PENDAHULUAN
hal
yang
sangat
luar
biasa
yaitu
MENDENGARKAN.
Dengan
1.2.
Rumusan Masalah
Penelitian kami memiliki beberapa rumusan masalah yaitu :
1) Apakah perbedaaan volume air yang dituangkan pada gelas menimbulkan
perbedaan pada bunyi yang dihasilkan?
2) Apakah jenis gelas yang digunakan berpengaruh terhadap bunyi yang
dihasilkan?
3) Bagaimana pengaruh perbedaan volume air terhadap perbedaan bunyi
yang dihasilkan?
1.3
Tujuan Penelitian
Kami melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apakah perbedaan volume air yang dituangkan pada
gelas menimbulkan perbedaan pada bunyi yang dihasilkan.
2) Untuk mengetahui apakah jenis gelas yang digunakan berpengaruh
terhadap bunyi yang dihasilkan.
3) Untuk mengetahui pengaruh perbedaan volume air terhadap bunyi yang
dihasilkan.
1.4
Ruang Lingkup
Pada dasarnya, secara fisika, bunyi memiliki sifat-sifat tertentu yakni
gelombang, resonansi, intensitas, dan lain sebagainya. Ketiga sifat tersebut sangat
berpengaruh terhadap suara yang nantinya akan didengarkan oleh telinga manusia.
Gelombang bunyi sendiri merupakan kumpulan dari partikel-partikel bunyi yang
bergerak maju mundur. Resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu benda
karena menerima getaran benda lain dengan frekuensi sama, sedangkan intensitas
dapat diartikan sebagai kuat lemahnya bunyi. Selain ketiga faktor utama tadi,
banyak ilmuwan-ilmuwan yang mempelajari perihal mengenai bunyi guna
meningkatkan pengetahuan terhadap hal tersebut. Salah satunya adalah Doppler
yang dalam percobaannya mengaitkan antara pengaruh posisi pendengar terhadap
kuat lemahnya gelombang bunyi yang dapat ditangkap.
1.5
Hipotesis
Hipotesis kami dalam penelitian ini adalah jenis gelas dan perbedaan
volume air yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap bunyi yang dihasilkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
ditimbulkan oleh benda yang bergetar. Secara ilmiah, bunyi adalah pemampatan
mekanis atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Bunyi
dapat merambat melalui medium zat cair,
padat, dan gas. Ukuran bunyi dapat dijelaskan
dengan kecepatan osilasi (frekuensi) dengan
satuan Hertz (Hz) sedangkan kenyaringan
bunyi
diukur
dalam
satuan
desibel.
Gambar 1. Bunyi
I=
P
A
sebagai
intensitas
ambang
Gambar 2. Pesawat Terbang
Gelombang dan resonansi tidak dapat dipisahkan dari satu hal, yaitu Efek
Doppler. Efek Dopper adalah perubahan frekuensi gelombang akibat perubahan
posisi atau pergerakan pengamat relative terhadap sumber gelombang atau
sebaliknya. Pengamat akan menangkap gelombang yang lebih pendek ketika
sumber gelombang menjauhinya atau ketika pengamat bergerak menjauhi sumber
gelombang. Sedangkan pengamat akan menangkap gelombang yang lebih tinggi
ketika sumber gelombang bergerak mendekatinya atau ketika pengamat bergerak
f =(
v vs
) fp
v vp
(Yahoo!Answers,
2010).
o
o
o
o
o
2.2
bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bias dibentuk
dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air (Wikipedia, 2012, para. 1).
Gelas memiliki kelebihan dibanding dengan material lainnya yakni gelas
memiliki nilai keindahan, sifatnya yang tembus pandang dan elastis, serta tidak
bereaksi dengan zat/reaksi kimia. Namun, gelas juga memiliki kekurangan yaitu
gelas bersifat getas dan mudah pecah. Gelas dapat dibentuk dengan 2 cara yaitu
dengan proses pendinginan dengan cepat dan proses polimerisasi (Wikipedia,
2012, para. 2).
Gelas memiliki variasi jenis yaitu
1. Gelas air
Bentuknya mempunyai tangkai atau kaki dan
bentuknya menyerupai bunga sepatu. Strukturnya tidak
terlalu
tebal,
namun
kuat
dan
tidak
memiliki
tangkai/telinga.
2. Gelas sirup
Gelas ini digunakan untuk menyajikan jus atau
soft drink. Pada bagian atasnya memiliki kepala yang
bulat. Bentuk badannya lurus seperti sedotan dan
Gambar 3. Gelas
warnanya bening.
3. Gelas anggur
Temperatur (oC)
15
25
20
Laju (m/s)
340
1.490
4.540
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
sendok. Sedangkan sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah 6 gelas
kaca dengan 2 jenis yang berbeda (3 gelas untuk setiap jenis), 700 ml air murni,
dan 1 buah sendok.
3.3
b. Percobaan II
1) Menyiapkan 3 buah gelas yang sama jenisnya (namun berbeda
dengan jenis gelas pada percobaan I), 350 ml air, dan sendok
BAB IV
PEMBAHASAN
10
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, kami mendapati bahwa volume
air dan jenis gelas yang berbeda ternyata memberikan pengaruh yang cukup
berarti bagi nyaring tidaknya suara yang dihasilkan melalui pemukulan sendok.
Gelas dengan volume air yang lebih banyak akan menghasilkan suara yang lebih
redam, sedangkan gelas dengan volume air yang lebih sedikit akan menghasilkan
suara yang lebih nyaring.
Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah.
Pertama, dibandingkan dengan zat padat, zat cair memiliki kerapatan partikel
yang lebih longgar dibanding kerapatan partikel pada zat padat (tetapi kerapatan
partikel pada zat gas lebih longgar dibanding kerapatan zat cair). Kedua, zat cair
juga dapat dijadikan media rambat bunyi selain zat padat dan zat gas. Kedua
faktor ini, kerapatan dan wujud zat sangat mempengaruhi nyaring tidaknya suara
yang dihasilkan. Semakin rapat suatu zat, maka akan semakin sulit suatu partikel
untuk menembusnya. Hal ini dapat dianalogikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kita berada didalam suatu ruangan yang sangat ramai dan sesak, maka akan
sulit bagi kita untuk bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Begitu pula dengan bunyi pada gelas, semakin banyak volume air yang
dituangkan, maka hambatan yang dilalui oleh bunyi akan semakin besar,
sedangkan semakin sedikit volume air yang dituangkan, hambatan yang dilalui
oleh bunyi akan semakin kecil. Karena itu, bunyi pada gelas dengan volume air
yang sedikit berbunyi lebih nyaring dibanding dengan gelas dengan volume air
yang banyak.
Mengenai perihal jenis gelas yang digunakan, jenis gelas ternyata juga
membawa pengaruh terhadap bunyi. Dari hasil percobaan, didapati bahwa dengan
volume air yang sama, ternyata bunyi yang dihasilkan gelas pada percobaan I dan
II berbeda. Pada percobaan I, gelas yang digunakan memiliki struktur yang lebih
kecil dibanding gelas pada percobaan II. Seperti yang telah diuraikan, melalui
rumus, intensitas bunyi dapat ditentukan dengan membagi harga daya bunyi
dengan luas bidang permukaan yang harus ditembus. Gelas yang berukuran besar
akan memiliki luas permukaan yang besar juga. Karena harga daya bunyi yang
11
tetap, namun luas permukaan yang bertambah, intensitas bunyi yang dihasilkan
semakin kecil atau dengan kata lain, bunyi yang dihasilkan lebih redam.
Untuk tinggi atau rendah nada yang dihasilkan, hal tersebut dipengaruhi
oleh tebal atau tipisnya gelas yang digunakan. Pada percobaan tersebut, kami
menggunakan gelas dengan struktur yang tipis dan tebal dimana gelas percobaan I
lebih tebal dibanding gelas percobaan II. Gelas yang tipis (gelas percobaan II)
akan menghasilkan nada yang lebih tinggi sedangkan gelas yang tebal (gelas
percobaan I) akan menghasilkan nada yang lebih rendah. Mengapa? Gelas yang
tipis sudah tentu memiliki bobot/massa yang lebih ringan dibandingkan dengan
gelas yang tebal. Massa yang ringan sangat mendukung efektifitas dan efisisiensi
benda dalam bergetar sehingga benda bergetar lebih cepat. Getaran yang lebih
Kenyaringan
Bunyi
Frekuensi
Nada
Kenyaringan
Bunyi
cepat menghasilkan frekuensi yang lebih tinggi sehingga timbulah nada tinggi.
BAB V
12
5.1
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan
bahwa jenis gelas dan volume air yang dituangkan pada gelas berpengaruh
terhadap bunyi yang dihasilkan pada gelas. Jika, volume air yang dituangkan
semakin banyak dan struktur gelas yang digunakan semakin tipis, maka suara
yang dihasilkan akan semakin nyaring dan tinggi, tapi jika volume air yang
dituangkan semakin sedikit dan struktur gelas yang digunakan semakin tebal,
maka suara yang dihasilkan akan semakin redam dan rendah.
5.2
Saran
Kami menyadari bahwa percobaan yang telah kami lakukan masih sangat
jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami akan selalu dengan senang hati menerima
saran dan kritikan dari pembaca demi perbaikan karya ilmiah ini. Saran yang
dapat kami berikan adalah dengan memperbanyak sampel dan variasi perlakuan
yang dilakukan pada gelas, misalnya mengganti air mineral dengan jus, susu, atau
sebagainya, menggunakan sendok kayu dan sendok besi sebagai pemukul, dan
lain-lain untuk percobaan selanjutnya. Selain saran untuk menambah variasi
variabel penelitian, kami juga merasa bahwa teknik kami dalam melakukan
percobaan masih salah. Hal ini dibuktikan dengan adanya suara yang hampir sama
dari pemukulan 2 gelas yang berbeda jenis. Oleh karena itu, kami sangat
menyarankan untuk diadakan penelitian lebih lanjut agar didapatkan hasil yang
lebih sempurna dan akurat.
LAMPIRAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15