MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika
Dosen Pengampu :
Dindin Nasrudin, M.Pd.
Disusun oleh:
Nisa Shofiyatul M. 1182070042
Novia Silvianti 1182070044
Pian Septian Isnaeni 1182070047
Rizki Ahmad Fauji 1182070052
Sonia Dwi Nurdini 1182070062
Sya'iidah Muntahaa K. 1182070064
Winti Setiawati 1182070068
Yusri Amalia Farhani 1182070069
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., karena atas berkat
rahmat dan hidayah–Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada junjunan kita, yakni habibana
wanabiyana Muhammad saw., beserta keluarga, sahabatnya dan kita selaku umatnya,
semoga dilindungi oleh Allah swt.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Untuk menjelaskan keterampilan berpikir kreatif abad 21.
2. Untuk menjelaskan proses pengembangan keterampilan berpikir kreatif abad
21.
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Indikator
Keterampilan berpikir kreatif sebagaimana yang diungkapkan oleh
Munandar (2009: 192) antara lain;
a. Keterampilan berpikir lancar (Fluency),
b. Keterampilan berpikir luwes (Flexibility),
c. Keterampilan berpikir orisinil (Originality),
d. Keterampilan memperinci (Elaboration),
e. Keterampilan mengevaluasi (Evaluation).
Adapun Indikator keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Keterampilan mengevaluasi
(Evaluation) 1. Memberi pertimbangan atas dasar
sudut pandangnya sendiri.
2. Menentukan pendapat sendiri
mengenai suatu hal.
3. Menganalisis masalah atau
penyelesaian secara kritis dengan
selalu menanyakan “Mengapa?”.
4. Mempunyai alasan (rasional) yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk
mencapai suatu keputusan.
5. Merancang suatu rencana kerja dari
gagasan-gagasan yang tercetus.
6. Pada waktu tertentu tidak
menghasilkan gagasan-gagasan tetapi
menjadi peneliti atau penilai yang
kritis.
7. Menentukan pendapat dan bertahan
terhadapnya.
Pada tahun 1971 dan 1976, para peneliti jepang melakukan serangkaian penelitian
dengan mengembangkan suatu metode untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa salah satunya berpikir kreatif.Mengukur kemampuan berpikir kreatif
menggunakan pendekatan Open Ended. Pendekatan Open Ended merupakan
pendekatan pembelajaran yang biasanya dimulai dengan memberikan pertanyaan atau
soal-soal open ended atau soal terbuka yang mengandung suatu permasalahan untuk
dicari solusinya dengan berbagai cara dan berbagai jawaban guna mengembangkan
pengalaman belajar siswa dalam menemukan keterampilan atau cara berpikir yang
telah dimiliki siswa. Open ended problems tidak hanya sebagai soal biasa yang
membutuhkan jawaban akhir, namun sebagai assessment task karena terkadang siswa
diminta untuk menjelaskan cara mendapatkan jawabannya dan mengapa memilih cara
penyelesaian jawaban tersebut.
Tidak mudah dalam membuat suatu masalah atau soal terbuka dan sesuai dengan
materi yang akan dipelajari serta kemampuan kognitif dari para siswa. Shimada
(1997) mengklasifikasikan soal-soal yang dapat digunakan sebagai soal open-ended
mejadi tiga tipe, yaitu:
1. Menemukan relasi/hubungan
Soal tipe ini dibuat agar siswa mencari atau menemukan relasi atau aturan-aturan
dalam Fisika. Contoh: disajikan gambar mata dan letak bayangan yang terbentuk
pada kasus mata normal, kelainan mata dan sebagainya.
2. Mengklasifikasi
Siswa diminta untuk mengklasifikasi berdasarkan perbedaan karakteristik yang
ada pada soal yang akan menuntun mereka pada konsep yang akan dipelajari.
Contoh: disajikan bahan-bahan seperti plastik, logam, kaca, karet, kayu dan lain-
lain untuk dikelompokkan mana bahan yang isolator dan konduktor.
3. Mengukur atau menghitung
Siswa diminta untuk mengukur atau menghitung fenoma atau situasi yang
diberikan guru. Siswa diharapkan menggunakan kemampuan dan pengetahuan
yang telah dimiliki sebelumnya. Contoh: mengukur arus listrik pada rangkaian
seri menggunakan multimeter.
Salah satu faktor kunci dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended adalah
berbagai macam respon dan jawaban dari siswa. Dari hal tersebut, kemampuan
berpikir dan penemuan konsep baru diharapkan menjadi pengalaman bersama pada
semua siswa. Oleh karena itu, guru harus mendata dan mengumpulkan semua
kemungkinan jawaban dan respon siswa atas masalah terbuka yang diberikan.
Selanjutnya, guru mengarahkan siswa pada konsep yang akan dipelajaridengan
menggunakan beberapa kemampuan seperti membandingkan, mencari persamaan,
perbedaan, menganalisis dan sebagainya.
Menurut Heddens dan Speer (Poppy, 2003) dengan menentukan skoring atau jawaban
siswa melalui rubrik. Salah satu contoh rubrik yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Skala
Kriteria
1 2 3 4
Pemahaman Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan
sedikit atau pemahaman pemahaman pemahaman
tidak ada terhadap terhadap yang lebih
pemahaman sebagian konsep terhadap
terhadap konsep konsep
konsep
Pemecahan Tidak Menggunakan Menggunakan Menggunakan
masalah menggunakan solusi kurang solusi yang solusi yang
solusi yang tepat sesuai sesuai dan
sesuai lebih terperinci
Menganalisis Tidak dapat Dapat Dapat Dapat
menganalisis menganalisis menganalisis menganalisis
situasi sebagian kecil sebagian besar situasi
matematis situasi situasi matematis
matematis matematis dengan tepat
Sistematis Tidak Kurang Sebagian Sistematis dan
sistematis dan sistematis dan sistematis dan terorganisir
terorganisir terorganisir terorganisir
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
REFERENSI