Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Mohamad Rifki Rosyadi

KELAS : R1/C

TUGAS : Essay Pancasila (Menjadi anak muda millenial yang mencintai


pancasila)

PENDAHULUAN

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diartikan
bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi
pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia tidak ada yang
mampu menandinginya. Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan bangsa dapat
dipersatukan oleh pancasila. Itu sebabnya sering kali pancasila dianggap sebagai ideologi
yang sakti. Siapapun yang mencoba menggulingkannya, akan berhadapan langsung dengan
seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara indonesia.
Sebagai dasar negara republik indonesia, pancasila nilai-nilainya telah dimiliki oleh
bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai–nilai tersebut meliputi nilai budaya, adat istiadat
dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri bangsa
indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup. Tindakan
serta perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin dalam nilai-nilai
pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha merumuskan nilai-nilai luhur itu ke
dalam sebuah ideologi bernama pancasila.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS
Terdapat banyak fenomena menarik pada saat ini, salah satunya yang sedang ramai
dibicarakan oleh publik adalah generasi millenial. Maraknya budaya global dan gaya hidup
pop culture, fenomena ini dianggap sebagai dampak dari arus globalisasi yang sudah tidak
dapat dibendung lagi. Globalisasi yang sering dimaknai sebagai proses mendunianya sistem
sosial, ekonomi, politik, dan budaya sehingga dunia terkesan tanpa batas. Dengan adanya
satelit, internet, dan telepon, yang berjarak jauh pun terasa dekat. Perkembangan teknologi
dan informasi telah menghapus batas antar negara antar bangsa, dan antar kelas. Salah satu
proses penting dari globalisasi adalah melahirkan generasi gadged, istilah yang sering
digunakan untuk menandakan lahirnya generasi millenial. Pada dasarnya gadget lebih tepat
didefinisikan sebagai “peralatan”. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari internet,
terutama dalam proses komunikasi dan penggalian informasi bagi seluruh masyarakat
pengguna internet termasuk remaja. Disana dapat dengan cepat mendapatkan informasi, bisa
mencarinya dengan menggunakan google atau dengan cara yang lain, tetapi kebanyakan
remaja menggunakan internet untk mencari teman, chatting, kirim email dan mencari tugas-
tugas kuliah atau tugas sekolah.

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini adalah
memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda. Hal ini
disebabkan banyaknya pengaruh budaya asing yang banyak masuk di negara ini. Akibatnya
banyak generasi muda yang melupakan budaya sendiri karena menggap bahwa budaya asing
merupakan budaya yang lebih modern dibanding budaya sendiri. Hal ini mengakibatkan
nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan hampir terjadi disebagian besar generasi muda.
Berbagai permasalahan yang timbul akibat rasa nasionalisme dan kebangsaan yang memudar
banyak terjadi belakangan ini, banyak generasi muda mengalami disorientasi, dislokasi dan
terlibat pada suatu kepentingan yang hanya mementingkan diri pribadi.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil kesepakatan oleh para
pendiri bangsa negara Indonesia ini. Pancasila sebagai ideologi terbuka setidaknya memiliki
dua dimensi niali-nilai, yaitu nilai ideal dan aktual. Pengaruh budaya asing akan bisa
dihindari jika generasi muda mampu menyaring budaya asing dengan menggunakan nilai-
nilai pancasila sebagai dasar acuan dalam kehidupan
PEMBAHASAN

1. Menjadi generasi millennial yang bermanfaat

Millenial adalah kelompok demografi setelah generasi X (Gen X). Tidak ada batas waktu
yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Millenial pada umumnya adalah anak-
anak dari generasi Boomers dan Gen X yang tua. Millenial kadang-kadang disebut sebagai
“Echo Boomers” karena adanya “ booming” (peningkatan besar), tingkat kelahiran di tahun
1980 dan 1990. Generasi millenial yakni generasi muda yang berumur 17-37 tahun. Millenial
sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan
teknologi. Generasi millenial memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka sangat mahir dalam
teknologi. Karakteristik generasi Millenial :

a. Millenial lebih percaya user generated content daripada informasi searah


Generasi millenial tidak percaya pada informasi yang bersifat satu arah. Mereka tidak
terlalu percaya pada perusahaan besar dan iklan, mereka lebih mementingkan
pengalaman pribadi ketimbang iklan atau review konvensional. Seperti membeli suatu
produk, generasi ini melihat review dan testimony produk sebelum membelinya.
b. Millenial lebih memilih ponsel dibanding televisi
Internet berperan sangat penting dalam kehidupan generasi millenial. Bagi mereka
iklan pada televisi biasanya dihindari, generasi ini lebih suka mendapat informasi dari
ponselnya, dengan mencarinya ke google atau perbincangan pada forum-forum yang
diikuti generasi ini untuk selalu up to date dengan keadaan sekitar.
c. Millenial wajib mempunyai sosial media
Komunikasi yang berjalan pada generasi ini sangatlah lancar. Namun, bukan berarti
komunikasi itu selalu terjadi dengan tatap muka, tetapi justru sebaliknya. Banyak dari
kalangan millenial melakukan semua komunikasinya dengan cara text messaging atau
juga chatting di dunia maya, dengan membuat akun yang berisikan profil dirinya,
seperti twitter, facebook, line, instagram dan akun sosial media lainnya. Akun ini
dapat dijadikan aktualisasi diri dan ekspresi, karena apa yang ditulis tentang dirinya
disitu adalah apa yang akan semua orang baca. Jadi hampir semua generasi millenial
dipastikan memiliki akun sosial media sebagai tempat berkomunikasi dan berekspresi.
d. Millenial mulai banyak melakukan transaksi secara cashless
Generasi ini lebih suka tidak repot membawa uang, karena hampir semua pembelian
bisa dibayar menggunakan kartu, sehingga lebih praktis, hanya perlu gesek atau
tapping. Mulai dari transportasi umum, belanja dan kegiatan jual beli lainnya sudah
menggunakan system e-money.
e. Millenial kurang suka membaca secara konvesional
Populasi orang yang suka membaca buku menurun drastis pada generasi ini, bagi
mereka tulisan dinilai memusingkan dan membosankan. Generasi millenial bisa
dibilang lebih menyukai melihat gambar, apalagi jika menarik dan berwarna.
f. Millenial lebih tahu teknologi disbanding orang tua
Generasi ini melihat dunia secara tidak langsung, namun dengan cara yang berbeda
yaitu dengan berselancar di dunia maya, sehingga mereka jadi tahu segalanya. Mulai
dari berkomunikasi, berbelanja, mendapatkan informasi dan kegiatan lainnya,
generasi millenial adalah generasi yang sangat modern, lebih dari pada orang tua
mereka, sehingga tak jarang merekalah yang mengajarkan teknologi pada kalangan
orang tua
g. Millenial cenderung tidak loyal namun bekerja efektif
Kebanyakan dari generasi millenial cenderung meminta gaji tinggi, meminta jam
kerja fleksibel, dan meminta promosi dalam waktu setahun, mereka tidak loyal
terhadap suatu pekerjaan atau perusahaan, namun lebih loyal terhadap merk.

Selain karakteristik yang sudah dijelaskan di atas, generasi millenial juga memiliki sifat
yang lebih toleran terhadap sesamanya. Hal ini dipengaruhi oleh arus globalisasi yang
semakin cepat, dimana anak muda sekarang dapat berinteraksi dengan manusia dari berbagai
belahan dunia. Arus globalisasi berhasil menciptakan interaksi lansung dan tidak lansung
yang lebih luas antar umat manusia, yang tidak mengenal batas-batas antara negara satu
dengan negara yang lain. Oleh sebab itu globalisasi membuat generasi millenial menjadi
lebih terbuka terhadap perbedaan, dengan begitu anak-anak muda millenial harus lebih bisa
menggunakan media sosial secara lebih terutama untuk dirinya sendiri, agar tidak terkena
dampak negatif dari era digital. Jadi jikalau ingin menjadi anak millenial bukan hanya pandai
dalam bermain gadget tetapi juga harus bisa memanfaatkan gadget tersebut sebaik-baiknya.
Sehingga menjadi anak muda millenial yang bukan hanya bisa bermain gadget, internet tetapi
juga bisa memanfaatkan sosial media dengan bijak, kreatif dan aktif.

2. Peranan pancasila dalam generasi millenial

Pancasila yang sejak dahulu diciptakan sebagai dasar dan sudah sejak nenek moyang
digunakan sebagai pandangan hidup sudah seharusnya dijadikan pedoman bagi bangsa
indonesia dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Demikian juga
generasi muda, pancasila yang mulai kehilangan pamornya dikalangan generasi muda
diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika generasi-generasi muda lebih sadar dan
memahami fungsi pancasila serta melakasanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan generasi muda mulai menurun. Hal
ini bisa dilihat banyaknya generasi muda yang menganggap bahwa budaya barat lebih
modern dibandingkan budaya sendiri. Generasi muda terutama dikalangan mahasiswa,
pelajar banyak mengikuti budaya barat dari pada budaya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari cara
bersikap, berpakaian, berbicara samapai pola hidup yang cenderung meniru budaya asing.
Hal ini terjadi hampir seluruh pelosok bukan hanya kota-kota besar akan tetapi sudah
merambah ke pelosok-pelosok desa.

Menurut Rajasa, generasi muda mengembangkan karakter nasionalisme dengan melalui


tiga proses yaitu :

1) Pengembangan karakter
Yaitu generasi muda berperan membangun karakter positif bangsa melalui kemauan
keras, untuk menjunjung nilai-nilai moral serta menginternalisasikannya pada
kehidupan nyata.
2) Pemberdaya karakter
Generasi muda menjadi role model dari pengembanan karakter bangsa yang positif
3) Perekayasa karakter
Yaitu generasi muda berperan dan berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan
kebudayaan, serta terlibat dalam proses pembelajaran dalam pengembangan karakter
positif bangsa sesuai dengan perkembangan zaman.

Rasa nasionalnisme yang harus ditumbuhkan dikalangan generasi muda bukan


nasionalisme sempit akan tetapi nasionalisme yang menjunjung tinggi bangsa dan negara
sendiri akan tetapi masih menghargai bangsa lain.

Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme di


kalangan muda apapun langkah dan tindakan yang dilakukan harus selalu didasarkan nilai-
nilai pancasila. Pancasila yang memiliki lima sila yang antara sila satu dengan yang lain
saling menjiwai dan menunjukan satu kesatuan yang utuh, memiliki makna yang sangat
dalam untuk menjadi landasan bersikap, bertindak, dan bertingkah laku.
Di era global ini banyak sekali budaya-budaya asing yang masuk di negera indonesia dan
tidak bisa untuk mengelak dari masuknya budaya-budaya tersebut yang terpenting adalah
bagaimana masyarakat indonesia terutama generasi muda bisa menyaring budaya-budaya
asing dan bisa mengambil budaya yang baik dan menyaring yang buruk yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma pancasila. Oleh karena itu, bangsa indonesia masih perlu
meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Memupuk rasa nasionalisme generasi
muda bisa dilakukan sejak dini, sehingga lambat laun seiring dengan usia diharapkan rasa
nasionalisme tetap bertahan pada diri bangsa indonesia. Sehingga anak muda bukan hanya up
to date tentang sosial media tetapi juga berjiwa pancasila

3. Mencintai produk hasil bumi sendiri

Indonesia adalah bangsa yang kaya akan alam, budaya, ratusan bahkan mungkin ribuan,
baik budaya berupa benda maupun tidak benda. Wayang, batik, keris, tarian, alat musik
tradisional daerah, bangunan bersejarah, lagu-lagu daerah dan lain sebagainya yang
merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Warisan budaya itu semua adalah
cerminan, bahwa leluhur bangsa indonesia memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam
menciptakan karya budaya beserta simbol filosofinya.

Dijaman sekarang, dimana kemajuan teknologi telah demikian pesat, tak seharusnya
bangsa ini lalai dengan peninggalan yang bersejarah, karena muatan nilai luhur bangsa
indonesia tersimpan di setiap karya-karya itu. Kemajuan teknologi internet dengan
kemampuannya menembus batas geografis, bahkan seakan dunia tak berjarak, bukanlah
penghalang untuk tetap melestarikan budaya yang ada. Ditengah maraknya teknologi
informasi yang malang melintang menebarkan berbagai macam pola hidup dan budaya asing
diantaranya adalah :

1) Generasi millenial harus bisa menjaga budaya tradisi asli bangsa indonesia, karena ini
adalah identitas dan bernilai luhur dari nenek moyang bangsa indonesia
2) Kemajuan teknologi justru bisa dimanfaatkan untuk mengemas secara kreatif budaya
asli bangsa indonesia untuk diperkenalkan di dunia internasional
3) Mencintai budaya asli indonesia bukanlah hal yang kuno dan ketinggalan jaman.
Justru akan bernilai positif jika bisa dengan kreatifitas menampilkan dan
memperkenalkan kepada dunia. Banyaknya orang asing yang belajar tentang budaya
indonesia telah membuktikan, bahwa budaya indonesia mempunyai nilai yang tinggi
dan layak untuk dipelajari dan bahkan harus dilestarikan.
Mencintai dan melestarikan budaya asli bangsa indonesia mestinya tidak menghalangi
masyarakat dalam belajar ilmu sampai di negeri manapun. Di perancis misalnya, mahasiswa
indonesia bisa memperkenalkan budaya indonesia di negeri yang terkenal fashionnya. Pola
hidupnya pun tak perlu berubah, tetap memegang nilai-nilai budaya indonesia, dan tak perlu
ikut-ikutan dalam budaya asing. Inilah pentingnya generasi muda millenial menjaga budaya
asli bangsa indonesia di tengah maraknya teknologi informasi yang seakan tak berbatas.

Diera millenial ini, peran internet menjadi sangat massif di kalangan masyarakat. Dalam
perkembangannya, internet memberikan berbagai layanan komunikasi dan yang paling sering
dikunjungi akhir-akhir ini adalah instagram, twitter, whatsapp, dan beberapa lainnya. Setiap
orang dapat dengan mudah berbagi pengalaman ataupun memuat tulisan apa saja disana. Hal
ini mendorong terjadinya pertukaran informasi secara global dengan cepat. Dengan kondisi
yang seperti ini, para pemuda generasi millenial seharusnya tidak kehilangan akal dalam
rangka mengembalikan posisi kearifan lokal yang mulai tergeser oleh budaya asing. Tidak
cukup sampai disitu, juga dibutuhkan jiwa-jiwa kreatif yang mampu menjawab tantangan
zaman ini. Untuk mempublikasikan kearifan lokal yang dimiliki indonesia tidaklah cukup
dengan menuangkannya pada halaman buku bacaan. Akan menjadi solusi yang bagus jika
kearifan lokal ini diprogandakan dengan cara-cara yang millenial juga, yaitu dalam bentuk
tulisan-tulisan yang dibagikan melalui media internet baik berupa karya ilmiah, maupun
bacaan santai dijejaring sosial. Aksi ini dapat membantu mengedukasikan nilai-nilai kearifan
lokal yang mampu mereduksi resiko terjangkit budaya asing yang merugikan.
KESIMPULAN

Kemajuan era digital semakin berkembang dari tahun ke tahun, anak-anak millennial
sekarang terkadang lupa akan nilai-nilai pancasila, nilai-nilai budaya lokal sehingga disinilah
peranan orang tua dalam mendidik anak-anaknya agar anak muda jaman sekarang selain
kreatif dalam menggunakan internet tetapi tetap menjaga nilai-nilai pancasila serta menjaga
budaya indonesia agar tetap lestari.

DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini

Anda mungkin juga menyukai