Anda di halaman 1dari 8

Contoh Kebangkitan Nasional Pada zaman sekarang

Pada jaman teknologi belum modern, semangat nasionalisme itu sangat kental
sekali terlihat di berbagai aktifitas di tengah masyarakat seperti gotong royong,
ronda malam, lomba 17 Agustusan. Ketika di tengah masyarakat belum mengenal
TV, internet, android maka aktifitas apapun dilakukan di luar ruangan dan mau
tidak mau harus keluar rumah untuk saling bertemu membahas berbagai kegiatan
kepemudaan. Tidak ada perbedaan baik itu perempuan maupun laki-laki,ras, suku,
agama semua berbaur menjadi satu kesatuan.

Di jaman perjuangan melawan penjajah, para pemuda bersatu mengusir penjajah


untuk mempertahankan tanah air Indonesia tanpa membedakan latar belakang
para pemuda tersebut dari keluarga mana dan seperti apa. Apabila pada tahun
1928 Kebangkitan nasional dijadikan semangat untuk mewujudkan kemerdekaan,
namun saat ini momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional bisa dijadikan
sebagai harapan baru untuk kebangkitan dari paham radikalisme dan terorisme.
Dengan demikian, paham-paham yang kurang sesuai dengan Pancasila dan
kebhinekaan bisa dengan cepat dianulir pergerakannya dengan cepat.

Memasuki dunia globalisasi mendorong kita para pemuda mempelajari berbagai


macam hal, entah itu teknologi canggih maupun paham-paham radikal. Dengan
berbagai bekal ilmu pengetahuan dan etika ketimuran yang masih kita pegang,
pemuda diharapkan mampu memiliki filter dalam dirinya menghadapi pengaruh
globalisasi. Bukan justru menjadi actor yang membawa pengaruh kurang baik
bagi masyarakat di sekitarnya.

Media online dan internet adalah pengaruh yang sangat besar dan cepat sekali
bagi generasi muda jaman sekarang. Terbukti dengan jejaring social menjadi
penghubung para generasi muda di satu tempat dengan wilayah lainnya, sebut saja
Instagram dan Facebook, hampir semua orang memiliki akun di jejaring social
tersebut. Dengan bermodalkan jari jemari dan android maka berita akan mudah
tersebar di berbagai belahan dunia dengan waktu beberapa detik saja.

Segala sesuatu mempunyai sisi positif dan negatifnya. Dengan adanya jejaring
social kita bisa memetik sisi positifnya, berkomunikasi dengan teman, kerabat di
berbagai belahan dunia yang tidak bisa berjumpa karena jarak yang terlampau
jauh.

Berbagai macam berita dan informasi bisa kita dapat hanya dalam waktu beberapa
detik saja dengan jejearing social yang ada di android. Namun sangat disayangkan
saat ini justru yang sedang diperbincangkan yaitu sisi negative jejaring social.
Berbagai isu dunia dan berita palsu, atau lebih sering kita sebut hoax menjadi poin
penting yang harus kita hilangkan dari bumi Indonesia.

Berbagai macam berita yang beredar di media massa terkadang tidak semuanya
berisi tentang kebenaran tapi begitu mudahnya generasi jaman now termakan isu
tersebut kemudian melanjutkan menyebarkannya lewat jejaring sosial tanpa
terlebih dahulu mengkonfirmasi akan kebenaran berita tersebut.

Berita hoax ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin memecah belah
persatuan dan kesatuan NKRI kita. Berita apapun disusupi dengan dengan hoax
serta ujaran kebencian sehingga memicu rasa kebencian satu sama lain.
Memutarbalikkan fakta dan berita seolah-olah menjadi hal yang bisa jaman now,
tanpa mereka berpikir panjang apa akibat yang akan timbul di kemudian hari.
Tidak sedikit yang sudah tertangkap dan berurusan dengan pihak kepolisian hanya
karena masalah sepele yaitu bikin status di jejaring social.

Sebenarnya masalah utamanya bukan status yang dibuat oleh seseorang namun
kata-kata dalam status tersebut berisi ujaran kebencian, hoax, serta menimbulkan
provokasi bagi yang lain untuk ikut membenci hal yang tidak sesuai dengan
pemikiran mereka. Tidak peduli orang tersebut berprofesi PNS maupun
masyarakat sipil, tetap saja semua mendapatkan sanksi yang sama.

Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE nomor 11 tahun
2008 mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi secara
umum. Dengan adanya UU ITE tersebut sangat jelas sekali bahwa segala sesuatu
yang kita lakukan di media online dan jejaring social harus dipertanggung
jawabkan.

Momen kebangkitan nasional ini mari kita jadikan sebagai tonggak perubahan
untuk para pemuda agar kembali menyatukan kembali rasa nasionalisme yang
pernah ada. Menanamkan rasa cinta tanah air itu sebenarnya tidak susah apabila
didukung oleh semua lapisan masyarakat dalam berbagai aktifitasnya di
masyarakat.

Keanekaragaman ras, suku, agama, dan budaya merupakan salah satu kekayaan
budaya yang dimiliki Indonesia yang disegani oleh Negara lain. Harusnya kita
bangga dengan keberagaman budaya yang kita miliki, buaknnya bangga dengan
bangga dengan budaya Negara lain.

Sebagai generasi jaman now mari kita kembalikan semangat kepemudaan yang
sempat luntur karena kuatnya arus globalisasi. Sebesar apapun arus globalisasi
memberikan pengaruh, apabila semangat nasionalisme kuat kita pegang dan juga
adat ketimuran kita belum luntur maka arus globalisai mampu kita filter dengan
bijak. Tidak ada yang salah dengan globalisasi namun bagaimana kita menyiikapi
arus tersebut dengan tepat tanpa meninggalkan adat ketimuran.

Jangan lupa dengan Pancasila kita yang kita miliki sebagai dasar Negara. Dasar
Negara merupakan kaki untuk berpijak kuat dan kokoh agar tidak mudah runtuh
dan dijajah oleh bangsa lain, tentunya Pancasila mempunyai peranan penting
dalam pembangunan bangsa Indonesia. Sumpah pemuda merupakan wujud
perjuangan Pancasila dalam mencapai cita-citra proklamasi kemerdekaan.

Pemuda jaman now diharapkan mewujudkan spirit nasionalisme sesuai dengan


makana Pancasila serta sumpah pemuda sehingga meminimalisir krisis moralitas
di tengah kuatnya arus globalisasi. Jadi bijak-bijaknya para pemuda jaman now
ketika beraktifitas di dunia maya, terutama jejaring social. Bawalah arus suasana
yang damai dan tenang dalam kehidupan di tengah masyarakat karena pemuda
merupakan tonggak perubahan bagi generasi milenium.

Generasi muda merupakan generasi yang digadang-gadang menjadi penerus


bangsa. Semangat persatuan dan kesatuan menjadi dasar dalam menjunjung tinggi
sikap nasionalisme serta nilai-nilai toleransi akan perbedaan. Presiden ketiga RI,
Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie pernah menyatakan bahwa awal kebangkitan
nasional dimulai dari lahirnya organisasi Budi Utomo.

"Kebangkitan nasional melahirkan kesadaran yang menjadi mata rantai


perjuangan rakyat Indonesia sebagai suatu bangsa, yakni tekad untuk memiliki
satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, ini dikenal dengan sumpah pemuda,"
pernyataan Habibie yang dikutip dari buku berjudul Renungan Bachruddin Jusuf
Habibie Membangun Peradaban" yang ditulis oleh Firdaus Syam.

Berkaca dari pernyataan BJ Habibie, pemuda merupakan kunci utama yang aktif
dalam melakukan pembaharuan besar. Hari kebangkitan nasional yang kita
peringati setiap tahunnya bukan hanya sekedar ucapan dan poster saja. Para
pemuda harus mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam memberikan
berbagai kontribusi bagi masyarakat yang positif tanpa membedakan suku, ras dan
agama.

Pada jaman teknologi belum modern, semangat nasionalisme itu sangat kental
sekali terlihat di berbagai aktifitas di tengah masyarakat seperti gotong royong,
ronda malam, lomba 17 Agustusan. Ketika di tengah masyarakat belum mengenal
TV, internet, android maka aktifitas apapun dilakukan di luar ruangan dan mau
tidak mau harus keluar rumah untuk saling bertemu membahas berbagai kegiatan
kepemudaan. Tidak ada perbedaan baik itu perempuan maupun laki-laki,ras, suku,
agama semua berbaur menjadi satu kesatuan.
Di jaman perjuangan melawan penjajah, para pemuda bersatu mengusir penjajah
untuk mempertahankan tanah air Indonesia tanpa membedakan latar belakang
para pemuda tersebut dari keluarga mana dan seperti apa. Apabila pada tahun
1928 Kebangkitan nasional dijadikan semangat untuk mewujudkan kemerdekaan,
namun saat ini momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional bisa dijadikan
sebagai harapan baru untuk kebangkitan dari paham radikalisme dan terorisme.

Dengan demikian, paham-paham yang kurang sesuai dengan Pancasila dan


kebhinekaan bisa dengan cepat dianulir pergerakannya dengan cepat. Memasuki
dunia globalisasi mendorong kita para pemuda mempelajari berbagai macam hal,
entah itu teknologi canggih maupun paham-paham radikal. Dengan berbagai bekal
ilmu pengetahuan dan etika ketimuran yang masih kita pegang, pemuda
diharapkan mampu memiliki filter dalam dirinya menghadapi pengaruh
globalisasi. Bukan justru menjadi actor yang membawa pengaruh kurang baik
bagi masyarakat di sekitarnya.

Media online dan internet adalah pengaruh yang sangat besar dan cepat sekali
bagi generasi muda jaman sekarang. Terbukti dengan jejaring social menjadi
penghubung para generasi muda di satu tempat dengan wilayah lainnya, sebut saja
Instagram dan Facebook, hampir semua orang memiliki akun di jejaring social
tersebut. Dengan bermodalkan jari jemari dan android maka berita akan mudah
tersebar di berbagai belahan dunia dengan waktu beberapa detik saja.

Segala sesuatu mempunyai sisi positif dan negatifnya. Dengan adanya jejaring
social kita bisa memetik sisi positifnya, berkomunikasi dengan teman, kerabat di
berbagai belahan dunia yang tidak bisa berjumpa karena jarak yang terlampau
jauh. Berbagai macam berita dan informasi bisa kita dapat hanya dalam waktu
beberapa detik saja dengan jejearing social yang ada di android.

Namun sangat disayangkan saat ini justru yang sedang diperbincangkan yaitu sisi
negative jejaring social. Berbagai isu dunia dan berita palsu, atau lebih sering kita
sebut hoax menjadi poin penting yang harus kita hilangkan dari bumi Indonesia.
Berbagai macam berita yang beredar di media massa terkadang tidak semuanya
berisi tentang kebenaran tapi begitu mudahnya generasi jaman now termakan isu
tersebut kemudian melanjutkan menyebarkannya lewat jejaring sosial tanpa
terlebih dahulu mengkonfirmasi akan kebenaran berita tersebut.

Berita hoax ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin memecah belah
persatuan dan kesatuan NKRI kita. Berita apapun disusupi dengan dengan hoax
serta ujaran kebencian sehingga memicu rasa kebencian satu sama lain.
Memutarbalikkan fakta dan berita seolah-olah menjadi hal yang bisa jaman now,
tanpa merekaa berpikir panjang apa akibat yang akan timbul di kemudian hari.
Tidak sedikit yang sudah tertangkap dan berurusan dengan pihak kepolisian hanya
karena masalah sepele yaitu bikin status di jejaring social.

Sebenarnya masalah utamanya bukan status yang dibuat oleh seseorang namun
kata-kata dalam status tersebut berisi ujaran kebencian, hoax, serta menimbulkan
provokasi bagi yang lain untuk ikut membenci hal yang tidak sesuai dengan
pemikiran mereka. Tidak peduli orang tersebut berprofesi PNS maupun
masyarakat sipil, tetap saja semua mendapatkan sanksi yang sama.

Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE nomor 11 tahun
2008 mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi secara
umum. Dengan adanya UU ITE tersebut sangat jelas sekali bahwa segala sesuatu
yang kita lakukan di media online dan jejaring social harus dipertanggung
jawabkan.

Momen kebangkitan nasional ini mari kita jadikan sebagai tonggak perubahan
untuk para pemuda agar kembali menyatukan kembali rasa nasionalisme yang
pernah ada. Menanamkan rasa cinta tanah air itu sebenarnya tidak susah apabila
didukung oleh semua lapisan masyarakat dalam berbagai aktifitasnya di
masyarakat.

Keanekaragaman ras, suku, agama, dan budaya merupakan salah satu kekayaan
budaya yang dimiliki Indonesia yang disegani oleh Negara lain. Harusnya kita
bangga dengan keberagaman budaya yang kita miliki, buaknnya bangga dengan
bangga dengan budaya Negara lain.

Sebagai generasi jaman now mari kita kembalikan semangat kepemudaan yang
sempat luntur karena kuatnya arus globalisasi. Sebesar apapun arus globalisasi
memberikan pengaruh, apabila semangat nasionalisme kuat kita pegang dan juga
adat ketimuran kita belum luntur maka arus globalisai mampu kita filter dengan
bijak. Tidak ada yang salah dengan globalisasi namun bagaimana kita menyiikapi
arus tersebut dengan tepat tanpa meninggalkan adat ketimuran. Jangan lupa
dengan Pancasila kita yang kita miliki sebagai dasar Negara.

Dasar Negara merupakan kaki untuk berpijak kuat dan kokoh agar tidak mudah
runtuh dan dijajah oleh bangsa lain, tentunya Pancasila mempunyai peranan
penting dalam pembangunan bangsa Indonesia.

Sumpah pemuda merupakan wujud perjuangan Pancasila dalam mencapai cita-


citra proklamasi kemerdekaan. Pemuda jaman now diharapkan mewujudkan spirit
nasionalisme sesuai dengan makana Pancasila serta sumpah pemuda sehingga
meminimalisir krisis moralitas di tengah kuatnya arus globalisasi.
Jadi bijak-bijaknya para pemuda jaman now ketika beraktifitas di dunia maya,
terutama jejaring social. Bawalah arus suasana yang damai dan tenang dalam
kehidupan di tengah masyarakat karena pemuda merupakan tonggak perubahan
bagi generasi milenium.
TUGAS PKN

Disusun Oeleh :

Kelompok 7

Anggota Kelompok :
Ripa Rahmawati
Cita Lestari
Elsa Nuraeni
Devi
Kls : VIII A

SMP PGRI CILILIN

Anda mungkin juga menyukai