“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda
Sebuah pekikan yang lantang dikumandangkan oleh singa podium kala itu, Ir. Soekarno
seorang tokoh proklamator kemerdekaan Bangsa Indonesia, menyiratkan makna yang sangat
mendalam, seorang pejuang (orang tua) hanya mampu memajukan bangsa ini, tetapi kita Commented [d2]: maksudnya apa?
sebagai pemuda bangsa, sebagai generasi muda penerus tongkat estafet bangsa ini, sangat Commented [d3]: sebagi, sebagai metumpuk dia
berpengaruh terhadap perubahan dunia ini. Memiliki jiwa pemberani, kuat, tangguh, pantang
menyerah dan berlandaskan atas kebenaran akan mengarahkan kita menuju kemenangan yang
abadi. Dalam kehidupan sosial masyarakat, istilah generasi muda diasumsikan sebagai penerus
Indonesia diproklamasikan pada tangga 17 Agustus 1945, kesatuan dan persatuan Commented [d4]: tanggal
Bangsa Indonesia tidak lepas dari jati diri Bangsa Indonesia. Sang saka merah putih sebagai
bendera Negara, Garuda Pancasila sebagai lambang Negara, lagu Indonesia Raya sebagai lagu
Kebangsaan, serta Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia. Difokuskan pada
bahasa persatuan Bangsa Indonesia yaitu Bahasa Indonesia. Seperti yang tercantum pada UUD
Micin ditengah geliat era industri 4.0. Industri 4.0 dikatakan sebagai pabrik cerdas, Commented [d5]: kalo bisa sambungin lagi pakek kata"
apa kek biar agak nyambung sama paragraf diatas
merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik, mencakup Commented [d6]: metumpuk lagi industri 4.0nya
sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Menghadapi
era industri 4.0, yang mana teknologi dan internet menjadi tantangan terbesar di era ini. Disebut
sebagai era digital, kemajuan teknologi yang semakin merambat menguasai semua kalangan.
Anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia yang masih turut andil dalam pegunaan internet saat
ini. Internet sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, berdampak positif dan
berdampak negatif. Berdampak positif karena gempuran arus globalisasi yang mahadahsyat
telah menawarkan banyak kemudahan bagi kehidupan kita. Kemudahan dalam bidang
komunikasi yang termasuk dalam bidang informasi dan teknologi (IT) merupakan salah
satunya. Namun pemuda kita, sebagai generasi penerus bangsa ini belum mampu membentengi
jati diri mereka agar tidak terjerumus ke dalam gelombang arus negatif, sehingga tameng
kekuatan pemuda kita hancur lebih dulu terbawa arus negatif IT. Pola pikir yang cenderung
instan, yang hanya berpacu pada hasil tanpa mementingkan proses merupakan karakteristik
para pemuda ataupun remaja dewasa ini. Kalangan remaja banyak yang menyalahgunakan
media sosial sebagai media untuk menuangkan aspirasi mereka dalam berpendapat dengan
bahasa yang digunakan hanya mampu dimengerti oleh pihaknya sendiri hingga memunculkan
berita hoaks atau berita bohong tanpa fakta. Segala rupa Bahasa, dari yang level sembrono
hingga level yang santun, dari bahasa yang lembut hingga yang sarkasme, dari bahasa yang
Fenomena benalu ini atau efek negatif dari kemajuan teknologi di era industri 4.0
tentunya dapat melahirkan ‘generasi Micin’ yang kepribadiannya seperti micin (hanya mampu
di konsumsi sebagai penyedap rasa makanan sesuai takaran, sehingga apabila mengkonsumsi
secara berlebihan diluar batasan maka akan berdampak buruk untuk kesehatan). Artinya,
generasi Micin sangat mudah dipengaruhi dan mempengaruhi, mudah terombang-ambing arus
perubahan, mengantarkan mereka pada popularitas yang sifatnya tidak kekal. Jiwa
nasionalisme akan bahasa yang dimiliki semakin hancur, membuat generasi Micin kehilangan
jati dirinya. Bobroknya karakter yang menyelimuti generasi Micin pada era ini, sehingga tidak
jarang dari mereka yang mudah terjerumus untuk melakukan suatu penyimpangan.
Salah satu penyimpangan dari generasi Micin yang kini menjadi langkah awal dalam
meruntuhkan benteng pertahanan bangsa ini adalah penggunaan bahasa gaul atau bahasa slang,
yang mana sesuai KBBI kamus versi online atau daring (dalam jaringan) slang ini memiliki
arti ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja
atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan
anggota kelompok tidak mengerti. Penggunaan bahasa gaul atau bahasa slang dikalangan
pemuda saat ini memang menjadi media pemersatu bagi merekan namun, bahasa yang
sarkasme yang bernilai negatif akan terus hidup untuk mereka, bawasannya ini yang terus akan
merasuk menjelajahi sendi-sendi pemuda bangsa yang dampaknya semakin buruk untuk
generasi muda berikutnya yang tanpa disadari bangsa ini akan semakin rapuh dan mati tak
berdaya. Teknologi yang semakin canggih telah menjadikan bahasa dalam segala bentuknya
mengalami kemajuan varian yang sangat pesat dan lezat untuk disantap oleh generasi dewasa
ini. Menurut lembaga riset pasar e-Marketer, populasi pengguna internet tanah air mencapai
83,7 juta orang pada 2014 lalu. Angka yang berlaku untuk setiap orang yang mengakses
internet setidaknya satu kali setiap bulan mendudukkan Indonesia di peringkat ke-6 terbesar di
dunia dalam hal jumlah pengguna internet. Pada tahun 2015 diperkirakan pengguna internet di
Indonesia mencapai 112 juta orang, yang mana mengalahkan Jepang dalam penggunaan
internetnya semakin lamban. Tahun 2018 telah mencapai 140 juta orang atau naik 300% dalam
5 tahun terakhir. Dapat kita bayangkan berapa jumlah pengguna internet untuk tahun 2019 ini,
sungguh angka yang sangat dahsyat untuk perkembangan teknologi masa kini.
Hal yang menarik dari penggunaan bahasa gaul ini adalah banyaknya penggunaan Commented [d7]: atasnya ngomongin pengguna internet
tapi ini ngomongin bahasa gauk
bahasa gaul dalam marketing produk yang membuat para remaja tertantang membacanya
hingga akhirnya tertarik untuk membelinya. Sebagai contoh penggunaan bahasa gaul tersebut
adalah ciyuss? Enelan? Miapah? gabut, mager. alay, lebay begitulah sekiranya bahasa yang
menjadi trent saat ini. Ada yang menerima dan ada yang menolak penggunaan bahasa gaul
dikalangan remaja saat ini. Sebagian kalangan tetap “ngotot” akan pentingnya penggunaan
bahasa yang baik dan benar. Namun, ada pula yang menganggap bahasa Indonesia terlalu kaku
dan banyak aturan. Ini berarti cerminan generasi Micin di era 4.0 harus segera dibenahi.
PUBG sebagai fundamen, remaja saat ini tidak asing lagi jika mendengar kata PUBG. Commented [d8]: sambungin sama paragraf diatas
Benar adanya, PUBG merupakan game Battle Royale yang viral dan menyapu bersih
komunitas para gamers, nama dari game itu adalah Player Unknown’s Battlegrounds yang
disingkat menjadi PUBG, sebuah game dimana prinsipnya adalah bertahan hidup bertempur
melawan 100 pemain lain, dan menjadi yang terakhir untuk hidup. Belakangan ini ada kasus
yang menggemparkan dunia dengan adanya teror di Selandia Baru yang dikaitkan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) bawasannya game PUBG haram adanya. Jika kita arahkan game
PUBG dengan cara pandang dari sisi positif, game PUBG ini, dapat kita cerminkan bahwa kiat-
kiat yang harus dilakukan sebagai fundamen dalam mempertahankan keberadaan bangsa ini,
terlebih bahasa Indonesia. Dalam permainan PUBG ini banyak cara untuk bertahan hidup,
menyiapkan senjata, bertempur melawan 100 pemain lain. Artinya, dengan adanya
penyimpangan dalam penggunaan bahasa, yaitu bahasa gaul atau bahasa slang harus dapat kita
atasi melalui berbagai cara, sehingga penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
tetap kokoh menjadi jati diri bangsa Indonesia. Kiat-kiat yang telah dilakukan adalah, dengan
diadakannya suatu kompetisi atau lomba untuk pemuda atau generasi penerus bangsa ini
seperti, lomba bercerita bahasa Indonesia, lomba membaca puisi bahasa Indonesia, lomba
mengarang puisi bahasa Indonesia,lomba menulis cerita berbahasa Indonesia, lomba menulis
artikel berbahasa Indonesia, lomba karya tulis ilmiah berbahasa Indonesia, hingga lomba untuk
menjadi duta bahasa di daerah maupun duta bahasa nasional. Peluncuran KBBI Daring yang
tersedia untuk publik pada tanggal 28 Oktober 2016, merupakan kiat pemerintah dalam
menghadapi era industri 4.0 untuk memberikan edukasi lebih kepada remaja dewasa ini, yang
sebagian besar lebih efesien mencari informasi melalui internet. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia menyikapi bahwa KBBI Daring (dalam jaringan) adalah
laman resmi pencarian kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Laman yang
dikelola dan dikembangkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa umtuk
masyarakat dalam pengembangan kosakata bahasa Indonesia. Selain itu, gebrakan baru yang
harus kita ciptakan adalah pembentukan forum diskusi online untuk bahasa Indonesia, yang
mana dalam group diskusi pemberian edukasi berfokus pada bahasa akan semakin kita
galakkan. Sehingga remaja kini, akan memanfaatkan waktunya untuk berchatting ria lebih-
lebih untuk pendidikan berbahasa, bukan hanya untuk sebuah chatting bersama orang terkasih
Berbahasa yang baik dan benar pada hakikatnya bergantung pada tempat kita
berkomunikasi. Berbahasa yang baku, baik dan benar dikalangan remaja saat ini hanya mampu
kita baca melalui tulisan pada hasil karya mereka salah satunya adalah karya tulis ilmiah.
Dikalangan mahasiswa berbahasa yang baku hanya kita jumpai pada tugas akhir mereka yang
dikenal dengan ‘skripsi’ untuk program sarjana. Dapat kita simpulkan, bahwa bahasa saat ini
memiliki pengaruh besar terhadap perilaku remaja atau pemuda dan berpengaruh besar
terhadap jati diri bangsa ini, era industri 4.0 harus dihadapi oleh generasi Micin dengan
memperkokoh PUBG sebagai fundamen keberadaan bahasa Indonesia yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai simbol jati diri Bangsa Indonesia, oleh karena itu
bahasa indonesia wajib untuk kita jaga, lestarikan, dan terus kita bina agar penggunaanya sesuai
dengan fungsinya.