Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia diciptakan dengan 2 telinga dan 1 bibir agar kita lebih banyak
mendengar daripada berbicara. Harus kita akui bahwa pepatah tersebut memang
relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Tuhan memang menciptakan kita
dengan 2 telinga untuk tujuan yang mulia. Dengan telinga, kita dapat melakukan
satu

hal

yang

sangat

luar

biasa

yaitu

MENDENGARKAN.

Dengan

mendengarkan, kita dapat memperoleh informasi yang berguna bagi kita.


Dalam mendengarkan, hal yang kita jadikan objek untuk didengar adalah
suara. Ada macam-macam suara seperti suara manusia, suara hewan, maupun
suara yang dihasilkan oleh benda-benda. Masing-masing suara memiliki
karakternya tersendiri. Sejalan dengan kebutuhan tersier manusia akan hiburan,
manusia dapat menjadikan suara-suara tersebut menjadi sebuah gabungan/paduan
suara yang merdu, yang kita kenal sekarang sebagai musik. Sekarang, musik
sudah menjadi bak teman hidup kita sehari-hari. Hampir setiap hari kita pasti
akan mendengarkan musik baik secara sadar maupun tidak.
Keberadaan musik dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan penemuan
alat musik sebab dengan alat musiklah, suatu musik dapat tercipta. Secara garis
besar, banyak sekali alat musik yang sudah beredar di dunia ini yakni alat musik
tradisional dan alat musik modern/elektrik. Namun jangan salah, dengan daya
kreatifitas dan kemauan, manusia juga dapat membuat alat musik sederhana
dengan biaya dan modal yang murah. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan
gelas, air, sendok, dan sedikit pengetahuan mengenai fisika. Dengan hanya
mengubah intensitas air pada gelas maka kita dapat menciptakan bunyi dengan
nada yang berbeda-beda. Berdasarkan perbedaan bunyi tersebut, maka kami
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Volume Air dan Jenis
Gelas Terhadap Bunyi yang Dihasilkan Gelas.

1.2.

Rumusan Masalah
Penelitian kami memiliki beberapa rumusan masalah yaitu :
1) Apakah perbedaaan volume air yang dituangkan pada gelas menimbulkan
perbedaan pada bunyi yang dihasilkan?
2) Apakah jenis gelas yang digunakan berpengaruh terhadap bunyi yang
dihasilkan?
3) Bagaimana pengaruh perbedaan volume air terhadap perbedaan bunyi
yang dihasilkan?

1.3

Tujuan Penelitian
Kami melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apakah perbedaan volume air yang dituangkan pada
gelas menimbulkan perbedaan pada bunyi yang dihasilkan.
2) Untuk mengetahui apakah jenis gelas yang digunakan berpengaruh
terhadap bunyi yang dihasilkan.
3) Untuk mengetahui pengaruh perbedaan volume air terhadap bunyi yang
dihasilkan.

1.4

Ruang Lingkup
Pada dasarnya, secara fisika, bunyi memiliki sifat-sifat tertentu yakni

gelombang, resonansi, intensitas, dan lain sebagainya. Ketiga sifat tersebut sangat
berpengaruh terhadap suara yang nantinya akan didengarkan oleh telinga manusia.
Gelombang bunyi sendiri merupakan kumpulan dari partikel-partikel bunyi yang
bergerak maju mundur. Resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu benda
karena menerima getaran benda lain dengan frekuensi sama, sedangkan intensitas
dapat diartikan sebagai kuat lemahnya bunyi. Selain ketiga faktor utama tadi,
banyak ilmuwan-ilmuwan yang mempelajari perihal mengenai bunyi guna
meningkatkan pengetahuan terhadap hal tersebut. Salah satunya adalah Doppler
yang dalam percobaannya mengaitkan antara pengaruh posisi pendengar terhadap
kuat lemahnya gelombang bunyi yang dapat ditangkap.

1.5

Hipotesis

Hipotesis kami dalam penelitian ini adalah jenis gelas dan perbedaan
volume air yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap bunyi yang dihasilkan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Bunyi dan Sifat-sifatnya


Bunyi atau suara secara definitif dapat didefinisikan energi yang

ditimbulkan oleh benda yang bergetar. Secara ilmiah, bunyi adalah pemampatan
mekanis atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Bunyi
dapat merambat melalui medium zat cair,
padat, dan gas. Ukuran bunyi dapat dijelaskan
dengan kecepatan osilasi (frekuensi) dengan
satuan Hertz (Hz) sedangkan kenyaringan
bunyi

diukur

dalam

satuan

desibel.

Normalnya, manusia dapat mendengar bunyi


dengan frekuensi 20 Hz dan 20.000 Hz (20

Gambar 1. Bunyi

kHz) (Wikipedia, 2013, para. 1).


Bunyi memiliki gelombang yang disebut gelombang bunyi. Gelombang
bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur. Gelombang
ini terbagi menjadi 2 yaitu gelombang bertekanan tinggi dan gelombang
bertekanan rendah yang secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari
sumber bunyi. Gelombang bunyi sendiri termasuk dalam jenis gelombang
longitudinal. Jika gelombang bunyi dating secara terus menerus, maka akan
terjadi fenomena yang disebut resonansi (Wikipedia, 2013, bab 3).
Sifat-sifat yang dimiliki oleh gelombang bunyi adalah
1. Gelombang bunyi dapat dipantulkan. Pantulan gelombang bunyi dapat
berupa gaung dan gema.
2. Dua sumber bunyi dari dua pengeras suara yang berasal dari sebuah audio
generator akan menghasilkan gelombang-gelombang bunyi yang koheren,
yaitu dua gelombang dengan frekuensi, amplitudo, dan beda fase yang
sama. Jika rapatan bertemu rapatan atau regangan bertemu regangan maka
akan terjadi penguatan bunyi. Sedangkan jika regangan bertemu rapatan
maka akan terjadi pelemahan bunyi.
Resonansi bunyi atau resonansi merupakan proses bergetarnya suatu benda
dikarenakan ada benda lain yang bergetar. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
suatu benda bergetar pada frekuensi yang sama dengan frekuensi benda yang

terpengaruh (Wikipedia, 2013, bab 5). Resonansi sangat bermanfaat dan


berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya adalah penggunaan
resonansi pada alat musik (Modul Praktikum Interaktif, 2000).
Berdasarkan klausul bahwa bunyi merupakan gelombang, maka bunyi juga
mempunyai cepat rambat. Kecepatan rambat bunyi adalah 340 m/s, yang dapat
dihitung dengan rumus v =f .
o v adalah kecepatan bunyi (m/s)
o f adalah frekuensi (Hz)
o adalah panjang gelombang
Intensitas bunyi atau kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo.

Intensitas bunyi dapat dihitung dengan menggunakan rumus

I=

P
A

o I adalah intensitas bunyi (Watt/m2)


o P adalah daya bunyi (Watt)
o A adalah luas bidang yang ditembus gelombang (m2)
Batas intensitas bunyi yang
dapat didengar oleh manusia adalah
antara 1 Watt/m2 sampai dengan 10-12
Watt/m2. Batas intensitas terkecil ini
disebut

sebagai

intensitas

ambang
Gambar 2. Pesawat Terbang

pendengaran (rajinbelajar.net, 2013).

Gelombang dan resonansi tidak dapat dipisahkan dari satu hal, yaitu Efek
Doppler. Efek Dopper adalah perubahan frekuensi gelombang akibat perubahan
posisi atau pergerakan pengamat relative terhadap sumber gelombang atau
sebaliknya. Pengamat akan menangkap gelombang yang lebih pendek ketika
sumber gelombang menjauhinya atau ketika pengamat bergerak menjauhi sumber
gelombang. Sedangkan pengamat akan menangkap gelombang yang lebih tinggi
ketika sumber gelombang bergerak mendekatinya atau ketika pengamat bergerak

f =(

mendekati sumber gelombang. Rumus,

v vs
) fp
v vp

(Yahoo!Answers,

2010).
o
o
o
o
o
2.2

v adalah kecepatan bunyi (340 m/s)


vs adalah kecepatan sumber bunyi
vp adalah kecepatan pengamat
fs adalah frekuensi sumber bunyi
fp adalah frekuensi yang dialami oleh pengamat
Gelas
Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak

bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bias dibentuk
dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air (Wikipedia, 2012, para. 1).
Gelas memiliki kelebihan dibanding dengan material lainnya yakni gelas
memiliki nilai keindahan, sifatnya yang tembus pandang dan elastis, serta tidak
bereaksi dengan zat/reaksi kimia. Namun, gelas juga memiliki kekurangan yaitu
gelas bersifat getas dan mudah pecah. Gelas dapat dibentuk dengan 2 cara yaitu
dengan proses pendinginan dengan cepat dan proses polimerisasi (Wikipedia,
2012, para. 2).
Gelas memiliki variasi jenis yaitu
1. Gelas air
Bentuknya mempunyai tangkai atau kaki dan
bentuknya menyerupai bunga sepatu. Strukturnya tidak
terlalu

tebal,

namun

kuat

dan

tidak

memiliki

tangkai/telinga.
2. Gelas sirup
Gelas ini digunakan untuk menyajikan jus atau
soft drink. Pada bagian atasnya memiliki kepala yang
bulat. Bentuk badannya lurus seperti sedotan dan
Gambar 3. Gelas

warnanya bening.
3. Gelas anggur

Gelas anggur biasanya digunakan untuk menyajikan anggur/wine.


Berdasarkan jenis anggur yang disajikan, gelas anggur dapat dibagi menjadi 2
lagi yaitu :
a. Gelas anggur merah dengan kepala gelas bulat, bentuk gelas seperti
mangkuk namun memiliki tangkai)
b. Gelas anggur putih dengan bentuk lebih ramping dan lebih tinggi
dibanding gelas anggur merah)
4. Gelas bir
Gelas ini digunakan untuk meminum bir. Ada 2 jenis gelas bir, yaitu
a. Mug bir dengan kepala gelas bulat, badan gelas besar dan tebal, serta
memiliki telinga gelas.
b. Pilsener glass dengan bentuk menyerupai vas bunga dan semakin
kebawah, diameter badan gelas akan mengecil.
5. Gelas kopi
Gelas ini digunakan untuk meminum kopi. Ada 2 macam gelas kopi, yaitu
a. Gelas kopi (coffee cup) dengan struktur yang tebal, warnanya tidak
bening, dan memiliki telinga gelas.
b. Espresso cup dengan bentuk yang lebih kecil dibandingkan coffee cup
(Ahira, Anne, 2013, para. 1).
2.3

Hubungan Antara Air dan Bunyi


Bunyi dapat merambat melalui media zat padat, zat cair, maupun zat gas.

Namun, bunyi memiliki kecepatan rambat yang berbeda-beda atas ketiga


perantara tersebut. Berikut tabel perbedaan kecepatan rambat bunyi pada berbagai
media :
Medium
Udara
Air
Kaca

Temperatur (oC)
15
25
20

Laju (m/s)
340
1.490
4.540

Tabel 1. Cepat rambat bunyi pada berbagai media

Beberapa faktor yang mempengaruhi bunyi pada medium zat cair :


1. Suhu

Pada prinsipnya, semakin tinggi suhu suatu medium, maka semakin


cempat perambatan bunyi dalam medium tersebut karena kenaikan suhu
mengakibatkan peningkatan kecepatan gerakan partikel-partikel.
2. Tekanan dan kedalaman
Setiap penambahan kedalaman akan mengakibatkan kenaikan tekanan.
Tekanan yang meningkat mengakibatkan cepat rambat bunyi semakin tinggi
karena partikel-partikel yang bertekanan tinggi terkompresi sehingga
dihasilkan cepat rambat yang lebih besar. Tekanan yang meningkat akan
diiringi dengan volume yang menurun karena volume dan tekanan berbanding
terbalik sehingga semakin tinggi volume, maka semakin rendah tekanannya.
Akibatnya volume yang semakin besar mengakibatkan cepat rambat bunyi
semakin kecil karena tekanannya mengecil.
3. Densitas atau kerapatan
Makin rapat medium, umumnya semakin besar cepat rambat bunyi dalam
medium tersebut. Penyebabnya adalah makin rapat medium maka makin kuat
gaya kohesi antar partikel, akibatnya pengaruh suatu bagian medium kepada
bagian yang lain akan mengikuti getaran tersebut dengan segera sehingga
perpindahan getaran terjadi sangat cepat (Afriza, Zafira, 2012, bab 2).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian kami lakukan pada hari Sabtu, 4 Mei 2013 selama 1 hari.

Penelitian dilakukan di kediaman keluarga Tasek, komplek PHG (Pondok Hijau


Golf), cluster Jade, Gading Serpong, Tangerang.
3.2

Populasi dan Sampel


Populasi yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah gelas, air, dan

sendok. Sedangkan sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah 6 gelas
kaca dengan 2 jenis yang berbeda (3 gelas untuk setiap jenis), 700 ml air murni,
dan 1 buah sendok.
3.3

Metode dan Teknik Penelitian


Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode observasi.

Sedangkan teknik penelitian yang kami gunakan adalah percobaan. Percobaan


dilakukan sebanyak 2 kali dan dapat terselesaikan dalam waktu kurang lebih 15
menit.
Langkah kerja kami adalah sebagai berikut
a. Percobaan I
1) Menyiapkan 3 buah gelas yang sama jenisnya, 350 ml air, dan
sendok
2) Menuangkan air tersebut kedalam 3 gelas. Gelas I berisi 50 ml air,
gelas II berisi 100 ml air, dan gelas III berisi 200 ml air
3) Memukul permukaan tubuh masing-masing gelas dengan sendok
4) Mendengarkan dan membandingkan suara yang dihasilkan

b. Percobaan II
1) Menyiapkan 3 buah gelas yang sama jenisnya (namun berbeda
dengan jenis gelas pada percobaan I), 350 ml air, dan sendok

2) Menuangkan air tersebut kedalam 3 gelas. Gelas I berisi 50 ml air,


gelas II berisi 100 ml air, dan gelas II berisi 200 ml air
3) Memukul permukaan tubuh masing-masing gelas dengan sendok
4) Mendengarkan dan membandingkan suara yang dihasilkan
Dalam percobaan ini, kami menggunakan gelas dengan jenis gelas air.
Perbedaan antara gelas pada percobaan I dan percobaan II terletak pada struktur
dan ukurannya. Gelas pada percobaan I memiliki ukuran yang lebih kecil (luas
permukaan gelas dan tinggi) dibanding gelas pada percobaan II. Selain itu, gelas
pada percobaan II memiliki struktur ketebalan yang lebih tipis ketimbang gelas
pada percobaan I. Perihal menuangkan air dengan volume tertentu, kami
menggunakan teko dengan ukuran volume pada permukaan tubuhnya sehingga
kami dapat menuangkan air dengan tepat dan presisi.
Selama melakukan penelitian ini, kami tidak menemukan kesulitan dan
kendala yang berarti. Satu-satunya kesulitan yang kami alami adalah mencari
waktu untuk melakukan penelitian ini dan akhirnya keputusan jatuh pada hari
Sabtu, 4 Mei 2013 di kediaman keluarga Tasek, PHG.

BAB IV
PEMBAHASAN

10

Dari hasil percobaan yang kami lakukan, kami mendapati bahwa volume
air dan jenis gelas yang berbeda ternyata memberikan pengaruh yang cukup
berarti bagi nyaring tidaknya suara yang dihasilkan melalui pemukulan sendok.
Gelas dengan volume air yang lebih banyak akan menghasilkan suara yang lebih
redam, sedangkan gelas dengan volume air yang lebih sedikit akan menghasilkan
suara yang lebih nyaring.
Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah.
Pertama, dibandingkan dengan zat padat, zat cair memiliki kerapatan partikel
yang lebih longgar dibanding kerapatan partikel pada zat padat (tetapi kerapatan
partikel pada zat gas lebih longgar dibanding kerapatan zat cair). Kedua, zat cair
juga dapat dijadikan media rambat bunyi selain zat padat dan zat gas. Kedua
faktor ini, kerapatan dan wujud zat sangat mempengaruhi nyaring tidaknya suara
yang dihasilkan. Semakin rapat suatu zat, maka akan semakin sulit suatu partikel
untuk menembusnya. Hal ini dapat dianalogikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kita berada didalam suatu ruangan yang sangat ramai dan sesak, maka akan
sulit bagi kita untuk bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Begitu pula dengan bunyi pada gelas, semakin banyak volume air yang
dituangkan, maka hambatan yang dilalui oleh bunyi akan semakin besar,
sedangkan semakin sedikit volume air yang dituangkan, hambatan yang dilalui
oleh bunyi akan semakin kecil. Karena itu, bunyi pada gelas dengan volume air
yang sedikit berbunyi lebih nyaring dibanding dengan gelas dengan volume air
yang banyak.
Mengenai perihal jenis gelas yang digunakan, jenis gelas ternyata juga
membawa pengaruh terhadap bunyi. Dari hasil percobaan, didapati bahwa dengan
volume air yang sama, ternyata bunyi yang dihasilkan gelas pada percobaan I dan
II berbeda. Pada percobaan I, gelas yang digunakan memiliki struktur yang lebih
kecil dibanding gelas pada percobaan II. Seperti yang telah diuraikan, melalui
rumus, intensitas bunyi dapat ditentukan dengan membagi harga daya bunyi
dengan luas bidang permukaan yang harus ditembus. Gelas yang berukuran besar
akan memiliki luas permukaan yang besar juga. Karena harga daya bunyi yang

11

tetap, namun luas permukaan yang bertambah, intensitas bunyi yang dihasilkan
semakin kecil atau dengan kata lain, bunyi yang dihasilkan lebih redam.
Untuk tinggi atau rendah nada yang dihasilkan, hal tersebut dipengaruhi
oleh tebal atau tipisnya gelas yang digunakan. Pada percobaan tersebut, kami
menggunakan gelas dengan struktur yang tipis dan tebal dimana gelas percobaan I
lebih tebal dibanding gelas percobaan II. Gelas yang tipis (gelas percobaan II)
akan menghasilkan nada yang lebih tinggi sedangkan gelas yang tebal (gelas
percobaan I) akan menghasilkan nada yang lebih rendah. Mengapa? Gelas yang
tipis sudah tentu memiliki bobot/massa yang lebih ringan dibandingkan dengan
gelas yang tebal. Massa yang ringan sangat mendukung efektifitas dan efisisiensi
benda dalam bergetar sehingga benda bergetar lebih cepat. Getaran yang lebih

Kenyaringan
Bunyi

Frekuensi
Nada

Kenyaringan
Bunyi

cepat menghasilkan frekuensi yang lebih tinggi sehingga timbulah nada tinggi.

BAB V

12

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan

bahwa jenis gelas dan volume air yang dituangkan pada gelas berpengaruh
terhadap bunyi yang dihasilkan pada gelas. Jika, volume air yang dituangkan
semakin banyak dan struktur gelas yang digunakan semakin tipis, maka suara
yang dihasilkan akan semakin nyaring dan tinggi, tapi jika volume air yang
dituangkan semakin sedikit dan struktur gelas yang digunakan semakin tebal,
maka suara yang dihasilkan akan semakin redam dan rendah.
5.2

Saran
Kami menyadari bahwa percobaan yang telah kami lakukan masih sangat

jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami akan selalu dengan senang hati menerima
saran dan kritikan dari pembaca demi perbaikan karya ilmiah ini. Saran yang
dapat kami berikan adalah dengan memperbanyak sampel dan variasi perlakuan
yang dilakukan pada gelas, misalnya mengganti air mineral dengan jus, susu, atau
sebagainya, menggunakan sendok kayu dan sendok besi sebagai pemukul, dan
lain-lain untuk percobaan selanjutnya. Selain saran untuk menambah variasi
variabel penelitian, kami juga merasa bahwa teknik kami dalam melakukan
percobaan masih salah. Hal ini dibuktikan dengan adanya suara yang hampir sama
dari pemukulan 2 gelas yang berbeda jenis. Oleh karena itu, kami sangat
menyarankan untuk diadakan penelitian lebih lanjut agar didapatkan hasil yang
lebih sempurna dan akurat.

LAMPIRAN

13

Alat dan Bahan

Gelas pada Percobaan I

Gelas pada Percobaan II

Pemukulan Gelas dengan Sendok

DAFTAR PUSTAKA
14

Afriza, Zafira. 2012. Perambatan Gelombang Bunyi.


http://zafiraafriza.blogspot.com. Diakses pada tanggal 27 April 2013.
Ahira, Anne. 2012. Mengenal Macam-macam Gelas.
http://www.anneahira.com/macam-macam-gelas.htm. Diakses pada tanggal 27
April 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bunyi. Bunyi. 25 Maret 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gelas. Gelas. 12 Mei 2012.
http://lfd.fmipa.itb.ac.id/artikel/modul_interaktif/modul_2_g/teori.html.
Resonansi Gelombang Bunyi. 2000.
http://rajinbelajar.net/sifat-dan-intensitas-bunyi#.UYSuzrU9GSo. Sifat dan
Intensitas Bunyi. 25 Februari 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai