MATAKULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (MKWU4109)
TUTOR PEMBIMBING
RELIGIA FATIHASARI BERLIANA, S.Pd., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Era digital membawa dampak positif dan negatif bagi generasi muda dalam
memahami dan menghayati identitas nasional. Di satu sisi, era digital memberikan
kemudahan akses informasi, pengetahuan, dan komunikasi yang dapat memperkaya wawasan
dan pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai kebangsaan. Di sisi lain, era digital juga
membuka peluang adanya pengaruh budaya asing, informasi palsu (hoaks), radikalisme, dan
intoleransi yang dapat mengancam keutuhan dan kesatuan bangsa.
Penguatan identitas nasional generasi muda di era digital merupakan salah satu isu
penting yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Identitas nasional adalah
kesadaran dan rasa kebanggaan terhadap nilai-nilai, simbol, sejarah, budaya, dan cita-cita
bangsa yang dijunjung tinggi oleh seluruh warga negara. Identitas nasional menjadi dasar
bagi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa yang beragam dan multikultural. Generasi
muda sebagai penerus bangsa memiliki peran strategis dalam mempertahankan dan
mengembangkan identitas nasional di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Era digital menawarkan berbagai kemudahan,
kecepatan, dan keterbukaan dalam mengakses dan menyebarkan informasi. Hal ini menjadi
tantangan seiring dengan tumbuhnya kehidupan modern manusia apalagi saat ini jarak bukan
lah suatu halangan dimana segala media telekomunikasi menjadi penghubung seluruh dunia.
Namun, era digital juga membawa dampak negatif, seperti penyebaran informasi palsu
(hoaks), radikalisme, intoleransi, dan sikap apatis terhadap kepentingan nasional. Contohnya,
banyak generasi muda yang mudah terpengaruh oleh narasi-narasi yang bertentangan dengan
Pancasila dan UUD 1945, atau yang tidak peduli terhadap isu-isu sosial dan politik yang
berkaitan dengan nasib bangsa. Oleh karena itu, generasi muda perlu dibekali dengan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang mendukung penguatan identitas
nasional di era digital. Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam membentuk
karakter generasi muda yang cinta tanah air, menghargai kebhinekaan, dan berkontribusi
positif bagi kemajuan bangsa. Pendidikan juga harus mampu memberikan literasi digital yang
memadai bagi generasi muda agar dapat menggunakan TIK secara bijak, kritis, dan
bertanggung jawab. Selain pendidikan, faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
penguatan identitas nasional generasi muda di era digital adalah keluarga, lingkungan sosial,
media massa, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah. Semua pihak harus bersinergi
dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi pembinaan identitas nasional generasi muda di
era digital.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya penguatan identitas nasional generasi muda di era
digital agar mereka dapat menjadi generasi yang cinta tanah air, berjiwa pancasila,
berwawasan kebangsaan, dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
Penguatan identitas nasional generasi muda di era digital dapat dilakukan melalui berbagai
cara, seperti pendidikan karakter, literasi digital, partisipasi sosial, dan pengembangan
kreativitas.
PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah upaya penguatan identitas nasional
generasi muda di era digital dan pengaruh media sosial dalam penguatan identitas nasional
serta hal-hal penting yang berkaitan dengan penguatan identitas nasional.
METODE PENELITIAN
Tulisan ini menggunakan kajian pustaka yang memusatkan perhatian dan kajian yang
digunakan bersumber dari modul MKDU4111. Kajian pustaka juga diambil dari artikel jurnal
dan juga buku yang berkaitan dengan penguatan identitas nasional. Dari berbagai artikel
jurnal dan buku kemudian dianalisis sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas untuk
memberikan masukan atas permasalahan yang dibahas.
PEMBAHASAN
Pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional tidak dapat dipandang secara hitam
putih. Pengaruh tersebut tergantung pada bagaimana suatu bangsa menyikapi dan
menyesuaikan diri dengan tantangan dan peluang yang ditimbulkan oleh globalisasi. Suatu
bangsa harus mampu mempertahankan identitas nasionalnya tanpa menutup diri dari dunia
luar, sekaligus mampu membuka diri tanpa kehilangan identitas nasionalnya. Identitas
nasional harus menjadi sumber kekuatan dan kebanggaan bagi suatu bangsa dalam
menghadapi era globalisasi.
Generasi muda juga harus aktif berpartisipasi dalam pembangunan nasional yang
berorientasi pada kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan potensi diri melalui pendidikan formal maupun informal, serta berkontribusi
dalam berbagai bidang sesuai dengan minat dan bakat. Generasi muda juga harus terlibat
dalam organisasi kemasyarakatan, gerakan sosial, atau kegiatan sukarela yang bermanfaat
bagi masyarakat. Dengan demikian, generasi muda dapat menjadi bagian dari solusi atas
berbagai masalah yang dihadapi bangsa.
Selain itu, generasi muda harus terus belajar dan berinovasi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa di era globalisasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menciptakan karya-karya yang orisinal dan bermutu. Generasi muda juga harus membuka diri
terhadap budaya-budaya lain di dunia, namun tetap menjaga identitas nasional sebagai bangsa
Indonesia.
Teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk dalam hal identitas budaya. Identitas budaya adalah keseluruhan ciri khas
yang membedakan suatu kelompok atau komunitas dari yang lain, seperti bahasa, agama,
adat istiadat, nilai-nilai, dan sebagainya. Teknologi digital dapat mempengaruhi identitas
budaya baik secara positif maupun negatif.
Oleh karena itu, dampak teknologi digital terhadap identitas budaya tidak bisa
diabaikan. Perlu ada kesadaran dan tanggung jawab dari semua pihak untuk menggunakan
teknologi digital dengan bijak dan etis. Perlu ada keseimbangan antara menjaga identitas
budaya sendiri dan menghormati identitas budaya orang lain. Perlu ada upaya untuk
menjadikan teknologi digital sebagai pemberdaya dan bukan sebagai penghancur identitas
budaya.
Era digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat, termasuk dalam hal identitas nasional. Identitas nasional adalah kesadaran dan
rasa memiliki terhadap bangsa dan negara, yang tercermin dalam nilai-nilai, sikap, perilaku,
dan budaya yang dijunjung tinggi oleh warga negara. Identitas nasional merupakan faktor
penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menumbuhkan rasa cinta tanah
air.
Namun, era digital juga menimbulkan tantangan dan ancaman bagi identitas nasional.
Salah satu tantangannya adalah adanya globalisasi dan arus informasi yang begitu cepat dan
luas, yang dapat mempengaruhi pandangan dan orientasi masyarakat terhadap bangsa dan
negara. Globalisasi dapat menyebabkan masyarakat terbuka terhadap pengaruh budaya asing,
yang dapat mengikis nilai-nilai lokal dan nasional. Arus informasi yang tidak terfilter juga
dapat menyebarkan berbagai isu dan propaganda yang dapat memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa, serta menimbulkan konflik sosial berbasis identitas.
Di sisi lain, era digital juga memberikan peluang bagi penguatan identitas nasional.
Salah satu peluangnya adalah adanya media sosial dan platform digital lainnya yang dapat
dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai positif tentang bangsa dan negara, serta
mempromosikan kekayaan budaya dan potensi Indonesia di mata dunia. Media sosial dan
platform digital juga dapat menjadi sarana untuk berinteraksi dan berdialog secara konstruktif
dengan masyarakat dari berbagai latar belakang, sehingga dapat meningkatkan toleransi dan
kerukunan antar kelompok.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari semua pihak untuk memanfaatkan
era digital sebagai peluang untuk memperkuat identitas nasional, sekaligus mengantisipasi
tantangan dan ancaman yang ada. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
Media sosial merupakan salah satu sarana komunikasi yang paling populer di era
digital saat ini. Media sosial tidak hanya digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain,
tetapi juga untuk menyebarkan informasi, pendapat, dan gagasan. Salah satu manfaat media
sosial adalah dapat mempromosikan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat. Nilai-nilai
budaya adalah prinsip-prinsip, norma, dan sikap yang menjadi ciri khas suatu kelompok atau
bangsa. Nilai-nilai budaya dapat mencerminkan identitas, kearifan, dan kekayaan suatu
bangsa.
Media sosial dapat berperan positif dalam mempromosikan nilai-nilai budaya dengan
beberapa cara, antara lain:
1. Media sosial dapat menjadi wadah untuk menampilkan karya-karya seni dan
budaya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, media sosial
dapat digunakan untuk mengunggah foto-foto pakaian adat, tarian tradisional,
musik lokal, kuliner khas, dan sebagainya. Hal ini dapat meningkatkan apresiasi
dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia.
2. Media sosial dapat menjadi sarana untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman
tentang budaya yang ada di Indonesia. Misalnya, media sosial dapat digunakan
untuk menulis artikel, blog, atau vlog tentang sejarah, filosofi, atau makna di balik
suatu unsur budaya. Hal ini dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang
nilai-nilai budaya yang terkandung dalam suatu unsur budaya.
3. Media sosial dapat menjadi media untuk berdialog dan berdiskusi tentang isu-isu
budaya yang relevan dengan kondisi saat ini. Misalnya, media sosial dapat
digunakan untuk mengadakan forum, webinar, atau podcast tentang bagaimana
cara melestarikan, mengembangkan, atau menyesuaikan budaya dengan
perkembangan zaman. Hal ini dapat menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab
terhadap pelestarian dan pengembangan budaya.
Promosi nilai-nilai budaya melalui media sosial adalah salah satu cara untuk
melestarikan dan mengembangkan budaya yang ada di Indonesia. Budaya adalah warisan
yang harus dijaga dan dikembangkan oleh generasi penerus. Budaya juga merupakan
identitas dan kekayaan suatu bangsa.
Ada beberapa manfaat dari promosi nilai-nilai budaya melalui media sosial, antara
lain:
1. Meningkatkan apresiasi dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya yang
dimiliki Indonesia. Dengan melihat karya-karya seni dan budaya yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia, kita dapat belajar dan menghargai perbedaan yang
ada di antara kita. Kita juga dapat merasakan kebanggaan sebagai bagian dari
bangsa yang kaya akan budaya.
Dengan demikian, promosi nilai-nilai budaya melalui media sosial adalah hal yang
bermanfaat bagi kita semua. Media sosial dapat menjadi sarana untuk mengenal, menghargai,
dan mengembangkan budaya yang ada di Indonesia. Media sosial juga dapat menjadi
jembatan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan
membentuk jati diri bangsa yang berbudaya.
Media sosial juga membawa risiko dan tantangan bagi identitas nasional, yaitu
kesadaran dan rasa kebangsaan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat yang terikat
oleh sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebersamaan.
Di antara risiko yang ditimbulkan oleh media sosial adalah adanya polarisasi dan
radikalisasi opini publik. Media sosial dapat mempengaruhi persepsi dan sikap penggunanya
terhadap isu-isu nasional, baik positif maupun negatif. Media sosial juga dapat dimanfaatkan
oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan propaganda, isu SARA, hoaks, ujaran
kebencian, dan provokasi sehingga dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Media
sosial dapat menjadi ruang echo chamber, yaitu kondisi di mana pengguna hanya mendengar
dan melihat informasi yang sesuai dengan pandangan dan preferensi mereka sendiri, sehingga
mengurangi kemampuan untuk berdialog dan menghargai perbedaan.
Dan salah satu tantangan yang dihadapi oleh media sosial adalah bagaimana menjaga
keaslian dan keberagaman identitas nasional di tengah arus globalisasi. Media sosial dapat
menjadi sarana untuk memperkenalkan dan mempromosikan nilai-nilai, budaya, dan prestasi
bangsa kepada dunia. Namun, media sosial juga dapat menjadi sumber asimilasi dan
akulturasi budaya asing yang dapat mengikis ciri khas dan karakteristik bangsa. Media sosial
dapat menjadi tempat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan identitas pribadi, namun
juga dapat menjadi ajang untuk meniru dan menyesuaikan diri dengan tren dan gaya hidup
global.
Oleh karena itu, media sosial perlu digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab
oleh para penggunanya. Pengguna media sosial perlu memiliki literasi digital yang tinggi,
yaitu kemampuan untuk mengakses, memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan kreatifitas digital secara kritis dan etis. Pengguna media sosial juga perlu
memiliki kesadaran nasional yang kuat, yaitu rasa cinta tanah air, bangga menjadi bagian dari
bangsa Indonesia, menghormati nilai-nilai Pancasila, menjunjung tinggi konstitusi, serta
menjaga kerukunan dan kebhinekaan bangsa Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting dalam mengatur media sosial agar
tidak merugikan identitas nasional. Pemerintah perlu membuat aturan hukum yang jelas dan
tegas untuk mencegah dan menindak pelaku-pelaku yang menyalahgunakan media sosial
untuk merusak persatuan bangsa. Pemerintah juga perlu melakukan edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya menggunakan media sosial secara positif dan produktif.
Pemerintah juga perlu berkolaborasi dengan penyedia layanan media sosial untuk mengawasi
dan menghapus kontenkonten yang berbahaya atau tidak sesuai dengan norma-norma
nasional.
Teknologi dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk melestarikan kearifan lokal
dengan cara-cara berikut:
Inovasi digital juga adalah salah satu cara untuk memperkuat identitas nasional di era
globalisasi. Dengan menggunakan teknologi digital, kita dapat menampilkan kekayaan
budaya, sejarah, dan nilai-nilai Indonesia kepada dunia. Inovasi digital juga dapat membantu
kita untuk berinteraksi dengan sesama warga negara, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Inovasi digital bukan hanya tentang menciptakan
produk atau layanan baru, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan produk atau
layanan tersebut untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan negara. Oleh karena
itu, inovasi digital harus didasarkan pada prinsip-prinsip etika, inklusivitas, dan
keberlanjutan. Inovasi digital harus menjadi sarana untuk menghormati dan melestarikan
keberagaman Indonesia, bukan untuk menimbulkan konflik atau diskriminasi. Inovasi digital
harus menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian rakyat Indonesia,
bukan untuk mengeksploitasi atau merugikan mereka. Inovasi digital harus menjadi cara
untuk berkontribusi kepada pembangunan nasional dan kesejahteraan umum, bukan untuk
mengabaikan atau merusak lingkungan. Inovasi digital harus menjadi inspirasi bagi generasi
muda Indonesia untuk terus belajar, berkarya, dan berinovasi demi masa depan yang lebih
baik.
Program Penguatan Identitas Nasional (PIN) adalah salah satu upaya pemerintah
untuk memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan di tengah perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin pesat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, apresiasi, dan penghargaan terhadap nilai-nilai keindonesiaan yang beragam dan
kaya, serta untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam membangun bangsa dan
negara.
2. Lomba Karya Jurnalistik "Menulis Indonesia" yang mengajak para jurnalis dan
penulis untuk membuat karya tulis yang mengangkat tema-tema terkait dengan
identitas nasional, seperti sejarah, budaya, sosial, politik, ekonomi, lingkungan, dan
teknologi.
Keberhasilan program PIN dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti peningkatan
jumlah peserta, mitra, dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan program; peningkatan
kualitas dan kuantitas produk dan karya yang dihasilkan oleh peserta program; peningkatan
tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait dengan identitas nasional; serta
peningkatan citra positif Indonesia di mata dunia. Program PIN juga memberikan dampak
positif bagi pembangunan nasional, seperti meningkatkan kohesi sosial, toleransi, kerjasama,
kreativitas, inovasi, dan daya saing bangsa.
PENUTUP
Identitas nasional adalah kesadaran akan keunikan dan kekhasan suatu bangsa yang
membedakannya dari bangsa lain. Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai, budaya,
sejarah, dan aspirasi bersama yang menjadi landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Generasi muda sebagai penerus bangsa memiliki peran penting dalam
menjaga dan mengembangkan identitas nasional di era digital yang penuh dengan tantangan
dan peluang. Era digital menawarkan kemudahan akses informasi, komunikasi, dan
kolaborasi yang dapat dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan
sikap positif generasi muda terhadap identitas nasional. Namun, era digital juga membawa
risiko adanya informasi yang tidak akurat, tidak relevan, atau bahkan bertentangan dengan
nilai-nilai nasional yang dapat menimbulkan keraguan, kebingungan, atau konflik di kalangan
generasi muda. Oleh karena itu, diperlukan upaya penguatan identitas nasional generasi muda
di era digital melalui berbagai strategi, seperti pendidikan karakter, literasi digital, partisipasi
sosial, dan apresiasi budaya.
Penguatan identitas nasional generasi muda di era digital adalah generasi muda harus
memiliki kesadaran dan apresiasi yang tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan yang
terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai
tersebut merupakan dasar dan pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang
harmonis, toleran, dan inklusif. Sebagai contoh, generasi muda dapat menghormati dan
menghargai perbedaan agama, suku, budaya, dan pandangan politik yang ada di Indonesia.
Generasi muda harus berperan aktif dalam menjaga dan memperkuat identitas
nasional melalui berbagai kegiatan positif, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah mengikuti organisasi kemasyarakatan,
berkontribusi dalam gerakan sosial, mengembangkan potensi diri, mengapresiasi kebudayaan
lokal dan nasional, serta menunjukkan sikap patriotik dan nasionalis. Sebagai contoh,
generasi muda dapat bergabung dengan organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna atau
Pramuka, berpartisipasi dalam aksi sosial seperti donor darah atau penghijauan lingkungan,
mengasah bakat dan minat seperti olahraga atau seni, mengenal dan melestarikan warisan
budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, M. R. (2019). Pendidikan karakter sebagai upaya penguatan identitas nasional generasi
muda Indonesia. Jurnal Pendidikan Karakter
Rahayu, Ani Sri. (2017). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta :
Bumi Aksara
Widiastuti, T., & Prasetyo, B. (2017). Apresiasi budaya lokal sebagai media penguatan
identitas nasional generasi muda. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Urgensi Penguatan Identitas Nasional dalam Menghadapi Society 5.0 di Era Globalisasi
https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/kalacakra/article/view/6267