Anda di halaman 1dari 7

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

َّ‫ش َه ُد اَن‬ ْ َ‫ش ِر ْي َك لَ هُ َوا‬ ْ َ‫ ا‬. َ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِميْنَ َوا ْل َعاقِبَةُ لِ ْل ُمتَّقِيْنَ َوالَ ُع ْد َوانَ اِالَّ عَلى الظَّالِ ِميْن‬
َ َ‫ش َه ُد اَنْ الَ اِل هَ اِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬
ِ‫ي بِتَق َوى هللا‬ ْ َ ‫ص ْي ُك ْم َواِيَّا‬ ُ َ ‫َأ‬
ِ َ‫ َم ا بَ ْع ُد في‬. َ‫ص َحابِ ِه اَ ْج َم ِعيْن‬
ِ ‫اعبَا َدهللاِ ا ْو‬ ْ َ‫ص ِّل عَلى ُم َح َّم ٍد َوعَلى الِ ِه َوا‬ َ ‫س ْولُهُ اَللّ ُه َّم‬ ُ ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
َ‫فَاتَّقُ ْوا هللاَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح ْون‬

Hadirin rohimakumulloh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah menciptakan kita dan telah
ditunjukiNya kepada jalan yang lurus.

Sholawat beserta salam semoga selamanya senantiasa dicurah-limpahkan kepada junjunan


kita Nabi Muhammad SAW berikut keluarga, para sahabat serta orang-orang yang senantiasa
mengikuti sunnahnya.

Hadirin rohimakumulloh

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang semestinya dilaksanakan dengan penuh
kesungguhan oleh segenap kaum muslimin. Namun masih ada ummat islam yang belum
menyadari sepenuhnya akan kewajiban puasa.

Sebahagian orang masih beranggapan bahwa ibadah bukan merupakan kebutuhan hidup. Tapi
justru dianggap suatu beban hidup. Allah memerintahkan kita agar  beribadah kepadaNya
bukan berarti Allah Swt membutuhkan pengabdian dari kita, tapi karena Allah sayang kepada
kita. Allah memerintahkan kita untuk melaksanakan berbagai kewajiban ibadah, karena justru
kita membutuhkan ibadah itu baik untuk kehidupan di dunia melalui hikmah-hikmah ibadah
itu sendiri, maupun untuk kehidupan di akhirat berupa pahala yang telah dijanjikan Allah
Swt. Jadi, jika kita berbuat baik dengan melakukan amal sholeh maka hal itu untuk kebaikan
diri kita juga. Firman Allah dalam surat Fushilat ayat 46 :

‫س ۤا َء فَ َعلَ ْي َها ۗ َو َما َربُّكَ ِبظَاَّل ٍم لِّ ْل َعبِ ْي ِد‬ ِ ‫صالِ ًحا فَلِنَ ْف‬
َ َ‫س ٖه ۙ َو َمنْ ا‬ َ ‫َمنْ َع ِم َل‬

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-
kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya”.

Manusia saat ini pada umumnya telah dirasuki faham materialistik, begitupula dengan
sebagian ummat islam yang memiliki pondasi iman yang lemah. Mereka menilai penting atau
tidak pentingnya sesuatu dengan ukuran kepentingan duniawi. Sehingga sesuatu yang
dianggap tidak menguntungkan akan ia tinggalkan meskipun hal itu merupakan kewajiban.

Oleh karena itu, disamping memahami kewajiban puasa melalui dalil-dalil syar’i baik Al-
Quran maupun Al-Hadits kita pun harus memahami hikmah-hikmah puasa. 

Hadirin rohimakumulloh

Firman Alloh Swt dalam surat Al-Baqoroh ayat 183-185:

َ‫الصيَا ُم َك َما ُكتِ َب َعلَى الَّ ِذيْنَ ِمنْ قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْو ۙن‬
ِّ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُكتِ َب َعلَ ْي ُك ُم‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

‫س ِك ْي ۗ ٍن فَ َمنْ تَطَ َّو َع‬ َ ‫ضا اَ ْو ع َٰلى‬


ْ ‫سفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّمنْ اَيَّ ٍام اُ َخ َر ۗ َو َعلَى الَّ ِذيْنَ يُ ِط ْيقُ ْونَ ٗه فِ ْديَ ةٌ طَ َع ا ُم ِم‬ ً ‫ت فَ َمنْ َكانَ ِم ْن ُك ْم َّم ِر ْي‬
ٍ ۗ ‫اَيَّا ًما َّم ْعد ُْو ٰد‬
ُ َ‫َخ ْي ًرا فَ ُه َو َخ ْي ٌر لَّ ٗه َۗواَنْ ت‬
َ‫ص ْو ُم ْوا َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِنْ ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم ْون‬

َ‫ص ْمهُ َۗو َمنْ َك ان‬ ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬ َ ْ‫ان َف َمن‬


َّ ‫ش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال‬ ِ ۚ َ‫ا ْل ُه ٰدى َوا ْلفُ ْرق‬ َ‫ت ِّمن‬ ٍ ‫س َوبَيِّ ٰن‬
ِ ‫ي اُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ا ْلقُ ْر ٰانُ ُه دًى لِّلنَّا‬ ْٓ ‫ضانَ الَّ ِذ‬
َ ‫ش ْه ُر َر َم‬َ
ُ‫س َر ۖ َولِتُ ْك ِملُوا ا ْل ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّ ُروا هّٰللا َ ع َٰلى َم ا َه ٰدىك ْم‬
ْ ‫يُ ِر ْي ُد بِ ُك ُم ا ْل ُع‬ ‫س َر َواَل‬ ْ ُ ‫هّٰللا‬ َ ُ َ ٌ َ
ْ ُ‫سف ٍر ف ِع َّدة ِّمنْ ايَّ ٍام اخ َر ۗيُ ِر ْي ُد ُ بِك ُم الي‬ َ ٰ َ
َ ‫ضا ا ْو عَلى‬ ً ‫َم ِر ْي‬
ْ َ‫َولَ َعلَّ ُك ْم ت‬
َ‫ش ُك ُر ْون‬

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu,
Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Hadirin rohimakumulloh

Tak ada sesuatupun yang diciptakan Allah Swt yang merupakan sesuatu yang sia-sia. Begitu
pula apapun yang diperintahkan-Nya kepada kita. Semuanya mengandung hikmah. Baik yang
langsung kita rasakan, maupun yang tidak. Sehubungan dengan hal ini Allah Swt menyatakan
dalam Surat Ali Imran ayat 191 :
‫هّٰللا‬
ُ ۚ ‫اطاًل‬
‫س ْب ٰحنَكَ فَقِنَ ا‬ ِ َ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰه َذا ب‬
ِ ۚ ‫ت َوااْل َ ْر‬ ِ ‫الَّ ِذيْنَ يَ ْذ ُك ُر ْونَ َ قِيَا ًما َّوقُ ُع ْودًا َّوع َٰلى ُجنُ ْوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّك ُر ْونَ فِ ْي َخ ْل‬
ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬
َ ‫َع َذ‬
‫اب النَّا ِر‬

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka.”

Begitu pula dengan ibadah puasa yang diwajibkan kepada setiap hamba yang beriman.
Ibadah ini memiliki banyak hikmah, baik yang berhubungan dengan masalah kesehatan
jasmani, kesehatan rohani maupun soasial. 

Berikut hikmah-hikmah puasa ramadhan :

a.  Menjaga kesehatan alat pencernaan.

Para ahli medis telah sepakat bahwa hampir semua penyakit bersumber dari pola makan dan
minum yang tidak sehat sehingga mempengaruhi organ-organ pencernaan di dalam perut.
Organ pencernaan merupakan salah satu organ yang bekerja terus-menerus dan hampir tidak
pernah istirahat bahkan ketika kita tidur sekalipun perut  tetap bekerja. Perut kita tak ubahnya
seperti mesin. Jika digunakan secara terus-menerus tanpa istirahat mesin tidak akan dapat
bekerja secara optimal bahkan akhirnya mengalami kerusakan. Begitu pula dengan perut kita,
jika perut bekerja terus-menerus tanpa istirahat maka ia akan mengalami banyak gangguan
sehingga tidak bisa mencerna dan menyerap sari makanan dengan sempurna. Apalagi jika
pola makan tidak sehat, perut diisi terlau  kenyang tentu akan berbahaya. Sebagaimana sabda
Rosululloh SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Miqdam Bin Ma’di Kariba :

‫عن المقدام بن معد كرب يقول سمعت رسول هللا ص لى هللا علي ه وس لم يق ول م ا مالء ادم يي وع اء ش را من بطن حس ب‬
) ‫ ( رواه ابن ماجه‬ ‫االدمي لقيمات يقمن صلبه فان غلبت االدمي نفسه فثلث للطعام و ثلث للشراب و ثلث للنفس‬

Dari Al-Miqdam bin Ma’di Kariba ra. ia berkata :   “Aku mendengar Rosulullah SAW
bersabda : ‘Tidak ada seorang anak Adam mengisi penuh suatu wadah yang lebih
jelek/berbahaya dari pada mengisi penuh perutnya sendiri. Cukup bagi anak Adam beberapa
suap yang bisa menegakan punggungnya. Jika anak Adam tidak bisa menahan diri (dari
banyak makan) maka hendaklah perut itu dibagi tiga tempat, sepertiga untuk makanan,
sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR. Ibnu Majah)

Sehingga untuk menjaganya agar tetap sehat, perut harus diistirahatkan dengan berpuasa.
Ketika berpuasa, perut kita akan istirahat sehari penuh dari mulai terbit fajar sampai terbenam
matahari. Selama istirahat itu organ pencernaaan kita akan diservis dan dibersihkan sehingga
setelah selesai puasa akan kembali sehat dan bekerja secara optimal.

b.  Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi racun dari dalam tubuh.

Misalnya, ada sebuah pabrik yang rata-rata membutuhkan kacang kedelai sebanyak 100 kg
per hari untuk diolah menjadi tahu. Jika konsumen banyak yang membutuhkan, tahu hasil
produksi sehari bisa habis terjual, tapi jika tidak tahu tersebut disimpan di gudang  sebagai
cadangan. Bisa kita bayangkan bagaimana keadaan gudang itu jika selama beberapa bulan
banyak sisa tahu yang tidak terjual belum lagi jika pabrik mengalami over suply, kacang
kedelai yang diterima lebih dari jumlah yang dibutuhkan. Pasti gudang itu akan dipenuhi oleh
sampah yang kadang-kadang bisa mebahayakan.

Begitu pula dengan tubuh kita. Makanan dan minuman yang kita makan belum tentu
seluruhnya diperlukan oleh tubuh kita. Meskipun demikian, perut kita akan mencerna seluruh
makanan yang masuk kepadanya. Jika ada makanan yang tidak diperlukan oleh tubuh karena
melebihi batas kebutuhannya, makanan itu akan disimpan sebagai cadangan berupa asam dan
lemak. Selanjutnya, jika cadangan itu tidak digunakan dalam waktu yang lama, ia akan
berubah menjadi racun yang berbahaya bagi tubuh jika tidak segera didaur ulang atau
dibuang. Sehingga timbul beragam penyakit akibat hal seperti ini seperti darah tinggi, stroke,
jantung, maag dll.

Dengan diwajibkannya puasa meskipun kadang diawali dengan keterpaksaan terhadap


perintah Allah tersebut, selama sebulan penuh kita dipaksa untuk membersihkan tubuh kita.
Karena ketika kita berpuasa, makanan yang kita makan saat sahur hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh selama 6 jam. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama ± 8
jam sampai waktu berbuka tubuh akan menggunakan cadangan makanan yang tersimpan.
Dengan demikian gudang tempat timbunan makanan cadangan yang tersimpan berupa lemak
dan yang lainnya sedikit demi sedikit dibersihkan sehingga tubuh kita menjadi sehat.

Puasa merupakan detoksifikasi (mengeluarkan racun) dari dalam tubuh kita. Hal ini sesuai
dengan nama bulan dimana kita diwajibkan puasa yaitu bulan ramadhan yang artinya
pembakaran. Karena selama sebulan penuh tubuh kita membakar timbunan cadangan
makanan yang selama 11 bulan sebelumnya tersimpan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi selama menjalankan puasa.

Orang yang rajin menjalankan ibadah puasa apalagi ditambah dengan puasa-puasa sunnah
akan selalu sehat dan terhindar dari beragam penyakit. Berbeda dengan orang yang tidak
biasa menjalankan puasa mudah sekali dihinggapi penyakit. Penyakit yang biasanya identik
dengan kewajiban puasa ialah obesitas (kelebihan berat badan) yang beresiko terkena
penyakit lainnya seperti darah tinggi, diabetes, stroke dan jantung.

Sehubungan dengan hal ini Rosululloh SAW bersabda dalam salah satu hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Sunny dan Abu Nu’aim dari Abu Hurairoh :

) ‫ (رواه ابن سنى و ابو نعيم‬ ‫عن ابى هريرة رضي هللا عنه ان رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال صوموا تصحوا‬

DariAbu Hurairah ra. sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda : “Berpuasalah kalian, maka
kalian akan sehat.” Dalam hadits lain Rosululloh menyatakan : “Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada
pembersihnya. Dan pembersih badan kasar (jasad) ialah berpuasa.” (HR Ibnu Majah)

Hadits ini telah terbukti kebenarannya melalui penelitian ahli medis diantaranya :

1.            Fasten institute di Jerman menggunakan puasa untuk menyembuhkan penyakit yang
sudah tidak dapat diobati lagi dengan penemuan-penemuan ilmiah di bidang kedokteran.
Metode ini juga dikenal dengan istilah diet yang berarti menahan atau berpantang untuk 
makanan tertentu.

2.            Dr.Alexis Carel seorang dokter kaliber internasional yang pernah meraih
penghargaan Nobel dalam bidang kedokteran  menegaskan bahwa dengan berpuasa dapat
membersihkan pernafasan.

3.            Mac Fadon seorang dokter berkebangsaan Amerika sukses mengobati pasiennya
dengan anjuran berpuasa setelah gagal menggunakan obat-obat ilmiah.

4.            Dr. Abdul Azizi Ismail dalam bukunya ‘Al Islam Wat Thibbul Hadits’ menyatakan
bahwa puasa merupakan obat dari bermacam-macam penyakit diantaranya diabetes, darah
tinggi, ginjal dan lain-lain.

c.  Puasa merupakan perisai dari sifat-sifat yang negatif.

Kewajiban menjalankan ibadah puasa bukan berarti hanya menahan diri dari makan dan
minum di siang hari. Tetapi puasa yang sesungguhnya adalah selain menahan diri dari makan
dan minum juga menahan diri dari berbagai ucapan dan perilaku yang negatif.  Rosululloh
SAW bersabda :

‫عن ابى هريرة رضي هللا عنه قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم من لم يدع قول ال زور والعم ل ب ه فليس هلل حاج ة‬
) ‫ ( رواه البخارى‬ ‫في ان يدع طعامه و شرابه‬

Dari Abi Hurairoh ra. berkata : “Rosululloh SAW bersabda : ‘Barangsiapa tidak
meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh seseorang
meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR Bukhori)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Thobroni Rosululloh menyatakan :

) ‫ ( رواه الطبرانى‬ ‫كم من صائم ليس من صيامه اال الجوع والعطش‬

“Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali
lapar dan dahaga.

Dari kedua hadits tadi dapat kita fahami bahwa puasa bukan sekedar menahan rasa lapar dan
haus. Melainkan menahan diri dari segala sesuatu yang menyimpang dari ketentuan Allah
Swt.  Sehingga orang yang mampu melaksanakan puasa dengan sempurna akan mampu
mendisiplinkan diri baik ucapan maupun perilakunya yang akhirnya terhindar dari sifat-sifat
negatif dan mampu meraih kemuliaan.

Ketika kita sedang berpuasa sebenarnya kita sedang berlatih kesabaran, belajar disiplin
terhadap peraturan Allah Swt. Contohnya, kita tidak berani makan sebelum waktunya
meskipun lapar. Padahal makanan kita yang punya dan orang lain tidak ada yang tahu. Ketika
ada keinginan untuk mengumpat atau mencaci orang lain kita tahan sekuat tenaga karena
takut kehilangan  pahala puasa. Sehingga ketika kita selesai menjalankan ibadah puasa kita
tampil menjadi manusia yang memiliki  kesabaran dan disiplin yang tangguh.

Jika masing-masing pribadi muslim mampu mengaplikasikan nilai-nilai puasa dalam


kehidupannya sehari-hari dalam arti mendisiplinkan diri sesuai dengan peraturan Allah Swt
niscaya akan terbentuk sebuah tatanan masyarakat yang sehat. Yaitu sebuah kehidupan
bermasyarakat yang diliputi rasa aman, nyaman dan tertib karena masing-masing individu
mampu menahan diri dari hal-hal yang dapat merugikan orang lain serta mampu
mendisiplinkan diri terhadap aturan yang berlaku.  Sesuai dengan sabda Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Ibnu Umar :

 ‫عن عبد هللا بن عمر رضي هللا عنهما عن النبي صلى هللا علي ه وس لم ق ال المس لم من س لم المس لمون من لس انه و ي ده‬
) ‫ ( رواه البخارى‬ ‫ هاجر ما نهى هللا عنه‬ ‫والمهاجر من‬

“Dari Abdulloh Bin Umar ra. dari Nabi SAW Beliau bersabda : “Orang muslim itu ialah
orang yang kaum muslimin selamat dari lisan (perkataan) dan tangannya (perilakunya). Dan
seorang muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”  (HR
Bukhari)

Rasa aman, nyaman dan tertib belum dapat kita rasakan dalam realitas kehidupan
bermasyarakat kita saat ini. Padahal kita berdomisili di sebuah komunitas yang notabene
hampir 90 % muslim. Ketika kita meninggalkan rumah untuk sementara waktu kadang kita
diliputi rasa was-was takut kalau harta benda yang kita tinggalkan ada yang mengganggu. 
Ancaman terhadap keselamatan diri dan harta benda yang kita miliki sering kali menghantui
perasaan kita saat berada di daerah yang belum kita kenal. Kemudian sering kita saksikan
berita di televisi yang membuat prihatin, misalnya tentang tawuran yang dipicu oleh masalah
sepele.

Jalan untuk mengobati kondisi masyarakat yang seperti ini hanyalah dengan mengaplikasikan
nilai-nilai puasa (sabar dan disiplin) dalam kehidupan tiap individu masyarakat.

Sebenarnya puasa bukanlah sesuatu yang asing bagi kita, tetapi nilai-nilai dari puasa itu
sendiri justru masih merupakan sesuatu yang asing bagi kita. Puasa yang telah biasa kita
laksanakan hanya merupakan sebuah ritual rutinitas yang tidak berdampak apa-apa. Hal ini
terjadi mungkin karena niat dan motivasi   menjalankan ibadah puasa bukan ‫ابا‬K‫ا واحتس‬KK‫ايمان‬
(iman dan karena mengaharap nilai di sisi Allah) tapi karena tuntutan lingkungan.

