Abstrak
Era Revolusi Industri 4.0 menjadi kesempatan dan tantangan tersendiri bagi Generasi Emas
Indonesia dalam mewujudkan proyeksi mengenai Indonesia di tahun 2045. Dalam hal ini
peran generasi Z sebagai wadah untuk melestarikan kebudayaan. Penelitian yang digunakan
ini adalah kualitatif deskriptif dengan memanfaatkan menghimpun informasi yang relevan
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa dari sisi
pewarisan kebudayaan, generasi ini adalah penentu bagi generasi berikutnya yang dikenal
dengan sebutan generasi Z. Sehingga baik-buruknya generasi selanjutnya sangat ditentukan
oleh generasi ini, termasuk apakah suatu kebudayaan lama akan tetap bertahan atau akan
megalami perubahan maupun mengalamai kepunahan. Nasionalisme perlu ditingkatkan pada
Generasi Z sebab mereka mudah menerima budaya dan paham asing. Salah satu caranya
adalah menggunakan teknologi sebagai media pengenalan budaya bangsa serta media untuk
menanamkan rasa cinta tanah air.
Pendahuluan
Indonesia di tahun 2045 memasuki usia emas nya, 100 tahun Indonesia merdeka.
Selain itu, karena merupakan generasi penerus bangsa yang pada periode tersebut memiliki
banyak penduduk usia produktif,sangat berharga dan sangat bernilai, sehingga perlu dikelola
dan dimanfaatkan dengan baik agar berkualitas menjadi insan yang berkarakter, cerdas, dan
kompetitif inilah yang disebut dengan bonus demografi. Sebaliknya, jika pemerintah dan
seluruh elemen bangsa tidak saling bahu-membahu dalam mempersiapkan generasi emas
tersebut. Maka, bukan menjadi bonus demografi yang Indonesia dapatkan tetapi malapetkan
demografi. Revolusi Industri 4.0 dan Indonesia Emas tahun 2045 seperti dua kutub yang
tidak bisa dipisahkan. Karena, terwujudnya Indonesia Emas tahun 2045 tergantung
bagaimana kesiapan generasi Y dan Z yang merupakan Generasi Emas Indonesia dalam
menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan filosofis, Metode kualitatif bermaksud memahami perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan atau fenomena dan menuangkannya secara deskriptif dalam kalimat (Moleong
dalam Sustianingsih, 2020: 4). Selain menggunakan pendekatan filosofis, penelitian ini
menggunakan kajian pustaka sebagai sumber sekunder untuk memahami fenomena dan
memberikan pandangan terkait urgensi milineal dengan pewarisan dan pelestarian museum.
Adapun literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa buku, artikel, berita
dalam surat kabar
Bagimana Indonesia Emas 2045 akan terwujud sedangkan aktor utamanya, yaitu
generasi Y dan Z yang menjadi penentu Indonesia Emas 2045 tidak memiliki wawasan
mengenai visi/cita-cita Indonesia Emas 2045 itu sendiri ? Visi itu harus dikomunikasikan
dengan baik dan jelas, serta harus ada yang mau menyampaikan visi Indonesi Emas 2045
kepada generasi Y dan Z khususnya. Jika masalah mendasar ini dibiarkan terus bertumbuh,
penulis berpendapat bahwa sangat sulit terwujudnya Indonesia Emas 2045. Negara yang
mandiri, maju, adil dan makmur serta negara besar dunia yang merupakan cita-cita Indonesia
Emas 2045 hanya menjadi angan belaka. Terhadap masalah kurangnya wawasan generasi Y
dan Z mengenai Indonesia Emas 2045, dimana wadah digital untuk Generasi Emas Indonesia
yang saling terhubung dalam jejaring sosial digital untuk saling berbagi kesadaran, mimpi,
gagasan dan pemikiran dan saling menguatkan satu sama lain demi terwujudnya Indonesia
Emas tajun 2045. Kami ingin menyebarkan semangat optimisme dan nasionalisme ke seluruh
anak-anak muda Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas ke Rote.
Kesimpulan
Revolusi Industri 4.0 dan Indonesia Emas seperti dua kutub yang tidak bisa
dipisahkan.Karena terwujudnya Indonesia Emas tahun 2045 tergantung bagaimana kesiapan
menghadapi Revolusi Industri 4.0.Akhir kata, penulis mengajak dan mengundang kita semua
untuk bersama-sama mengkampanyekan Indonesia Emas tahun 2045 dan menulis mimpi dan
gagasannya di www.indonesia2045.org demi terciptanya kesadaran generasi Y dan Z akan
visi Indonesia Emas tahun 2045. Pentingnya penyadaran generasi milenial akan fungsi
museum dalam suatu masyarakat ini memiliki banyak keuntungan, baik untuk pelestarian
maupun pengembangan museum ke depan. Keterlibatan dan partisipasi generasi milenial
dalam pelestaian museum ini akan menentukan esksistensi museum di masa-masa yang akan
datang, baik ditinjau dari usia mereka yang sangat produktif maupun dari sisi pewarisan nilai-
nilai kearifan dan kebudayaan selanjutnya.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian artikel
ini. Demikian artikel ini dibuat, apabila terdapat kesalahan atupun kekurangan dalam
penulisan atau adapun ketidaksesuaian pada materi memohon maaf. Selaku penulis menerima
kritik dan saran dari pembaca agar bisa membuat artikel yang lebih baik. Sekian dan terima
kasih atas perhatiannya,diharapkan artikel ini dapat sesuai dengan kaidah-kaidah yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, D. S. Y. (2011). Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme Generasi Muda
Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, 4(2).
Ruslan, I. (2014). Membangun Nasionalisme sebagai Solusi untuk Mengatasi Konflik SARA
di Indonesia. Jurnal TAPIs, 10(1).