Anda di halaman 1dari 14

‫‪KHUTBAH IDUL FITRI 1442H‬‬

‫‪DMDI‬‬
‫‪DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA‬‬
‫‪https://seruanmasjid.com‬‬

‫‪IDUL FITRI, TAAT ILAHI‬‬


‫‪SEPENUH HATI‬‬
‫‪Assalamu ‘alaikum wr. wb.‬‬

‫هللا أكبر ‪3x‬هللا أكبر ‪3x‬هللا أكبر ‪3x‬‬


‫ان‬‫هللاُ أَ ْكبَ ُر َكبِ ْي ًرا‪َ ،‬و ْال َح ْم ُد هللِ َكثِ ْي ًرا‪َ ،‬و ُس ْب َح َ‬
‫ص ْيالً‪ .‬الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ‪،‬‬ ‫هللاِ بُ ْك َرةً َوأَ ِ‬
‫ص َر َع ْب َدهُ‪َ ،‬وأَ َع َّز ُج ْن َدهُ‬ ‫ق َو ْع َدهُ‪َ ،‬ونَ َ‬ ‫ص َد َ‬ ‫َ‬
‫اب َوحْ َدهُ‪ .‬الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ هُ َو‬ ‫َوهَ َز َم األَحْ َز َ‬
‫هللاُ أَ ْكبَ ُر‪ .‬هللاُ أَ ْكبَ ُر َوهللِ ْال َح ْم ُد‪.‬‬
‫َّار ‪ ،‬نَ ْستَ ِع ْينُهُ َو‬ ‫ِ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ق‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ْز‬
‫ِ ِ‬‫ي‬ ‫ز‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫ِ‬ ‫هّلِل‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫م‬
‫ْ‬ ‫ح‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫اَ‬
‫نَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َو نَ ْستَ ْه ِد ْي ِه ‪َ ،‬و نُ ْؤ ِم ُن بِ ِه َو نَتَ َو َّك ُل‬
‫َعلَ ْي ِه ‪َ ،‬و نَ ْش ُك ُرهُ َو الَ نَ ْكفُ ُرهُ ‪َ ،‬و نَ ْخلَ ُع َو‬
‫ك َم ْن يَ ْف ُج ُرهُ‪.‬‬ ‫نَ ْت ُر ُ‬
‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ ‪َ ،‬و أَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّم ًدا‬
‫َرس ُْو ُل هللاِ‪.‬‬
‫ال‬‫الَ إِلهَ إِالَّ هللاُ‪ ،‬اَ ْل ُمتَ َو ِّح ُد فِي ْال َجالَ ِل َو ْال َك َم ِ‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َسيِّ ِد ْال ُمرْ َسلِي َْن‪،‬‬ ‫‪َ ،‬وال َّ‬
‫َوإِ َم ِام ْال ُمتَّقِي َْن ‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه‬
‫الطَّيِّبِي َْن الطَّا ِه ِري َْن‪،‬‬
‫ق تُقَاتِ ِه ‪ ،‬فَ َم ْن‬ ‫يَآأَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا اِتَّقُ ْوا هللاَ َح َّ‬
‫ق هللاَ يَجْ َعلْ لَهُ َم ْخ َر ًجا َو يَرْ ُز ْقهُ ِم ْن‬ ‫يَتَّ ِ‬
‫ْث الَ يَحْ تَ ِسبُ ‪َ ،‬و اتَّقُ ْوا هللاَ يَا ِعبَا َد هللاِ‪.‬‬ ‫َحي ُ‬
‫‪Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd‬‬
‫‪Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.‬‬
‫‪Dia-lah Yang Maha Besar. Dia-lah Yang Maha Perkasa. Dan Dia-lah‬‬
‫‪Yang Maha Kuasa. Yang kekuasaan-Nya tak tertandingi oleh manusia,‬‬
‫‪siapa pun jua. Dialah Allah, penguasa sejati langit dan bumi. Yang‬‬
menghidupkan dan mematikan. Yang melapangkan dan
menyempitkan makhluk di alam ini. Allahu Akbar!
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan alam, Rasulullah Muhammad SAW. Manusia paling mulia,
yang membawa jalan kebenaran bagi kita manusia akhir zaman.
Bagaimana mengarungi kehidupan di dunia, tempat mampir
sementara manusia.

Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah, meski masih dalam kondisi pandemi, kita telah
berhasil melampaui Ramadhan sebulan lamanya. Seharusnya hari ini
kita berbahagia. Berkumpul bersama keluarga, orang tua, dan
saudara. Menyambung tali silaturahmi. Tapi, wabah Corona yang tak
jelas rimbanya, menjadikan kita tak bisa ke mana-mana. Kita hanya
bisa menyapa orang tua, keluarga, dan saudara melalui telepon
genggam. Sebagian hanya bisa berdoa. Sebagian lagi hanya bisa
meneteskan air mata karena tak bisa lagi bertemu dengan mereka
yang sudah pergi untuk selamanya.
Sungguh, hanya orang yang beriman yang bisa mengambil
pelajaran. Betapa lemahnya manusia. Hanya dengan makhluk Allah
yang tidak kasat mata, virus Corona, manusia sedunia tak berdaya.
Lalu apa yang patut kita sombongkan? Lalu atas dasar apa manusia
berani lancang menolak, memusuhi, dan mengkriminalisasi syariah-
Nya, Pencipta alam raya? Lihatlah, kaum ‘Ad yang bersikap sombong
dan menganggap tak ada yang lebih kuat dari mereka seraya
mengingkari ayat-ayat Allah SWT. Mereka akhirnya dibinasakan
dengan azab-Nya yang sangat dahsyat. Allah SWT berfirman:
‫ض بِ َغي ِْر‬ِ ْ‫ر‬ َ ‫أْل‬‫ا‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ‫ُوا‬ ‫ر‬ َ ‫ب‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ت‬ ْ
‫س‬ ‫ا‬َ ‫ف‬ ٌ
‫د‬ ‫ا‬ ‫ع‬
َ ‫ا‬ ‫م‬
َّ َ ‫فَأ‬ 
‫ق َوقَالُوا َم ْن أَ َش ُّد ِمنَّا قُ َّوةً ۖ أَ َولَ ْم يَ َر ْوا أَ َّن‬ ِّ ‫ْال َح‬
‫هَّللا َ الَّ ِذي َخلَقَهُ ْم هُ َو أَ َش ُّد ِم ْنهُ ْم قُ َّوةً ۖ َو َكانُوا‬
‫فَأَرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم ِري ًحا‬ ﴾١٥﴿ ‫ون‬ َ ‫بِآيَاتِنَا يَجْ َح ُد‬
‫اب‬َ ‫ت لِنُ ِذيقَهُ ْم َع َذ‬ ٍ ‫ص ًرا فِي أَي ٍَّام نَ ِح َسا‬ َ ْ‫صر‬ َ
‫ي فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ۖ َولَ َع َذابُ اآْل ِخ َر ِة‬ ِ ‫ز‬ ْ ‫خ‬
ِ ْ
‫ال‬
﴾١٦﴿ ‫ُون‬ َ ‫صر‬ َ ‫أَ ْخ َز ٰى ۖ َوهُ ْم اَل يُ ْن‬
Maka adapun kaum ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa
(mengindahkan) kebenaran dan mereka berkata, “Siapakah yang
lebih hebat kekuatannya dari kami?” Tidakkah mereka
memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan
mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka? Dan mereka
telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Maka Kami tiupkan angin yang sangat bergemuruh kepada mereka
dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami ingin agar mereka itu
merasakan siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia.
Sedangkan azab akhirat pasti lebih menghinakan dan mereka tidak
diberi pertolongan. (QS Fushshilat [41]: 15-16).

Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Hari ini kita merayakan kemenangan. Atas kemampuan dan
kemauan kita mengalahkan hawa nafsu. Meninggalkan hal-hal yang
sebenarnya dihalalkan di waktu siang. Tak berani berbuka sebelum
waktunya, karena merasa diawasi oleh Dzat Yang Maha Mengawasi.
Maka, hakikat Idul Fitri sebagaimana disampaikan Imam Ali
radhiyallahu ‘anhu:

‫ وإنَّما ال ِع ْي ُد‬،‫س ال َج ِد ْي َد‬َ ِ‫ْس ال ِع ْي ُد لِ َم ْن لَب‬


َ ‫لَي‬
#‫لِ َم ْن أ ِم َن ال َو ِعي َد‬
‫س ال َج ِد ْي َد؛ إنما العي ُد‬ َ ِ‫يس العي ُد لِ َم ْن لَب‬ َ َ‫ل‬
 ‫لِ َم ْن طَا َعاتُه تَ ِزي ُد‬
ِ ‫اس وال ُر ُكو‬
‫ب؛‬ ِ َ‫ْس ال ِعي ُد لِ َمن تَ َج َّم َل بِاللِب‬ َ ‫لَي‬
.ُ‫ت لَهُ ال ُذنوب‬ ْ ‫إنما ال ِع ْي ُد لِ َم ْن ُغفِ َر‬
)277 ‫(لطائف المعارف‬
Idul Fitri bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru, tapi
hakikat Idul Fitri adalah bagi orang yang aman dari ancaman
(neraka).
Idul Fitri bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru, tapi
hakikat Idul Fitri adalah bagi orang ketaatannya bertambah.
Idul Fitri bukanlah bagi orang yang bagus pakaian dan
kendaraannya, tapi hakikat Idul Fitri adalah bagi orang yang
diampuni dosa-dosanya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Manusia yang bebas dari ancaman neraka, ketaatannya
bertambah, dan diampuni dosa-dosanya, hanyalah bagi orang-orang
yang bertakwa. Lebih dari itu, mereka pun disediakan surga. Allah
berfirman:

‫ار ُعوا إِلَ ٰى َم ْغفِ َر ٍة ِم ْن َربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة‬


ِ ‫ َو َس‬ 
‫ت‬ ْ ‫ات َواأْل َرْ ضُ أُ ِع َّد‬ ُ ‫ضهَا ال َّس َما َو‬ ُ ْ‫َعر‬
﴾١٣٣﴿ ‫ين‬ َ ِ‫لِ ْل ُمتَّق‬
“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa” (QS Ali Imran [3]: 133)

Dan sebagaimana kita ketahui bersama, puasa Ramadhan


dapat melahirkan pribadi-pribadi yang bertakwa. Allah SWT
berfirman:

ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬
‫الصيَا ُم َك َما‬ ْ ُ‫ين آ َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
﴿ ‫ون‬َ ُ‫ين ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق‬َ ‫ب َعلَى الَّ ِذ‬ َ ِ‫ُكت‬
﴾١٨٣
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa”. (QS Al-Baqarah [2]: 183)
Kata “taqwa” berasal dari kata “waqâ”, yang berarti
melindungi. Maknanya, melindungi diri dari murka dan azab Allah
SWT. Wujudnya dengan menjalankan perintah Allah SWT dan
menjauhi segala larangan-Nya. Yang halal dilakukan. Yang haram
ditinggalkan. Dalam seluruh aspek kehidupan.
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari, saat menafsirkan QS al-Baqarah
ayat 2, mengutip sejumlah pernyataan tentang hakikat orang-orang
bertakwa. Al-Hasan, misalnya, menyatakan, “Orang-orang bertakwa
adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang Allah
haramkan atas mereka dan melaksanakan apa saja kewajiban yang
Allah titahkan atas mereka.”
Dengan demikian, orang yang bertakwa tak ada rasa keberatan
sedikit pun, terhadap aturan Allah, dan keputusan Rasulullah SAW.
Sebagaimana firman-Nya:

َ ‫ون َحتَّ ٰى يُ َح ِّك ُمو‬


‫ك فِي َما‬ َ ُ‫ك اَل ي ُْؤ ِمن‬ َ ِّ‫ فَاَل َو َرب‬ 
‫َش َج َر بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِج ُدوا فِي أَ ْنفُ ِس ِه ْم َح َر ًجا‬
﴾٦٥﴿ ‫ْت َويُ َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ‫ضي‬ َ َ‫ِم َّما ق‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka
menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara
yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS An-Nisa [4]:
65).

Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sebagai manusia yang baru lulus dari medan Ramadhan, tak
layak jika kita mengabaikan Al-Qur’an. Mencampakkannya.
Membaca Al-Qur’an adalah merupakan ibadah yang diperintahkan
dan mendapatkan pahala yang besar. Namun tak cukup hanya
membaca dan menghafalkannya. Al-Qur’an juga harus dipahami
untuk diamalkan. Jangan sampai Al-Qur’an hanya dibaca dan
dilombakan, tapi tak diamalkan dan tidak diterapkan. Turunnya
diperingati, tapi isinya tak diikuti. Disakralkan tapi hukum-hukumnya
ditelantarkan. Fisiknya dijaga dari pemalsuan, tapi kandungannya tak
dijaga dari penyimpangan. Diklaim sebagai pedoman, tapi faktanya
ditolak untuk dijadikan sebagai sumber hukum yang mengatur
kehidupan manusia. Yang menyedihkan, Al-Qur’an yang mulia
dianggap oleh negara sebagai hukum negatif yang harus diabaikan.
Ironisnya, yang dianggap sebagai hukum positif adalah hukum
buatan manusia dan tinggalan negara kafir penjajah.
Maka berhati-hatilah! Seperti yang dikatakan oleh Anas bin
Malik yang ditulis oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Al-Mursyidul
Amin, hal 65:

ُ‫آن يَ ْل َعنُه‬
ُ ْ‫آن َو ْالقُر‬
ِ ْ‫ر‬ُ ‫ق‬ ْ
‫ل‬ ِ‫ئ ل‬ ِ َ‫ُربَّ ق‬
ٍ ‫ار‬  

Banyak orang yang membaca Al-Qur’an tetapi Al-Qur’an sendiri


justru melaknatnya.

Mengapa? Karena mereka mencampakkan Al-Qur’an. Terlebih


mereka adalah para penguasa yang diberi kesempatan untuk
melaksanakan seluruh isi Al-Qur’an karena punya kekuasaan.

Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Tanpa berpegang teguh pada Al-Qur’an, negara berantakan. Ini
karena hawa nafsu dikedepankan. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-
Nya dikebelakangkan. Jangan heran, jika Islam malah dituduh
sebagai sumber perpecahan. Ancaman persatuan. Dan inspirasi
radikalisme dan ekstremisme.
Inilah kezaliman nyata di depan mata kita. Yang benar dianggap
salah. Yang salah dipuja-puja. Yang berkuasa bertindak seenaknya.
Yang lemah diinjak-injak seperti sampah tak berguna. Hilang kasih
sayang. Yang muncul nafsu kekuasaan.
Padahal, Islam ya’lu wala yu’la alaih, tinggi dan tidak ada yang lebih
tinggi. Diturunkan oleh Dzat Yang Maha Mulia. Melalui malaikat yang
paling mulia, Jibril alaihissalam. Kepada manusia paling mulia,
Rasulullah Muhammad SAW. Bagaimana mungkin Islam
menyebabkan kerusakan? Kehancuran? Keterbelakangan?
Justru dengan Islam, umat Islam akan menjadi umat terbaik,
khairu ummah. Islam dengan sistemnya, khilafah, akan mengangkat
derajat manusia dari kezaliman, keterpurukan, keterbelakangan,
ketertindasan menuju peradaban agung yang diridhai Allah SWT.
Maka, Idul Fitri ini harus menjadi momentum kita semua untuk
berubah. Menjadi manusia baru, laksana kupu-kupu yang indah
mempesona, yang baru melewati masa kepompong selama
Ramadhan. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya secara totalitas, tanpa
batas.
Akhirnya, mari bergandeng tangan, eratkan ukhuwah dan
kesampingkan perbedaan furu’iyyah. Perjuangkan syariah, dan
tegakkan sistem hidup berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Hidup
mulia dengan Islam. Ingatlah seruan Allah:
ِ ‫ين آ َمنُوا ا ْستَ ِجيبُوا هَّلِل ِ َولِل َّرس‬
‫ُول‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
‫إِ َذا َد َعا ُك ْم لِ َما يُحْ يِي ُك ْم‬
“Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu.” (QS Al-Anfâl [8]: 24)

Semoga Allah SWT menolong kita. Menerima puasa kita.


Mengabulkan doa-doa kita. Dan menempatkan kita semua di jannah-
Nya. Aamiin

Khutbah ke-2

Allahu Akbar (7x) waliLlahi al-hamd


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita berdoa kepada Allah, dengan penuh kekhusyu’an.

ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬


،‫آل ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
ِ ‫ْت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
‫آل‬ َ ‫صلَي‬ َ ‫َك َما‬
‫آل‬ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ َ‫ َوب‬،‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‬
ِ ‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
‫آل‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك‬
ِ ‫ َو َعلَى ُخلَفَائِ ِه الر‬،‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‬
‫َّاش ِدي َْن‬
،‫ َو أَصْ َحابِ ِه ْال ِك َر ِام أَجْ َم ِعي َْن‬،‫ْال َم ْه ِديِّي َْن‬
‫َو َم ْن َسا َر َعلَى نَه ِْج ِه ْم َوطَ ِر ْيقَتِ ِه ْم إِلَى يَ ْو ِم‬
.‫ال ِّدي ِْن‬
‫ َوال ُم ْسلِ ِمي َْن‬،‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ َد ْينَا‬
،‫ت‬ ِ ‫َوال ُم ْؤ ِمنِي َْن َوال ُم ْؤ ِمنَا‬ ،‫ت‬ ِ ‫َوال ُم ْسلِ َما‬
‫ َوإِل ِ ْخ َوانِنَا الَّ ِذي َْن‬،‫ت‬ِ ‫اَألَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا‬
‫ َواَل تَجْ َعلْ فِ ْي قُلُ ْوبِنَا ِغاًّل‬،‫ان‬ ِ ‫َسبَقُ ْونَا بِاإْل ِ ْي َم‬
.‫ف َر ِحي ٌم‬ ٌ ‫ك َر ُؤ ْو‬ َ َّ‫ َربَّنَا إِن‬،‫لِلَّ ِذي َْن آ َمنُوا‬
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, bila kami masih sering
menurutkan hawa nafsu kami dan melanggar aturanMu. Hanya
kepadaMu kami berharap ampunan dan pertolongan.
Ya Allah, sungguh kami tak patut menjadi penghuni surgaMu, tapi
kami takut siksa nerakaMu. Yang kata Nabi siksa paling ringan
ketika telapak kaki menyentuh api neraka, mendidihlah ubun-
ubunnya.
Ya Allah, jadikan kami hamba-hambaMu yang engkau cintai. Jadikan
hati kami tunduk kepadaMu dengan sepenuhnya. Jangan duakan
hati kami untuk menyembahMu semata.
Ya Allah, selamatkan kami dari wabah ini. Selamatkan saudara-
saudara kami di berbagai negeri. Jadikan kami hamba-hambaMu
yang sabar menghadapinya dan ridha terhadap qadha’Mu.
Ya Allah, kuatkan iman kami. Kuatkan semangat kami untuk
memperjuangkan tegaknya agamaMu di muka bumi. Dan tolonglah
kami, dengan pertolonganMu sebagaimana Engkau menolong umat-
umat terdahulu yang tunduk dan taat kepadaMU.
Ya Allah, hanya kepadaMu kami berharap. Tidak ada daya dan
kekuatan selain atas pertolonganMu.

‫اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل‬
‫ َع ْن‬،‫ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‬،‫َو ْال ِم َح َن‬
‫ان‬ِ ‫د‬
َ ْ
‫ُل‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ْ
‫ا‬ ‫ َو َسائِ ِر‬،ً‫صة‬ َّ ‫بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا خآ‬
.‫ يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‬،ً‫ْال ُم ْسلِ ِمي َْن عآ َّمة‬
‫اع ُسنَّ ِة‬ ِ َ ‫ب‬ِّ ‫ت‬ ‫اِل‬ ‫ا‬َ ‫ن‬ ْ
‫ق‬ ِّ ‫ف‬‫و‬َ ‫و‬
َ ، ‫ك‬
َ ِ ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫د‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫ا‬َ ‫ن‬ ْ‫ر‬ ‫ص‬
ِّ َ ‫ب‬ ‫م‬
َّ ُ ‫ه‬َّ ‫ل‬‫ل‬َ ‫ا‬
‫ َوأَ ِع ْذنَا ِم َن‬،‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم‬ َّ ‫ك َعلَ ْي ِه ال‬ َ ِّ‫نَبِي‬
‫ك‬ َ َّ‫ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن إِن‬،‫ْالفِتَ ِن ُكلِّهَا‬
. ‫ت ال َس ِم ْي ُع ْال َعلِيْم‬ َ ‫أَ ْن‬
‫اَلَّلهُ َّم أَصْ لِحْ لَنَا ِد ْينَنَا الَّ ِذي هُ َو ِعصْ َمةُ‬
‫أَ ْم ِرنَا‪َ ،‬و أَصْ لِحْ لَنا َ ُد ْنيَانَا الَّتِي فِ ْيهَا‬
‫آخ َرتَنَا الَّتِي إِلَ ْيهَا‬ ‫َم َعا ُشنَا‪َ ،‬وأَصْ لِحْ لَنَا ِ‬
‫َم َعا ُدنَا‪َ ،‬واجْ َع ِل ْال َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِي ُك ِّل‬
‫ت َرا َحةً لَنَا ِم ْن ُك ِّل‬ ‫َخي ٍْر‪َ ،‬واجْ َع ِل ْال َم ْو َ‬
‫َشرٍّ‪.‬‬
‫اإل ْساَل َم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‪َ ،‬وأَ ِذ َّل‬ ‫اَللَّهُ َّم أَ ِع َّز ِ‬
‫ك َوال ُم ْش ِر ِكي َْن‪َ ،‬و َد ِّمرْ أَ ْع َدا َءنَا َو‬ ‫الشرْ َ‬‫ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل َو قَتَ َل‬ ‫أَ ْع َدا َء ال ِّدي َْن‪َ ،‬و ْ‬
‫ْال ُم ْؤ ِمنِي َْن‪ ،‬يَا َربَّ ال َعالَ ِمي َْن‪.‬‬
‫َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬
‫آلخ َر ِة‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا‬ ‫َو َ‬
‫ان إِلَى يَ ْو ِم‬
‫بِإِحْ َس ٍ‬ ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم‬ ‫َو َ‬
‫ال ّديْن‪.‬‬
‫ب ْال َعالَ ِمي َْن‪.‬‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا أَ ِن ْال َح ْم ُد هللِ َر ِّ‬‫َو ِ‬
‫هللا أكبر ‪3x‬و هلل الحمد‪.‬‬
‫‪Wassalamu ‘alaikum wr. wb.‬‬

Anda mungkin juga menyukai