Hanya orang-orang yang motivasinya ‫ ايمانا واحتسابا‬lah yang puasanya akan memiliki dampak
taqwa dan diampuni dosa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dari Abu Hurairah :

‫عن ابى هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال من قام تيتة القدر ايمانا واحتس ابا غف ر ل ه م ا تق دم من‬
) ‫ ( رواه البارى‬ ‫ ومن صام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه‬ ‫ذنبه‬

“Dari Abu Hurairoh ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Barang siapa bangun (beribadah)
pada malam Lailatul Qodar atas dasar iman dan karena Allah akan diampuni dosanya yang
telah lalu. Dan barangsiapa yang puasa di bulan Ramadhan atas dasar  iman dan karena Allah
akan diampuni disanya yang telah lalu.”

d.  Puasa mencetak pribadi dan masyarakat yang dermawan.

Selain menjadi perisai dari akhlak yang negatif, puasa juga merupakan sebuah sarana latihan
untuk melahirkan sikap yang terpuji diantaranya kedermawanan. Kedermawanan sendiri 
yang timbul setelah manusia mendapat taujih Robbany. Firman Allah dalam surat Al-Ma’arij
ayat 19-25 :

َ ‫ الَّ ِذينَ ُه ْم َعلَ ٰى‬. َ‫صلِّين‬


. َ‫صاَل تِ ِه ْم دَاِئ ُم ون‬ َّ ‫ َوِإ َذا َم‬. ‫سهُ الش َُّّر َجزُوعًا‬
َ ‫ ِإاَّل ا ْل ُم‬. ‫سهُ ا ْل َخ ْي ُر َمنُوعًا‬ َّ ‫ ِإ َذا َم‬. ‫ق َهلُوعًا‬ َ ‫ِإنَّ اِإْل ْن‬
َ ِ‫سانَ ُخل‬
ِ ‫ساِئ ِل َوا ْل َم ْح ُر‬
‫وم‬ َّ ‫ لِل‬. ‫ق َم ْعلُو ٌم‬ ‫َأ‬
ٌّ ‫َوالَّ ِذينَ فِي ْم َوالِ ِه ْم َح‬

19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20. apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, 21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir, 22. kecuali
orang-orang yang mengerjakan shalat, 23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, 24.
dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, 25. bagi orang (miskin) yang
meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),

Saat menjalankan ibadah puasa kita akan dapat merasakan bagaimana rasanya orang miskin
yang kekurangan makanan sehingga lahir kepekaan dan rasa solidaritas sosial yang ditindak
lanjuti dengan sikap kedermawanan dalam arti mau peduli dan membantu sesama merupakan
suatu sikap yang sanagat penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan hal tersebut
akan terbangun tatanan masyarakat yang kokoh. Jika sebagaian masyarakat yang status sosial
ekonominya lebih tinggi memiliki kepekaan dan solidaritas terhadap masyarakat yang status
sosial ekonominya lebih rendah, jurang pemisah di antara mereka akan semakin sempit maka
terciptalah rasa persaudaraan yang kokoh sehingga tidak akan ada kecemburuan dan
keretakan sosial di antara mereka yang membuat mereka tidak mudah terprovokasi.

Sebaliknya jika kepekaan dan solidaritas sudah lenyap dari kehidupan bermasyarakat,
kesenjangan sosil akan semakin lebar yang akan mengakibatkan kecemburuan dan keretakan
sosial. Dalam kondisi seperti ini masyarakat akan sangat mudah terprovokasi khususnya yang
status sosial ekonominya berada di level bawah malah tidak mustahil terjadi gejolak sosial
seperti kerusuhan dan penjarahan.

Pentingnya kepedulian terhadap sesama mendapat perhatian penting dalam agama islam. 
Kita lihat dalam suatu hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh imam Bukhori :
) ‫ ( رواه البخارى‬ ‫ليس المؤمن بالذى يشبع وجاره جائع الى جنبيه‬

“Bukanlah orang beriman orang yang merasa kenyang sementara tetangga di sebelahnya
kelaparan.”

Demikianlah semoga bermanfaat

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai