Anda di halaman 1dari 5

UNDIAN 3

Assalamu”alaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Bpk/Ibu Dewan juri


Juga teman-teman yang saya banggakan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat sehat kepada kita
semua. Sehingga kita berkumpul di sini, dalam acara Tunas Harapan Bangsa.

Bapak, Ibu dan teman-teman sekalian


Ada pesan Bung Karno yang menyatakan “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan
kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Isi pidato menunjukan peran pentingnya pemuda bagi kemajuan suatu bangsa. Jangan pernah
kita lupa kalau Indonesia bisa merdeka dimulai dari keberanian para pemuda dalam peristiwa
Rengasdengklok.
Bagaimana dengan Generasi Sekarang? Generasi Sekarang, identik dengan sebutan GEN Y atau
Generasi Millenials, apa sih Generasi Millennials itu?

Generasi Millennials adalah Generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980 hingga awal
tahun 2000. Generasi ini tumbuh dan berkembang sekarang dizaman era yang canggih dengan
kecepatan teknologi dan akses informasi yang sangat mudah didapat hanya dengan sentuhan via
layar smartphone. Generasi millennials juga punya banyak keunggulan dibandingkan generasi
sebelumnya.,Sangat berbeda dengan generasi dahulu, baik dari segi semangat, motivasi,
pekerjaan dan idealisme. Generasi Millennial memiliki ciri khas anak muda yang aktif dan
menyukai tantangan dalam mewujudkan mimpinya, mereka bekerja bukan hanya untuk mencari
uang, namun proses belajar untuk mencari pengetahuan, pengalaman, relasi dan kesempatan.
Generasi Millennials selalu mencari hal-hal yang disukainya (passion) dan berani beda dengan
orang lain.

Bapak Ibu dan teman-teman sekalian


Generasi Millenials akan semakin dipermudah dalam mendapatkan informasi, jika digunakan
dengan baik, akan menghasilkan pikiran kreatif dan aktif dalam berbagai kegiatan. Mereka akan
semakin tertantang dalam mencapai mimpi mereka dengan cara kreatif, ingin berbagi dengan
sesama dengan cara unik, contohnya lahirnya berbagai aplikasi yang sangat mempermudah
kehidupan sehari-hari.

Seharusnya, generasi Millenial dapat berkarya dengan memanfaatkan potensi Iptek dalam
menciptakan karya baru. Karya bisa dalam berbagai macam bentuk, seperti aplikasi, karya tulis
maupun pemikiran/ide yang menjadi sebuah aksi nyata. Karya yang unik dan membedakan kamu
dengan yang lain.

Lalu apa peran Generasi Millenials?


Generasi Millennials seharus bisa membuktikan dengan karya nyata yang berkualitas dan
menunjukan kapasitas dirinya, ikut ambil peran agar bisa berguna dan bermanfaat bagi orang
lain. Bukankah, manusia yang paling baik adalah manusia yang bermanfaat dengan sesamanya?.
Hidup hanya sekali, jangan sampai ketika kita sudah masuk kedalam liang lahat, tidak ada karya”
kebaikan yang bisa kita tinggalkan dan berguna bagi masyarakat umumnya…
“Jadi, wahai Millennials…Mau menjadi Orang yang biasa atau berbeda?”
Mari, Generasi Millenials… Berani berbeda dengan Berkarya!

Demikian saya akhiri pidato ini.


Asslamu”alaikum Wr. Wb.
Peran Generasi Muda di Era Millenial
Ada pula perbedaan lain yang muncul antara generasi millennial dengan
generasi-generasi sebelumnya, yaitu terkait dengan masalah budaya/ gaya hidup
sehari-hari. Ada kecenderungan bahwa generasi millennial lebih suka
mendengarkan musik dan hang out asik bersama teman-temannya. Maka tak
mengherankan bila banyak kafe atau tempat nongkrong lainnya yang ramai
dikunjungi anak muda zaman now, karena itulah kehidupan sosial mereka.

Kampusdesa.or.id – Banyak kalangan menyebut anak-anak muda zaman now sebagai generasi
millennial. Generasi ini lahir setelah zaman generasi X, atau tepatnya pada kisaran tahun 1980
sampai tahun 2000-an. Jadi dapat diperkirakan bahwa saat ini generasi millennial memiliki
rentang usia 17 hingga 37 tahun. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 80 juta orang yang berusia
antara 17 hingga 37 tahun. Jumlah tersebut sangat banyak dan signifikan, mengingat populasi
generasi millennial sudah mencakup 30 persen dari total penduduk di Indonesia.

Berdasarkan berbagai kajian dan penelitian yang telah dilakukan terhadap generasi millennial,
ditemukan banyak perbedaan antara generasi ini dengan generasi-generasi yang lebih tua, seperti
generasi silent, generasi boomer, maupun generasi X. Perbedaan tersebut terlihat dalam gambar
di bawah ini.

“Diketahui bahwa generasi millennial sangat dekat dengan teknologi. Kehidupan generasi
ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi dan internet, berbeda dengan generasi X di mana
pengaruh dari teknologi belum terlalu menonjol seperti saat ini. Generasi millennial lahir
ketika handphone dan media sosial mulai muncul di Indonesia, sehingga wajar apabila
generasi ini lebih melek teknologi dibanding generasi-generasi sebelumnya.”

Selain karakteristik yang sudah dijelaskan di atas, generasi millennial juga memiliki sifat yang
lebih toleran terhadap sesamanya. Hal ini dipengaruhi oleh arus globalisasi yang semakin cepat,
di mana anak muda zaman now dapat berinteraksi dengan manusia dari berbagai belahan dunia.
Arus globalisasi berhasil menciptakan interaksi langsung dan tidak langsung yang lebih luas
antar umat manusia, yang tidak mengenal batas-batas antara negara satu dengan negara yang
lain. Oleh sebab itu, globalisasi membuat generasi millennial menjadi lebih terbuka terhadap
perbedaan, wawasan mereka terhadap keberagaman pun menjadi lebih luas sehingga timbul sifat
toleran yang cukup tinggi dari generasi ini.

Nah, apabila melihat berbagai karakteristik yang dimiliki generasi millennial, tampaknya
kehidupan dari generasi ini sungguh terjamin dan menyenangkan. Bagaimana tidak, kemajuan
teknologi yang pesat, kehidupan yang super dinamis, dan perkembangan alat telekomunikasi
telah membantu mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, sering tidak kita
sadari bahwa dunia ini semakin kejam dan penuh dengan tantangan baru yang harus dihadapi.
Tingginya tingkat mobilitas antar negara sebagai dampak dari globalisasi dan dibentuknya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 menyebabkan persaingan untuk
dapat survive di dunia ini menjadi lebih keras. Belum lagi ditambah dengan naiknya tingkat
inflasi yang terus terjadi dari tahun ke tahun, yang menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok
menjadi lebih mahal dan sulit dijangkau.

Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, generasi millennial di Indonesia tidak boleh
kalah dalam persaingan dengan anak-anak muda dari negara lain. Pendidikan yang tinggi saja
ternyata tidak cukup, anak muda Indonesia zaman now harus dibekali dengan berbagai
pengalaman dan soft skills yang baik. Nah, menjadi pribadi yang kreatif, aktif, dan inovatif tentu
harus dimiliki dalam jiwa anak muda. Itu adalah syarat utama bagi generasi millennial untuk
dapat bersaing dan menghadapi berbagai tantangan di dunia yang semakin dinamis ini. Lalu,
bagaimana sih cara agar kita bisa menjadi generasi millennial yang kreatif, aktif, dan inovatif di
era modern saat ini?

Oke, untuk menjadi anak muda zaman now yang kreatif, aktif, dan inovatif, kita perlu
membiasakan diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas/ pola hidup berikut ini di dalam kehidupan
kita:

Perbanyak Membaca Buku: Membaca buku secara rutin sangat dianjurkan bagi generasi
millennial saat ini, apalagi minat baca dari anak muda di Indonesia masih sangat rendah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Most Littered Nation In the World 2016, dari total 61
negara, minat baca di Indonesia berada di peringkat 60. Hal ini tentu menjadi keprihatinan
bersama, padahal dengan membaca buku setiap hari, wawasan yang diperoleh menjadi lebih luas
dan hal tersebut akan merangsang kemampuan untuk berpikir secara kreatif. Apabila sulit untuk
memulai kebiasaan membaca buku, kita bisa memilih buku-buku yang sederhana terlebih
dahulu, seperti novel atau majalah-majalah remaja untuk lebih membiasakan diri.

Menggunakan Internet dan Media Sosial Secara Bijak: Tidak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan teknologi dan internet bisa membawa dampak positif maupun dampak negatif
bagi anak muda. Apabila tidak hati-hati dalam penggunaannya, kita sebagai anak-anak muda
dapat terjerumus ke hal-hal yang negatif, seperti mengunjungi situs-situs pornografi, membuka
situs-situs radikalisme, atau salah dalam memilih teman dan komunitas di internet. Selain itu,
generasi millennial juga harus bijak dalam menggunakan media sosialnya. Jangan sampai media
sosial justru menjadi sarana untuk saling menghujat dan menjatuhkan satu sama lain atau untuk
menyebarkan informasi hoax. Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus
mengambil dampak positifnya saja. Kita bisa menggunakan internet untuk mencari ide-ide
kreatif di Google, mencoba menulis artikel di Kompasiana, melihat tutorial kreatif di Youtube,
membuat foto-foto menarik untuk ditampilkan di Instagram atau Facebook, membagikan info-
info yang bermanfaat di Twitter dan masih banyak lagi. Pada dasarnya, dampak positif dari
kemajuan teknologi akan kita rasakan ketika kita juga menggunakannya secara positif.

Bersikap Terbuka Terhadap Berbagai Pengalaman Baru: Di dunia yang semakin dinamis dan
modern seperti saat ini, kita sebagai anak muda perlu membiasakan diri untuk terbuka dengan
berbagai pengalaman baru. Kita bisa mengikuti berbagai macam aktivitas yang bermanfaat bagi
kita, seperti bergabung dengan organisasi sosial, menjadi relawan bagi orang-orang miskin, atau
mengikuti ajang-ajang perlombaan. Aktivitas-aktivitas tersebut akan melatih diri kita untuk dapat
berpikir lebih kreatif dan bergerak lebih aktif. Oiya, selain itu kita dapat membiasakan diri untuk
lebih tanggap dan kritis dengan masalah-masalah yang terjadi di sekeliling kita.

Membangun Ide dan Visi ke Depan: Hal berikutnya yang dapat dilakukan oleh anak muda adalah
mencoba mengembangkan ide-ide kreatif yang ada di benaknya. Kita bisa memulai dengan ide-
ide yang sederhana terlebih dahulu. Siapa tahu dari ide yang sederhana tersebut, kita justru dapat
membentuk sebuah startup baru yang dapat memecahkan masalah-masalah yang ada sekitar kita
dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Selain mencoba mengembangkan ide-
ide yang ada di pikirin kita, generasi millennial juga harus memiliki visi dalam kehidupannya.
Visi ini harus jelas dan realistis. Jangan sampai kita sebagai generasi penerus bangsa tidak
memiliki visi dan cita-cita yang membuat kita hidup tanpa target dan tujuan.

Rajin Berolahraga dan Membiasakan Diri untuk Bangun Pagi: Kelihatannya memang sepele,
tetapi dua aktivitas tersebut memiliki dampak yang sangat positif untuk membantu kita menjadi
anak muda yang lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Dengan rajin berolahraga, kita memiliki banyak
energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya kreativitas. Selain itu, kita menjadi lebih
semangat dan terhindar dari rasa mager (malas gerak). Bangun pagi pun demikian, kebiasaan ini
akan membantu otak kita menjadi lebih segar sehingga dapat memunculkan ide-ide yang kreatif.
Dengan bangun lebih pagi, kita memiliki banyak waktu untuk beraktivitas secara positif dan
mengembangkan berbagai ide yang ada di pikiran kita.

Nah, itu tadi aktivitas-aktivitas yang dapat kita lakukan sebagai anak muda zaman now untuk
berlatih menjadi generasi yang kreatif, aktif, dan inovatif. Aku sendiri sama seperti kalian,
termasuk dalam generasi millennial yang dekat dengan teknologi dan suka menghadapi
tantangan-tantangan baru. Menulis artikel di muhammadiyahlamongan.com seperti artikel ini
merupakan salah satu caraku untuk melatih dan meningkatkan daya kreativitas. Oiya, jujur dulu
aku sering mengalami rasa bosan dan mager untuk bangun lebih pagi, membaca buku lebih rutin,
lebih rajin berolahraga, atau malas menulis artikel di mana pun, termasuk di kampusdesa.or.id.
Akan tetapi, berkat motivasi yang diberikan oleh ibuku, sekarang hidupku menjadi lebih
bergairah. Aku jadi merasa ingin terus menulis dan menulis di situs blog ini. Sekarang aku juga
lebih rajin berolahraga dan membaca buku setiap hari.

Kata “pemuda” seringkali identik dengan kelompok anak muda yang masih “bau kencur” alias
belum berpengalaman, belum matang dalam berpikir dan belum stabil secara emosi. Dan
karenanya secara umum orang tidak terlalu memperhitungkan kelompok pemuda ini karena
dianggap pola berpikirnya cenderung idealis tidak realistis dan sering mengambil keputusan
dengan berdasarkan emosi perasaan belaka.

Namun sebenarnya dalam hidup ini yang namanya “idealisme’, suatu pemikiran tentang dunia
utopia, merupakan hal penting yang membuat manusia tetap mempunyai semangat dan harapan
untuk tetap hidup dan berjuang demi dunia yang lebih baik. Dunia utopia memang seperti mimpi.
Tapi saya percaya bahwa mimpi yang terukur dan dikombinasikan dengan pemikiran serta
semangat positif dapat mengubah dunia. Pada saat kita berhenti bermimpi, kita berhenti
berusaha, maka kita akan mati.

“Peran pemuda, sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi, yang optimis,
diharapkan untuk dapat menjadi agen perubahan yang bergerak dan berusaha untuk
sedekat mungkin dengan dunia”

Di sinilah peran pemuda, sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi, yang
optimis, diharapkan untuk dapat menjadi agen perubahan yang bergerak dan berusaha untuk
sedekat mungkin dengan dunia utopia itu. Pemuda, diharapkan bisa membawa ide-ide segar,
pemikiran-pemikiran kreatif dengan metode thinking out of the box yang inovatif, sehingga dunia
tidak melulu hanya dihadapkan pada hal-hal jaman old yang itu itu saja dan tidak pernah
berkembang. Dengan kata lain pemuda diharapkan menjadi pemimpin masa depan yang lebih
baik dari pemimpin masa kini. Pemuda diharapkan untuk menjadi change agent, yaitu pihak
yang mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas,
perbaikan dan pengembangan.

Pemuda Sebagai Change Agent: Dari hasil baca-baca saya, setidaknya ada lima karakteristik
pemimpin yang baik yang harus ada dalam diri seorang Change Agent. Yang pertama, visi yang
jernih. Sebagai pemimpin, seseorang harus memiliki target yang jelas sehingga program kerja
dapat disusun dengan baik dan dengan tahapan yang berkesinambungan karena arah yang dituju
jelas. Pemimpin yang baik harus bisa menjelaskan ide dan konsep yang ada dalam pemikirannya
secara jernih kepada orang lain dan terutama kepada anggota tim kerjanya.

Saya pikir Albert Einsten benar, “If you can’t explain it simply, you don’t understand it well
enough”. Yang kedua, memiliki kegigihan untuk mencapai target. Yang ketiga, bersikap kritis
dan analitis. Dengan kata lain, pemimpin yang baik harus selalu bernalar dan menggunakan akal
sehatnya. Tidak ada hal yang ditelan bulat-bulat tanpa mengerti substansinya. Yang keempat,
sarat akan pengetahuan dan memimpin dengan memberikan contoh, bukan hanya dengan
instruksi. Yang kelima, membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang sekitarnya dengan
membangun kepercayaan. Dengan kata lain, pemimpin yang baik harus memiliki integritas agar
dapat dipercaya.

