Anda di halaman 1dari 13

Penerapan Nilai Nilai Pancasila

Di Era Digital Bagi Generasi Millenial

A. Pendahuluan
Kemajuan hidup manusia saat ini selalu berhubungan dengan keberadaan
teknologi, bahkan dalam bidang kemasyarakatan dan pendidikan.
Teknologi mencakup perangkat apa pun yang membuat hidup manusia
lebih mudah. Indonesia harus bersaing dalam pengembangan dan
penerapan proses peningkatan teknologi untuk menjawab tantangan zaman
di abad kedua puluh ini. Selain itu, karena di seluruh dunia berusaha untuk
menjadi lebih modern dan global, organisasi yang menyediakan peralatan
teknologi harus mengejar kemajuan teknologi. Internet, kependekan dari
"jaringan terhubung", adalah jaringan komputer yang terhubung satu sama
lain melalui Protokol Internet (IP) dan merupakan salah satu teknologi
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Internet telah mampu
mengubah banyak aspek kehidupan manusia sejak munculnya pada tahun
1969 dan kemajuan pesat berikutnya pada tahun 1993-1994. Lebih khusus
lagi dalam hal kebebasan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi di
seluruh dunia. Internet memiliki efek negatif yang signifikan dibandingkan
dengan banyaknya keuntungan dan kemudahan yang ditawarkannya.
Keseluruhan, efek buruk pemakaian Internet terutama ialah masyarakat
lebih memilih berkomunikasi melalui media berbasis Internet
dibandingkan tatap muka, sehingga mengurangi sosialisasi. Kedua,
beranda depan hampir setiap situs Internet penuh dengan gambar dan
adegan pornografi dan kejahatan lainnya tanpa filter. Ini pasti akan
berdampak buruk pada perkembangan generasi penerus. Jika ini dibiarkan,
penerus muda Indonesia, terutama mereka yang lahir dan dibesarkan di era
teknologi tinggi, akan mengalami korupsi sosialisai dan moral..
Kemerosotan sosialisasi dan adab dapat berdampak besar atau kecil pada
kehidupan dan kesehatan negara di masa yang akan datang. Ini dapat
terjadi dalam jangka panjang atau jangka pendek. Akibatnya, mengatasi
degradasi adab dan sosialisasi saat ini sangat penting. Kembali ke prinsip-
prinsip Pancasila adalah suatu cara untuk mengatasi masalah ini. Spesifik,
penerus muda dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan harus
berpegang teguh pada prinsip-prinsip Pancasila. Maka dari itu, jika
mahasiswa ingin sukses, mereka wajib mempunyai karakter yang kuat dan
tangguh.
B. Kesimpulan Persoalan
Menurut dasar masalah sebelumnya, mari kita bahas persoalan berikut ini :
1. Bagaimanakah kehidupan Pancasila saat ini?
2. Untuk alasan apa ciri-ciri sangat penting di era informasi?
3. Bagaimana membangun identitas yg Unggul di era digital?
4. Bagaimana Pancasila bisa diimplementasikan pada generasi milenial?

C. Tujuan
Pertama, tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Pancasila saat ini berdiri dan berkembang. Yang kedua untuk mengetahui
ciri-ciri generasi milenial,Selanjutnya mencari tahu cara menumbuhkan
identitas yang unggul dan tujuan akhir untuk mengetahui implementasi
nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial.

Pembahasan

A. Keberadaan Pancasila saat ini


Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta Panca yang berarti lima dan
Sila yang berarti dasar. Pancasila merupakan kumpulan lima landasan
pendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengalaman Pancasila
berakar pada nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang diturunkan dari para founding fathers besar bangsa
Indonesia. Oleh karena itu Pancasila adalah ruh bangsa Indonesia.
"Pancasila lahir dari runtuhnya dua ideologi besar yang menguasai dunia
saat itu. Ibarat bayi yang baru lahir, Pancasila harus menghadapi dua
raksasa yang sudah memiliki segalanya: kekuasaan, senjata, modal, dan
tentu saja tentara. Namun kemudian bayi Pancasila ini tumbuh dan
akhirnya semakin besar dan mulai diperhitungkan dalam bidang ideologi
dunia.” Pancasila sebagaimana diketahui merupakan falsafah dan
pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka mencapai tujuan
nasional. Pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup bangsa,
mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan dijadikan pedoman
oleh setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan berbangsa. Pancasila sebagai sistem nilai sejauh ini
terbukti kualitasnya di mata dunia. Bagaimana Pancasila dapat digunakan
sebagai gaya hidup nasional di era globalisasi? Sekarang, sifat
individualistis globalisasi mengganggu nilai-nilai Pancasila. Pancasila
tidak dapat lagi dipakai sebagai alat untuk memerangi globalisasi saat ini..
Dalam konteks ini, Pancasila dapat dianggap sebagai entitas tanpa
substansi. Pancasila dianggap hanya sebagai garnis dan lambang. hanya
pelengkap dan pemanis. Peristiwa ini nampak dari seberapa cepat
globalisasi memasuki Indonesia tanpa batas.. Sudah jelas bahwa
globalisasi memiliki banyak efek positif dan negatif; namun efek negatif
dari adanya arus tersebut lebih besar daripada efek positifnya. Salah satu
konsekuensi dari masuknya globalisasi, yang memunculkan gagasan
modernisasi, adalah penurunan nasionalisme Indonesia. Pada
kenyataannya, globalisasi adalah upaya liberalisasi yang mengadvokasi
hak asasi manusia (HAM), demokrasi, kebebasan, dan keterbukaan. Tahun
kedua puluh menghadirkan hambatan globalisasi bagi setiap negara. Salah
satu landasan utama modernisasi dan globalisasi adalah teknologi
informasi dan komunikasi. Teknologi ini bebas, inklusif, dan dapat
mengirimkan data dalam jumlah besar dari seluruh dunia dengan akurat.
Situs-situs di Internet, serta media komunikasi dan informasi lainnya,
dapat menawarkan informasi tentang tren, budaya, dan bahasa saat ini.
Pesatnya arus informasi menyebabkan meningkatnya akses masyarakat
terhadap nilai-nilai negatif asing. Seperti yang diketahui umum, tidak
semua informasi yang tersedia di internet bersifat informatif atau
mendidik, dan banyak di antaranya bertentangan dengan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Pancasila. Salah satu contoh sederhana yang
banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah bagaimana banyak
remaja dan pemuda cenderung berpakaian seperti artis artis eropa. Pakaian
ini dapat dianggap sebagai pakaian minim karena memungkinkan
penampilan bagian tubuh yang tidak seharusnya terlihat. Ini jelas
menunjukkan bahwa pakaian tidak sesuai dengan budaya dan karakter
orang Indonesia.. Jika kita tidak menggunakan Internet dengan benar, kita
akan kehilangan banyak keuntungan. Banyak mahasiswa saat ini
menggunakan teknologi Internet untuk macam-macam, yang tidak
seharusnya mereka lakukan, seperti membangun situs web porno. Selain
itu, internet sering digunakan sebagai alat untuk memecah belah bangsa
dengan menyebarkan berita-berita tidak bertanggung jawab dan ideologi
ekstremis yang dapat menghancurkan persatuan Republik Indonesia.
Karena internet dan kecanggihan teknologi komunikasi seperti telepon
seluler, masyarakat Indonesia menjadi individualistis dan tidak sosial.
Masyarakat sangat suka menggunakan ponsel karena menganggap
bertemu langsung dengan seseorang bisa merepotkan. Dilihat dari
sikapnya, nampaknya masih banyak generasi muda yang cuek karena
akhlak yang buruk. Karena globalisasi membutuhkan kebebasan dan
keterbukaan, mereka dapat melakukan apa yang mereka suka. Ini
menunjukkan bahwa fungsi Pancasila sebagai pedoman hidup dan tameng
negara telah berkurang.Pandangan hidup ini mempunyai arti bahwa suatu
bangsa yang ingin mempertahankan kekuatannya dan mengetahui dengan
jelas kemana tujuan yang ingin dicapainya harus mempunyai pandangan
hidup nasional. Suatu negara akan menangani masalah yang dihadapinya
dan menetapkan arah yang tepat untuk menyelesaikannya. Tanpa visi
hidup, suatu bangsa akan terombang-ambing dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang timbul, baik persoalan bangsanya sendiri
maupun persoalan kemanusiaan secara keseluruhan di antara bangsa-
bangsa di dunia. Pandangan hidup kita harus berakar pada nilai-nilai
budaya yang dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan masyarakat di mana kita
menjadi bagiannya.
B. Alasan ciri-ciri sangat penting di era informasi
Transformasi yang cepat di era informasi, semua aspek kehidupan kita
mengalami perubahan dan transformasi yang cepat. Teknologi digital telah
mengubah cara kita bersosialisasi, bekerja, dan belajar. Karena mahasiswa
harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, dalam situasi
ini, karakter mereka menjadi sangat penting. Di era informasi, tantangan
ciri membawa tantangan baru dalam pembentukan identitas. Cara
mahasiswa berpikir, berinteraksi, dan menghadapi masalah dapat
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, kecepatan informasi, dan
ketergantungan pada media sosial. Maka dari situ, mahasiswa harus
memiliki kepribadian yang kuat yang dapat menghadapi kesulitan ini dan
mempertahankan prinsip-prinsip yang tepat. Pendidikan Karakter:
Pentingnya di Era Informasi Pendidikan karakter membantu siswa
memahami pentingnya berperilaku baik, berempati, bertanggung jawab,
dan berpikir kritis. Ini menjadi penting karena berkaitan dengan
pengembangan nilai-nilai inti dan etika yang baik. Pengembangan karakter
adalah dasar yang kuat untuk membantu siswa menghadapi perubahan dan
membuat keputusan di era digital yang serba cepat ini. Pelajar di era
informasi membutuhkan ketekunan dan motivasi yang tinggi. Ketika
dihadapkan pada tantangan dan perubahan, mahasiswa memerlukan
kegigihan untuk tetap fokus pada tujuan dan motivasi yang tinggi untuk
berhasil. Mengatasi kesulitan, tetap semangat, dan mencapai hasil yang
luar biasa dapat dicapai dengan ketekunan dan motivasi. Adapun identitas
ideal mahasiswa di era informasi sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan adalah
kualitas yang sangat penting di era informasi. Mahasiswa wajib
bersedia menghadapi perubahan pasar kerja, tuntutan teknologi, dan
metode pembelajaran yang terus berubah. Mereka dapat terus
mengikuti perkembangan, belajar hal-hal baru dengan cepat, dan
dengan percaya diri menghadapi tantangan yang muncul karena
kemampuan beradaptasi mereka.
2. Keterampilan Komunikasi Efektif: Pelajar harus memiliki
keterampilan komunikasi yang efektif saat berinteraksi secara online di
era modern. Kemampuan berpikir kreatif, kemampuan mendengarkan
dengan baik, dan kemampuan berkomunikasi dengan empati dan rasa
hormat termasuk dalam keterampilan ini. Mahasiswa yang mampu
berkomunikasi dengan baik memiliki kemampuan untuk membangun
hubungan yang kuat, berkolaborasi dengan baik, dan berdampak
positif pada orang lain.
3. Kreativitas dan Inovasi: Kedua kualitas ini sangat penting di era
komputer dan internet. Mahasiswa yang inovatif dan kreatif memiliki
kemampuan untuk berpikir luar biasa, menemukan cara baru untuk
menyelesaikan masalah, dan menghasilkan gagasan yang unik..
Dengan kemampuan ini, mahasiswa dapat secara kreatif mengatasi
perubahan, membuat konten yang menarik, dan berkontribusi pada
inovasi dalam bidang tanggung jawab dan disiplin diri mereka.
Tanggung jawab dan disiplin diri adalah kualitas penting untuk
kesuksesan di era informasi. Siswa harus bertanggung jawab atas
tugas, proyek, dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka.
Dengan disiplin diri, Mahasiswa dapat mengatur waktu dengan baik,
tetap fokus pada tujuan, dan menghindari godaan yang dapat
menghalangi diri sendiri dari belajar mandiri dan menjadi lebih
mandiri. Di era digital, kemandirian dan kemampuan untuk belajar
mandiri sangat penting. Dengan akses ke berbagai sumber daya dan
pembelajaran online, mahasiswa memerlukan kemandirian untuk
mengelola pendidikan mereka, menemukan sumber daya yang mereka
butuhkan, dan membangun keterampilan mereka sendiri. Kemampuan
belajar mandiri memungkinkan seseorang untuk terus berkembang dan
mengikuti perkembangan terkini di bidang mereka.
4. Kemampuan untuk berpikir kritis dan analitik.
Di era komputer dan internet saat ini, keterampilan berpikir kritis dan
analitis sangat penting. mahasiswa harus mampu menganalisis
informasi secara kritis, membedakan antara pendapat orang lain, dan
membuat keputusan berdasarkan pemikiran mereka. Kemampuan ini
memungkinkan siswa membuat keputusan yang baik, memecahkan
masalah, dan menggunakan strategi yang tepat untuk mengatasi
tantangan. kerja sama dan kerja sama tim: keterampilan penting di era
jaringan digital ini adalah kemampuan untuk bekerja sama dalam tim.
Mereka wajib untuk bekerjasama, berbagi ide, dan menyumbang yang
berarti. Mereka dapat mencapai hasil yang lebih baik dengan bekerja
sama satu sama lain dan berbagi pengetahuan mereka. mentalitas yang
ketat dan keinginan untuk menerima konsep baru. Mahasiswa harus
memiliki mental yang kuat dan mudah menerima ide-ide baru di era
teknologi yang terus berubah. Mahasiswa yang kuat secara intelektual
dapat menghadapi tantangan, belajar dari kesalahan mereka, dan terus
berkembang dalam lingkungan yang kompetitif. Mereka harus
menerima perubahan dengan pikiran terbuka, melihat tantangan
sebagai peluang, dan tetap optimistis. Ini adalah kualitas utama dalam
menghadapi dinamika era digital.
C. Membangun identitas mahasiswa yang Unggul di era digital
Mahasiswa harus memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka di
bidang yang relevan dengan karir mereka untuk pembelajaran
berkelanjutan di era digital. Mahasiswa dapat memperoleh kemampuan
yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan lanskap digital
dengan mengikuti kursus online, membaca buku, seminar, dan kursus
pelatihan..Meningkatkan kemampuan komunikasi dan memiliki
kemampuan komunikasi yang baik adalah kunci sukses di era yang
terhubung secara digital ini. mahasiswa harus meningkatkan keterampilan
komunikasi lisan dan tertulis mereka. Ikuti kelas online, berlatih
presentasi, menulis blog, atau berpartisipasi dalam proyek yang
memerlukan komunikasi efektif. Keterampilan komunikasi yang baik
membantu mahasiswa membangun hubungan baik, mengkomunikasikan
ide-ide dengan jelas, dan memberikan dampak positif pada orang lain.
Menciptakan lingkungan yang mendukung berperan penting dalam
pengembangan karakter. mahasiswa harus menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan pribadinya. Mahasiswa dapat
menemukan teman-teman yang positif, bergabung dengan komunitas yang
sejalan dengan nilai-nilai pancasila dan menemukan mentor yang dapat
membantu mahasiswa membangun karakter yang baik. Lingkungan yang
positif dan mendukung memberi mahasiswa dorongan yang mahasiswa
butuhkan untuk menjadi sukses.

D. Penerapan nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial


Pancasila dan generasi milenial merupakan dua hal yang perlu mendapat
perhatian lebih saat ini. Ketimpangan sosial yang terjadi saat ini
disebabkan oleh kurangnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap nilai-
nilai Pancasila, khususnya kaum milenial. Masuknya nilai-nilai liberal
yang bertentangan dengan karakter negara membuat masyarakat Indonesia
buta tanpa tongkat. Pembudayaan dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila
yang tidak efektif dan mendasar adalah masalah besar yang dihadapi
bangsa dan negara selama ini. Kita perlu mengambil nilai-nilai sosial dan
politik dari budaya lain untuk membangun dasar-dasar masyarakat
modern; kita juga perlu mengambil modal, teknologi, pengetahuan, dan
keterampilan dari negara lain. Nilai-nilai budaya lain mulai masuk dengan
cepat, sejalan dengan kebebasan yang kita sadarkan. Faktor lain yang
mendorong kebutuhan akan pedoman untuk penghayatan dan pengamalan
Pancasila adalah pergantian generasi yang akan datang. Proses pergantian
generasi seharusnya terjadi secara alami. Karena penerus mendatang tidak
akan mengalami perjuangan untuk kemerdekaan yang melahirkan republik
ini, perubahan yang terjadi pada penerus mendatang mempunyai arti
tersendiri. Pengalaman, tantangan, dan jawaban yang berbeda terhadap
pertanyaan-pertanyaan kunci yang berbeda dapat menghasilkan tanggapan
yang berbeda pula terhadap cita-cita kemerdekaan. Ada banyak perubahan
yang diperlukan di era globalisasi. Begitu pula dengan negara Indonesia,
yang saat ini mengalami transformasi yang signifikan sebagai akibat dari
pengaruh dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, di era globalisasi, peran
Pancasila tentunya sangat penting dalam menjamin kelangsungan jati diri
bangsa Indonesia. Apalagi nilai-nilai Pancasila harus menjadi ciri khas
masyarakat Indonesia, sebagaimana Pancasila menjadi jati diri atau jati
diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila sudah
sepatutnya diamalkan oleh generasi milenial. Mengamalkan nilai-nilai
Pancasila sebagai landasan kehidupan bangsa Indonesia merupakan suatu
kewajiban hukum dan politik. Karena Pancasila merupakan falsafah dasar
bangsa Indonesia dari segi hukum dan politik. Nilai-nilai Pancasila tidak
boleh ditunda-tunda lagi agar tidak hancur oleh arus globalisasi. Nilai-nilai
Pancasila dapat diterapkan dalam berbagai cara.
1. Pertama, pemerintah mendorong lembaga pendidikan formal dan non-
formal, internalisasi pendidikan karakter pada semua mata pelajaran di
semua jenjang pendidikan dari pendidikan anak usia dini hingga
pendidikan tinggi. Dalam konteks pendidikan, ada masalah struktural dan
kultural dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Negara belum memiliki
alat struktural yang cukup untuk menerapkan Pancasila pada tingkat
implementasi sejak dini. Meskipun Pancasila dimaksudkan untuk menjadi
kurikulum sekolah, itu tidak memiliki kekuatan untuk diterapkan.
Sehingga nilai-nilai Pancasila dapat ditanamkan dengan lebih efektif dan
tepat sasaran, kurikulum Pancasila harus dirancang untuk menjadi lebih
praktis dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk bagaimana mengajar
secara praktis dan memberi contoh untuk menghargai perbedaan, toleransi,
dan tidak korupsi. Pemerintah saat ini mendorong pendidikan formal dan
non formal di sekolah-sekolah formal melalui internalisasi pendidikan
karakter pada semua mata pelajaran di semua jenjang pendidikan dari
mulai pendidikan anak usia dini sampai dengan pendidikan tinggi. Dalam
konteks pendidikan, ada masalah struktural dan kultural dalam aktualisasi
nilai-nilai Pancasila. Negara belum memiliki alat struktural yang cukup
untuk segera menerapkan Pancasila pada tingkat implementasi.
Sebenarnya, Pancasila dimaksudkan untuk menjadi kurikulum di sekolah
dan perguruan tinggi, tetapi tidak memiliki tanggung jawab untuk
menerapkannya. Kurikulum Pancasila dibuat agar nilai-nilai Pancasila
dapat disampaikan dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Itu
tidak hanya dimaksudkan untuk diskusi santai di kelas.
2. Langkah kedua memberikan contoh pembaharuan nilai-nilai Pancasila
secara langsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik itu di rumah, di
sekolah, di tempat kerja, atau bahkan di komunitas. Keteladanan para
pemimpin, baik formal (pegawai negeri sipil) maupun informal (tokoh
masyarakat), serta orang tua dan guru di kelas adalah contohnya.
Diharapkan bahwa semua orang dapat mengikuti prinsip-prinsip yang
terkandung dalam Pancasila, yang telah menjadi teladan bagi masyarakat
umum.
3. Langkah ketiga adalah mengembangkan konteksualisasi dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila terutama di kalangan milenial melalui
diskusi dan penelitian akademis. Mengembangkan kontekstualisasi dan
implementasi Pancasila dalam dunia pendidikan diharapkan pendidikan
tidak hanya menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan
kompeten, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila serta
mengembangkan dan mewujudkannya sebagai kearifan lokal. sumber daya
yang bisa warga negara Indonesia.
4. Langkah terakhir adalah mempromosikan Pancasila melalui media
sosial. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memblokir situs web
yang mungkin mengunggah atau menampilkan konten yang berhubungan
dengan pornografi, kekerasan, atau jenis konten lainnya. Hal ini tentu saja
juga membutuhkan dukungan dari keluarga, sekolah, kampus, pemerintah,
dan masyarakat. Selanjutnya, semua konten yang berkaitan dengan
Pancasila dan Kebangsaan harus dimasukkan ke dalam media cetak dan
elektronik. Karena generasi milenial sangat dekat dengan teknologi,
terutama media sosial, sangat penting untuk mempromosikan kembali
nilai-nilai Pancasila melalui media sosial.

Penutup
A. Kesimpulan
Secara umum, Pancasila adalah falsafah dan pandangan hidup bangsa
Indonesia tentang bagaimana menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Sejauh ini,
Pancasila sebagai sistem nilai telah membuktikan kualitasnya di mata
dunia.. Namun kenyataannya, nilai-nilai Pancasila yang selama ini bersifat
individualistis justru tergerus oleh globalisasi. Pancasila sudah tidak bisa
lagi dijadikan alat untuk melawan dampak globalisasi saat ini. Dalam
konteks ini, Pancasila dapat dianggap sebagai entitas tanpa substansi.
Generasi milenial adalah yang paling dekat dengan teknologi. Generasi
1980–2000 termasuk dalam kategori ini. Oleh karena itu, generasi yang
paling banyak menggunakan internet saat ini adalah generasi milenial.
Dengan ketergantungan yang besar terhadap internet, generasi milenial
lebih suka menggunakan internet sebagai sumber informasi dan
komunikasi karena mereka percaya bahwa itu lebih cepat dan mudah
digunakan.. Jika Anda menggunakan Internet dengan cara yang tepat dan
teratur, tentunya akan ada banyak keuntungan. Kita akan rugi jika tidak.
Selain itu, banyak mahasiswa saat ini menggunakan teknologi internet
untuk hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Akibatnya, Pancasila
memiliki peran yang sangat penting untuk mempertahankan identitas
bangsa Indonesia di era globalisasi saat ini. Selain itu, prinsip-prinsip
Pancasila harus menjadi ciri khas masyarakat Indonesia, seperti halnya
Pancasila menjadi jati diri bangsa Indonesia. Akibatnya, generasi milenial
harus dibangkitkan kembali nilai-nilai Pancasila. Ada banyak cara untuk
memperbarui prinsip-prinsip Pancasila. Yang pertama adalah penerapan
prinsip-prinsip Pancasila dalam semua bidang pendidikan di institusi
pendidikan, baik formal maupun non-formal. Langkah kedua adalah
memberikan contoh bagaimana prinsip-prinsip Pancasila dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Langkah ketiga adalah diskusi dan penelitian
ilmiah.Terakhir, Pancasila harus diperbarui melalui media sosial.
Tantangan dan peluang di era digital tidak hanya menghadirkan tantangan
baru, namun juga peluang bagi mahasiswa. Dengan membangun karakter
sesuai nilai-nilai Pancasila dan memanfaatkan peluang di bidang
teknologi, kewirausahaan, pembelajaran online, jaringan global dan konten
digital, mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang di era digital yang
penuh dengan potensi ini. Berkat kepribadian mereka yang kuat, motivasi
mereka yang kuat, membekali mereka dengan pengetahuan dan
keterampilan yang relevan akan memungkinkan mereka untuk sukses
sebagai pemimpin masa depan di era digital yang terus berubah.

Daftar Pustaka

Menurut Kailan (2006), Pancasila sebagai dasar filosofis dan ideologis bangsa dan
negara Indonesia harus direvitalisasi dan dihidupkan kembali.
Universitas Gajahmada di Yogyakarta.

Edisi V KBBI (Aplikasi). Minister of Education and Culture.

Louis Leahy, 2001. Siapa sebenarnya manusia? (Analisis Filosofis dari Manusia).
Published in Yogyakarta by Kanisius Mangunwijaya, YB (Editor).
Teknologi dan Pengaruh Terhadap Budaya Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.

Notonagoro, tahun 1980. Pancasila Secara Populer Secara Ilmiah Pantjuran


Tudjuh di Jakarta.

Wiyono, Suko. Revitalisasi Pancasila dalam kehidupan nasional dan nasional. Eko
Priyo, Malang: Wisnuwardhana Malang Press Utomo, 2008. Mediakom,
Yogyakarta: Koneksi Internet untuk PC, Laptop, dan HP.

Dian Wulandari, tahun 2011. Artikel berjudul "Mengembangkan Perpustakaan


Sejalan Dengan Kebutuhan Generasi Net"
(https://www.repositiory.petra.ac.id>net_generation1, diakses pada 5 Mei 2017).

Ardian, Bagas. Menghilangnya Ideologi Pancasila di Kehidupan Generasi Muda.


(Online). (https://bagasardian.wordpress.com/2015/11/18/makalah-lunturnya-
ideologi-pancasila-di-kehidupan-generasi-muda/, diakses pada 20 Juli 2017).

Nuran Wibisono, 2016. Memahami Generasi Galau dapat ditemukan secara online
di https://tirto.id/memahami-generasi-galau-cY, dan dapat diakses pada 5 Juli
2017.
RezitaRani, 2017. Ciri-ciri yang Dimiliki Generasi Millennial Sebagai Anak
Millennial, Kamu Setuju Nggak Nih? (Online)—diakses pada 5 Mei 2017—di
http://trivia.id/post/ciri-ciri-generasi-millennial-sebagai-anak-millennial-kamu-
setuju-nggak-nih-1489737777.

Bambang Sumardjoko, pada tahun 2017. Sebuah artikel berjudul "Aktualisasi


Nilai-nilai Pancasila pada Masa Kini" dapat diakses secara online pada tanggal 19
Juli 2017 di https://nasional.sindonews.com/read/1210372/18/aktualisasi-nilai-
nilai-pancasila-pada-masa-kini-1496431646.

Agustin Wahyuningsih, 2015. Mengenal generasi millenial dan karakteristiknya.


(Online, https://www.brilio.net/life/mengenal-generasi-millenial-dan-
karakteristiknya-150320a.html, diakses pada 20 Juli 2017).Kansil, 2006.Modul
kewarganegaraan dan pancasilaDalam kota Jakarta: PT Pradnya Paramita

Anda mungkin juga menyukai