Anda di halaman 1dari 2

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Hello, Bonjour, annyeonghaseo, ni hao, baa kaba? yang berarti apa kabar dalam bahasa Minangkabau.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada juri, guru, hadirin yang
terhormat, teman-teman yang juga berpatisipasi dalam lomba pidato, dan MC yang telah memberikan saya
kesempatan untuk menyampaikan pidato saya saat ini. Pertama, saya ingin memanjatkan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita kesehatan dan kesempatan untuk hadir pada perlombaan
pidato saat ini. Kedua, shalawat dan salam dihadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Nafisah, seorang siswi MTsN 9 Padang
Pariaman, akan membawakan sebuah pidato yang berjudul Peran Generasi Z dalam Menjaga Sumpah Pemuda.
Ada sebuah ungkapan dari Ir. Soekarno yang saya sukai, “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda
bisa mengubah dunia.” Jadi bukan Spiderman atau Iron Man yang bisa mengubah dunia, melainkan pemuda
atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z, dan saya pribadi termasuk dalam salah satu Gen Z tersebut.

Pemuda merupakan generasi penerus dan pelurus yang akan bertanggung jawab atas kemajuan bangsa.
Genap 94 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober, sumpah pemuda diikrarkan sebagai bentuk
perlawanan terhadap kolonialisme Belanda untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Apakah kalian masih ingat
apa bunyi dari sumpah pemuda? Itu berarti bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu. Di era milenial,
musuh kita bukan lagi penjajah dari colonial Belanda, perjuangan kita bukan lagi merebut kemerdekaan
Indonesia. Musuh kita saat ini berasal dari internal bangsa Indonesia yang kini wujudnya tak terlihat secara
nyata. Seiring berkembangnya teknologi yang begitu pesat, maka semakin besar pula tantangan bagi pemuda
untuk merawat semangat sumpah pemuda. Pemuda zaman dulu sibuk dengan gencatan senjata, namun pemuda
zaman sekarang sibuk dengan social media. Setiap bentar update story di Instagram, tiap sebentar joget-joget di
tiktok. Benar ga?

Namun, ada sebuah harapan bagi kita sebagai Gen Z sebagai generasi masa depan di era globalisasi
untuk tetap menjaga semangat sumpah pemuda agar kita mampu merubah dunia. Banyak hal yang dapat kita
lakukan, salah satunya yaitu mengukir berbagai prestasi. Prestasi ini tidak hanya di bidang akademik saja, tetapi
juga di bidang lain yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan membawa nama harum bangsa. Jika
kita bisa mengukir banyak prestasi dan menjadi orang yang sukses nantinya, maka kita bisa membantu
mengembangkan Pendidikan di Indonesia, seperti membangun sekolah alternatif non-formal untuk membantu
anak-anak yang putus sekolah dikarenakan factor ekonomi. Seperti yang kita tahu, pandemic Covid-19 yang
telah mewabah di Indonesia selama 3 tahun terakhir memiliki dampak yang sangat memprihatikan bagi sebagian
anak-anak bangsa. Mereka terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki sarana penunjang seperti handphone.
Maka, dengan terbantunya anak-anak tersebut, maka semakin banyak tercipta generasi muda yang
berpendidikan dan akan semakin mudah untuk tetap menjaga semangat sumpah pemuda.

Hal lainnya yang dapat dilakukan yaitu Gen Z dapat melaksanakan pendidikan dengan memanfaatkan
media-media informasi dan komunikasi. Bagaimana caranya? Saya yakin hadirin disini semua mempunyai
handphone dan sinyal internet yang bagus bukan? Maka kita bisa membuat dan menyebarluaskan tulisan-tulisan
yang positif dan mendidik di media online seperti pembuatan konten-konten edukatif yang menginspirasi
pemuda lainnya. Dengan menyebarkan tulisan positif tersebut, diharapkan dapat memberikan dampak pada
masyarakat dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya dunia pendidikan, serta mencegah meluasnya LGBT
di Indonesia. LGBT mampu menghancurkan masa depan generasi muda di Indonesia. Berdasarkan data hasil
tim konselor penelitian perkembangan penyakit HIV dan AIDS, angka LGBT di Sumbar tercatat sebanyak
18.000 orang dan merupakan yang terbanyak di Indonesia pada tahun 2019. Sangat menyedihkan bukan? Maka
dari itu, kita harus menghindari hal-hal yang bersifat negative dan mengembangkan hal-hal yang bersifat positif
melalui social media yang kita punya.

Apabila hal-hal yang telah saya jelaskan tadi dapat dilaksanakan oleh Gen Z, maka diharapkan tingkat
pendidikan di Indonesia semakin meningkat sehingga terciptanya generasi-generasi baru yang unggul, cerdas,
kreatif serta berkepribadian Pancasila dan bermatabat, seperti kutipan Ir. Soekarno yang lain “Berikan aku 10
Pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.”

Sekian pidato dari saya (Pantun)

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Hello, Bonjour, annyeonghaseo, ni hao, baa kaba? which means how are you in Minangnese
Ladies and gentleman, in this occasion, I’d like to thank the honorable judges, teachers,
audiences, my dear friends who are also participated in this speech contest, and the MC for giving me
the opportunity to deliver my speech. Before that, I’d like to thank Allah SWT first for giving us
health and the opportunity to attend the speech contest today. Second, shalawat and greetings are
given to the Prophet Muhammad SAW. who has brought us from the darkness to the bright era as we
feel today.
Let me introduce myself first. I am Nafisah, a student of MTsN 9 Padang Pariaman, will
deliver a speech which title is The Role of Generation Z in Keeping the Youth Pledge. There is a
quote from Ir. Soekarno that I like the most, "A thousand elderly people can dream, one youth can
change the world." So, it's not Spiderman or Iron Man who can change the world, right? but youth or
better known as Gen Z, and I personally belong to those one.
Youth is the next generation and the straighteners who will be responsible for the progress
of the nation. Even 94 years ago, on October 28, the youth pledge was made as a form of resistance to
Dutch colonialism to achieve Indonesian independence. Do you remember what the youth pledge is
said? It means one homeland, one nation and one language. In the millennial era, our enemies are no
longer colonizers from the Dutch, our struggle is no longer to struggle for Indonesian independence.
Our current enemy comes from the internal Indonesian nation which is invisible. The more
technology develops rapidly, the greater the youth’s challenge to keep the youth pledge spirit. The
youth in the past were busy with truces, but today's youth are busy with social media. Every time
updating stories on Instagram, every moment dancing on tiktok. Is that right? Yes or yes?
However, there is still a hope for us as Gen Z, as the future generation in this era of
globalization to keep the youth pledge spirit, so that we can change the world. There are many things
we can do, one of them is to get various achievements. This achievement is not only in the academic
field, but also in other fields that provide benefits to the wider community and bring the nation's good
name. If we can make many achievements and become successful people later, then we can develop
education in Indonesia, such as building alternative non-formal schools to help children who drop out
of school due to economic factors.
Another thing that can be done is that Gen Z can carry out education by utilizing
information and communication media. How can? I'm sure everyone here has a cellphone and a good
internet signal, right? So, we can create and spread positive and educational writings in online media,
such as some educational content that inspires other youth. By spreading these positive writings, it is
hoped that it will have some impacts on the society in creating awareness of the importance of
education, as well as preventing the spread of LGBT in Indonesia. Do you know LGBT? LGBT can
destroy the future of the youth. Based on data from a research counselor team on the development of
HIV and AIDS, the number of LGBT people in West Sumatra is recorded at 18,000 and is the highest
in Indonesia in 2019. It is sad, isn't it? Therefore, we must avoid negative things and develop positive
things through our social media as best as we can.
If some points that I have described above can be implemented by Gen Z, it is hoped that
the level of education in Indonesia will increase, so that new generations who are superior, intelligent,
creative and have a Pancasila personality are created, as another quoted by Ir. Soekarno "Give me 10
Youth, then I will shake the world."
That’s all my speech today. (Pantun)
Wassalamu’alaikum Wr. Wr

Anda mungkin juga menyukai