat
Indonesia merupakan lunturnya nilai sila ke-5. Tidak adanya perlakukan adil yang diperlihatkan oelh
pemerintah dalam keadaan seperti ini, melainkan penindasan rakyat kecil yang berikan, membentak
rakyat tanpa tau keadaan mereka, bahkan mereka tidak sama sekali memperdulikan. Kejadian itu juga
melunturnya nilai sila ke-2, memberikan contoh prilaku sebagai aparat memang tidak pantas seperti itu.
Karena dampak yang ditimbulkan mengacu pada sebuh kepercayaan.

Apabila sikap aparat seperti itu, maka masyarakat akan sulit percaya dan sulit menerima aparat
karena prilakunya tersebut.seharusnya aparat dalam menjalankan tugas tidak sampai memberikan
bentakan secara kasar dan seharusnya lebih tau kondisi masyarakat. Karena aparat yang selalu
memberikan edukasi lebih tau kondisi dari masyarakat, tetapi malah sebaliknya mereka seperti buta
akan keadaan tanpa memberikan pertolongan dalam proses edukasi.

Maka dari itu, nilai Pancasila seiring dengan perkembangan zaman harus tetap ditegakkan,
selain terus memberikan pelajaran mengenai pelajaran Pancasila, sebaiknya berikanlah contoh yang
nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dapat langsung dilihat dan dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Karena, tanpa adanya contoh dan kalau contoh dari penerapannya berupa pelanggaran, maka
nili-nilai itu akan perlahan memudar dan tidak dihiraukan lagi.

Mari kita sebagai generasi penerus bangsa, tetap melestarikan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, mulailah dari yang kecil tetapi terasa manfaatnya. Tumbuhkan lagi jiwa
pancasilais dalam diri masing-masing, karena seiring perkembangan zaman, semakin banyak tantangan
yang akan menerjang. Maka seiring perkembangan jaman, nilai-nilai pancasila harus kokoh berdiri dan
sejalan dengan kemajuan jaman.
DAFTAR PUSTAKA

https://p4tkpknips.kemdikbud.go.id/informasi/artikel/262-pancasila-sebuah-epilog-menjawab-
tantangan-zaman

https://mahasiswaindonesia.id/kurangnya-pendidikan-karakter-aplikasi-tik-tok-penyebab-
penyimpangan-perilaku-remaja/

https://www.suara.com/news/2021/09/22/155353/100-tokoh-bangsa-sebut-ketidakadilan-ditunjukan-
pemerintah-saat-menanggulangi-pandemi?page=all

Anda mungkin juga menyukai