Anda di halaman 1dari 24

Khutbah Jumat #8: Empat

Pertanyaan di Hari Kiamat


Penulis
Diunggah: Ferry Yudi
-
Mei 18, 2018
2
18440

Foto ilustrasi padang mahsyar diambil dari tarbiahmoeslim.word


KLIKMU.CO

Oleh : Moh.Helman Sueb*

‫للِِ ْال َح ْم َد ِإن‬


ِ ُ‫لل َونَعُ ْوذُ َونَ ْست َ ْغف ُِرهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ نَحْ َم ُده‬ ُ ‫ت أ َ ْنفُ ِسنَا‬
ِ ‫ش ُر ْو ِر ْنِِم ِبا‬ َ ‫فَلَ للاُ ْه ِد ِه َِي َم ْن أ َ ْع َما ِلنَا َو‬
ِ ‫سيئ َا‬
‫ضل‬ ِ ‫ضل ِْل َو َم ْن لَهُ ُم‬
ْ ُ‫ِي فَلَ ي‬ َ ‫ع ْب ُدهُ ُم َحمدًا أَن أ َ ْش َه ُد َِو للاُ ِإل ِإلهَ لَ أ َ ْن أ َ ْش َه ُد لَهُ هَاد‬ َ ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫َو َر‬
‫صل اَلل ُهم‬ َ ‫سل ْم‬ َ ‫على َو‬ َ ‫على ُم َحمد‬ ْ َ ‫سان ت َ ِبعَ ُه ْم َو َم ْن ِوأ‬
َ ‫ص َحا ِب ِه آ ِل ِه َو‬ َ ْ‫الديْن يَ ْو ِم ِإلَى ِبإِح‬.
‫للا اتقُوا آ َمنُ ْوا الذَيْنَ يَاأَي َها‬
َ ‫ُم ْس ِل ُم ْونَ َوأ َ ْنت ُ ْم ِإل ت َ ُم ْوتُن َولَ تُقَاتِ ِه َحق‬
‫للا اتقُوا آ َمنُ ْوا ال ِذيْنَ يَاأَي َها‬
َ ‫س ِد ْيدًا قَ ْولً َوقُ ْولُ ْوا‬ ْ ُ‫للا يُطِ ِع َو َم ْن ذُنُ ْوبَ ُك ْم َويَ ْغف ِْرلَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم ُك ْم َِل ي‬
َ ْ‫صلِح‬ َ ُ‫س ْولَه‬
ُ ‫َو َر‬
َ ‫بَ ْع ُد أَما‬
‫ا فَ ْو ًزا فَازَ فَقَ ْد‬،‫عظِ ْي ًم‬
‫ص َدقَ فَأِن‬ْ َ‫ث أ‬ِ ‫َاب ْال َح ِد ْي‬ ِ ‫ى ْال َهد‬
ِ ، ‫ْى َو َخي َْر‬
ُ ‫للا ِكت‬ َ ‫علَ ْي ِه للا‬
ُ ‫صلى ُم َحمد َه ْد‬ َ ‫سل َم‬ َ ‫ات ُ َها َِ ُمحْ َدث اْأل ُ ُم ْو ِر َوشَر‬،
َ ‫و‬،
‫عة ُمحْ َدثَة َو ُكل‬َ ‫عة َو ُكل بِ ْد‬ َ ‫ضلَلَةً بِ ْد‬
َ ، ‫ضلَلَ ِة َوكُل‬ َ ‫النار فِي‬

Hadirin yang berbahagia !


Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan Allah Subhaanhu wa
Ta’ala untuk hadir di majlis yang berbahagia ini dan bersimpuh di
hadapan-Nya sebagai bentuk ketaatan kita kepada-Nya . Semoga
shalawat dan salam tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam , nabi akhir zaman yang
menuntun kita ke jalan yang diridloi-Nya , sehingga kita tetap
istiqomah dan memiliki kesadaran dalam melaksanakan ajaran
Islam.
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah ! !

Allah Subhaanahu wa Ta’ala memberikan nikmat kepada para


hambanya, maka Diapun memberikan peringatan akan datangnya
hari pembalasan , yang pada waktu itu apa saja yang kita lakukan
selama hidup di dunia , akan ditanyakan oleh Allah Subhaanahu wa
Ta’ala , tanpa ada yang membantunya . dan p tidak ada pula yang
mampu memberi manfaat maupun suap Sebagaimana firman-Nya :
ْ‫عن نَ ْفس تَجْ ِزي لَّ يَ ْوما ً َواتَّقُوا‬ َ َ‫عة َِش مِ ْن َها يُ ْقبَ ُل َول‬
َ ‫شيْئا ً نَّ ْفس‬ َ ‫عدْل مِ ْن َها يُؤْ َخذُ َولَ فَا‬
َ َ‫ص ُرونَ ُه ْم َول‬
َ ‫يُن‬
﴿٤٨﴾

Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu)
seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan
(begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan daripadanya, dan
tidaklah mereka akan ditolong.Ak-Baqarah : 48 .

Maka berbahagialah bagi mereka yang sejak awal mempersiapkan


bekal untuk hari kiamat, dengan menabur amal sholeh dan berhati-
hati dalam kehidupan sehari-hari . Sebab, Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam , menjelaskan tentang perkara-perkara yang akan
ditanyakan pada hari kiamat, beliau bersabda :

«َ‫عبْد قَ َد َما ت َُزو ُل ل‬ َ ‫ع ْن يُ ْسأ َ َل َحتَّى ْال ِقيَا َم ِة يَ ْو َم‬ َ ‫ع ْن فَعَ َل فِي َما ع ِْلمِ ِه َو‬
َ ‫ع ْن أ َ ْفنَاهُ فِي َما ع ُْم ِر ِه‬ َ ‫أَيْنَ مِ ْن َما ِل ِه َو‬
َ َ ‫ع ْن أ َ ْنفَقَهُ َوفِي َما ا ْكت‬
ُ‫سبَه‬ َ ‫»أ َ ْبلَهُ فِي َما ِجسْمِ ِه َو‬

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari
kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang
umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia
mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan
ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa
digunakannya”.

Hadirin yang berbahagia !


Pada hadist di atas terkandung empat hal yang akan ditanya pada
hari kiamat , Pertama : Untuk apa umurnya dihabiskan . Hidup kita
di dunia ini ada batasnya, dibatasi oleh waktu , suatu saat kita akan
meninggalkan apa dan siapa saja yang sangat kita cintai, .kitapun
tidak tahu berapa tahun menikmati hidup di dunia ini. Panjangnya
umur tidak menjamin masuk surga, sebaliknya pendeknya umur
bukan pertanda akan masuk neraka. Di samping itu, ketika kita
meninggal dunia , nama kitapun lama-lama akan tenggelam dan
tidak disebut , sekalipun orang yang kita cintai. Dalam pada itu
Rasulullah Shalawallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

‫ع ْن‬َ ‫ع ْب ِد‬ ِ َّ ‫أ َ َّن عنه للا رضي بُسْر ب ِْن‬


َ ‫َللا‬ ‫سو َل يَا قَا َل أَع َْرا ِبيًّا‬ ِ َّ ‫اس َخي ُْر َم ْن‬
ُ ‫َللا َر‬ َ ‫ُرهُ ُِعُم‬
ِ َّ‫طا َل َم ْن« قَا َل الن‬
َ‫ع َملُهُ َو َحسُن‬َ ‫اس‬ َ ُ‫ع ُْم ُره‬
ِ َّ‫طا َل َم ْن َوش َُّرالن‬ ‫سا‬ َ ‫ع َملُهُ َء َو‬ َ » ‫الترمذى رواه‬

Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ada


seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?”
beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik
amalannya.Dan seburuk-buruk manusia siapa yang panjang
umurnya dan buruk amalnya” Hadits riwayat Tirmidzi.
Dunia adalah tempat menabur amal, maka akan menyesal bagi
mereka yang tidak melakukannya, Allah Subhaanhu wa Ta’ala juga
mengingatkan:

َ ‫ص‬
‫ط ِر ُخونَ َو ُه ْم‬ ْ َ‫صالِحا ً نَ ْع َم ْل أ َ ْخ ِرجْ نَا َربَّنَا فِي َها ي‬ َ ‫تَذَ َّك َر َمن فِي ِه ُِيَتَذَ َّكر َّما نُعَ ِم ْر ُكم أ َ َولَ ْم نَ ْع َم ُل ُكنَّا الَّذِي‬
َ ‫غي َْر‬
ُ ‫ِلظالِمِينَ فَ َما فَذُوقُوا النَّذ‬
‫ِير َو َجاء ُك ُم‬ َّ ‫صير مِ ن ل‬ ِ َّ‫﴿ ن‬٣٧﴾

37. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami,
keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh
berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami
tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk
berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang
kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami)
dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun..
Faathir : 37
Berbahagialah bagi siapa saja yang dapat memanfaatkan umurnya
untuk menabur amal sholeh , dan celakalah bagi mereka yang
menggunakannya untuk berbuat kerusakan di atas bumi. Alhasil
kita akan tergolong sebagai manusia terbaik , bila dalam
kesempatan hidup itu , kita pandai memanfaatkannya umur kita
sesui kehendak Allah Subhaanhu wa Ta’ala.

Hadirin yang berbahagia !


Perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat yang Kedua ,
adalah : “ Untuk apa ilmu yang telah dimiliki ? . Ilmu adalah kunci
utama dalam menjalani kehidupan, artinya bila kita menginkan
sesuatu urusan dunia maka diperlukan ilmu, demikian juga bila kita
menginginkan pahala akhirat diperlukan ilmu.. Maka jika ilmu itu
bermanfaat akan menjadi sumber ketenangan hidup, yang
disebabkan dalam diri pemiliknya ada rasa takut dan ketundukan
total kepada Allah Subhaanahu wata’ala. Ilmu itu akan selalu
dimanfaatkan untuk hal-hal yang dianjurkan oleh agama ,
sedangkan jika Ilmu itu digunakan untuk membohongi atau menipu
orang lain , menistakan agamanya sendiri dapat digolongkan ilmu
yang tidak bermanfaat, sehingga dapat disimpulkan ilmu yang tidak
bermanfaat akan membawa kesengsaraan hidup , yang disebabkan
pemiliknya sangat kering dari ajaran agama. Maka tepatlah do’a
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi salam
kepada kita . “ Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu
ilmu yang bermanfaaat , rezki yang baik halal lagi. Serta amal yang
diterina. “ Hr.Ahmad dan Ibnu Majah.

Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Orang yang paling cerdas


adalah orang yang selalu mengendalikan hawa nafsunya dan
beramal sholeh untuk kehidupan setelah kematian….”(HR.
ImamTarmizi ).

Semoga ilmu yang kita miliki mampu member manfaat pada diri
sendiri, keluarga maupun orang lain.
Hadirin yang berbahagia !
Perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat yang ketiga adalah
, Tentang Dari mana harta dan untuk apa dibelanjakan. ? Mencari
anugrah Allah Subhaanhu wa Ta’ala tidaklah dilarang bahkan
diperintah. Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah memberikan
peringatan , sebagaimana firman-Nya:

‫اس أَيُّ َها يَا‬


ُ َّ‫ض فِي مِ َّما ُكلُواْ الن‬
ِ ‫طيِبا ً َحلَلً األ َ ْر‬
َ َ‫ت تَتَّبِعُواْ َول‬ ُ ‫ان ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬ ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫عدُو لَ ُك ْم ِإنَّهُ ال‬
َ ‫﴿ ُّمبِين‬١٦٨﴾

168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdmakanan yang halal dan , dan menjadi kewajiban
umencarinya dengan jalan yang halal pula.apat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

QS>Al-Baqarah: 168Dengan kasih sayang Allah Subhaanhu wa


Ta’ala , telah memerintahkan manusia untuk makan yang halal lagi
baik, mafhumnya kita diperintahkan untuk memperoleh makanan
tersebut dengan jalan yang halal lagi baik pula. Halalnya makanan ,
dan cara mencarinya sangat ditekankan pada ayat ini, sehingga kita
wajib makan harta yang halal Maka jika sewaktu di dunia kita selalu
memperhatikan makanan yang kita makan dan cara mencarinya ,
tentu akan menyelamatkan kita dari pertanyaan pada hari kiamat.

Hadirin yang dirahmati Allah Subhaanahu wa Ta’ala!

Pertanyaan keempat: untuk apa badan-mu digunakan? Manusia


dikaruniai Allah Subhaanahu wa Ta’ala jasad yang sempurna yang
disertai panca indra, akal pikiran an hati.Karenya mesti
dimanfaatkan untuk mengabdi kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala
.
Dia pun melarang kita menjatuhkan diri ke lembah kesengsaraan
dan kebinasaan.’Oleh karena itu Allah Subhaanahu wa Ta’ala
mengharamkan narkoba, minuman keras , berzina, begadang yang
sia-sia. Serta segala sesuatu yang membahayakan.Allah
Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

ْ‫س ِبي ِل فِي َوأَن ِفقُوا‬ ِ َ‫َللا ِإ َّن َوأَحْ ِسنُ َواْ الت َّ ْهلُ َك ِة ِإلَى ِبأ َ ْي ِدي ُك ْم ت ُ ْلقُواْ َول‬
َ ‫َللا‬ َ ُّ‫﴿ ْال ُمحْ ِسنِينَ يُحِ ب‬١٩٥﴾

195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan


janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik.Al-Baqarah : 195.

Hadirin yang berbahagia !


Alhamdulillah kita masih sempat untuk bermuhasabah diri akan
kekurangan kita,, Semoga ilmu, umur, harta dan badan yang kita
miliki , dapat kita manfaatkan dan mendapatkan ridlo Allah
Subhaanhu wa Ta’ala.

َ‫ارك‬ َ َ‫ِي للُ ا ب‬ ْ ‫ا السَّمِ ْي ُع َو ُِه نَّهُ إِ لحْ َِ ِكي ِْم ا ِذ ْك ِر مِ ْن فِ ْي ِه ِبمَِ ا ْم ُِك يَّا إِ َو َونَفعَن ِْي ْلعَظِ ي ِْم ا ِن‬
ْ ‫االقُ ْرأ َ في ِ َولَ ُك ْم ل‬
‫ْلعَ ِل ْي ُم‬

Khutbah Kedua:

‫ِل ْال َح ْم ُد‬


ِ ِ ‫ِي‬ْ ‫س َل الَّذ‬
َ ‫سولَهُ أ َ ْر‬ُ ‫ِين بِ ْال ُه َدى َر‬
ِ ‫ق َود‬ ِ ‫ُظ ِه َره ْال َح‬
ْ ‫علَى ُِ ِلي‬ َ ‫ين‬ ِ ‫َل أ َ ْن ْش َه ُد َِأ ْال ُم ْش ِر ُكونَ ك َِرهَ َولَ ْو ُك ِل ِه ال ِد‬
َّ ُ‫ع ْب ُدهُ ُم َح َّمدًا أ َ َّن َوأ َ ْش َه ُد لَهُ ش َِريكَ َل َوحْ َده‬
َ‫َللاُ إِ َّل إِلَه‬ َ ُ‫سولُه‬ُ ‫ص ِل اَللَّ ُه َّم َو َر‬
َ ‫س ِل ْم‬ َ ‫علَى َو‬ َ ‫علَى َح َّمد ُِم نَبِيِنَا‬ َ ‫آ ِل ِه َو‬
‫صحْ بِ ِه‬َ ‫بَ ْعد أ َ َّما أَجْ َم ِعيْنَ َو‬

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhaanahu wa Ta’ala !


Marilah kita menundukkan kepala untuk memohon kepada Allah
Subhaanahu wa Ta’ala , yang telah memberikan nikma-nikmat-Nya
‫‪, agar kita senantiasa mendapatkan petunjuk , perlindungan , dan‬‬
‫‪ampunan dalam mengarungi kehidupan‬‬

‫صلُّ ْونَ َو َملَئِ َكتَهُ للاَ إِ َّن‬ ‫علَى يُ َ‬ ‫صلُّ ْوا َءا َمنُ ْوا الَّ ِذيْنَ أَيُّها َ يَا ‪،‬النَّ ِبي ِ َ‬
‫علَ ْي ِه َ‬ ‫‪.‬ت َ ْس ِل ْي ًما َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا َ‬
‫ص ِل اَللَّ ُه َّم‬
‫علَى َ‬ ‫علَى ُم َح َّمد َ‬ ‫صلَّيْتَ َك َما ُم َح َّمد آ ِل َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ار ْك ‪ِ ، ِ.‬إب َْرا ِهي َْم آ ِل َو َعلَى ِإب َْرا ِهي َْم َ‬
‫علَى َوبَ ِ‬
‫ُم َح َّمد َ‬
‫علَى‬ ‫ار ْكتَ َك َما ُم َح َّمد آ ِل َو َ‬‫علَى بَ َ‬‫ع َلى ِإب َْرا ِهي َْم َ‬ ‫‪َ .‬م ِجيْد َحمِ يْد ِإنَّكَ ‪ِ ،‬إب َْرا ِهي َْم آ ِل َو َ‬
‫ت ل ِْل ُم ْس ِلمِ يْنَ ا ْغف ِْر اَللَّ ُه َّم‬
‫‪،‬و ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫َِو ْال ُمؤْ مِ ن َو ْال ُمؤْ مِ نِيْنَ َ‬
‫ت َ‬ ‫ت مِ ْن ُه ْم اْألَحْ يَاءِ ا ِ‬
‫‪،‬واْأل َ ْم َوا ِ‬
‫سمِ ْيع ِإنَّكَ َ‬
‫ْب قَ ِريْب َ‬
‫ُم ِجي ُ‬
‫ت‬ ‫ع َوا ِ‬ ‫‪.‬الد َ‬
‫سبَقُونَا الَّذِينَ َو ِ ِِل ْخ َوا ِننَا لَنَا ا ْغف ِْر َربَّنَا‬ ‫ان َ‬ ‫اِلي َم ِ‬ ‫َرؤُوف نَّكَ ِِإ َربَّنَا آ َمنُوا ِللَّذِينَ غِلً قُلُوبِنَا فِي َ‬
‫ع ْلِْت َج َو َل بِ ْ ِ‬
‫َّرحِ يم‬
‫ظلَ ْمنَا َربَّنَا‬ ‫ْالخَاس ِِرينَ مِ نَ لَنَ ُكون ََّن َوت َْر َح ْمنَا لَنَا ت َ ْغف ِْر لَّ ْم َوإِن أَنفُ َ‬
‫سنَا َ‬
‫سنَةً الد ْنيَا فِي َءاتِنَا َربَنَا‬‫سنَةً اْألَخِ َرةِ َوفِي َح َ‬ ‫اب َوقِنَا َح َ‬ ‫عذَ َ‬‫ار َ‬‫ِل َو ْال َح ْم ُد ‪.‬الن ِ‬ ‫‪ْ .‬العَالَمِ ينَ َر ِ‬
‫ب ِ َّ ِ‬

‫‪https://klikmu.co/khutbah-jumat-8-empat-pertanyaan-di-hari-kiamat/‬‬
Khutbah Jum’at ; Ujian Dahsyat
Terhadap Keimanan di Akhir Zaman
Ujian Keimanan di Akhir Zaman

An-Najah.net – Salah satu keistimewaan umat akhir zaman adalah


menjadi saksi kebenaran ayat-ayat Allah dan nubuwat Rasulullah SAW.
Para sahabat dan generasi salaf tidak menyaksikan kejadian-kejadian
akhir zaman.

