4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada gelar (kehormatan, keturunan,
dan keagamaan) dan nama jabatan serta pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus Salim Presiden Soekarno
Sultan Ageng Tirtayasa Profesor Yoyo Mulyana
Nabi Muhammad Gubernur Joko Widodo
Jenderal Timur Pradopo Laksamana Husein
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada nama hari, bulan, tahun, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
bulan Januari hari Natal
bulan Muharam tahun Hijriah
hari Jumat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
hari raya Idul Fitri Perang Uhud
3. Huruf miring/cetak miring dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan
asing kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis adalah Gracinia Mangostana
I.G.1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
I.G.2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
I.G.3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing.
Misalnya:
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau
bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan
dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara
langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
Bhineka Tunggal Ika
Secara harfiah Bhinneka tunggal ika memiliki arti “Beraneka satu itu”, namun secara
universal Bhinneka tunggal ika juga dapat diartikan sebagai “Berbeda tetapi tetap satu
jua”. Di masa kemerdekaan Indonesia semboyan ini memiliki arti yang lebih besar lagi,
dimana ia menjadi salah satu tonggak berdirinya NKRI.
Kini semboyan ini digunakan untuk mempersatukan perbedaan agama, suku, bahasa,
dan kebudayaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Walaupun merupakan kata yang
sederhana namun Bhinneka tunggak ika telah sangat erat dengan nusantara itu sendiri,
sehingga dengan mudah mempersatukan bangsa yang memiliki wilayah luas tersebut.
1. Common Denominator
Pada dasarnya Bhinneka tunggal ika memiliki prinsip-prinsip yang melatar
belakanginya, salah satunya adalah prinsip Common denominator atau persamaan
secara umum. Prinsip ini dapat diartikan sebagai modal masyarakat Indonesia bahwa
setiap perbedaan pasti terdapat sebuah persamaan, sehingga tidak perlu
diperdebatkan secara serius hingga menimbulkan konflik.
Misalnya saja perbedaan antara agama yang ada di Indonesia, walaupun berbeda
agama namun terdapat persamaan yaitu memiliki tuhan yang tunggal. Bukan hanya
agama saja namun perbedaan lain seperti bahasa, suku, hingga kebudayaan tiap
daerah di Indonesia memiliki sebuah persamaan.
Dengan adanya persamaan ini diharapkan masyarakat Indonesia paham tantang
keragaman yang ada di Indonesia, dimana setiap warga negara berhak memiliki
kepercayaan akan agama, suku, bahasa, ataupun kebudayaan mereka.
2. Tidak Memiliki Sifat Formalistis
Prinsip yang berikutnya adalah tidak bersifat formalistik, artinya dalam Bhinneka tunggal
ika tidak mengajarkan formalistik antara sesama warga negaranya. Namun disini
masyarakat harus memberi rasa hormat serta rukun kepada masyarakat lainnya. Oleh
sebab itu akan muncul yang namanya kehidupan bermasyarakat.
Bhinneka tunggal ika tidak memiliki sifat formalistik ini juga mengandung arti bahwa
negara Indonesia memperbolehkan masyarakatnya berkehidupan secara universal atau
menyeluruh, tidak ada diskriminasi terhadap satu pihak tertentu. Melainkan semuanya
bergabung menjadi satu hingga mewujudkan masyarakat yang rukun dan damai.
3. Tidak Bersifat Enklusif
Bhinneka tunggal ika juga mengandung prinsip tidak bersifat enklusif, dimana setiap
kelompok, suku, ataupun organisasi di Indonesia diperlakukan secara sama. Disini
kelompok yang besar atau disebut mayoritas juga tidak diperbolehkan memaksa
kehendak atas kelompok minoritas, hal ini agar masyarakat Indonesia tidak mengalami
perpecahan karena adanya sebuah kelompok atau organisasi.
Namun dengan adanya prinsip ini bukan berarti tidak memperbolehkan adanya
kelompok, melainkan kelompok bisa berdiri tetapi tetap harus menghormati kelompok
yang memiliki pemahaman berbeda dengan mereka.
Prinsip yang satu ini memang sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia, mengingat
Indonesia memiliki beragam kelompok yang memiliki pemahaman berbeda-beda.
Adanya prinsip Bhinneka tunggal ika tersebut diharapkan setiap masyarakat sadar
bahwa hidup berdampingan dengan kelompok lain memiliki hikmah yang sangat banyak
dari pada memusuhinya.
4. Memiliki Sifat Konvergen
Sifat konvergen merupakan sifat dewasa dalam menghadapi perbedaan pendapat atau
perbedaan budaya, dimana bila terdapat pertikaian atau konflik sebaiknya diselesaikan
dengan cara mencari titik temu antara kedua belah pihak. Disini semuanya harus
terbuka dan sebisa mungkin tidak mementingkan satu belah pihak saja.
Dalam Bhinneka tunggal ika sendiri menjadikan sifat konvergen sebagai salah satu
prinsip utama, disini masyarakat Indonesia tidak boleh secara sepihak mementingkan
satu belah pihak. Namun disini kedua belah pihak bisa bermusyawarah dengan baik
supaya memiliki titik temu antara keduanya, hal ini bertujuan untuk mengurangi
pertikaian atau konflik yang bisa saja terjadi di Indonesia.
Tujuan Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika
1. Dampak Positif
Bhinneka tunggal ika hadir untuk membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju,
makmur, damai, dan juga bersosial budaya. Oleh karena itu semboyan ini memiliki
banyak sekali dampak positif yang diberikannya, salah satunya tentu saja adalah
persatuan bangsa Indonesia.
Selain itu Bhinneka tunggal ika juga dapat menumbuhkan sikap toleransi di tengah-
tengah masyarakat Indonesia, sikap toleransi ini bisa sangat bermanfaat dalam
kehidupan sosial di Indonesia. Dimana tidak ada pertikaian karena suatu perbedaan
tertentu.
Dampak positif lainnya adalah memunculkan sikap solidaritas, hal ini terjadi karena
semboyan ini menekankan pada kehidupan sosial bersama walaupun berbeda suku
atau ras. Dengan berkumpulnya masyarakat dengan golongan berbeda ini, akan
membuat sikap tolong menolong dan solidaritas bisa semakin berkembang di tengah-
tengah masyarakat Indonesia.
2. Dampak Negatif
Bukan hanya dampak positif saja namun ada juga dampak negatif yang ditimbulkan,
dimana dampak ini secara tidak langsung bisa memengaruhi perilaku masyarakat
Indonesia. Dampak negatif tersebut adalah banyaknya salah penafsiran yang dilakukan
oleh beberapa golongan.
Dengan banyak yang salah penafsiran ini bukannya membuat damai, namun semboyan
yang memiliki makna baik ini dijadikan sebagai alasan konflik yang sering terjadi.
Banyak masyarakat yang menyuarakan hak-hak yang bertentangan dengan norma di
Indonesia, hal tersebut tidak bisa dihindari mengingat semnoyan Indonesia ini
memperbolehkan masyarakat untuk menganut bahasa, suku, ras, ataupun
kepercayaan.
Selain itu semboyan ini sering kali di salah gunakan oleh kelompok radikal yang
mengancam negara, mereka beralasan bahwa kehidupan sosial seperti apapun
diperbolehkan di Indonesia. Salahnya penafsiran Bhinneka tunggal ika ini sangat sering
terjadi, terutama di wilayah-wilayah yang kurang akan pengetahuan seputar Negara
Indonesia itu sendiri.
Penerapan Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika
1. Mementingkan Kepentingan Bersama
Sebagai masyarakat Indonesia yang baik tentu saja wajib untuk menerapkan isi dari
Bhinneka tunggal ika, salah satu cara penerapan yang benar adalah dengan
mengutamakan kepentingan bersama sebelum kepentingan pribadi. Kurangilah sikap
egois dan memaksa kehendak pribadi kepada orang lain, berusahalah mencari tahu
tentang pendapat orang ataupun kepentingan orang tersebut.
Dari sinilah anda bisa memikirkan kebaikan bersama, carilah jalan keluar yang tidak
menguntungkan satu pihak saja. Namun usahakan kedua belah pihak memiliki hak dan
kewajibannya masing-masing, sehingga dengan menerapkan sikap tersebut anda
termasuk ke dalam orang yang telah menegakkan Bhinneka tunggal ika.
2. Toleransi Terhadap Beragam Kepercayaan
Penerapan Bhinneka tunggal ika yang selanjutnya adalah menegakkan sikap toleransi,
sikap ini bisa anda terapkan dalam menerapkan sikap toleransi beragama. Di Indonesia
sendiri banyak agama yang diperbolehkan, disini anda bisa toleransi terhadap
kepercayaan masyarakat lainnya.
Maksud toleransi kepercayaan ini bukan berarti anda ikut merayakan hari raya mereka,
melainkan memberikan sikap sama sekali tidak ikut campur dalam urusan keagamaan
yang mereka lakukan. Baik berupa ancaman, teguran, nasihat, ataupun mengganggu
peribadatan yang mereka lakukan.
3. Musyawarah Untuk Mufakat
Musyawarah untuk mufakat tentu saja sudah sangat sering di dengar oleh masyarakat
Indonesia, mengingat hal ini sering digunakan di Negara Indonesia. Bahkan negara
demokrasi merupakan salah satu bentuk dari sikap musyawarah untuk mufakat.
Sikap yang satu ini ternyata merupakan bentuk penerapan semboyan Indonesia ini,
dimana di dalamnya terdapat unsur menghargai orang lain dan tidak membedakan
golongan tertentu. Selain itu musyawarah untuk mufakat juga mengajarkan sikap
kebersamaan dan sosial yang sangat erat.
4. Menegakkan Sikap Pluralisme
Bentuk penerapan Bhinneka tunggal ika yang terakhir adalah dengan menegakkan
sikap pluralisme, dimana pluralisme sendiri merupakan sikap tahu, percaya, paham,
ataupun mengerti bahwa perbedaan dan keragaman adalah hal yang wajar. Di
Indonesia sendiri sikap ini sangat diperlukan untuk keberlangsungan keutuhan wilayah
yang ada di Negara Indonesia.
Oleh sebab itu penerapan Bhinneka tunggal ika berupa penegakan sikap pluralisme
harus diperhatikan, masyarakat harus dibekali mengenai sikap ini bahwa perbedaan itu
hal biasa dan wajar. Jangan sampai akibat perbedaan yang ada di Indonesia membuat
negara menjadi kacau.
Sebagai masyarakat Indonesia yang baik tentunya menpelajari semboyan ini
merupakan hal yang wajib dilakukan, apalagi semboyan yang satu ini telah melekat
dengan Negara Indonesia. Bahkan Bhinneka tunggal ika menjadi pondasi berdirinya
Negara Indonesia itu sendiri.