Anda di halaman 1dari 1

Membangun Generasi Cerdas Berliterasi Digital

Di Indonesia, jumlah generasi muda yang lahir setelah tahun 2000 tercatat
mencapai hingga 85 juta dari 258 juta jiwa penduduk Indonesia. Ini menunjukan
banyaknya generasi muda penerus bangsa yang diharapkan memiliki wawasan luas, dan
cerdas dalam menghadapi zaman yang sudah sangat mudah untuk mengakses informasi.
Menurut data UNESCO tahun 2016 menyebutkan posisi budaya membaca di
Indonesia adalah 0,001% dimana dari 1.000 orang hanya ada 1 orang yang memiliki
budaya membaca. Rendahnya budaya literasi di Indonesia disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu tidak ditanamkan kebiasaan membaca sejak dini dan minimnya kualitas
sarana dan prasarana di Lembaga Pendidikan yang dapat menunjang budaya membaca.
Selain tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh kemudahan mengakses
informasi kita pun perlu memahami bahwa generasi saat ini merupakan generasi digital
native, yang mana generasi ini hidup di era digital dan membentuk generasi yang terbiasa
dengan berbagai peralatan berbasis digital dan internet. Mengacu pada hal tersebut, tentu
dapat diarahkan bahwa perkembangan teknologi dapat dijadikan media yang mendukung
dan membantu dalam mengembangkan kemampuan literasi.
Riset berbeda yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada
bulan Maret 2016 yang menggagas tentang Most Littered Nation In The World,
menyatakan bahwa dari 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat
literasi rendah. Dengan riset yang membuktikan keprihatinan tentang budaya literasi di
Indonesia, kita dapat menggabungkan kemajuan dan kemudahan mengakses informasi
dengan kebutuhan bangsa untuk membangun generasi cerdas berliterasi digital.
Menurut Paul Gilster dalam buku Digital Literacy (1997), literasi digital adalah
kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari
sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Untuk membangun
generasi cerdas dengan berliterasi digital kita dapat memanfaatkan media gawai untuk
menjadi fasilitas berliterasi digital, selain alat yang mudah diakses oleh seluruh kalangan,
terutama generasi millenial, gawai bisa menjadi media baru dan menjadi wadah baru
untuk memfasilitasi generasi muda untuk berliterasi, dengan kemudahan mengakses
informasi dari segala penjuru dunia, berliterasi digital dapat menambah ilmu dan melihat
dunia hanya dengan berliterasi. Selain inovasi baru dalam media berliterasi, seluruh pihak
baik pemerintahan, masyarakat, dan keluarga harus mendukung penuh dan memberikan
edukasi tentang pentingnya literasi. Dimana berliterasi dengan media digital, khususnya
gawai harus didukung dengan konten dan iklan yang cocok dan edukatif.
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan budaya literasi di
Indonesia adalah dengan menumbuhkan dan memupuk kebiasaan membaca sejak dini,
dan memberikan media yang inovatif dan kreatif agar menarik minat baca generasi
millennial, dan mulai menjaga Bahasa daerah dan mengenal Bahasa asing, karena Bahasa
daerah itu pasti, Bahasa Indonesia itu wajib, dan Bahasa asing itu perlu. Mari jadi generasi
cerdas dengan berliterasi digital!

Anda mungkin juga menyukai