Pemuda dan semangatnya dibutuhkan sebagai change agent dalam berbagai sektor, termasuk
sektor politik. Selama masih ada yang namanya “negara”, politik juga akan selalu ada.
Masalahnya, politik sudah terlalu lama terasosiasi sebagai suatu hal yang kotor dan karenanya
dihindari banyak orang. Kata “politik” hampir identik dengan “perebutan kekuasaan demi
jabatan dan uang”. Akibatnya, banyak anak muda berpotensi menghindari dan tidak peduli
dengan politik. Namun sikap ini tanpa disadari secara tidak langsung membuat kondisi politik
menjadi semakin buruk karena level of competition, baik dari sisi kemampuan maupun integritas,
menjadi rendah untuk seseorang menduduki posisi strategis dalam lembaga-lembaga negara.
Akibatnya, orang-orang yang memegang kekuasaan dalam negara bukanlah orang-orang terbaik
yang ada di negara tersebut, melainkan orang-orang yang memang dari awal masuk ke dalam
politik dengan niat untuk semata-mata memperoleh jabatan dan kekuasaan demi uang atau
kepentingan pribadi lainnya. Pada saat kancah politik dan lembaga negara dikuasai oleh orang-
orang yang tidak berkualitas ini, semakin orang-orang yang berkualitas menjauhi area tersebut.
Hal ini terjadi terus menerus dan menjadi lingkaran setan.

Generasi milenial harus bisa bertindak sebagai change agent dan memutus lingkaran setan
tersebut. Pemuda harus tetap optimis dan tidak berhenti melakukan langkah-langkah perbaikan,
termasuk dalam sektor politik. Pemuda harus mau peduli dengan kualitas politik negaranya dan
berani terjun ke dalamnya. Karena perbaikan politik hanya akan terjadi pada saat orang-orang
baik, profesional dan berintegritas masuk ke dalam politik.

Tidak dapat disangkal bahwa politik sudah terlalu lama disalahgunakan oleh orang-
orang opportunist demi jabatan, kekuasaan dan uang semata. Tapi sesungguhnya ada dimensi
lain dari politik, yaitu suatu alat dahsyat yang dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat.
Apabila kita berpolitik dengan baik dan benar, maka kita dapat menjadikan dunia ini menjadi
lebih baik. Seperti yang dikatakan Mahatma Gandi, “Be the change you wish to see in the world
“. Jangan mengandalkan orang lain untuk melakukan perbaikan, tapi kita harus mau turun tangan
untuk melakukan perbaikan yang kita inginkan.

Tantangan Bagi Generasi Millenial: Generasi milenial adalah generasi yang sangat mahir
dalam teknologi. Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi ini
memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan dibanding generasi sebelumnya.
Namun sayangnya, dari beberapa statistik yang saya baca, dikatakan bahwa generasi milenial
cenderung lebih tidak peduli terhadap keadaan sosial, termasuk politik dan ekonomi. Mereka
cenderung lebih fokus kepada pola hidup kebebasan dan hedonisme. Mereka cenderung
mengingkan hal yang instant dan tidak menghargai proses.

Di era ini segala sesuatu bergerak dengan cepat, dunia menjadi tanpa batas, informasi dapat
diperoleh dimana saja dan dari siapa saja. Generasi masa kini harus berusaha dan mampu
menjadi bijak terutama dalam penggunaan media sosial. Media sosial ini mirip dengan politik,
tergantung bagaimana kita menggunakannya. Kita bisa berguna dan bertambah pintar apabila
menggunakan media sosial dengan benar, tapi kita juga bisa menjadi penyebar hoax dan menjadi
bodoh apabila kita menggunakan media sosial dengan tidak benar.

Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin tinggi. Kualitas
dan kinerja manusia juga dituntut menjadi semakin tinggi. Generasi masa kini harus mampu
beradaptasi dengan cepat, belajar dan menjadi lebih baik dengan cepat serta melakukan navigasi
yang lincah dan tepat untuk dapat memecahkan setiap masalah. Kreatifitas dan Apabila tidak,
dalam beberapa tahun ke depan mungkin posisi kita sudah digantikan oleh robot atau program
komputer.

Di Indonesia, ada sekitar 81 juta penduduk yang termasuk dalam generasi milenial. Berarti
sekitar hampir 32% dari total populasi di Indonesia. Pertanyaannya: Mampukah kelompok 32%
ini menjadi change agent untuk Indonesia? Siapkah mereka untuk membangun dan meneruskan
Indonesia? Ini yang menjadi tantangan terbesar bagi generasi milenial Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai