Anda di halaman 1dari 8

Definisi, Tantangan dan peluang

Literasi, dikutip dari Guru Digital, secara umum diketahui sebagai seperangkat
kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.

Forum Ekonomi Dunia 2015 membagi gambaran tentang keterampilan literasi


menjadi 6 dasar, yang dikutip dari Panduan Gerakan Literasi Nasional Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, seperti berikut:

a).Literasi Baca Tulis

1).Pengertian

Literasi baca tulis disebut juga literasi dasa yang dipahami sebagai melek aksara, yaitu tidak
buta huruf, mampu membaca. Maka literasi ini identik dengan kegiatan membaca dan
menulis saja. Secara literal, literasi ini adalah kemampuan untuk dapat membaca dan
menulis.

2).Tatangan dan Peluang

Literasi Baca Tulis : Sebagai bagian dari warga global yang aktif berpartisipasi,
penguasaan keterampilan literasi akan mempengaruhi pula kompetensi dan kualitas karakter
seseorang.

Menurut Forum Ekonomi Dunia pada 2015 dan 2016, bangsa-bangsa di dunia harus
merumus visi baru pendidikan yang berisikan kurikulum literasi dasar, kompetensi, dan
kualitas karakter.

Setiap hari kita ditantang untuk terus meningkatkan daya saing dan daya sanding
(kolaborasi) karena seluruh negara terbuka satu sama lain membentuk kerja sama. Seperti era
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sekarang ini.

Agar memiliki peran penting di dalamnya, kita perlu punya pondasi keterampilan.
Semuanya yaitu pondasi itu- dimulai dari literasi baca tulis.

b.Literasi Numerasi

1).Pengertian
Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan
sehari-hari.

Misalnya: di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarkaat dan


sebagai warga negara.

Dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di


sekeliling kita.

2).Tantangan dan peluang

Bayangkan bila kita pergi ke pasar, membawa cukup uang, tetapi tidak tahu cara
berhitung atau kita mempunyai sebidang lahan tanah yang subur, tetapi kita tidak tahu nilai
tanahnya dan melepasnya begitu saja ketika ada yang menawarnya.

Di lain waktu, seorang kepala desa berpidato dan menyebutkan angka-angka yang
bermacam-macam, mulai dari jumlah anak, jumlah lulusan, sampai dengan anggaran desa,
tetapi kita tidak tahu dan tidak mengerti apa hubungan semua angka-angka itu dengan hidup
kita dan pajak yang kita sudah bayar.

Semua contoh tersebut hanya menunjukkan sebagian kecil peran literasi numerasi
yang sangat terkait dengan pengambilan keputusan yang bijak dalam kehidupan kita.

Semua informasi tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk numerik atau grafik.
Ketika data adalah harta karun yang baru di abad ini hingga seterusnya, maka pengetahuan
numerasi adalah kunci untuk membuka pintu ke masa depan yang lebih baik.

c.Literasi Sains

1).Pengertian

Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk
mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena
ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran
bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan, alam, intelektual, dan budaya serta
kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016).

2).Tatangan dan Peluang


Saat ini kita berada pada abad 21 saat industri berkembang pesat akibat dari kemajuan
sains dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia.Pesatnya perkembangan industri
pada abad 21 juga menimbulkan banyak permasalahan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan.

Contoh permasalahan yang terjadi adalah pemanasan global, pencemaran lingkungan,


krisis energi, krisis ekonomi, dan berbagai konflik antargolongan.

Permasalahan tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran tentang sains.


Manusia sering kali memanfaatkan sains dan teknologi dengan mengeksploitasi alam tanpa
memahami akibatnya bagi lingkungan dan masa depan bumi.

Contohnya, pemanfaatan bahan-bahan kimia dan produk-produk teknologi dalam


kehidupan sehari-hari tanpa diimbangi dengan pamahaman dampak-dampak pemakaiannya
terhadap diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.

Peluang literasi sains merupakan kunci utama untuk menghadapi berbagai tantangan
pada abad 21 yang meliputi kecukupan kebutuhan air dan makanan, pengendalian penyakit,
menghasilkan energi yang cukup, menghadapi perubahan iklim, dan berbagai permasalahan
umum yang disinggung di atas.

Sains dan teknologi sama-sama memiliki kontribusi utama dalam menyelesaikan


permasalahan manuatas.Hal ini tidak berarti semua orang harus menjadi pakar sains, namun
sains memungkinkan manusia untuk berperan dalam membuat pilihan yang berdampak pada
lingkungan dan dapat memahami implikasi sosial.Hal ini juga berarti bahwa pengetahuan
sains dan teknologi berbasis sains berkontribusi signifikan terhadap kehidupan pribadi, sosial,
dan profesional.

Literasi sains membantu kita membentuk pola pikir, perilaku, dan membangun
karakter manusia untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat, serta
alam semesta

d.Literasi Digital

1).Pengertian

Literasi Digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital,
alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan
patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

2).Tatangan dan Peluang

Tantangan Berkembangnya peralatan digital dan akses informasi digital yang


membanjir, keterampilan dalam literasi digital menjadi hal yang mesti dikuasai pengguna
internet.

Tercatat melalui riset yang dilansir oleh wearesocial.sg bahwa pada tahun 2017
terdapat 132 juta pengguna internet di Indonesia dengan angka pertumbuhan sebanyak 51%
hanya dalam setahun.

Sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia,
perkembangan dunia digital di Indonesia punya dua sisi yang berlawanan dalam kaitannya
dengan pengembangan literasi digital.Di satu sisi mudahnya akses informasi memudahkan
kita memenuhi kebutuhan dan rasa ingin tahu, di sisi lain dengan tidak memiliki keterampilan
di dunia digital, maka hal ini akan berdampak negatif untuk kehidupan kita.

Berkembangnya peralatan digital dan akses informasi tentu menjadi tantangan


sekaligus peluang. Dengan penggunaan internet yang terbilang tinggi, pihak pemerintah
Indonesia mesti memikirkan cara terbaik dalam menanggulangi berita atau informasi hoaks,
ujaran kebencian, dan perilaku intoleran yang dapat dengan mudah ditemui di media sosial.

Peluang :Media digital sangat memungkinkan adanya peluang, seperti meningkatnya


keuntungan dalam bisnis e-commerce, lahirnya lapangan pekerjaan baru berbasis media
digital, dan pengembangan kemampuan literasi tanpa menegasikan teks berbasis cetak.

Pemerintah melihat hal ini sebagai peluang untuk menciptakan 1.000 technopreneurs
dengan nilai bisnis sebesar $10 miliar dengan nilai e-commerce mencapai $130 miliar atau
setara dengan Rp1.800 triliun pada tahun 2020.

Dengan adanya jaringan internet pula, digitalisasi dapat dijadikan media perantara
untuk menuju praktik literasi yang dapat menghasilkan teks berbasis cetak. Sebagai contoh,
kegiatan menulis di blog pribadi bisa diarahkan untuk mengumpulkan tulisan untuk
kemudian bisa dicetak menjadi buku yang berisi kumpulan tulisan dengan tema tertentu yang
diambil dari blog pribadi.

e.Literasi Finansial
1).Pengertian

Dikutip dari Materi Pendukung Literasi Finansial Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan RI, literasi finansial (keuangan) adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat
keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial,
baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

2).Tatangan dan Peluang

Tantangannya Menurut laporan lembaga internasional Bank dunia atau World Bank,
Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup besar pada 2017, yaitu sebesar
5,2%.Namun, pada kenyataannya hanya sebagian kecil kelompok masyarakat yang
menikmatinya sehingga kesenjangan ekonomi dan sosial semakin luas.

Berdasarkan hasil penelitian indeks literasi finansial (keuangan), kemampuan


masyarakat Indonesia dalam mengelola keuangan masih tergolong rendah di kawasan Asia
Tenggara.Minimnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam literasi finansial
mengakibatkan rendahnya pemanfaatan produk jasa perbankan dan nonperbankan sehingga
masih banyak masyarakat yang terjebak dalam praktik pemanfaatan jasa keuangan ilegal
serta perilaku yang instan sehingga terjebak pada skema investasi bodong berkedok
penggandaan uang.

Lebih lanjut, sebagai negara yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat
besar, masyarakat tidak diimbangi dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
setera.

Akibatnya, kita hanya mampu mengekspor komoditas SDA dalam bentuk bahan
mentah, sedangkan komoditas ini nantinya diolah lagi menjadi barang jadi dan dijual ke
Indonesia dengan nilai nominal yang lebih tinggi. Kita membeli lebih banyak ketimbang
menjual.

Peluang: Literasi finansial sebagai salah satu literasi dasar menawarkan seperangkat
pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan secara efektif untuk
kesejahteraan hidup sekaligus kebutuhan dasar bagi setiap orang untuk meminimalisasi,
mencari solusi, dan membuat keputusan yang tepat dalam masalah keuangan.
Literasi finansial juga memberikan pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya sebagai amunisi untuk pembentukan dan penguatan sumber daya manusia
Indonesia yang kompeten, kompetitif, dan berintegritas dalam menghadapi persaingan di era
globalisasi.

f.Literasi Budaya dan Kewargaan

1).Pengertian

Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap


kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah
kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Dengan demikian, literasi ini merupakan kemampuan individu dan masyarakat dalam
bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.

2).Tatangan dan Peluang

Tantangan: Tingkat kemajemukan Indonesia begitu tinggi. Indonesia merupakan


negara kepulauan. Sebanyak tujuh belas ribu lebih pulai besar dan kecil membentuk struktur
geografis yang bernama Indonesia.

Beragam bahasa, budaya, adat, dan kebiasaan serta agama dan kepercayaan ada di
Indonesia. Tidak salah jika semboyan bangsa Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika,
Berbeda-beda tetapi tetap satu.

Namun tantangannya, apabila setiap warga negara yang mendiami wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia kurang memiliki kesadaran atas keberagaman bangsanya,
stabilitas nasional yang telah terbangun pun akan rusak.

Tanpa adanya kesadaran akan keberagaman, tanpa adanya sikap saling menghormati
dan menghargai individu dan kelompok yang berbeda, konflik antarpribadi dan
antarkelompok akan bermunculan.

Selain itu, sebagai bagian dari dunia internasional Indonesia juga turut terlibat dalam
kancah perkembangan dan perubahan global.

Dengan terbukanya era globalisasi, maka ideologi, ekonomi, politik, bahasa, budaya,
dan gaya hidup akan masuk. Jika tidak disikapi secara bijaksana, pengaruh tersebut akan
memengaruhi stabilitas nasional.
Peluang: Dengan berpegang pada literasi budaya dan kewargaan, kita memiliki
identitas yang jujur mengenai budaya kita. Kita lebih memahami bahwa di sini maupun di
luar sana, ada perbedaan budaya dan adat.

Tidak mungkin menyamakan seluruh kebudayaan dalam satu ruang saja, maka
dengan kesadaran akan literasi budaya dan kewargaan kita dapat lebih bersifat terbuka
dengan mengambil sikap yang menghormati perbedaan.Toleransi akan perbedaan ini yang
menjalin hubungan kewargaan secara baik dan beradab.

Kemampuan untuk memahami keberagaman melalui literasi budaya dan kewargaan


merupakan tanggung jawab warga negara sebagai bagian dari suatu bangsa yang merupakan
kecakapan wajib bagi setiap individu di abad ke-21 ini.

Oleh karena itu, literasi ini penting diberikan di tingkat keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Literasi budaya dan kewargaan tidak hanya menyelamatkan dan
mengembangkan budaya nasional, tetapi juga membangun identitas bangsa Indonesia di
tengah masyarakat global.

Literasi Nusantara (2020) Literasi Digital: Pengertian, Tantangan, dan Peluang

https://literasinusantara.com/literasi-digital-pengertian-tantangan-dan-peluang/ diakses 24
maret 2022

Literasi Nusantara (2020) Litersi Baca Tulis : Pengertian dan Tantangan

https://literasinusantara.com/lliterasi-baca-tulis-pengertian-tantangan-dan-peluang diakses 24
maret 2022

Literasi Nusantara (2020) Literasi Sains: Pengertian, Tantangan, dan Peluang


https://literasinusantara.com/literasi-sains-pengertian-tantangan-dan-peluang/ diakses 24
maret 2022

Literasi Nusantara (2020) Finansial: Pengertian, Tantangan, dan Peluang

https://literasinusantara.com/literasi-finansial-pengertian-tantangan-dan-peluang/ diakses 24
maret 2022

Literasi Nusatara (2020) Literasi Budaya dan Kewargaan: Pengertian, Tantangan, dan
Peluang
https://literasinusantara.com/literasi-budaya-dan-kewargaan-pengertian-tantangan-peluang/

Anda mungkin juga menyukai