Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MENGAMATI LAJU RESPIRASI PADA

MANUSIA, HEWAN DAN TUMBUHAN

Dosen pembimbing:
Dr. Barokah Isdaryanti, S.Pd., M.Pd.
Aldina Eka Andriani, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Intan Nurkhaliza 1401420181

Rombel D

KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
1. Mengetahui zat sisa respirasi
2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap laju respirasi

B. Dasar Teori

Bernapas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernapasan
sering disama artikan dengan istilah respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut
secara harfiah berbeda. Bernapas (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan
napas. Bernapas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan
mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan)
di dalam sel guna memperoleh energi. Jadi, kegiatan bernapas dan respirasi tersebut saling
berhubungan karena pada proses pernapasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan
oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh energi dan selanjutnya
sisa respirasi berupa gas karbondioksida (CO2) dikeluarkan melalui proses bernapas.
Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak, dan pertumbuhan. Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat
dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk
mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut dengan proses fermentasi
yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun bahan bakunya adalah seperti
karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa karbondioksida, air
dan energi dalam bentuk ATP (Anonim1,2009). Reaksi yang terjadi dalam proses respirasi:

C6H12O6 + O2 6CO2+ H2O + energi

Respirasi juga merupakan pertukaran gas antara atmosfer, darah, dan sel-sel. Tiga
proses dasar yang terlibat dalam respirasi yaitu ventilasi paru (bernapas), yang meliputi
inspirasi (aliran masuk) dan ekspirasi (aliran keluar) udara antara atmosfer dengan paru-
paru. Proses kedua dan ketiga melibatkan pertukaran gas di dalam tubuh. Respirasi
eksternal dan respirasi paru adalah pertukaran gas antara paru-paru dan darah. Respirasi
saringan adalah pertukaran gas antara darah dan sel-sel tubuh (Soenaryo, 1999). Pada
hewan-hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernapasan, yakni berupa paru-paru,
insang atau trakea, maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan
CO2. Sementara pada hewan-hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara
tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel-sel tubuhnya
misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah, oksigen masuk secara difusi melalui
permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam darah, oksigen diikat
oleh pigmen-pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut dalam plasma darah.

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a) Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan
respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi
dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka
laju respirasi akan meningkat.
b) Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, tetapi besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
c) Suhu
Suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, tetapi hal ini
tergantung pada masing-masing spesies.
d) Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies.
Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang
tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
BAB II
METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. 10 buah kecambah segar yang masih lengkap organnya atau tanaman kecil
2. 5 ekor belalang/jangkrik
3. Plastik bening
4. Kapas
5. Karet
6. Botol air mineral kecil (330 ml atau yang mendekati)
7. Gunting/cutter
8. Larutan air kapur
9. Selang kecil/sedotan minum
10. Cermin

B. Langkah Kerja
Respirasi pada Tumbuhan dan Hewan
1. Potonglah dua botol air mineral menjadi 2 bagian, sehingga diperoleh potongan botol
air mineral bagian atas (A) dan potongan botol bagian bawah (B).
2. Tempatkan larutan air kapur masing-masing 100 ml dalam potongan air mineral bagian
bawah (B) 1 dan 2.
3. Posisikan kedua potongan botol air mineral bagian atas pada posisi terbalik, alasi
dengan kapas.
4. Ambil 10 buah kecambah atau sebuah tanaman yang masih kecil, kemudian tempatkan
pada salah satu potongan botol air mineral bagian atas (A).
5. Ambil 5 ekor belalang/jangkrik yang masih lincah kemudian tempatkan pada potongan
botol air mineral bagian atas (A) yang lain.
6. Masih dalam posisi terbalik, tempatkan potongan botol air mineral bagian atas (A) dan
potongan botol bagian bawah (B) kemudian tutuplah dengan plastic bening dan ikatlah
dengan karet.
7. Letakkan kedua rangkaian tersebut pada tempat yang teduh kemudian amatilah setiap
30 menit selama 2 jam. Pengamatan dimulai ketika larutan air kapur sudah mengendap.
8. Setelah 2 jam pindahlah kedua rangkaian tersebut pada tempat yang lebih terik, teduh
kemudian amatilah setiap 30 menit selama 2 jam. Pengamatan dimulai ketika larutan
air kapur sudah mengendap.

Respirasi pada Manusia


1. Larutkan air kapur pada gelas, tunggu hingga mengendap.
2. Masukkanlah selang kecil ke dalam larutan air kapur tersebut.
3. Tarik napas melalui hidung kemudian hembuskan dari mulut ke dalam larutan air
kapur melalui selang kecil yang dicelupkan dalam larutan air kapur.
4. Amatilah apa yang terjadi pada air kapur tersebut.
5. Tarik napas melalui hidung kemudian hembuskan melalui hidung di depan cermin.
Amati yang terjadi pada permukaan cermin.
6. Tarik napas melalui hidung kemudian hembuskan melalui hidung di depan cermin.
Amati yang terjadi pada permukaan cermin.

C. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 November 2020, pukul 12.40
WIB. Bertempat di rumah Intan Nurkhaliza di Desa Cindaga Kecamatan Kebasen,
Banyumas, Jawa Tengah.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabulasi Data Hasil Pengamatan


Berikut ini hasil dari praktikum mengalami laju respirasi pada manusia, hewan dan
tumbuhan yang telah saya lakukan.

Tabel 1. Hasil Praktikum Respirasi pada Tumbuhan dan Hewan


Keadaan bagian dalam plastik
Pengamatan Keadaan air kapur 30 menit ke-
pembungkus 30 menit ke-
I II III IV I II III IV
Teduh Teduh Teduh Teduh Teduh Teduh Teduh Teduh
Jernih Jernih Jernih Jernih Tidak Tidak Sedikit Sedikit
ada ada embun embun
Rangkaian berisi embun embun
kecambah/tumbuha
Terik Terik Terik Terik Terik Terik Terik Terik
n kecil
Jernih Jernih Mulai Keruh Mulai Embun Embun Embuh
keruh ber- berta- berta- banyak
embun mbah mbah
Teduh Teduh Teduh Teduh Teduh Teduh Teduh Teduh
Jernih Jernih Jernih Jernih Tidak Tidak Mulai Embun
ber- ber- ber- sedikit

Rangkaian berisi embun embun embun


belalang/jangkrik Terik Terik Terik Terik Terik Terik Terik Terik
Jernih Jernih Jernih Sedikit Mulai Embun Embun Embun
keruh ber- berta- berta- banyak
embun mbah mbah
Tabel 2. Hasil Praktikum Respirasi pada Manusia
Keadaan air kapur Keadaan permukaan cermin Keadaan permukaan cermin
Sesudah Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah Sebelum ditiup
ditiup dari ditiup dari ditiup dari
ditiup ditiup dari hidung
hidung mulut mulut
Sedikit
Terdapat
Tidak ada embun Tidak ada
Jernih Keruh banyak
embun namun cepat embun
embun
hilang

B. Interpretasi Data
Pada Tabel 1. Hasil Respirasi pada Tumbuhan dan Hewan dilakukan praktikum sesuai
Langkah kerja yang tertulis yaitu membawa kedua botol berisi sepuluh kecambah dan lima
jangkrik ke tempat yang teduh. Kemudian diperoleh hasil praktikum yaitu keadaan air
kapur di kedua botol pada 30 menit pertama masih jernih hingga 30 menit yang keempat.
Sementara keadaan bagian dalam plastik pembungkus di kedua botol pada 30 menit
pertama masih bersih tidak ada embun, barulah 30 menit ketiga mulai muncul embun dan
pada 30 menit keempat terdapat sedikit embun. Selanjutnya, kedua botol tadi dipindahkan
ke tempat yang terik. Diperoleh hasil praktikum air kapur di tempat yang terik agak keruh,
lalu 30 menit pertama muncul embun pada kedua botol, lalu semakin banyak embun hingga
30 menit terakhir.
Pada Tabel 2. Hasil Respirasi Pada Manusia dilakukan percobaan menghembuskan
napas pada air kapur yang sudah mengendap. Hal tersebut menyebabkan perubahan air
kapur yang awalnya jernih menjadi keruh. Lalu percobaan yang lain menghembuskan
napas melalui hidung di cermin yang menyebabkan cermin sedikit berembun dan
menghilang dengan cepat. Sementara percobaan menghembuskan napas dengan mulut
menyebabkan kaca banyak berembun.

C. Pembahasan

Kondisi air kapur pada botol yang ditempatkan di tempat teduh dan terik tentu
berbeda. Air kapur pada tempat teduh cenderung tetap jernih, tidak ada perubahan kondisi
menjadi keruh, sementara pada tempat terik, kondisi air kapur sedikit menjadi keruh. Hal
ini terjadi karena apabila air kapur diletakkan di tempat terbuka (terik) akan terkena angin
atau sinar matahari yang lama kelamaan terjadi pengendapan menyebabkan air kapur
menjadi keruh. Sementara itu, kondisi plastik pembungkus saat di tempat terik lebih cepat
berembun dibandingkan saat di tempat teduh. Hal ini dikarenakan, kecambah dan jangkrik
melakukan proses pernapasan sehingga menghasilkan gas yang menyebabkan plastik
pembungkus menjadi berembun.

Pada percobaan pertama, kondisi dalam plastik pembungkus saat botol diletakkan
di tempat yang teduh menghasilkan embun pada 30 menit terakhir, itupun embun yang
dihasilkan hanya sedikit. Sementara pada tempat yang terik, 30 menit pertama sudah
menghasilkan embun, hal ini membuktikan bahwa laju respirasi dipengaruhi oleh suhu.
Dimana umumnya laju respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC,
tetapi hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Kemudian kedua larutan air kapur
yang ditempatkan di tempat terik agak keruh keruh, hal ini disebabkan karena percepatan
laju respirasi pada kecambah dan jangkrik yang menimbulkan keduanya menghasilkan
karbondioksida. Faktor lain yang menyebabkan laju respirasi adalah a) Ketersediaan
substrat; b) Ketersediaan oksigen; c) Tipe dan umur tumbuhan.

Keadaan cermin yang ditiup dengan udara pernapasan dari hidung maupun mulut
sama-sama menghasilkan embun, namun cermin yang ditiup melalui hidung berembun
lebih sedikit daripada yang ditiup dengan udara pernapasan dari mulut. Hal ini mungkin
terjadi karena tiupan dari mulut lebih kuat daripada tiupan dari hidung. Praktikum yang
telah saya lakukan menunjukkan bahwa pernapasan menghasilkan zat sisa berupa :
a. CO2 yang dibuktikan dengan praktikum meniup air kapur, karbondioksida membuat
air kapur yang semula jernih menjadi keruh.
b. H2O yang dibuktikan dengan keluarnya embun saat meniup cermin melalui hidung dan
mulut.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Percobaan di atas membuktikan bahwa bernapas (respirasi) adalah proses
mengambil oksigen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) serta H2O yang terbukti
pada berubahnya larutan kapur yang jernih menjadi keruh dan cermin yang ditiup menjadi
berembun. Percobaan di atas juga membuktikan bahwa suhu mempengaruhi laju respirasi,
terbukti pada semakin banyak munculnya embun pada permukaan dalam plastik saat
diletakkan di tempat terik daripada di tempat teduh.

B. Saran

Laporan praktikum ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai tambahan bahan
untuk menunjang pengetahuan, jika ada kesalahan diharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini,
karena itu saran yang membangun sangatlah dibutuhkan. Gunakan juga buku penuntun lain
dalam mempelajari tentang laju respirasi pada manusia, hewan dan tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Kelas Pintar. 2020. Pengertian serta Tahapan Respirasi Aerob.


www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-pengertian-serta-tahapan-dari-respirasi-
aerob-4618/amp/ (diakses pada tanggal 14 November 2020)

Kuburan Biologi. 2014. Percobaan Air Kapur.


http://kuburanbiologi.blogspot.com/2014/08/percobaann-air-kapur.html?m=1 (diakses
pada tanggal 14 November 2020)

Hadi Omegawati, Wigati. 2019. Detik-Detik Ujian Nasional Biologi. Jakarta:Intan


Pariwara.

Hadi Omegawati, Wigati. 2018. Biologi untuk SMA/MA. Jakarta:Intan Pariwara.


DOKUMENTASI

Gambar 1. Teduh 30 menit pertama

Gambar 2. Teduh 30 menit kedua


Gambar 3. Teduh 30 menit ketiga

Gambar 4. Teduh 30 menit keempat


Gambar 5. Terik 30 menit pertama

Gambar 6. Terik 30 menit kedua


Gambar 7. Terik 30 menit ketiga

Gambar 8. Terik 30 menit keempat

Anda mungkin juga menyukai