Anda di halaman 1dari 4

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

Saya adalah salah satu orang yang sangat menikmati keindahan dari berbudaya.Saya
lahir dan besar diantara orang-orang yang berbudaya,dan hal tersebut telah mengajarkan saya
bagaimana menikmati hasil dari cipta,rasa,dan karsa manusia. Budaya yang memiliki nilai-
nilai etik yang mampu menjaga ,mempertahankan ,bahkan mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia itu sendiri.

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.Dengan kata
lain manusia tidak dapat hidup seorang diri dan manusia saling bergantung satu sama
lain,serta hidup secara berkelompok dan membentuk suatu masyarakat yang memiliki cara
hidup dan kebiasaannya sendiri.cara hidup dan kebiasaan tersebut yang akan melahirkan
suatu kebudayaan.

Kebudayaan dapat didefenisikan sebagai hasil cipta,rasa dan karsa manusia.setiap


kebudayaan memiliki nilai-nilai etika dan estetika yang membuat setiap masyarakatnya
memiliki nilai etika dan estetika .manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang
beretika dan berestetika pula.

Etika berbudaya yang diciptakan haruslah mengandung niali-nilai etik yang bersifat
universal. Meskipun demikian suatu budaya yang dihasilkan tentunya memenuhi nilai-nilai
etik, atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat.
Sedangkan estetika dapat dikatakan sebagi teori tentang seni, atau nilai estetika berkaitan
dengan nilai-nilai mengenai keindahan atau kejelekan. Estetika sendiri berifat subyektif,
sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting menghargai keindahan budaya yang
dihasilkan oleh orang lain.

Etika dan estetika dalam suatu kebudayaan diperlukan untuk menjaga nilai-nilai kebaikan,
kejujuran, sopan-santun, pergaulan, dan rasa keindahan. Dengan adanya nilai-nilai etika dan
estetika dalam suatu kebudayaan tentunya suatu masyarakat dapat menjadi lebih baik dan
teratur.

Etika itu sendiri berasal dari bahasa Yuniani, ethos. Menurut beberapa ahli terdapat tiga jenis
makna mengenai etika yaitu, Pertama Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok orang dalam mengatur perbuatan dan tingkah
laku. Kedua Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (kode etik). Ketiga Etika dalam
arti ilmu atau ajaran tentang sesuatu baik dan buruk (filsafat moral).
Estetika dapat dikatakan juga sebagi teori tentang keindahan atau lebih tepatnya lagi seni,
Estetika sangat berkaitan dengan nilai-nilai tentang sesuatu yang indah dan elek. Adapun
makna dari keindahan itu sendiri secara luas yaitu, keindahan mengandung ide kebaikan,
kemudian keindahan secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan (bentuk,
rupa dan warna). Adapun keindahan secara estetik murni, yaitu menyangkut pengalaman
estetik sesorang dalam hubungannya dengan segala seuatu yang diresapinya melalui indera
dan perasaannya. Estetika lebih berifat subyektif dan relatif, sehingga estetika tidak bisa
ditetapkan secara jelas, sesuatu yang dianggap indah oleh seseorang belum tentu terlihat sama
oleh orang lain. Tetapi yang paling penting mengenai estetika yaitu apresiasi terhadap
keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

Masyarakat indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang kebudayaannya terdiri dari
berbagai suku, agama, ras, dan bahasa, tentunya juga memiliki kebudayan yang majemuk
pula. Adapun pengertian tentang kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri adalah,
“Kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya." Tetapi
kemajemukan budaya tersebut terdapat satu kesamaan, yaitu budaya yang bercorak
ketimuran. Adapun negara Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim tentunya juga
mempengaruhi corak budaya indonesia, selain budaya yang bercorak ketimuran juga
diperkuat dengan budaya Islam yang kental, menjadikan masyarakat indonesia memiliki
corak kebudayaan khas dan tersendiri.

Corak budaya ketimuran itu sendiri contohnya seperti, budaya gotong-royong, toleransi,
bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu permasalahan, serta interaksi dengan lingkungan
yang baik, seperti hubungan bertetangga, dan lainnya. Selain itu juga terdapat norma-norma
kesopanan dan kesusilaan yang kuat dalam budaya timur, lain halnya dengan budaya barat
yang lebih mengenal pergaulan bebas dan lebih mengutamakan hak dan kebebasan indifidu.
Budaya timur memiliki sangsi sosial yang cukup kuat, kepada pelanggar norma-norma
tersebut. Akan tetapi jika melihat arti etika yang merupakan nilai-nilai atau norma, nilai
moral atau kode etik, dan tentang sesuatu yang baik dan buruk, maka sanksi bagi yang
melanggar etika biasanya hanyalah berupa sangsi moral dari masyarakat, seperti di asingkan
secara sosial oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Sebagai dampaknya era Globalisasi
yang senantiasa ditopang oleh metropolitanisme melanda dunia dewasa ini mengakibatkan
dunia tanpa batas waktu dan ruang sehingga informasi yang ada di seluruh dunia dapat
dengan mudah diakses dengan cepat oleh setiap manusia tanpa membedakan anak-anak
ataupun orang dewasa. Informasi tersebut dapat menguntungkan masyarakat Indonesia tetapi
juga dapat merugikan yaitu dapat mengakibatkan menurunnya budaya dalam masyarakat
Indonesia yang pada akhirnya melemahkan ketahanan negara. Dimana budaya dari luar
negeri yang masuk bisa sangat mempengaruhi budaya masyarakat Indonesia yang tercemin
dari perilaku, pola pikir, tindakan serta gaya dalam masyarakat Indonesia yang mengarah
krisis nasionalisme.

Pengaruh negatif globalisasi pada nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia khususnya
pengaruh dari tayangan Televisi yang mengakibatkan bergesernya nilai-nilai kebangsaan
masyarakat kita, dan mengarah pada krisis nasionalisme. Pengaruh terbesar dari tayangan
Televisi kebanyakan adalah dampak peniruan oleh masyarakat. Kebanyakan tayangan
Televisi hanya menampilkan gaya hidup kota metropolitan seperti Jakarta, lengkap dengan
gaya hidup mewah dan pergaulan yang serba glamor .Pengaruh informasi dunia tanpa batas
tersebut sangat deras dan menjadi suatu kebutuhan setiap harinya, dimana informasi tersebut
dapat dengan mudah ditemukan dimedia cetak dan elektronik. Contohnya pada tanyangan
televisi yang sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat kita. Dibalik segi positif
tayangan televisi yang berisi informasi, pengetahuan, pendidikan dan hiburan tanpa disadari
televisi telah memberikan banyak pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik anak-anak
maupun orang dewasa khususnya masyarakat Indonesia.

Modernisasi dan globalisasi telah menggeser kebudayaan lokal pribumi ke pinggiran budaya
dan ke pojok-pojok pandangan masyarakat. Di satu sisi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah memodernisasikan kehidupan orang-orang di daerah dan mempermudah
kehidupan mereka. Tetapi resikonya pun sangat besar yaitu hancurnya tatanan sosial,
institusi-institusi keagamaan dan memudarnya tradisionalisme.

Hal tersebut mengakibatkan pula pergeseran nilai-nilai etika dan estetika dari masyarakat ,
kini di perkotaan bahkan di daerah desa sekalipun mulai banyak nilai etika masyarakat sunda
seperti rengkuh, asor, punten, dan sebagainya mulai hilang. Dalam melestarikan nilai estetika
budaya tradisional penyusun mengusulkan perlu kiranya diadakan sebuah modifikasi
,memfilter dan memfasilitator terhadap dampak dari pengaruh budaya asing. tayangan-
tanyangan Televisi yang sesuai dengan tatanan, kaidah, norma dan moral masyarakat
Indonesia.
PENUTUP

Kebudayaan dapat didefenisikan sebagai hasil cipta,rasa dan karsa manusia.setiap


kebudayaan memiliki nilai-nilai etika dan estetika yang membuat setiap masyarakatnya
memiliki nilai etika dan estetika. Etika berbudaya yang diciptakan haruslah mengandung
niali-nilai etik yang bersifat universal. Etika dan estetika dalam suatu kebudayaan diperlukan
untuk menjaga nilai-nilai kebaikan, kejujuran, sopan-santun, pergaulan, dan rasa keindahan.

Anda mungkin juga menyukai