ARTIKEL
Meli Miranda
Dalam dua atau tiga tahun terakhir istilah yang paling sering muncul dalam perbincangan
tentang kebudayaan dan peradaban bangsa kita adalah ”literasi” dan ”generasi milenial”. Dua
istilah itu menjadi harapan pembangunan bangsa yang konon minim budaya membaca atau
rendah tingkat literasinya ini. Istilah ”literasi” menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia daring adalah kualitas atau kemampuan melek huruf (aksara) yang di dalamnya
meliputi kemampuan membaca dan menulis. Pengertian literasi juga mencakup melek visual,
yaitu kemampuan mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual
(video/gambar).
Sastra di tangan kaum muda menjadi lebih mudah dipahami. Bahkan menyenangkan
ketika sastra menjadi cair sehingga banyak penikmat sastra dari kalangan muda yang
berdatangan. Generasi mileniallah inilah yang membuat sastra menjadi cair. Ada tempat
yang saat ini menjadi pusat kerumunan generasi muda penyuka cerita dan menulis. Era bloger
perlahan bergeser menuju era Wattpad dan Storial. Aplikasi yang sangat mudah diunduh dan
dibuka ini berisi ribuan cerita karya ratusan penulis yang bersemangat menjanjikan. Bagi
sebagian yang ingin berhemat, tidak membeli buku tetapi masih bisa berupa bacaan, aplikasi
ini menjadi pilihan.
Di Wattpad maupun Storial setiap orang bisa menjadi penulis. Menulis apa saja bisa dan
mendapatkan respons langsung dari pembaca. Banyak kisah menarik, bahkan ada yang
mendapat 10 juta pembaca. Sangat digandrungi. Ternyata ini menjadi daya tarik pasar buku
pula. Penulis yang memiliki pembaca di atas satu juta ada harapan dipinang penerbit mayor
untuk dicetak menjadi
Betapa teknologi membentuk aktivitas baru membaca dan menulis. Generasi kini juga
rajin membuat kutipan atau ungkapan yang muncul setiap hari. Mereka buat sedemikian
menarik penampilannya di akun media sosial pribadi, mendapat banyak tanda suka, dan
pengikut selalu setia menunggu kutipan baru. Sederhana tetapi mengena.
Inilah gaya generasi kini, yang dicemaskan tidak melek literasi. Jangan
kaget, workshop menulis saat ini dipenuhi generasi muda yang siap mengalirkan isi kepala
lewat karya mereka melalui tulisan. Para pemuda dan pemudi era kini menulis dan membaca
karya dengan media dan cara mereka sesuai zaman. Mereka punya banyak pilihan, tak hanya
kertas dan buku fisik. Sebagian lebih nyaman membaca dan menulis di gawai karena ringan
dan dapat menyimpan novel dan komik berbentuk digital. Lebih ringan dan tidak memakan
tempat.
ESSAI : 2
Meli Miranda
Sejak teknologi informasi berkembang dengan pesat dan dikenalnya internet, ada satu
fenomena yang menarik. Fenomena tersebut yakni penggunaan media sosial. Belakangan ini,
penggunaan media sosial sangat digemari oleh masyarakat dunia tak terkecuali Indonesia.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah membawa kita ke tatanan dunia yang baru.
Berkembangnya teknologi informasi ini ditandai dengan Revolusi Industri. Kini dunia tengah
berada pada era revolusi 4.0 dan terus maju. Sebuah tatanan dunia baru yang mengubah sendi
kehidupan manusia. Menurut riset HootSuite dan We Are Social, pengguna media sosial pada
Januari 2020 di seluruh dunia ada sebesar 3,8 miliar pengguna. Angka penggunanya
meningkat hingga 9 persen atau 321 juta pengguna baru sejak tahun lalu. Sedangkan di
Indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset yang sama menyebutkan, jumlah pengguna media
sosial sudah mencapai 160 juta, meningkat 8,1 persen atau 12 juta pengguna dibandingkan
tahun lalu. Jumlah pengguna internet dan media sosial Indonesia pada Januari Tahun 2020.
Foto: We Are Social. Angka tersebut sudah mencapai 59 persen dari total jumlah penduduk.
Artinya lebih dari setengah penduduk di Indonesia kini dengan mudah saling terhubung.
Dari beragam masalah tersebut, salah satu cara yang bisa ditempuh untuk meminimalisir
dampak yang ditimbulkan ialah dengan literasi digital. Sebab literasi digital sendiri menjadi
komponen fundamental yang mesti dimiliki masyarakat saat ini. Kehadiran media sosial ini
sangat digemari sebab dinilai memberikan banyak manfaat. Salah satunya ialah semua orang
dengan mudah mengirimkan pesan atau kabar karena orang sudah saling terhubung.elain
masalah penyebaran berita bohong/hoaks, adapula masalah lainnya. Misalnya ujaran
kebencian, fenomena post-truth, penggiringan opini oleh akun buzzer, pelanggaran privasi,
penipuan, perundungan/bulliying, cybercrime, dll.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa literasi digital berkaitan dengan kemampuan manusia
mengambil, mengolah, memahami hingga menggunakan informasi dengan instrumen
teknologi informasi.Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, maka semakin
dibutuhkannya literasi digital. Sebab ancaman di dunia digital akan selalu ada dan selalu
berubah-ubah modusnya.Setidaknya ada 3 manfaat dari literasi digital, diantaranya;Mampu
menyaring berita/informasi yang diperoleh dari media sosial/internet, Tidak mudah
terpengaruh untuk menyebarkan berita/informasi yang sumbernya tidak dapat dipercaya,
Mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kebenaran suatu berita. Dengan
adanya literasi digital maka bertindak sebagai pengaman/penyaring informasi selama
menggunakan internet ataupun media sosial.
ESSAI KE: 3
Meli Miranda
Literasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis.
Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda
dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi sedini mungkin harus disadari karena
menjadi modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya. Permasalahan
yang dihadapi Indonesia yakni rendahnya penguasaan literasi yang dibuktikan melalui
survei Programme for International Student Assessment (PISA). Survei menunjukkan
Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara dalam penguasaan literasi. Padahal, budaya
literasi bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan
negara. Generasi muda memiliki kepribadian unggul dan mampu memahami pengetahuan
serta teknologi untuk bersaing secara lokal dan global. Selain itu, generasi muda menjadi
faktor penting karena memiliki semangat juang yang tinggi, solusi yang kreatif, dan
perwujudan yang inovatif. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi aktualisasi generasi
unggul. Untuk bisa bersaing dengan negara lain, generasi muda harus mempunyai
kemampuan yang dibutuhkan dunia dengan meningkatkan kualitas SDM. Kualitas SDM
berarti kemauan dan kemampuan individu dalam menyerap ilmu yang kemudian
dikembangkan dan diimplementasikan. Oleh karena itu, salah satu langkah sederhana namun
penting adalah menanamkan pentingnya literasi bagi generasi muda.
Generasi muda bagaikan sebuah pisau yang akan kita gunakan ketika kita ingin
memotong bahan makanan. Apabila pisau tersebut tajam maka akan sangat mudah bagi kita
untuk menggunakannya sebagai alat pemotong, namun jika pisau tersebut tumpul maka akan
sulit bagi kita untuk menggunakannya sehingga sudah pasti kita akan meninggalkan pisau
tersebut dan menggantinya dengan pisau baru yang lebih tajam. Sama halnya dengan generasi
muda, jika generasi muda tersebut merupakan generasi yang berkualitas maka tentu akan
menjadi aset andalan negara sebagai generasi penerus bangsa, penggerak arah zaman,
penentu masa depan, dan merupakan calon pemimpin garda terdepan. Sebaliknya, jika
generasi muda tersebut tidak memiliki kualitas yang baik maka sudah pasti akan tertinggal,
tidak dapat mengikuti kemajuan dan perkembangan, dan hal ini tentu akan mempengaruhi
kualitas suatu bangsa dalam hal sumber daya manusiannya.
Generasi muda memiliki pengaruh yang cukup krusial terhadap kemajuan suatu bangsa.
Tentunya generasi muda akan sangat berpengaruh besar terhadap daya saing bangsanya
apabila generasi tersebut merupakan sebuah generasi yang berkualitas. Terdapat beberapa
indikator sebuah generasi dapat dikatakan berkualitas apabila memiliki pemikiran yang kritis,
terbuka, dapat berpkir analitis, serta memiliki pemikiran/wawasan yang luas terhadap segala
hal. Karakteristiknya yang aktif, energik, idealis, kreatif, dan inovatif menjadikan generasi
muda sebagai suatu aset yang kadarnya cukup penting bagi sebuah bangsa. Tidak mudah
memang untuk menjadikan sebuah generasi agar menjadi generasi yang berkualitas, perlu
adanya suatu pembiasaan yang bisa merubah cara pandang hidup serta struktur nilai dan
norma sosial yang ada di masyarakat, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
pembiasaan membaca.
Generasi muda merupakan aset bangsa, salah satu syarat agar generasi muda tersebut
menjadi sebuah aset yang berharga bagi bangsa adalah dengan memiliki minat dan kesukaan
dalam membaca.. Pembiasaan untuk membaca bagi generasi muda sangat perlu dilakukan
untuk saat ini. Dengan pembiasaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat generasi
muda untuk membaca yang kemudian akan memberikan dampat terhadap sekitar. Dengan
begitu, generasi muda Indonesia akan menjadi generasi yang memiliki pemikiran yang kritis,
penuh dengan ide yang cemerlang, wawasan yang luas, kreativitas dengan tanpa batas,
menyumbangkan kontribusi yang nyata bagi bangsa, serta haus akan prestasi yang membawa
nama harum bangsa. Karena sejatinya, generasi muda yang hebat akan memberikan dampak
yang hebat pula terhadap bangsanya.
2. KESIMPULAN DAN SUMBANG SARAN
RINGKASAN ARTIKEL I
SARAN : Buku sudah tersusun dan tertata dengan rapi akan tetapi ada sebagian
kalimat yang kurang nyambung dan tidak cocok dijadikan referensi,
sebaiknya penulis harus lebih memperhatikan kalimat kalimat tersebut
agar pembaca dapat lebih mudah memahami kalimat pada buku
sehingga dapat dijadikan bahan referensi.
KESIMPULAN ARTIKEL 2
SARAN : Disetiap bab pada buku ini sudah tersusun dengan baik, akan
tetapi masih banyak kalimat yang susah untuk dimengerti,
sebaiknya penulis menggunakan bahasa yang mudah dan dapat
dimengerti oleh pembaca
KESIMPULAN ARTIKEL 3
SARAN : Buku ini sudah tersusun dengan baik, akan tetapi masih banyak
kata demi kata yang susah untuk dipahami sehingga pembaca akan
kebingungan.