Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2

MATAKULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (MKWU4109)

PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL GENERASI MUDA


DI ERA DIGITAL

TUTOR PEMBIMBING
RELIGIA FATIHASARI BERLIANA, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA : AHMAD SETIA


NIM : 859557549
KODE KELAS : MKWU4109.1021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PGSD-S1
UPBJJ UT MAJENE
UNIVERSITAS TERBUKA
PENDAHULUAN

Era digital membawa dampak positif dan negatif bagi generasi muda dalam
memahami dan menghayati identitas nasional. Di satu sisi, era digital memberikan
kemudahan akses informasi, pengetahuan, dan komunikasi yang dapat memperkaya wawasan
dan pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai kebangsaan. Di sisi lain, era digital juga
membuka peluang adanya pengaruh budaya asing, informasi palsu (hoaks), radikalisme, dan
intoleransi yang dapat mengancam keutuhan dan kesatuan bangsa.

Penguatan identitas nasional generasi muda di era digital merupakan salah satu isu
penting yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Identitas nasional adalah
kesadaran dan rasa kebanggaan terhadap nilai-nilai, simbol, sejarah, budaya, dan cita-cita
bangsa yang dijunjung tinggi oleh seluruh warga negara. Identitas nasional menjadi dasar
bagi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa yang beragam dan multikultural. Generasi
muda sebagai penerus bangsa memiliki peran strategis dalam mempertahankan dan
mengembangkan identitas nasional di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Era digital menawarkan berbagai kemudahan,
kecepatan, dan keterbukaan dalam mengakses dan menyebarkan informasi. Hal ini menjadi
tantangan seiring dengan tumbuhnya kehidupan modern manusia apalagi saat ini jarak bukan
lah suatu halangan dimana segala media telekomunikasi menjadi penghubung seluruh dunia.
Namun, era digital juga membawa dampak negatif, seperti penyebaran informasi palsu
(hoaks), radikalisme, intoleransi, dan sikap apatis terhadap kepentingan nasional. Contohnya,
banyak generasi muda yang mudah terpengaruh oleh narasi-narasi yang bertentangan dengan
Pancasila dan UUD 1945, atau yang tidak peduli terhadap isu-isu sosial dan politik yang
berkaitan dengan nasib bangsa. Oleh karena itu, generasi muda perlu dibekali dengan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang mendukung penguatan identitas
nasional di era digital. Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam membentuk
karakter generasi muda yang cinta tanah air, menghargai kebhinekaan, dan berkontribusi
positif bagi kemajuan bangsa. Pendidikan juga harus mampu memberikan literasi digital yang
memadai bagi generasi muda agar dapat menggunakan TIK secara bijak, kritis, dan
bertanggung jawab. Selain pendidikan, faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
penguatan identitas nasional generasi muda di era digital adalah keluarga, lingkungan sosial,
media massa, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah. Semua pihak harus bersinergi
dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi pembinaan identitas nasional generasi muda di
era digital.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya penguatan identitas nasional generasi muda di era
digital agar mereka dapat menjadi generasi yang cinta tanah air, berjiwa pancasila,
berwawasan kebangsaan, dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
Penguatan identitas nasional generasi muda di era digital dapat dilakukan melalui berbagai
cara, seperti pendidikan karakter, literasi digital, partisipasi sosial, dan pengembangan
kreativitas.

PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah upaya penguatan identitas nasional
generasi muda di era digital dan pengaruh media sosial dalam penguatan identitas nasional
serta hal-hal penting yang berkaitan dengan penguatan identitas nasional.
METODE PENELITIAN

Tulisan ini menggunakan kajian pustaka yang memusatkan perhatian dan kajian yang
digunakan bersumber dari modul MKDU4111. Kajian pustaka juga diambil dari artikel jurnal
dan juga buku yang berkaitan dengan penguatan identitas nasional. Dari berbagai artikel
jurnal dan buku kemudian dianalisis sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas untuk
memberikan masukan atas permasalahan yang dibahas.

PEMBAHASAN

Pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional adalah topik yang sering


diperdebatkan dalam konteks politik, ekonomi, sosial dan budaya. Globalisasi dapat
diartikan sebagai proses integrasi antara negara-negara di dunia yang melibatkan aspek-aspek
seperti investasi, teknologi, komunikasi, perdagangan dan budaya. Identitas nasional dapat
diartikan sebagai kesadaran akan keunikan dan kekhasan suatu bangsa yang berasal dari
bangsa itu sendiri yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Identitas nasional
juga mencerminkan ciri khas, nilai-nilai, norma-norma, simbol-simbol, dan sejarah bersama
yang menjadi dasar bagi rasa kebangsaan dan patriotisme.

Ada beberapa pandangan mengenai pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional.


Ada yang berpendapat bahwa globalisasi dapat mengancam identitas nasional karena dapat
menyebabkan homogenisasi budaya, dominasi budaya asing, hilangnya nilai-nilai lokal, dan
konflik antara kelompok-kelompok sosial. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia yang
lebih menyukai produk-produk impor daripada produk-produk lokal, atau lebih menggemari
film dan musik barat daripada film dan musik Indonesia. Ada juga yang berpendapat bahwa
globalisasi dapat memperkaya identitas nasional karena dapat memberikan kesempatan untuk
belajar, berinteraksi, berbagi, dan berkolaborasi dengan bangsa-bangsa lain. Sebagai contoh,
banyak orang Indonesia yang belajar di luar negeri dan membawa pulang pengetahuan dan
pengalaman baru yang dapat bermanfaat bagi bangsanya, atau banyak orang Indonesia yang
terlibat dalam organisasi-organisasi internasional dan menunjukkan prestasi dan kontribusi
positif bagi dunia. Globalisasi juga dapat mendorong pengembangan dan pelestarian budaya
lokal melalui media, pendidikan, seni, dan pariwisata.

Pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional tidak dapat dipandang secara hitam
putih. Pengaruh tersebut tergantung pada bagaimana suatu bangsa menyikapi dan
menyesuaikan diri dengan tantangan dan peluang yang ditimbulkan oleh globalisasi. Suatu
bangsa harus mampu mempertahankan identitas nasionalnya tanpa menutup diri dari dunia
luar, sekaligus mampu membuka diri tanpa kehilangan identitas nasionalnya. Identitas
nasional harus menjadi sumber kekuatan dan kebanggaan bagi suatu bangsa dalam
menghadapi era globalisasi.

Peran generasi muda dalam mempertahankan dan menguatkan identitas nasional


sangatlah penting dan strategis. Generasi muda adalah penerus bangsa yang memiliki
tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu dalam membangun bangsa
Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. Identitas nasional adalah kesadaran
bersama tentang nilai-nilai, simbol, sejarah, dan budaya yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia. Identitas nasional juga merupakan landasan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan dalam keberagaman yang ada di bangsa Indonesia.
Untuk itu, generasi muda harus memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga dan
mengembangkan identitas nasional. Salah satu caranya adalah dengan menanamkan rasa
cinta tanah air dan nasionalisme, yang dapat dilakukan dengan menghormati lambang-
lambang negara seperti bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lambang
Garuda Pancasila. Rasa cinta tanah air juga dapat ditunjukkan dengan menghargai kekayaan
budaya lokal dan nasional, seperti adat istiadat, bahasa daerah, seni tradisional, dan kuliner
khas. Selain itu, rasa cinta tanah air juga harus diwujudkan dengan menghayati nilai-nilai
Pancasila sebagai landasan ideologi bangsa, yang mencerminkan semangat gotong royong,
toleransi, demokrasi, dan keadilan.

Generasi muda juga harus aktif berpartisipasi dalam pembangunan nasional yang
berorientasi pada kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan potensi diri melalui pendidikan formal maupun informal, serta berkontribusi
dalam berbagai bidang sesuai dengan minat dan bakat. Generasi muda juga harus terlibat
dalam organisasi kemasyarakatan, gerakan sosial, atau kegiatan sukarela yang bermanfaat
bagi masyarakat. Dengan demikian, generasi muda dapat menjadi bagian dari solusi atas
berbagai masalah yang dihadapi bangsa.

Selain itu, generasi muda harus terus belajar dan berinovasi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa di era globalisasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menciptakan karya-karya yang orisinal dan bermutu. Generasi muda juga harus membuka diri
terhadap budaya-budaya lain di dunia, namun tetap menjaga identitas nasional sebagai bangsa
Indonesia.

Dengan demikian, peran generasi muda dalam mempertahankan dan menguatkan


identitas nasional tidak hanya bersifat pasif, tetapi juga proaktif dan kreatif. Generasi muda
harus menjadi agen perubahan yang positif dan konstruktif untuk menciptakan Indonesia
yang baru dan lebih baik di masa depan.

Pengaruh Teknologi Digital Terhadap Identitas Budaya

Teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk dalam hal identitas budaya. Identitas budaya adalah keseluruhan ciri khas
yang membedakan suatu kelompok atau komunitas dari yang lain, seperti bahasa, agama,
adat istiadat, nilai-nilai, dan sebagainya. Teknologi digital dapat mempengaruhi identitas
budaya baik secara positif maupun negatif.

Secara positif, teknologi digital dapat membantu melestarikan dan mempromosikan


identitas budaya melalui media sosial, internet, dan aplikasi. Misalnya, orang-orang dapat
berbagi informasi, foto, video, atau musik tentang budaya mereka dengan orang-orang di
seluruh dunia. Teknologi digital juga dapat membantu orang-orang belajar dan menghargai
budaya lain dengan cara yang mudah dan cepat. Teknologi digital dapat menjadi sarana untuk
menjalin kerjasama dan toleransi antarbudaya. Beberapa cara untuk mempromosikan
identitas budaya melalui teknologi digital, antara lain adalah: membuat konten yang
menampilkan kekayaan dan keunikan budaya sendiri, mengikuti komunitas atau forum yang
berkaitan dengan budaya sendiri atau budaya lain, mengikuti kursus atau webinar yang
mengajarkan tentang budaya sendiri atau budaya lain, dan mengunduh aplikasi yang
membantu melestarikan atau mengembangkan keterampilan atau pengetahuan tentang
budaya.
Secara negatif, teknologi digital dapat mengancam dan mengikis identitas budaya
melalui proses globalisasi, asimilasi, dan homogenisasi. Homogenisasi adalah proses di mana
budayabudaya yang berbeda menjadi semakin mirip satu sama lain karena pengaruh
teknologi digital. Misalnya, orang-orang dapat menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional dan mengabaikan bahasa lokal mereka. Orang-orang juga dapat meniru gaya
hidup, mode, atau hiburan dari budaya Barat dan mengesampingkan tradisi atau seni dari
budaya mereka sendiri. Teknologi digital juga dapat menyebabkan konflik dan ketegangan
antarbudaya karena adanya perbedaan pandangan, nilai-nilai, atau kepentingan. Teknologi
digital dapat menjadi alat untuk menyebarkan propaganda dan diskriminasi antarbudaya.

Oleh karena itu, dampak teknologi digital terhadap identitas budaya tidak bisa
diabaikan. Perlu ada kesadaran dan tanggung jawab dari semua pihak untuk menggunakan
teknologi digital dengan bijak dan etis. Perlu ada keseimbangan antara menjaga identitas
budaya sendiri dan menghormati identitas budaya orang lain. Perlu ada upaya untuk
menjadikan teknologi digital sebagai pemberdaya dan bukan sebagai penghancur identitas
budaya.

Peluang dan Tantangan Penguatan Identitas Nasional di Tengah Era Digital

Era digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat, termasuk dalam hal identitas nasional. Identitas nasional adalah kesadaran dan
rasa memiliki terhadap bangsa dan negara, yang tercermin dalam nilai-nilai, sikap, perilaku,
dan budaya yang dijunjung tinggi oleh warga negara. Identitas nasional merupakan faktor
penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menumbuhkan rasa cinta tanah
air.

Namun, era digital juga menimbulkan tantangan dan ancaman bagi identitas nasional.
Salah satu tantangannya adalah adanya globalisasi dan arus informasi yang begitu cepat dan
luas, yang dapat mempengaruhi pandangan dan orientasi masyarakat terhadap bangsa dan
negara. Globalisasi dapat menyebabkan masyarakat terbuka terhadap pengaruh budaya asing,
yang dapat mengikis nilai-nilai lokal dan nasional. Arus informasi yang tidak terfilter juga
dapat menyebarkan berbagai isu dan propaganda yang dapat memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa, serta menimbulkan konflik sosial berbasis identitas.
Di sisi lain, era digital juga memberikan peluang bagi penguatan identitas nasional.
Salah satu peluangnya adalah adanya media sosial dan platform digital lainnya yang dapat
dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai positif tentang bangsa dan negara, serta
mempromosikan kekayaan budaya dan potensi Indonesia di mata dunia. Media sosial dan
platform digital juga dapat menjadi sarana untuk berinteraksi dan berdialog secara konstruktif
dengan masyarakat dari berbagai latar belakang, sehingga dapat meningkatkan toleransi dan
kerukunan antar kelompok.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari semua pihak untuk memanfaatkan
era digital sebagai peluang untuk memperkuat identitas nasional, sekaligus mengantisipasi
tantangan dan ancaman yang ada. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

1. Meningkatkan literasi digital masyarakat, agar dapat menggunakan media sosial


dan platform digital secara bijak, kritis, dan bertanggung jawab.
2. Mendorong pengembangan konten digital yang berkualitas, edukatif, informatif,
dan inspiratif, yang dapat menampilkan sisi positif dari bangsa dan negara
Indonesia.
3. Membangun jejaring kerjasama antara pemerintah, media, akademisi, komunitas,
dan masyarakat sipil dalam mengembangkan narasi positif tentang identitas
nasional di era digital.
4. Menegakkan hukum dan aturan yang berkaitan dengan penggunaan media sosial
dan platform digital, agar tidak disalahgunakan untuk menyebarkan ujaran
kebencian, hoaks, fitnah, atau provokasi yang dapat merusak persatuan bangsa.

Dampak Positif Media Sosial dalam Mempromosikan Nilai-nilai Budaya

Media sosial merupakan salah satu sarana komunikasi yang paling populer di era
digital saat ini. Media sosial tidak hanya digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain,
tetapi juga untuk menyebarkan informasi, pendapat, dan gagasan. Salah satu manfaat media
sosial adalah dapat mempromosikan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat. Nilai-nilai
budaya adalah prinsip-prinsip, norma, dan sikap yang menjadi ciri khas suatu kelompok atau
bangsa. Nilai-nilai budaya dapat mencerminkan identitas, kearifan, dan kekayaan suatu
bangsa.

Media sosial dapat berperan positif dalam mempromosikan nilai-nilai budaya dengan
beberapa cara, antara lain:

1. Media sosial dapat menjadi wadah untuk menampilkan karya-karya seni dan
budaya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, media sosial
dapat digunakan untuk mengunggah foto-foto pakaian adat, tarian tradisional,
musik lokal, kuliner khas, dan sebagainya. Hal ini dapat meningkatkan apresiasi
dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia.

2. Media sosial dapat menjadi sarana untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman
tentang budaya yang ada di Indonesia. Misalnya, media sosial dapat digunakan
untuk menulis artikel, blog, atau vlog tentang sejarah, filosofi, atau makna di balik
suatu unsur budaya. Hal ini dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang
nilai-nilai budaya yang terkandung dalam suatu unsur budaya.

3. Media sosial dapat menjadi media untuk berdialog dan berdiskusi tentang isu-isu
budaya yang relevan dengan kondisi saat ini. Misalnya, media sosial dapat
digunakan untuk mengadakan forum, webinar, atau podcast tentang bagaimana
cara melestarikan, mengembangkan, atau menyesuaikan budaya dengan
perkembangan zaman. Hal ini dapat menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab
terhadap pelestarian dan pengembangan budaya.

Promosi nilai-nilai budaya melalui media sosial adalah salah satu cara untuk
melestarikan dan mengembangkan budaya yang ada di Indonesia. Budaya adalah warisan
yang harus dijaga dan dikembangkan oleh generasi penerus. Budaya juga merupakan
identitas dan kekayaan suatu bangsa.

Ada beberapa manfaat dari promosi nilai-nilai budaya melalui media sosial, antara
lain:
1. Meningkatkan apresiasi dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya yang
dimiliki Indonesia. Dengan melihat karya-karya seni dan budaya yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia, kita dapat belajar dan menghargai perbedaan yang
ada di antara kita. Kita juga dapat merasakan kebanggaan sebagai bagian dari
bangsa yang kaya akan budaya.

2. Menambah wawasan dan pemahaman tentang nilai-nilai budaya yang terkandung


dalam suatu unsur budaya. Dengan membaca atau mendengarkan pengetahuan dan
pengalaman tentang budaya yang ada di Indonesia, kita dapat memahami makna,
filosofi, dan sejarah di balik suatu unsur budaya. Kita juga dapat mengambil
hikmah dan pelajaran dari budaya yang telah ada sejak lama.

3. Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap pelestarian dan


pengembangan budaya. Dengan berpartisipasi dalam dialog dan diskusi tentang
isu-isu budaya yang relevan dengan kondisi saat ini, kita dapat menyadari
pentingnya melestarikan dan mengembangkan budaya sesuai dengan
perkembangan zaman. Kita juga dapat berkontribusi dalam menciptakan karya-
karya budaya yang baru dan inovatif.

Dengan demikian, promosi nilai-nilai budaya melalui media sosial adalah hal yang
bermanfaat bagi kita semua. Media sosial dapat menjadi sarana untuk mengenal, menghargai,
dan mengembangkan budaya yang ada di Indonesia. Media sosial juga dapat menjadi
jembatan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan
membentuk jati diri bangsa yang berbudaya.

Risiko dan Tantangan Identitas Nasional melalui Media Sosial

Media sosial juga membawa risiko dan tantangan bagi identitas nasional, yaitu
kesadaran dan rasa kebangsaan yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat yang terikat
oleh sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebersamaan.

Di antara risiko yang ditimbulkan oleh media sosial adalah adanya polarisasi dan
radikalisasi opini publik. Media sosial dapat mempengaruhi persepsi dan sikap penggunanya
terhadap isu-isu nasional, baik positif maupun negatif. Media sosial juga dapat dimanfaatkan
oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan propaganda, isu SARA, hoaks, ujaran
kebencian, dan provokasi sehingga dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Media
sosial dapat menjadi ruang echo chamber, yaitu kondisi di mana pengguna hanya mendengar
dan melihat informasi yang sesuai dengan pandangan dan preferensi mereka sendiri, sehingga
mengurangi kemampuan untuk berdialog dan menghargai perbedaan.

Dan salah satu tantangan yang dihadapi oleh media sosial adalah bagaimana menjaga
keaslian dan keberagaman identitas nasional di tengah arus globalisasi. Media sosial dapat
menjadi sarana untuk memperkenalkan dan mempromosikan nilai-nilai, budaya, dan prestasi
bangsa kepada dunia. Namun, media sosial juga dapat menjadi sumber asimilasi dan
akulturasi budaya asing yang dapat mengikis ciri khas dan karakteristik bangsa. Media sosial
dapat menjadi tempat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan identitas pribadi, namun
juga dapat menjadi ajang untuk meniru dan menyesuaikan diri dengan tren dan gaya hidup
global.
Oleh karena itu, media sosial perlu digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab
oleh para penggunanya. Pengguna media sosial perlu memiliki literasi digital yang tinggi,
yaitu kemampuan untuk mengakses, memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan kreatifitas digital secara kritis dan etis. Pengguna media sosial juga perlu
memiliki kesadaran nasional yang kuat, yaitu rasa cinta tanah air, bangga menjadi bagian dari
bangsa Indonesia, menghormati nilai-nilai Pancasila, menjunjung tinggi konstitusi, serta
menjaga kerukunan dan kebhinekaan bangsa Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting dalam mengatur media sosial agar
tidak merugikan identitas nasional. Pemerintah perlu membuat aturan hukum yang jelas dan
tegas untuk mencegah dan menindak pelaku-pelaku yang menyalahgunakan media sosial
untuk merusak persatuan bangsa. Pemerintah juga perlu melakukan edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya menggunakan media sosial secara positif dan produktif.
Pemerintah juga perlu berkolaborasi dengan penyedia layanan media sosial untuk mengawasi
dan menghapus kontenkonten yang berbahaya atau tidak sesuai dengan norma-norma
nasional.

Pemanfaatan Teknologi untuk Mempertahankan Kearifan Budaya Lokal

Pemanfaatan teknologi untuk mempertahankan kearifan lokal merupakan salah satu


upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam menghadapi tantangan
globalisasi. Kearifan lokal adalah pengetahuan, nilai, dan tradisi yang diwariskan secara
turun-temurun oleh suatu kelompok masyarakat yang hidup di lingkungan tertentu. Kearifan
lokal memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam, memperkaya
identitas budaya, dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Namun, kearifan lokal juga
menghadapi ancaman dari pengaruh budaya asing, perubahan iklim, dan modernisasi yang
dapat menggerus nilai-nilai lokal.

Teknologi dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk melestarikan kearifan lokal
dengan cara-cara berikut:

1. Teknologi dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan menyebarkan informasi


tentang kearifan lokal melalui media sosial, website, podcast, video, dan lain-lain.
Hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan
budaya lokal. Misalnya, ada sebuah website yang bernama "Kearifan Lokal
Indonesia" yang berisi kumpulan artikel, foto, video, dan podcast tentang berbagai
macam kearifan lokal dari seluruh daerah di Indonesia. Website ini dapat di akses
oleh siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kearifan lokal
Indonesia.

2. Teknologi dapat digunakan untuk mengembangkan dan memodifikasi produk-


produk berbasis kearifan lokal agar sesuai dengan kebutuhan dan selera pasar. Hal
ini dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk lokal di pasar nasional
maupun internasional. Misalnya, ada sebuah produk kerajinan tangan yang terbuat
dari anyaman bambu yang merupakan salah satu kearifan lokal dari daerah Jawa
Barat. Produk ini kemudian dikembangkan dengan menggunakan teknologi laser
cutting untuk membuat motif-motif yang lebih menarik dan variatif. Produk ini lalu
dipasarkan melalui platform e-commerce yang dapat menjangkau pelanggan dari
berbagai daerah dan negara.
3. Teknologi dapat digunakan untuk mengkolaborasikan dan berinteraksi dengan
pihakpihak lain yang memiliki minat dan tujuan yang sama dalam melestarikan
kearifan lokal. Hal ini dapat memperluas jaringan dan kemitraan antara masyarakat
lokal, pemerintah, akademisi, pengusaha, LSM, dan lain-lain. Misalnya, ada
sebuah komunitas online yang bernama "Sahabat Kearifan Lokal" yang terdiri dari
orang-orang yang peduli terhadap pelestarian kearifan lokal. Komunitas ini
menggunakan media sosial untuk berbagi informasi, pengalaman, ide, saran, dan
dukungan terkait dengan kearifan lokal. Komunitas ini juga melakukan berbagai
kegiatan offline seperti seminar, workshop, pameran, festival, dan kunjungan
lapangan untuk mempererat hubungan antara anggota komunitas dan pihak-pihak
lain yang terlibat dalam pelestarian kearifan lokal.

Inovasi digital juga adalah salah satu cara untuk memperkuat identitas nasional di era
globalisasi. Dengan menggunakan teknologi digital, kita dapat menampilkan kekayaan
budaya, sejarah, dan nilai-nilai Indonesia kepada dunia. Inovasi digital juga dapat membantu
kita untuk berinteraksi dengan sesama warga negara, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Inovasi digital bukan hanya tentang menciptakan
produk atau layanan baru, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan produk atau
layanan tersebut untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan negara. Oleh karena
itu, inovasi digital harus didasarkan pada prinsip-prinsip etika, inklusivitas, dan
keberlanjutan. Inovasi digital harus menjadi sarana untuk menghormati dan melestarikan
keberagaman Indonesia, bukan untuk menimbulkan konflik atau diskriminasi. Inovasi digital
harus menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian rakyat Indonesia,
bukan untuk mengeksploitasi atau merugikan mereka. Inovasi digital harus menjadi cara
untuk berkontribusi kepada pembangunan nasional dan kesejahteraan umum, bukan untuk
mengabaikan atau merusak lingkungan. Inovasi digital harus menjadi inspirasi bagi generasi
muda Indonesia untuk terus belajar, berkarya, dan berinovasi demi masa depan yang lebih
baik.

Dengan demikian, pemanfaatan teknologi untuk mempertahankan kearifan lokal


bukanlah suatu hal yang bertentangan atau mengancam nilai-nilai lokal. Justru sebaliknya,
teknologi dapat menjadi sarana yang mendukung dan memperkuat eksistensi kearifan lokal di
tengah arus globalisasi yang tidak terhindarkan.

Program Penguatan Identitas Nasional di Era Digital

Program Penguatan Identitas Nasional (PIN) adalah salah satu upaya pemerintah
untuk memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan di tengah perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin pesat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, apresiasi, dan penghargaan terhadap nilai-nilai keindonesiaan yang beragam dan
kaya, serta untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam membangun bangsa dan
negara.

Program PIN dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, seperti penyelenggaraan


seminar, diskusi, lomba, festival, pameran, pelatihan, bimbingan, dan sosialisasi yang
melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, akademisi, media,
organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum. Program ini juga
memanfaatkan media sosial dan digital sebagai sarana untuk menyebarluaskan informasi,
edukasi, dan inspirasi tentang identitas nasional. Beberapa contoh konkret dari kegiatan
program PIN adalah:
1. Seminar Nasional "Membangun Identitas Nasional di Era Digital" yang
menghadirkan narasumber dari berbagai bidang dan latar belakang, seperti
budayawan, sejarawan, psikolog, sosiolog, antropolog, pengamat media, dan
praktisi digital.

2. Lomba Karya Jurnalistik "Menulis Indonesia" yang mengajak para jurnalis dan
penulis untuk membuat karya tulis yang mengangkat tema-tema terkait dengan
identitas nasional, seperti sejarah, budaya, sosial, politik, ekonomi, lingkungan, dan
teknologi.

3. Festival Budaya Nusantara "Indonesia Kita" yang menampilkan berbagai ragam


seni dan budaya dari seluruh daerah di Indonesia, seperti tari, musik, teater, sastra,
kuliner, kerajinan tangan, dan permainan tradisional.

4. Pameran Foto "Indonesia dalam Lensa" yang memamerkan karya-karya fotografi


yang menampilkan keindahan alam, kekayaan budaya, keragaman sosial, dan
dinamika pembangunan di Indonesia.

5. Pelatihan Media Sosial "Membangun Citra Positif Indonesia" yang memberikan


pembekalan kepada para penggiat media sosial tentang cara-cara membuat konten
yang informatif, edukatif, dan inspiratif tentang Indonesia di dunia maya.

6. Bimbingan Guru "Mengintegrasikan Identitas Nasional dalam Pembelajaran" yang


memberikan pedoman kepada para guru tentang cara-cara mengintegrasikan nilai-
nilai keindonesiaan dalam kurikulum dan metode pembelajaran di sekolah.

7. Sosialisasi "Mengenal Pancasila sebagai Dasar Negara" yang menyampaikan materi


tentang sejarah, makna, dan implementasi Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa.

Keberhasilan program PIN dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti peningkatan
jumlah peserta, mitra, dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan program; peningkatan
kualitas dan kuantitas produk dan karya yang dihasilkan oleh peserta program; peningkatan
tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait dengan identitas nasional; serta
peningkatan citra positif Indonesia di mata dunia. Program PIN juga memberikan dampak
positif bagi pembangunan nasional, seperti meningkatkan kohesi sosial, toleransi, kerjasama,
kreativitas, inovasi, dan daya saing bangsa.

PENUTUP

Identitas nasional adalah kesadaran akan keunikan dan kekhasan suatu bangsa yang
membedakannya dari bangsa lain. Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai, budaya,
sejarah, dan aspirasi bersama yang menjadi landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Generasi muda sebagai penerus bangsa memiliki peran penting dalam
menjaga dan mengembangkan identitas nasional di era digital yang penuh dengan tantangan
dan peluang. Era digital menawarkan kemudahan akses informasi, komunikasi, dan
kolaborasi yang dapat dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan
sikap positif generasi muda terhadap identitas nasional. Namun, era digital juga membawa
risiko adanya informasi yang tidak akurat, tidak relevan, atau bahkan bertentangan dengan
nilai-nilai nasional yang dapat menimbulkan keraguan, kebingungan, atau konflik di kalangan
generasi muda. Oleh karena itu, diperlukan upaya penguatan identitas nasional generasi muda
di era digital melalui berbagai strategi, seperti pendidikan karakter, literasi digital, partisipasi
sosial, dan apresiasi budaya.

Penguatan identitas nasional generasi muda di era digital adalah generasi muda harus
memiliki kesadaran dan apresiasi yang tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan yang
terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai
tersebut merupakan dasar dan pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang
harmonis, toleran, dan inklusif. Sebagai contoh, generasi muda dapat menghormati dan
menghargai perbedaan agama, suku, budaya, dan pandangan politik yang ada di Indonesia.

Generasi muda harus memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan


komunikasi secara bijak dan kritis. Teknologi digital dapat menjadi sarana untuk memperluas
wawasan, meningkatkan kreativitas, dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Namun, teknologi digital juga dapat menjadi sumber ancaman dan tantangan bagi identitas
nasional, seperti hoax, radikalisme, intoleransi, dan cyberbullying. Oleh karena itu, generasi
muda harus mampu memilah dan memilih informasi yang benar, relevan, dan bermanfaat.
Sebagai contoh, generasi muda dapat melakukan verifikasi dan faktual check terhadap
informasi yang diterima atau
disebarluaskan di media sosial.

Generasi muda harus berperan aktif dalam menjaga dan memperkuat identitas
nasional melalui berbagai kegiatan positif, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah mengikuti organisasi kemasyarakatan,
berkontribusi dalam gerakan sosial, mengembangkan potensi diri, mengapresiasi kebudayaan
lokal dan nasional, serta menunjukkan sikap patriotik dan nasionalis. Sebagai contoh,
generasi muda dapat bergabung dengan organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna atau
Pramuka, berpartisipasi dalam aksi sosial seperti donor darah atau penghijauan lingkungan,
mengasah bakat dan minat seperti olahraga atau seni, mengenal dan melestarikan warisan
budaya.
DAFTAR PUSTAKA

MKDU 4111 Modul 5. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka

Adi, M. R. (2019). Pendidikan karakter sebagai upaya penguatan identitas nasional generasi
muda Indonesia. Jurnal Pendidikan Karakter

Rahayu, Ani Sri. (2017). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta :
Bumi Aksara

Widiastuti, T., & Prasetyo, B. (2017). Apresiasi budaya lokal sebagai media penguatan
identitas nasional generasi muda. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan

Urgensi Penguatan Identitas Nasional dalam Menghadapi Society 5.0 di Era Globalisasi
https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/kalacakra/article/view/6267

Pengaruh Globalisasi Terhadap "Identitas Nasional" - Kompasiana.com


https://www.kompasiana.com/syahrulmubin/5e4bb2ce097f3666bf04d932/pengaruh-
globalisasiterhadap-identitas-nasional

Anda mungkin juga menyukai