Tetapi mereka yakin dengan kabar yang dibawa Rasulullah SAW


tersebut. Sedangkan kita yang hidup di akhir zaman ini, melihat sendiri
dengan mata kepala kita. Semoga hal ini semakin menambah keimanan
kita tentang kebenaran risalah Rasulullah SAW.

Hari ini kita melihat satu persatu tanda hari kiamat terjadi. Salah satunya
ialah ujian keimanan yang sangat berat. Rasulullah SAW
menggambarkan banyak manusia yang paginya mukmin, sorenya kafir.
Atau sorenya mukmin, kemudian di pagi hari menjadi kafir.
ْ ‫طع اللَّ ْي ِل ْال ُم‬ َّ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ِ‫ أ َ َّن النَّب‬:َ ‫َع ْن أَبِي ه َُري َْرة‬
‫الر ُج ُل‬
َّ ‫صبِ ُح‬
ْ ُ‫ظ ِل ِم ي‬ ِ َ ‫سل َم قَا َل بَاد ُِروا فِتَنًا َك ِق‬ َ ‫ي‬
‫ض ِم ْن الدُّ ْنيَا‬ ٍ ‫ص ِب ُح َكا ِف ًرا يَبِي ُع دِينَهُ بِعَ َر‬ ْ ُ‫ُمؤْ ِمنًا َوي ُْمسِي َكا ِف ًرا َوي ُْمسِي ُمؤْ ِمنًا َوي‬
Dari Abu Hurairah yang meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,
“Bersegeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti sepenggal
malam gelap gulita. Seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di
waktu sore telah kafir. Di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir. Ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia.” (HR. Ahmad: 8493).

Hadis ini menerangkan betapa dashyat dan beratnya ujian keimanan di


akhir zaman. Iman menjadi labil. Di waktu pagi masih beriman. Di
waktu petang tiba-tiba menjadi kafir. Ada pula seseorang yang beriman
di waktu petang. Tapi tiba-tiba pada esok harinya telah menjadi kafir.
Kerusakan iman tersebut terjadi begitu cepat.
Iman yang begitu mahal bisa gugur dalam satu malam atau satu hari saja.
Begitu banyak dan tanpa disadari banyak orang menggadaikan imannya
untuk mendapatkan sedikit harta dunia. Mereka lebih mencintai dunia
daripada iman dan akhirat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Semua itu terjadi karena ummat Islam sudah tidak lagi peduli dengan
agamanya. Mereka mengucapkan kalimat atau melakukan perbuatan
yang menyebabkan kafir karena ingin mendapatkan dunia.

Mereka mencela Allah ta’ala, mencela Rasulullah SAW, meninggalkan


shalat, menghalalkan zina, atau menghalalkan khomer. Semua itu hanya
dalam rangka mendapatkan dunia.

Atau karena bayaran beberapa lembar rupiah, banyak orang bergabung


ke barisan orang kafir untuk memerangi Islam. Mereka jadikan orang
kafir sebagai wali dan meninggalkan orang-orang beriman.

Dari berbagai ujian keimanan akhir zaman tersebut


bisa kita ringkas menjadi beberapa poin. Antara lalin:
Pertama, perpecahan umat Islam.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

َ َ‫س ْبعِينَ ِملَّةً َوإِ َّن َه ِذ ِه ْال ِملَّة‬


‫ست َ ْفت َِر ُق‬ ِ ‫أَالَ إِ َّن َم ْن قَ ْبلَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْه ِل ْال ِكت َا‬
َ ‫ب ا ْفت ََرقُوا َعلَى ثِ ْنتَي ِْن َو‬
ُ‫ِي ْال َج َما َعة‬ َ ‫احدَة ٌ ِفي ْال َجنَّ ِة َوه‬ ِ ‫ار َو َو‬ِ َّ‫س ْبعُونَ ِفي الن‬َ ‫َان َو‬ ِ ‫س ْبعِينَ ثِ ْنت‬ َ ‫ث َو‬ ٍ َ‫َعلَى ثَال‬

“Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab itu


berpecah-belah menjadi tujuh puluh dua golongan dan sesungguhnya
umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, yang
tujuh puluh dua golongan di dalam neraka sedang yang satu di dalam
surga, yaitu Al-Jama’ah….” HR. Abu Dawud dan Ahmad.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Inilah salah satu perbedaan mendasar antara kondisi Muslimin pada


masa Rasulullah SAW dan para sahabat, dengan umat Islam saat ini.
Dulu kaum muslimin hidup terpimpin, satu jama’ah dan satu komando
dari Rasulullah SAW atau khalifah sebagai pemimpin umat.
Namun saat ini umat Islam terpecah dalam kelompok-kelompok,
terkotak-kotak dalam sekat teritorial negara. Saling membanggakan
mazhab, saling menghujat, dan berbagai sikap dan perilaku yang
mengarah pada ikhtilaf dan tafarruq. Padahal Allah ta’ala telah melarang
hal tersebut dan mengancam dengan adzab yang pedih:

‫ٌٌ َوال ت َ ُكونُوا َكالَّذِينَ تَفَ َّرقُوا َوا ْختَلَفُوا ِم ْن بَ ْع ِد َما َجا َء ُه ُم ْالبَيِِّنَاتُ َوأُولَئِكَ لَ ُه ْم َعذَابٌ َع ِظيم‬

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang berpecah belah dan


berselisih setelah datang kepada mereka keterangan yang nyata, bagi
mereka azab yang pedih”. (QS. Ali Imran:105).

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Sebagai seorang muslim haruslah selektif dalam bergabung pada sebuah


jama’ah. Karena begitu banyak kelompok kelompok kaum muslimin
yang mengaku mengajak pada kitabullah dan sunnah Rasulu Nya, tetapi
malah menyimpang dari kebenaran.

