Anda di halaman 1dari 2

TUGAS UTS

MAKUL BAHASA INDONESIA

NAMA : HAIDAR AHMAD SYAH MAULANA

KELAS : A33

JURUSAN : PJJ PAI IAIN SYEKH NUR JATI CIREBON

1. Lanjutkan tulisan di bawah ini agar dapat menjadi suatu bacaan yang indah.
Saudara dapat memberikan tanggapan, kritik ataupun saran. Biasakan
menggunakan tanggapan sendiri, mencantumkan sumber setiap mengutip dari
sumber manapun dan memparafrase setiap kutipan yang diambil agar terbiasa
untuk tidak melakukan plagiasi dalam mengerjakan tugas. (Minimal 500 kata)

Kegiatan literasi adalah salah satu aktivitas yang penting dalam kehidupan. Proses
pendidikan yang sedang dijalani bergantung pada kesadaran literasi dan kemampuannya.
Keberhasilan seseorang akan mempengaruhi keberhasilannya dalam menyelesaikan
pendidikan, hal ini karena budaya literasi yang tertanam dengan sangat baik sehingga dapat
mencapai keberhasilan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Keterampilan
membaca menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan menjadi budaya
serta kebutuhan setiap hari. Selain membaca, keterampilan yang tidak kalah penting untuk
dilatih juga dibudayakan adalah menulis. Mengingat pentingnya penguasaan pada kedua
keterampilan tersebut maka membudayakan membaca dan menulis ada dalam pembelajaran
bahasa indonesia.
Data dunia memberikan ranking kepada Indonesia sebagai 10 negara terbawah akan
budaya literasi. Data ini berdasarkan survei yang dilakukan Progam for International Student
Assessment (PISA) yang diterbitkan pada tahun 2019. Menurut UNESCO minat baca
masyarakat indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001% yaitu dari 1.000 orang
Indonesia hanya 1 orang rajin membaca buku. Hasil riset lain dari World`s Most Literate
Nations Ranked juga mengatakan Indonesia menduduki negara dengan pringkat ke-60 dari 61
negara yang minat bacanya rendah, riset ini dilakukan pada bulan Maret 2016. Sampai saat
ini tahun 2022 belum ada riset yang menunjukkan minat baca masyarakat indonesia sudah
meningkat atau paling tidak naik dua tangga dalam peringkat minat baca di dunia.
Gempuran era tehnologi yang semakin cepat dan pesat membuat Inodonesia yang
dijuluki sebagai raksasanya tehnologi digital asia yang sedang tertidur, kelabakan
menghadapi era ini. Lebih dari 100 juta masyarakat kita tercatat sebagai pengguna
smartphone aktif setelah Cina, India, dan Amerika. Ini berbanding balik dengan negara
diatasnya yang indeks bacanya sudah tertata dan tidak mendapatkan rekor negara di bawah.
Mengapa indoneisa dengan pengguna smartphone terbanyak akan tetapi indeks bacanya
masih rendah? Ini ironis sekali, masyarakat kita lebih nyaman scrol Tik-Tok, Instagram,
ngoceh di tweeter berjam-jam dibandingkan membaca buku 10 menit minimal perhari, ini
sangat mustahil sekali. Belum lagi masyarakat kita sering dibodohkan dengan konten-konten
Fake atau Hoak. Lebih enak beli kuota harga 70.000 dari pada beli buku.
Duta Baca Indonesia menggandeng pemerintah membuat progam pengiriman buku
gratis. Yang setiap tanggal 17 dikirimkan buku gratis keseluruh daerah Indonesia. Progam
ini-pun belum berjalan maksimal yang di daerah saya sendiri belum merasakan progam
tersebut. Ini harus menjadi sorotan dan evaluasi pemerintah yang mempunyai tanggung jawab
akan hal ini. Selain itu, produksi buku di Indonesia yang masih kurang menjadi salah satu
faktor penting yang menunjang minat baca masyarakat Indonesia, produsen buku
terpadamkan motivasinya untuk melahirkan karya yang berkualitas. Mereka merasa tidak adil
dengan apa yang dilakukan pemerintah dikarenakan penulis dibebankan pajak negara dan
mendapatkan royalti yang rendah. Hal ini tidak sebanding dengan perlindungan pemerintah
terhadap buku resmi dari penulis original dengan maraknya buku-buku bajakan atau non
resmi yang tersebar diseluruh daerah dan marketplace online.
Inilah mengapa masyarakat kita minatnya rendah, upaya menumbuhkan budaya
literasi perlu tenaga dan fikiran yang ekstra. Kita lakukan dulu di lingkup yang kecil, contoh
dilingkungan keluarga jika di rumah. Mininal se-hari 3 menit wajib baca buku secara rutin.
Jika di lembaga sekolah mari kita galakkan budaya literasi, dari penambahan koleksi buku
diperpustakaan sekolah, jangan menunggu saat ada lomba. Satu minggu sekali mengunjungi
perpus desa dan menjalin kerjasama dengan komunitas literasi atau taman baca tersebar
diseluruh daerah. Komunitas-komunitas ini berbeda dengan lembaga formal yang hanya
mementingkan kuantitatif, mereka merasa terbayarkan akan semangat jika minat baca
masyarakat terpenuhi dan bisa menyebarkan gagasan utamanya yaitu pentingnya budaya
literasi masyarakat Indonesia. Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai