Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Organisme dan Lingkungan


a.  organisme
organisme adalah segala macam makhluk hidup (hewan, tumbuhan,
mikroorganisme, dll) yang saling terkait satu sama lain, saling mempengaruhi,
dan bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu. Secara etimologi, organisme berasal
dari bahasa Yunani ‘organon’ atau ‘organimos’ yang mempunyai definisi alat.
Setiap organisme memerlukan nutrisi (makanan), tumbuh, berkembang
biak, mengeluarkan limbah, hingga akhirnya mati. Dalam rantai makanan, bagian
paling penting ada pada organisme tumbuhan. Tumbuhan diistilahkan sebagai
‘produsen’ dari kehidupan, sebab organisme ini memanfaatkan cahaya matahari
untuk kemudian diubah menjadi energi kimia (oksigen). Proses tersebut
dinamakan fotosintesis; proses yang memastikan seluruh organisme hidup dan
seluruh rantai makanan berfungsi.
Organisme diklasifikasikan kedalam lima kingdom (kerajaan) dengan
memperhatikan:
1. Kingdom monera
2. Kingom protista
3. Kingdom fungi (jamur)
4. Kingdom plantae
5. Kingdom animalia
b. lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup


keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan
yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan
manusia.

1
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya,
bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti
tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

2.2 Hubungan organisme dengan lingkungan

a. interaksi organisme

 Rantai Makanan (Food Chain) adalah peristiwa makan dan dimakan yang


membentuk rangkaian lurus dan tak bercabang. Contoh rantai makanan di
darat : rumput – ulat – burung – ular dan contoh rantai makanan di perairan :
fitoplankton – zooplankton – ikan kecil – ikan besar.

Gambar 1. Rantai Makanan

 Jaring – Jaring Makanan (Food Web) adalah kumpulan rantai yang saling


berhubungan antara satu dengan yang lain sehingga membentuk jaring –
jaring yang rumit.

2
Gambar 2. Jaring – Jaring Makanan

 Piramida Makanan adalah komposisi rantai makanan yang makin ke atas


jumlahnya makin kecil.

Gambar 3. Piramida Makanan

b. simbiosis
Simbiosis adalah suatu cara hidup bersama antara 2 makhluk hidup atau
lebih yang berbeda dalam hubungan yang erat. Berdasarkan untung ruginya,
simbiosis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

3
 Simbiosis Mutualisme : simbiosis yang keduanya saling menguntungkan,
contoh :
1.      Kerbau / badak dengan burung jalak
2.      Lebah / kupu – kupu dengan tanaman bunga
3.      Akar tanaman polong – polongan dengan bakteri Rhizobium
radicicola

Gambar 4. Kupu – Kupu Dengan Tanaman Bunga

 Simbiosis Komensalisme : simbiosis yang satu untung sedang yang lain


tidak dirugikan, contoh :
1.    Ikan Hiu dengan ikan Remora
2.    Tanaman Anggrek dengan tanaman mangga
3.    Tanaman paku Sarang burung dengan tanaman sawo

Gambar 5. Ikan Hiu Dengan Ikan Remora

4
 Simbiosis Parasitisme : Simbiosis yang satu untung sedang yang lain
dirugikan, contoh :
1.    Kutu kepala dengan kulit kepala manusia
2.    Jamur panu dengan kulit manusia
3.    Tanaman tali putri dengan tanaman beluntas.

Gambar 6. Tanaman Tali Putri

c.  Autotrof dan Heterotrof


Autotrof  adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri
(berfotosintesis). Organisme yang termasuk kelompok ini,
misalnya tumbuhan hijau, alga (ganggang), lumut, tumbuhan paku dan
sebagian bakteri dan di alam bertindak sebagai produsen. Sedangkan
heterotrof adalah organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri.
Organisme heterotrof dibagi menjadi :
a. Herbivora  adalah hewan pemakan tumbuhan, contoh : sapi, kambing,
kuda, kerbau.

5
Gambar 7. Sapi

b.   Karnivora adalah hewan pemakan daging, contoh : harimau, kucing,


anjing, elang.

Gambar 8. Harimau mengejar Zebra

c.   Omnivora adalah organisme pemakan tumbuhan dan hewan , contoh :


manusia, gorilla, simpanse, orangutan, ayam, tikus dan sebagainya.

Gambar 9. Simpanse

6
d.   Dekomposer (Pengurai) adalah organisme yang berperan menguraikan
makhluk hidup yang telah mati, contoh : fungi (jamur) dan bakteri.

Gambar 10. Bakteri dan Fungi

2.3 Penyesuaian Organisme Dengan Lingkungan

A. Cara Penyesuaian Diri Hewan dengan Lingkungan

1. Penyesuaian Bentuk Tubuh terhadap Lingkungan, contoh :

a. Burung. Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda disesuaikan


dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa yang dimakannya.
Berdasarkan lingkungan dan jenis makanan yang dimakannya. Bentuk paruh
burung juga beraneka ragam. Keanekaragaman bentuk paruh burung sesuai
dengan jenis makanannya.

b. Serangga. Untuk memperoleh makanannya, serangga memiliki cara


tersendiri. Salah satu bentuk penyesuaian dirinya adalah bentuk mulut yang
bebeda-beda sesuai dengan jenis makanannya. Bedasarkan jenis makanan

7
yang dimakannya, jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu
mulut pengisap, mulut penusuk, mulut penjilat, dan mulut penyerap.

c. Unta. Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan gersang. Oleh


karena itu bentuk tubuhnya  disesuaikan dengan keadaan
lingkungan padang pasir. Bentuk  penyesuaian diri unta adalah adanya tempat
penyimpanan air di dalam tubuhnya dan memiliki punuk
sebagai penyimpan lemak. Hal inilah yang menyebabkan unta dapat bertahan
hidup tanpa minum air dalam waktu yang lama.

2. Penyesuaian Tingkah Laku terhadap Lingkungan


Beberapa jenis hewan ada yang menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara mengubah tingkah laku. Cara ini selain untuk mendapatkan makanan juga
untuk melindungi diri dari musuh atau pemangsa.

a. Bunglon. Perubahan warna tubuh pada bunglon merupakan bentuk


penyesuaian diri agar ia terlindung dari musuhnya.

b. Kalajengking. Kalajengking melindungi dirinya dari musuh dengan


menggunakan sengatnya. Sengatnya ini mengandung racun yang dapat
membunuh musuhnya. Selain kelajengking, hewan lain yang menggunakan zat
racun untuk melindungi dirinya dari serangan musuh adalah, kelabang, lebah,
dan ular.

c. Cumi-Cumi. Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan cara


menyemburkan cairan, seperti tinta ke dalam air. Hal ini menyebabkan musuh
yang menyerangnya tidak dapat melihatnya dan ia dapat berenang dengan
cepat untuk menghindari musuhnya tersebut.

d. Siput. Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut
cangkang. Hewan jenis ini melindungi diri dari musuhnya
dengan cara memasukkan tubuhnya ke dalam cangkang. Selain siput, kura-

8
kura, dan penyu juga memiliki cangkang yang digunakan untuk melindungi
diri dari musuhnya.

e. Cecak. Untuk melindungi diri dari serangan musuh, cecak


memutuskan ekornya. Bagian ekor yang putus ini dapat bergerak-gerak
sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah ia pergi melarikan diri.

f. Ikan paus. Paus adalah mamalia yang hidup di air. Seperti hewan mamalia
yang lain, walaupun hidup di air paus bernapas menggunakan paru-paru.
Padahal paru-paru tidak dapat mengambil oksigen dari air. Paus dan semua
mamalia yang hidup di air, kurang lebih tiap tiga puluh menit muncul ke
permukaan air untuk menghirup oksigen. Ketika muncul ke permukaan air laut,
paus mengeluarkan sisa pernapasan berupa karbondioksida dan uap air yang
sudah jenuh dengan air sehingga terlihat seperti air mancur. Setelah itu paus
menghirup udara sebanyak-banyaknya sehingga paru-parunya penuh dengan
udara.

B. Cara Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungan


Selain hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan , tumbuhan
juga memiliki cara yang unik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
agar dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut. Pada umumnya tumbuhan hidup
di tempat yang berbeda-beda. Ada yang hidup di daerah kering ada pula yang
hidupnya di air. Oleh karena itu, bentuk penyesuaian dirinya pun berbeda-beda
disesuaikan dengan lingkungan tempat hidupnya. Perhatikan uraian berikut
tentang cara-cara tumbuhan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
1. Pohon Jati. Pohon jati menyesuaikan diri dengan cara menggugurkan daunnya
saat musim kemarau. Pengguguran daun ini bertujuan agar tidak terjadi
penguapan yang berlebihan yang dapat menyebabkan tumbuhan kekurangan air
dan mati. Pengguguran daun pada musim kemarau juga dilakukan oleh
tumbuhan lain, seperti mahoni dan kedondong walaupun tidak sebanyak
pada pohon jati.

9
2. Kaktus. Tanaman kaktus tempat hidup aslinya sebenarnya adalah tanah yang
kering seperti gurun. Oleh karena itu tanaman ini menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkungan yang kering dan panas. Tumbuhan kaktus menyesuikan diri
dengan memiliki daun yang kecil-kecil seperti duri yang berfungsi untuk
mengurangi penguapan air, batangnya tebal berair dan berlapis
lilin yang berfungsi untuk menyimpan cadangan air, akarnya yang panjang
untuk mencari air.

3. Teratai. Teratai tempat hidupnya di air. Tumbuhan ini menyesuaikan diri


dengan memiliki daun yang berbentuk lebar dan tipis. Bentuk daun seperti
ini mengakibatkan penguapan air terjadi dengan mudah. Selain itu, batangnya
yang berongga-rongga memungkinkan teratai dapat bernapas walaupun akar
dan batangnya berada di dalam air.

4. Eceng gondok. Eceng gondok hidup mengapung di permukaan air. Agar dapat
mengapung tumbuhan ini memiliki batang yang menggembung berisi rongga
udara seperti spons itu cara menyesuaikan dirinya terhadap lingkungannya.

2.4 Aktivitas Yang Mempengaruhi Lingkungan


1.   Pencemaran Lingkungan
Untuk meningkatkan kulitas hidupnya manusia berusaha memanfaatkan
kekayaan alam yang berada di lingkungannya. Kekayaan alam tersebut berupa
komponen biotic maupun abiotik yang kita kenal sebagai sumber daya alam.
Melalui akal pikiran manusia menciptakan peralatan berupa mesin dan alat-
alat bantu teknologi tinggi untuk dapat menghasilkan produk yang berlimpah
dalam waktu yang singkat. Namun dalam kenyataannya, kualitas yang hendak
dicapai masih sulit dijangkau. Hal ini disebabkan karena adanya dampak
negative dari industry dan teknologi terhadap lingkungan dapat mengurangi
daya dukung alam yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk
mendukung kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

10
Pengertian pencemaran sendiri adalah masuknya bahan atau energy ke
dalam lingkungan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak
diharapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga
mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktifitas manusia serta
organisme lainnya.
Berdasarkan mediumnya, pencemaran dikelompokkan menjadi :
6. Pencemaran air
Air dikatakan tercemar jika mendapatkan zat atau bahan atau kondisi
dalam air yang menurunkan kualitas sesuai dengan standar peruntukannya.
Misalnya sumber air minum yang tidak sesuai lagi digunakan untuk air
minum. Air sungai yang tidak layak lagi digunakan untuk cuci dan mandi.
Sumber polutan pencemaran air terutama adalah limbah industri dan
rumah tangga, sampah padat maupun cair, buangan daerah pertanian
berupa pupuk dan pestisida, serta tumpahan minyak.
b.    Pencemaran udara
Pencemaran udara terjadi bila ke dalam udara masuk satu atau lebih
bahan kimia dalam konsentrasi tinggi atau mempunyai kondisi fisik seperti
panas tinggi yang dapat berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan atau
materi lainnya.
c.    Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berkaitan erat dengan pencemaran air dan udara. Air
permukaan yang tercemar dapat masuk ke dalam tanah dan menimbulkan
pencemaran tanah. Sedangkan pencemar yang terdapat di udara bersama-
sama air hujan akhirnya akan mencemari tanah pula. Pencemaran tanah
dapat disebabkan oleh sampah
7. Aktivitas Manusia yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepan dari aktifitas.
Aktifitas tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar.
Beberapa aktifitas yang mereka lakukan dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan. Berikut contoh aktifitas / kegiatan manusia yang dapat
mengganggu lingkungan :

11
8. Penebangan hutan secara liar.
Penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan  :
a.       Hilangnya tempat tinggal dan tempat berlindung hewan yang
hidupdi dalamnya.
b.       Akar tanaman tidak dapat menahan hujan sehingga menyebabkan
tanah longsor atau erosi.
c.        Tanah yang longsor menyebabkan air sungai menjadi keruh
sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai tumbuhan yang ada di
dasar di bawah air sungai.
d.       Tumbuhan-tumbuhan tersebut akan mati sehingga hewan yang
bergantung pada tumbuhan tersebut juga akan mati.
e.        Berkurangnya resapan air hujan sehingga dapat menyebabkan
banjir.
2.   Penambangan terbuka.
Penambangan terbuka menyebabkan   :
a.       Hutan hujan lebat menjadi gurun tandus dan mati sehingga tidak ada
lagi tumbuhan yang dapat hidup di sana.
b.       Limbah dari sisa pertambangan menyebabkan sungai menjadi keruh
dan coklat.
c.        Zat kimia yang digunakan dalam proses penambangan dibuang ke
aliran sungai sehingga membunuh ikan dan satwa lainnya.
3.   Pembuangan sampah atau limbah.
Pembuangan sampah atau limbah yang dibuang ke sungai menyebabkan :
a.       Sungai menjadi tercemar dan airnya tidak dapat digunakan.
b.       Makhluk hidup yang bergantung pada air sungai akan kesulitan
mencari air bersih.
4.   Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
Penggunaan pupuk yang berlebihan menyebabkan :
a.       Sebagian pupuk yang tidak diserap oleh tumbuhan akan terbuang
bersama aliran air.

12
b.       Pupuk tersebut banyak mengandung hara mineral menyebabkan
perkembangbiakan tumbuhan air menjadi cepat.
c.        Permukaan air dipenuhi oleh tumbuhan air, sehingga sinar matahari
terhalang masuk ke dalam perairan.
d.       Proses fotosintesis fitoplankton menjadi terhambat sehingga kadar
oksigen dalam air menurun dan menyebabkan kematian masal
penghuni perairan.
Penggunaan pestisida yang berlebihan menyebabkan :
a.       Mematikan makhluk hidup sealin hama pertanian yang sebenarnya
bermanfaat.
b.       Hama menjadi kebal terhadap pestisida sehingga menjadi ledakan
jumlah hama.
5.   Perburuan liar
Perburuan liar menyebabkan berkurangnya jumlah hewan bahkan
lama kelamaan akan punah.
6.   Penangkapan ikan tanpa terkendali
a.       Penggunaan dinamit dan pukat harimau menyebabkan ikut
terbunuhnya ikan yang masih muda dan menyebabkan rusaknya
terumbu karang.
b.       Penggunaan jaring bermata kecil menyebabkan ikan kecil dan ikan
yang belum dewasa juga ikut tertangkap sehingga menghambat proses
regenerasi ikan.
c.        Penangkapan ikan saat musim kawin menyebabkan terhambatnya
proses regenerasi ikan karena ikan yang tertangkap belum sempat
berkembang biak.
7.   Perusakan terumbu karang
Perusakan terumbu karang menyebabkan rusaknya kehidupan
ribuan makhluk yang saling bergantung, karena terputusnya rantai
makanan dalam ekosistem terumbu karang

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan satu kesatuan
yang akan membentuk ekosistem. Ekosistem terdiri atas komponen biotik dan
abiotik. Komponen biotik terdiri dari hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
Sedangkan komponen abiotik terdiri dari suhu, cahaya, kelembapan, tanah, udara,
dan lain-lain. Dalam kedua komponen ini akan terjadi hubungan saling
ketergantungan antara satu dengan yang lain. Dengan adanya hubungan
ketergantungan ini, baik antara komponen biotik dengan komponen biotik
maupun antara komponen biotik dengan abiotik, maka akan tercipta suatu
peristiwa yang disebut rantai makanan dan berkembang menjadi jaring-jaring
makanan. Dengan lingkungan yang sesuai maka makhluk hidup mampu untuk
berkembang. Setiap makhluk hidup mempunyai habitat dan nisia (nichia) yang
berbeda-beda.  Akan tetapi dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan
atau organisme yang lain, manusia terkadang memberi dampak positif dan negatif.

3.2 Saran
Demikian lah makalah yang kami susun dengan harapan dapat
memberikan manfaat yang baik dari para pembaca. kami sadar dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan materi. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Jika ada dalam kata, kalimat atau penyusunan makalah ini mengalami
kesalahan mohon kiranya dapat di maklumi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Interaksi mahluk hidup dengan lingkungan.


(http://wahanaguru.blogspot.com/2015/03/interaksi-makhluk-hidup-
dengan.html di akses pada tanggal 24 oktober 2018)
Anonym. Pengertian organisme. (https://satriabajahitam.com/pengertian-
organisme-adalah/ di akses pada tanggal 24 oktober 2018)
Fauziyah. Makalah hubungan mahluk hidup dan lingkungan.
(http://fauziyahnew.blogspot.com/2015/06/makalah-hubungan-makhluk-
hidup-dan.html di akses pada tanggal 24 oktober 2018)
Hermansyah. Makalah interaksi mahluk hidup dengan lingkungan.
(http://blokjasa.blogspot.com/2015/10/makalah-interaksi-makhluk-hidup-
dengan.html di akses pada tanggal 24 oktober 2018)
Munawaroh, miftahul. Penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungnnya.
(https://kultata169.wordpress.com/materi-pelajaran/bab-iii-penyesuaian-diri-
makhluk-hidup-dengan-lingkungannya/ di akses pada tanggal 24 oktober
2018)
Wikipedia. Pngertian lingkungan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan di
akses pada tanggal 24 oktober 2018)

15

Anda mungkin juga menyukai