Pohon dapat tumbuh subur jika mendapat pupuk yang cukup nutrisi terbaik.
Pemupukan yang tepat dan rutin dapat menjaga vigor pohon sampai akarnya. Kekuatan
akar pohon dapat mencegahnya tumbang sebatang pohon yang tertiup angin. Seperti
itulah hubungan antara mahasiswa dan dunia literasi. Literasi adalah suplemen
terpenting untuk mengembangkan penalaran, pemikiran, dan pemikiran kritis. Begitu
pula dengan literasi yang perlu dikembangkan budaya literasi di Indonesia merupakan
topik yang sangat menarik dibahas Karena budaya literasi di Indonesia masih rendah
dan belum berakar dalam masyarakat. Di tengah maraknya budaya populer
Buku tidak pernah menjadi prioritas lagi. Bahkan masyarakat lebih sederhana
merangkul budaya berbicara dan mendengarkan daripada membaca nanti
menuliskannya. Masyarakat Indonesia jauh lebih banyak diatur oleh komunikasi lisan
atau budaya linguistik. Masyarakat mencoba lebih suka mengecek ponsel untuk update
status dan menonton acara TV bukannya membaca
Bangsa yang cerdas dapat diwujudkan melalui literasi. Literasi sangat penting
karena merupakan pedoman dan awal untuk menciptakan bangsa yang cerdas. Bangsa
yang cerdas adalah bangsa yang gemar membaca, sebagaimana dalam pembukaan
UUD 1945 khususnya pada Alinea ke – 4, salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah
“mencerdaskan kehidupan bangsa”. Keuntungan dari mengembangkan minat literasi
adalah tidak mudah mengkonsumsi berita yang tidak benar ( Hoax ), kita dapat
membedakan mana berita yang benar dan mana yang tidak, kita selalu penasaran dan
haus akan informasi dan insight terbaru. Dan kita tidak mudah bermusuhan karena
pendidikan manusia memiliki prinsip yang kuat dan dapat memajukan bangsa.
Pemerintah Indonesia pun tampak lega ketika UNESCO mencatat indeks minat
baca Indonesia hanya mencapai 0,001. Artinya, dari setiap 1000 orang hanya ada satu
orang yang berminat membaca. Rata-rata, orang Indonesia membaca nol hingga satu
buku setahun. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan penduduk negara ASEAN (kecuali
Indonesia) yang membaca dua sampai tiga buku dalam setahun. Jumlah ini semakin
terpaut dibanding warga Amerika yang terbiasa membaca 10-20 buku dalam setahun.
Pada saat yang sama, orang Jepang membaca 10-15 buku setahun. (Republika, 12
September 2015).
Hal itu menyeret penghayatan Taufiq Ismail. Keprihatinan akan budaya literasi
yang hampir punah di negeri ini menjadi afeksinya, yang ia tuangkan dalam karya puisi
berjudul Kupu-Kupu di Dalam Buku. Dalam puisi tersebut, Taufiq menuangkan pijakan
besar agar membaca, berliterasi menjadi tradisi populis di semua ceruk masyarakat.
Kegelisahan itu ia sampaikan melalui bahasa imajinasi konseptual akan fundamental
dalam membaca, dengan sedikit sarkasan. Mari kita baca sepenggal dari bait-bait
pusinya.
Ketika singgah di sebuah rumah, kulihat ada anak kecil bertanya tentang kupu-
kupu pada mamanya, dan mamanya tak bisa menjawab keingintahuan putrinya,
kemudian katanya, “tunggu mama baca buku ensiklopedia dulu, yang tahu tentang
kupu-kupu,” dan aku bertanya di rumah negeri mana gerangan aku sekarang.
Setiap anak terlahir jenius, tetapi ketika mereka memasuki dunia sekolah, hanya
sebagian kecil dari mereka yang mendapat gelar jenius. Karena nilai utama
pembelajaran di negeri ini adalah anak-anak perlu tahu bagaimana melakukan
CALISTUNG (membaca, menulis, dan berhitung), meskipun perkembangan ketiga hal
tersebut berbeda-beda pada setiap anak. Beberapa anak mengembangkan
keterampilan berbicara dan minat membaca dengan cepat, sementara beberapa
lainnya lambat
Visi presiden tahun 2019-2024 yang digemakan pada peringatan HUT RI ke-74,
yakni SDM Unggul, Indonesia Maju. Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa fokus
pemerintahannya di periode 2019-2024 ialah pembangunan Sumber Daya Manusia .
Visi tersebut menjadi sangat penting sebagai kiprah awal bagi kemajuan Indonesia
dalam menciptakan lonjakan kemajuan. Oleh karena itu, semua pihak dan berbagai
pengemban kepentingan harus saling bersinergi dan berkontribusi Agar dapat
menggertakkan terwujudnya visi Indonesia Maju
Selain itu, Presiden Jokowi memaparkan tiga fokus transformasi digital pada KTT
G20 di Bali (16 November 2022). Pertama, pemerataan akses digital. Presiden
mengatakan bahwa 2,9 miliar orang di dunia masih belum terhubung ke Internet,
termasuk 73 persen populasi di negara kurang berkembang. Fokus lainnya adalah
keahlian digital. Literasi digital bukan hanya pilihan, itu adalah kebutuhan. Presiden
mengatakan, literasi digital harus menjangkau semua orang untuk berpartisipasi dalam
ekonomi masa depan. Fokus ketiga adalah lingkungan digital yang aman. Penipuan
dan intimidasi online dapat memecah belah persatuan dan mengancam demokrasi.
Pelanggaran data yang disebabkan oleh kejahatan dunia maya dapat menyebabkan
kerugian ekonomi hingga $5 triliun pada tahun 2024
Dan ada juga gempusta atau gerakan cinta perpustakaan. Sebagai aksi
penyadaran kolektif yang menjaring masyarakat, khususnya mahasiswa dan guru atau
dosen, agar mau berkunjung ke perpustakaan dan menggabungkan proses
pembelajaran dengan kegiatan literasi. Melalui Gempusta, siswa mendapatkan
pemahaman dan membiasakan diri menjadikan perpustakaan sebagai sumber belajar
yang penting untuk memulai pembelajaran. Dengan demikian, perpustakaan dapat
menjadi pusat pengembangan minat dan kebiasaan membaca seluruh masyarakat.
Ketika akses ke literasi lebih mudah, terserah pada orang untuk memutuskan
apakah akan belajar atau tidak untuk meningkatkan literasi mereka. Sekeras apapun
pemerintah menggalakkan literasi, jika masyarakat tidak mau belajar, literasi akan tetap
rendah.
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
1. Agustini, Pratiwi “Ini Cara Kemkominfo Capai Target Literasi Digital pada 2024”
aptika.kominfo.go.id Diakses Pada 20 Maret 2023
https://aptika.kominfo.go.id/2022/04/ini-cara-kemkominfo-capai-target-literasi-
digital-pada-2024/#:~:text=Pemerintah%20menargetkan%20pada
%202024%20terdapat,BUMN)%2C%20maupun%20perusahaan%20swasta
2. Islamramah. ( 2022 ) “Cerdas Hidup dengan Berliterasi “
https://www.islamramah.co/2022/04/8919/cerdas-hidup-dengan-berliterasi.html
3. Mansyur, Umar “Gempusta: Upaya Meningkatkan Minat Baca” Artikel Seminar
Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia II (Narasi II) FBS UNM 2019
4. Permatasari, Anne. “Membangun kualitas bangsa dengan budaya literasi.”
Jurnal Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB (2015/12 ):147
5. Purnamasari, Deti “Pemerintah Targetkan Budaya Literasi Indonesia Capai 71,04
Persen Tahun 2024” amp.kompas.com Diakses pada 20 Maret 2023
https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/05/21/17510711/pemerintah-
targetkan-budaya-literasi-indonesia-capai-7104-persen-tahun-2024 Kholipah,
6. Suswandari, Meidawati “Membangun budaya literasi bagi suplemen pendidikan
di indonesia.” Jurnal ( 2018/2/1 ): 1
7. “Upaya Pemerintah Meningkatkan Literasi di Indonesia” www.kompasiana.com
Diakses pada 20 Maret 2023
https://www.kompasiana.com/siti01511/61455f5106310e0624505192/u paya-
pemerintah-meningkatkan-literasi-di-indonesia#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16793238997991&refer rer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com
%2Fsiti01511%2F61455f5106310e0624505192%2Fupaya-pemerintah-
meningkatkan-literasi-di-indonesia
8. Yopie, “Literasi Digital Manusia Indonesia, ditulis oleh Yopie Indra Pribadi”
disdukcapil.pontianak.go.id Diakses pada 20 Maret
2022https://disdukcapil.pontianak.go.id/literasi-digital-manusia-indonesia-ditulis-
oleh-yopie-indra-pribadi