Yang lebih hati hati lagi adalah munculnya berbagai gerakan gerakan
sesat. Para pemimpin gerakan tersebut mengaku sebagai seorang nabi,
padahal tidak ada nabi setelah nabi Muhammad sallallahu alaihi
wasallam.

Kedua, banyaknya para penyeru pada pintu-pintu


jahannam.
Dalam sebuah hadits panjang dari sahabat Huzaifah bin Yaman,
Rasulullah SAW bersabda;

:َ‫ قَال‬. ‫ص ْف ُه ْم لَنَا‬ ُ ‫ب َج َهنَّ َم َم ْن أ َ َجابَ ُه ْم إِلَ ْي َها قَذَفُ ْوهُ فِي َها قُ ْلتُ يَا َر‬
ِ َّ ‫سو َل‬
ِ ‫َّللا‬ ِ ‫قَا َل نَعَ ْم دُ َعاة ٌ َعلَى أَب َْوا‬
‫ُه ْم ِم ْن ِج ْلدَتِنَا َويَت َ َكلَّ ُمونَ بِأ َ ْل ِسنَتِنَا‬

“Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang


mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa mengikuti ajakan
mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu.” Aku
bertanya: “Ya Rasu lullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada
kami.” Rasululah menjawab: “Mereka itu dari kulit-kulit kita dan
berbicara menurut lidah-lidah (bahasa) kita”. (HR.Bukhari, Muslim dan
Ibnu Majah.
Hari ini nubuwat tersebut benar-benar nyata. Lihat dan perhatikan baik-
baik apa yang terjadi di sekeliling kita. Banyak sekali mereka yang
memperlihatkan dirinya sebagai seorang muslim yang saleh. Tetapi
hatinya bak serigala, lisannya penuh fitnah dan kalimat-kalimatnya
mengajak kepada kesesatan. Ada yang mengingkari hadits Rasulullah
SAW, ada yang ingin merenovasi syariat Islam, ada yang meragukan
kebenaran Islam sebagai solusi memperbaiki bangsa dan lain sebagainya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Ketiga, fitnah syubhat dan syahwat.


Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits;

‫ َوقَا َل‬. ‫احبِ ِه‬


ِ ‫ص‬ ُ ‫ارى ْال َك ْل‬
َ ‫ب ِل‬ َ ‫سيَ ْخ ُر ُج ِم ْن أ ُ َّمتِي أ َ ْق َوا ٌم ت َ َج‬
َ ‫ارى بِ ِه ْم تِ ْلكَ األ ْه َوا ُء َك َما يَت َ َج‬ َ ُ‫َوإِنَّه‬
َُ‫ص ٌل إِالَّ دَ َخله‬ ْ
ِ ‫احبِ ِه الَ يَ ْبقَى ِم ْنهُ ِع ْر ٌق َوالَ َمف‬ ِ ‫ص‬ َ ِ‫ب ب‬ ْ ْ
ُ ‫ ال َكل‬:‫َع ْم ُرو‬

“….dan sesungguhnya akan ada dari umatku beberapa kaum yang


dijangkiti oleh hawa nafsu sebagaimana menjalarnya penyakit anjing
gila dengan orang yang dijangkitinya, tidak tinggal satu urat dan sendi
ruas tulangnya, melainkan dijangkitinya.” (HR. Abu Dawud dan
Ahmad).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Fitnah syahwat benar-benar telah sampai pada titik memprihatinkan.


Manusia berlomba-lomba mengumbar syahwat. Syahwat perut, jabatan,
harta dan wanita. Inilah masa yang ujian bagi orang-orang mukmin
menjadi sangat berat. Kalaupun ia selamat, bisa jadi anak dan istrinya
terjerumus ke dalam lingkaran fitnah syahwat. Dunia saat ini
diperlihatkan keindahannya sehingga membuat mata kita tak berkedip
dan membuat nafsu kita bergejolak.

Fitnah syubhat, kekaburan dalam memahami agama ini. Sehingga yang


kebenaran akan dikatakan kebatilan, sedangkan kebatilan dikatakan
sebagai kebenaran. Sebagaimana akhir zaman ini banyak orang-orang
yang tidak faham agama mereka berusaha melegalkan LGBT, Kumpul
Kebo dan Khamer. Sementara mereka yang melakukan amar makruf
nahi munkar malah dituduh sebagai pembuat kerusakan.
Maka jalan keluar ketika terjadi kedua fitnah ini. Ketika terkena fitnah
syahwat adalah dengan mengedepankan sabar. Kemudian ketika
menghadapi syubhat ini harus dihadapi dengan ilmu untuk mematahkan
argumen mereka.

Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah,

Setidaknya tiga hal di atas yang dihadapi oleh umat akhir zaman, dan itu
adalah ujian keimanan bagi mereka. Menyaring manusia mana yang
tetap istiqomah, serta mana yang mundur dari barisan keimanan. Semoga
kita semua, termasuk pada golongan yang istiqomah pada al haq.

‫ أَقُ ْو ُل‬. ‫ت َوال ِذِّ ْك ِر ْال َح ِكيْم‬


ِ ‫ َونَفَعَنِي َو إِيا َّ ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اْ ََليَا‬. ‫آن اْلعَ ِظي ِْم‬
ِ ‫اركَ هللاُ ِلي َولَ ُك ْم فِي اْلقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
َّ ْ َ َ
‫ فا ْستغ ِف ُر ْوهُ إِنهُ ه َُو‬. ‫ب‬ ْ َ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ
ٍ ‫قَ ْو ِلي َهذا َوأ ْستغ ِف ُر هللاَ العَ ِظيْم ِلي َولك ْم َو ِلل ُم ْس ِل ِميْنَ ِمن ك ِل ذن‬
ِّ ْ َ َ
َّ ‫اْلغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِحيْم‬

https://www.an-najah.net/ujian-dahsyat-terhadap-keimanan-di-akhir-zaman/

Persiapan Menuju Hari Akhir


Minan

July 18, 2011

Bersih Hati

1 Comment

Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat kepada kaum muslimin


untuk senantiasa mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang
sesungguhnya di akhirat. Surga sebagai balasan bagi orang-orang
yang telah mempersiapkan bekal dengan baik, dan neraka sebagai
tempat kembali yang buruk dan diperuntukkan bagi orang-orang
yang lalai semasa hidupnya di dunia. Semoga Allah senantiasa
membimbing umat Islam untuk senantiasa taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. Semoga khutbah Jumat ini
bermanfaat. [Redaksi khotbahjumat.com]

***

KHUTBAH PERTAMA

‫ق ا ْل َم ْوتَ َوا ْل َحيَاةَ هليَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم‬ َ َ‫ا ْل َح ْم ُد هلِله الَّذهي َخل‬
ً‫اض َحة‬ ‫ق َو ه‬ َ ‫ط َرائه‬ َ ‫ص ْو هل إهلَ ْي هه‬ ُ ‫ع َمالً َو َجعَ َل هل ْل ُو‬ َ ‫س ُن‬ َ ‫أ َ ْح‬
ُ‫ش َه ُد أ َ ْن الَّ هإلَهَ هإالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش هَر ْي َك لَه‬ ْ َ ‫ أ‬.ً‫سبُال‬ ُ ‫َو‬
‫ش َه ُد أ َ َّن‬ْ َ ‫ َوأ‬،ً‫ان نُ ُزال‬ ‫ش َها َدةً نَ ْر ُج ْو هب َها عَا هل َي ا ْل َجنَ ه‬ َ
،ً‫سبُال‬ ُ ‫ق هد ْينًا َوأ َ ْهدَا ُه ْم‬ ‫ أ َ ْق َو ُم ا ْل َخ ْل ه‬،ُ‫س ْولُه‬ َ ً ‫ُم َح َّمدا‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬
‫ أ َّما‬.ً‫س هل ْيما‬ ْ َ ‫سلَّ َم ت‬
َ ‫ َو‬،‫ص ْح هب هه‬ َ ‫علَى آ هل هه َو‬ َ ‫علَ ْي هه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ
‫بَ ْع ُد‬:
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang


menjadikan hidup dan mati, untuk menguji hamba-hamba-Nya
sehingga terbedakan siapa yang paling baik amalannya di antara
mereka. Begitu pula kita memuji Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Rabb yang menciptakan manusia untuk beribadah kepada-
Nya dan memuliakan hamba-hamba-Nya yang menaati-Nya. Maka,
sungguh berbahagialah orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.
Dan sungguh merugilah orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang
mulia, sayyidina Muhammad ibn ‘Abdillah, keluarganya, para
sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jalannya.

Hadirin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia ini ibarat tempat


penyeberangan yang sedang dilalui oleh orang-orang yang hidup di
dalamnya. Setiap orang akan melewati dan meninggalkannya, lalu
menuju kehidupan yang sesungguhnya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala menjadikan dunia ini sebagai tempat beramal dan akhirat
sebagai tempat pembalasan amalan. Maka setiap orang yang
beramal, dia akan melihat balasannya. Dan orang yang lalai akan
menyesali perbuatannya. Setiap orang yang menjalani kehidupan
dunia ini akan ada saat berakhirnya. Hari pembalasan pasti akan
datang, dan apa saja yang akan datang adalah sesuatu yang dekat.
Maka, janganlah kita tertipu dengan gemerlapnya kehidupan dunia
yang sementara ini, sehingga melalaikan dari kehidupan yang
sesungguhnya di akhirat nanti.

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,


Ingatlah, bahwa kematian adalah suatu kepastian yang akan
menimpa seseorang. Kematian akan memisahkan dirinya dari
keluarga, harta, serta tempat tinggalnya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah memberitakan melalui firman-Nya, bahwa di antara
manusia ada yang akan mendapatkan pertolongan dan mendapatkan
kabar gembira pada saat kematiannya, serta ada pula yang
merasakan ketakutan yang luar biasa. Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyebutkan keadaan orang-orang yang bahagia saat
kematiannya dalam firman-Nya,

‫علَ ْي هه ُم ا ْل َمالَ هئكَةُ أَآلت َ َخافُوا َوالَت َ ْح َزنُوا َوأ َ ْبش ُهروا‬َ ‫تَتَنَ َّز ُل‬
‫ نَ ْح ُن أ َ ْو هليَا ُؤ ُك ْم فهي ا ْل َحيَا هة‬. ‫ُون‬
َ ‫عد‬ َ ‫هبا ْل َجنَّ هة الَّتهي كُنت ُ ْم تُو‬
ُ ُ‫شت َ ههي أَنف‬
‫س ُك ْم َولَ ُك ْم‬ ْ َ ‫ال ُّد ْنيَا َوفهي اْأل َ هخ َر هة َولَ ُك ْم فهي َها َمات‬
َ ‫فهي َها َمات َ َّدع‬
‫ُون‬
“Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan,
‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan
berbahagialah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada
kalian.’ Kami adalah penolong-penolong kalian dalam kehidupan
dunia dan akhirat, di dalam (surga) kalian akan memperoleh apa
yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang
kalian minta.” (Fushshilat: 30-31)

Sungguh, kita semua tentu mengharapkan kabar gembira di saat


malaikat maut hendak mencabut nyawa kita. Karena dengan itu
seseorang akan mengawali kehidupan bahagia di alam akhiratnya.
Dimulai dengan kenikmatan di alam kuburnya dan kemudahan-
kemudahan yang akan terus dialami pada kehidupan akhiratnya.
Keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan ini akan
dirasakan oleh orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga menerima dan menjalankan
syariat-Nya. Yaitu orang-orang yang senantiasa ikhlas dalam
beribadah kepada-Nya dan mengikuti jalan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para ulama yang mengikuti jejaknya. Adapun
orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada selain
Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga beribadah kepada selain-Nya
dan menyelisihi jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, serta jalan para ulama yang mengikutinya, maka dia akan
merasakan siksa yang sangat pedih. Dimulai dari saat kematiannya
dan begitu pula ketika berada di alam kuburnya serta kejadian-
kejadian berikutnya.

Jamaah jum’ah rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir dan akan


datang saatnya hari kebangkitan. Seluruh manusia, sejak yang
pertama kali diciptakan hingga yang terakhir kali diciptakan akan
dibangkitkan dari alam kuburnya, serta akan dikumpulkan di
padang mahsyar. Selanjutnya, kehidupan akhirat akan berujung
pada dua tempat tinggal yang sesungguhnya, yaitu surga atau
neraka. Maka di antara manusia, sebagaimana disebutkan dalam
firman-Nya, akan menjadi penduduk surga dan dikatakan kepada
mereka:

ْ َ ‫اْألَيَّ هام ا ْل َخا هليَ هة ُكلُوا َواش َْربُوا َه هنيئ ًا هب َمآأ‬


‫سلَ ْفت ُ ْم فهي‬
“Makan dan minumlah kalian dengan penuh kesenangan
disebabkan amal yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang
telah lalu (saat di dunia).” (Al-Haqqah: 24)

Sementara yang lainnya akan menjadi penduduk


neraka. A’adzanallahu waiyyakum minannaar (semoga
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari siksa api neraka).
Mereka sebagaimana dalam firman-Nya, akan menyesal di akhirat
kelak dengan mengatakan,

‫علَى َمافَ َّرطتُ فهي َج ْن ه‬


‫ب هللاه َوإهن كُنتُ لَ هم َن‬ َ ‫س َرتَى‬ْ ‫يَا َح‬
َ ‫اخ هر‬
‫ين‬ ‫س ه‬َّ ‫ال‬
“Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan
kewajiban) terhadap Allah, dan aku sungguh dahulu termasuk
orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” (Az-
Zumar: 56)

Hadirin rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita berlomba-lomba dalam beramal shalih
dalam kehidupan yang singkat ini. Janganlah kita menjadi orang
yang memiliki sifat sombong sehingga menolak kebenaran yang
datang kepada kita. Begitu pula, janganlah kita menjadi orang-
orang yang mendahulukan dunia dan mengikuti hawa nafsunya,
sehingga berani berbicara dan mengamalkan agama tanpa
bimbingan para ulama. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
menyebutkan dalam firman-Nya,

‫ فَ هإ َّن ا ْل َج هحي َم هه َي‬. ‫ َو َءاث َ َر ا ْل َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا‬. ‫فَأ َ َّما َمن َطغَى‬
‫س ع هَن‬َ ‫اف َمقَا َم َر هب هه َونَ َهى النَّ ْف‬ َ ‫ َوأ َ َّما َم ْن َخ‬. ‫ا ْل َمأ ْ َوى‬
‫ فَ هإ َّن ا ْل َجنَّةَ هه َي ا ْل َمأ ْ َوى‬. ‫ا ْل َه َوى‬
“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat
tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (An-
Nazi’at: 37-41)

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita


sebagai hamba-hamba-Nya yang beruntung, sehingga mendapatkan
surga-Nya dan diselamatkan dari siksa api neraka.
‫علَى ال ُّد ْنيَا َوآتهنَا فهي‬‫اجعَ ْلنَا هم َّم ْن آث َ ُروا ْاآل هخ َرةَ َ‬
‫اللَّ ُه َّم ْ‬
‫اب النَّار‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوقهنَا َ‬
‫سنَةً َوفهي ْاآل هخ َر هة َح َ‬ ‫ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫ص َحا هبه‬‫علَى آ هل هه َوأ َ ْ‬‫علَى نَ هب هينَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬
‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫َو َ‬
‫أ َ ْج َم هع ْي َن‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ب ا ْلعَالَ هم ْي َن‪ ،‬يَ ْقبَ ُل ت َ ْوبَةَ التَّائه هب ْي َن‪َ ،‬والَ يُ هض ْي ُع‬ ‫ا ْل َح ْم ُد هلِله َر ه‬
‫ش َه ُد أ َ ْن الَ إهلَهَ هإالَّ هللاُ َو ْح َد ُه الَ ش هَر ْي َك‬ ‫س هن ْي َن‪ ،‬أ َ ْ‬
‫أ َ ْج َر ا ْل ُم ْح ه‬
‫سلَهُ َر ْح َمةً‬ ‫س ْولُهُ‪ ،‬أ َ ْر َ‬
‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫ش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا َ‬‫لَهُ َوأ َ ْ‬
‫ض َح هب هه ا ْلـ َم َح َّجةَ هلل َّ‬
‫سا هل هك ْي َن‪َ ،‬وأَقَا َم هب هه‬ ‫هل ْلعَالَ هم ْي َن‪ ،‬فَأ َ ْو َ‬
‫علَى آ هل هه‬
‫علَ ْي هه َو َ‬‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫علَى ا ْل ُمعَانه هد ْي َن‪َ ،‬‬ ‫ال ُح َّجةَ َ‬
‫ان هإلَى يَ ْو هم ال هد ْي هن‪ ،‬أ َ َّما بَ ْع ُد‬ ‫س ٍ‬‫ص َحا هب هه َو َم ْن تَبهعَ ُه ْم به هإ ْح َ‬ ‫‪:‬وأ َ ْ‬
‫َ‬
‫‪Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,‬‬

‫‪Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala dengan‬‬


‫‪senantiasa membersihkan dan menyucikan diri-diri kita, dengan‬‬
‫‪menjalankan ketaatan kepada-Nya serta tidak mengotorinya dengan‬‬
‫‪perbuatan kemaksiatan kepada-Nya. Allah Ta’ala menyebutkan‬‬
‫‪dalam firman-Nya:‬‬

‫سا َها‬ ‫قَ ْد أ َ ْفلَ َح َمن َزكَّا َها ‪َ .‬وقَ ْد َخ َ‬


‫اب َمن َد َّ‬
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan
sungguh merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10)

Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah, berkaitan dengan ayat ini


mengatakan, “Maknanya adalah sungguh telah beruntung orang
yang membersihkan dirinya dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala,
dan sungguh merugilah orang-orang yang mengotori dirinya dengan
bermaksiat (kepada-Nya)….”

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa setiap amalan yang dilakukan oleh seseorang


maka akibatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Baik itu
berupa amalan kebaikan ataupun amalan kejelekan.
Allah Ta’ala berfirman,

‫اربُّ َك‬ َ َ ‫س هه َو َم ْن أ‬
َ ‫سآ َء فَعَلَ ْي َها َو َم‬ ‫صا هل ًحا فَ هلنَ ْف ه‬َ ‫َّم ْن ع هَم َل‬
‫به َظالَّ ٍم هل ْلعَبهي هد‬
“Barangsiapa mengerjakan amal yang shalih, maka (pahalanya)
untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan
jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri.” (Fushilat: 46)

Oleh karena itu, sudah semestinya setiap orang senantiasa


memperbaiki dirinya dengan terus bersemangat dalam mempelajari
agama dan mengamalkannya. Bukan menjadi orang yang sibuk
memerhatikan orang lain sementara dia melupakan keselamatan
dirinya. Ketahuilah, setiap orang selama masih bernyawa dan
berakal, tentu dia akan melakukan berbagai aktivitas. Maka,
seseorang yang melakukan aktivitasnya untuk menjalankan
ketaatan, berarti dia telah menjual dirinya kepada Allah Ta’ala dan
akan diselamatkan dari siksa api neraka. Sedangkan orang yang
melakukan aktivitasnya untuk berbuat kemaksiatan, maka
sesungguhnya dia telah mencelakai dirinya sendiri.

Hadirin rahimakumullah,

Ingatlah, bahwa Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada masing-


masing orang dua malaikat yang akan mencatat setiap aktivitasnya.
Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya,

. ‫الش َما هل قَ هعي ٌد‬


‫ين َوع هَن ه‬ ‫ان ع هَن ا ْليَ هم ه‬ ‫إه ْذ يَتَلَقَّى ا ْل ُمتَلَ هقيَ ه‬
‫عتهي ٌد‬ ٌ ‫ظ همن قَ ْو ٍل إهالَّ لَ َد ْي هه َرقه‬
َ ‫يب‬ ُ ‫َّمايَ ْل هف‬
“(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu
malaikat ada di sebelah kanan dan yang lain ada di sebelah
kirinya. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada
di dekatnya malaikat yang mengawasi yang selalu hadir.” (Qaf: 17-
18)

Maka, marilah kita berusaha untuk menghitung amalan-amalan kita


agar menjadi orang yang senantiasa memperbaiki diri di dunia ini,
sebelum datangnya hari perhitungan amalan yang penyesalan pada
hari itu tidak lagi memiliki arti. Begitu pula marilah kita berusaha
menjaga anggota badan kita dari melakukan perbuatan yang tidak
diridhai Allah Ta’ala, sebelum datang hari yang pendengaran,
penglihatan, dan tubuh yang lainnya akan berbicara sebagai saksi.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ َحتَّى هإذَا‬. ‫ُون‬ َ ‫وزع‬ َ ُ‫َويَ ْو َم يُ ْحش َُر أ َ ْعدَآ ُء هللاه هإلَّى النَّ هار فَ ُه ْم ي‬
‫ار ُه ْم َو ُجلُو ُد ُهم‬ ُ ‫ص‬ َ ‫س ْمعُ ُه ْم َوأ َ ْب‬
َ ‫علَ ْي هه ْم‬
َ ‫َما َجآ ُءو َها ش هَه َد‬
‫علَ ْينَا‬َ ‫ َوقَالُوا هل ُجلُو هد هه ْم هل َم ش هَهدت ُّ ْم‬. ‫ون‬ َ ُ‫هب َما كَانُوا يَ ْع َمل‬
‫ق ُك َّل ش َْىءٍ َو ُه َو َخلَقَ ُك ْم أ َ َّو َل َم َّر ٍة‬ َ ‫قَالُوا أَن َطقَنَا هللاُ الَّذهي أَن َط‬
َ ُ‫َو هإلَ ْي هه ت ُ ْر َجع‬
‫ون‬
“Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam
neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya. Sehingga apabila
mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit
mereka menjadi saksi terhadap mereka atas apa yang telah mereka
kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa
kamu menjadi saksi terhadap kami?’ Kulit mereka menjawab,
‘Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah
menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang
menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah
kamu dikembalikan’.” (Fushshilat: 19-21)
‫‪Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-‬‬
‫‪hamba-Nya yang mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Karena sebaik-‬‬
‫‪baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa‬‬
‫‪sallam dan sejelek-jelek perkara adalah aturan-aturan ibadah baru‬‬
‫‪yang tidak sesuai dengan petunjuknya. Setiap aturan yang baru‬‬
‫‪dalam ibadah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya adalah di‬‬
‫‪neraka.‬‬

‫علَى آ هل هه‬ ‫س ْو هل َك ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ع ْبد َهك َو َر ُ‬ ‫علَى َ‬ ‫س هل ْم َ‬ ‫ص هل َو َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬


‫لى يَ ْو َم ال هد ْي هن‪،‬‬‫ان إه َ‬ ‫س ٍ‬‫ص َحا هب هه َوالت َّابه هع ْي َن لَ ُه ْم هب هإ ْح َ‬ ‫َوأ َ ْ‬
‫ش ْر َك‬‫س هل هم ْي َن َوأ َ هذ َّل ال ه‬
‫سالَ َم َوا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َ هع َّز اْ هإل ْ‬
‫ص ْر هعبَاد ََك ا ْل ُم َو هحد َ‬
‫هين‪.‬‬ ‫ين َوا ْن ُ‬ ‫َوا ْل ُمش هْر هك ْي َن‪َ .‬ود هَم ْر أ َ ْعدَا َء ال هد ه‬
‫َان‪ .‬اللَّ ُه َّم أ َ هرنَا‬ ‫ين فهي ُك هل َمك ٍ‬ ‫س هل هم َ‬ ‫ص هل ْح أ َ ْح َوا َل ا ْل ُم ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ْ‬
‫ار ُز ْقنَا‬ ‫اطالً َو ْ‬ ‫اط َل بَ ه‬ ‫عهُ َوأ َ هرنَا اْلبَ ه‬ ‫ار ُز ْقنَا اتهبَا َ‬ ‫ق َحقًّا َو ْ‬ ‫ا ْل َح َّ‬
‫اجتهنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا الَ ت ُ هز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد إه ْذ َه َد ْيتَنَا َو َه ْب لَنَا هم ْن‬ ‫ْ‬
‫سنَةً‬ ‫اب‪َ .‬ربَّنَا آتهنَا فهي ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫لَّ ُد ْن َك َر ْح َمةً هإنَّ َك أ َ ْنتَ ا ْل َو َّه ُ‬
‫ان َر هب َك َر ه‬
‫ب‬ ‫س ْب َح َ‬ ‫اب النَّ هار‪ُ .‬‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو هقنَا َ‬ ‫آلخ َر هة َح َ‬ ‫َو هفي اْ ه‬
‫ين َوا ْل َح ْم ُد هلِله‬ ‫س هل َ‬ ‫علَى ا ْل ُم ْر َ‬ ‫سالَ ٌم َ‬ ‫ون‪َ ،‬و َ‬ ‫ع َّما يَ هصفُ َ‬ ‫ال هع َّز هة َ‬
‫ب ا ْلعَا هل هم َ‬
‫ين‬ ‫‪.‬ر ه‬ ‫َ‬

‫‪https://khotbahjumat.com/203-hari-kiamat.html‬‬

Anda mungkin juga menyukai