Oleh:
Adelia Widya Anggraini (200103139)
Ahmad Hasan Mustofa (200103142 )
Elsa Fachrisa Indraswari (200103151)
PENDAHULUAN
Kemajuan tekonologi pada saat ini berkembang dengan pesat, dimana semua orang
berlomba-lomba untuk berinovasi menemukan seuatu yang baru guna menghasilkan sesuatu
yang lebih baik dari penemuan sebelumnya untuk memudahkan aktifitas manusia dalam
kehidupan sehari-hari, hal tersebut merupakan dampak positif dari Globalisasi. Manusia
sebagai makhluk hidup yang mempunyai akal terkadang lupa akan hal yang lain. Kemajuan
dalam bidang IPTEK ini dapat mengubah tatanan kehidupan manusia dalam berbagai aspek
kehidupan yang meliputi aspek kepercayaan, budaya, politik, sosial bahkan dalam dunia
pendidikan sekalipun.
Kemajuan IPTEK mengharuskan untuk pandai dalam berliterasi teknologi, literasi digital,
literasi sains, dan literasi lainnya karena apabila tidak kita akan terseret dan tertinggal jauh.
Masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi bahkan
sudah merupakan kebutuhan manusia (Asry, 2020). Dengan kata lain, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat mempengaruhi cara hidup seseorang. Gaya hidup pada
dasarnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada yang suka
menghibur bersama teman, ada yang suka menyendiri, ada yang suka jalan-jalan, belanja, aktif
bersama keluarga, ada yang punya waktu luang dan punya uang tambahan untuk kegiatan sosial
perkumpulan keagamaan. Menurut Azizah (2020), gaya hidup merupakan pola hidup sesorang
yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan
mengalokasikan waktu yang dimilikinya. Selain gaya hidup, perkembangan IPTEK juga dapat
mempengaruhi etika Pancasila. Yang mana Pancasila dapat dikatakan seabagai sumber hukum
yang mengatur perilaku masyarakat Indonesia.
Perlu diketahui bahwa saat ini banyak pelajar dan remaja yang secara moral dirugikan oleh
banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain perubahan yang mengarah pada hal yang
buruk, teman, media elektronik, narkoba, alkohol dan efek negatif lainnya. Hal ini pada
akhirnya menimbulkan krisis moral berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum dan pelanggaran
hak asasi manusia, serta kurangnya keutamaan dalam memahami, menghayati dan meyakini
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Generasi Z merupakan generasi muda yang tidak pernah terlewat dari teknologi. Generasi
ini lahir sekitar tahun 1997-2015 an sehingga mereka sudah mengenal teknologi sejak lahir
(Yunica & Anggraeni, 2021). Generasi ini merupakan generasi yang harus lebih banyak
ditanamkan nilai-nilai Pancasila karena generasi ini dapat dikatakan berkembang bersama
teknologi. Mereka sangat mementingkan kehidupan sosial medianya, banyak anak yang kurang
peduli akan nilai-nilai Pancasila. Sifat ini yang perlu diperbaiki agar penerus bangsa memiliki
moral yang baik. Jiwa sosial yang kurang membuat mereka kurang beraosialisai dengan
lingkungan sekitarnya bahkan banyak yang tidak saling mengenal meskipun mereka tetangga.
Sebagai generasi muda kita harus menggunakan teknologi dengan baik agar tidak adalagi
generasi muda yang terjerumus pada arus luar. Jadi kita harus memanfaatkannya dengan baik
karena sesungguhnya generasi ini memiliki kemampuan lebih seperti memiliki wawasan yang
luas, kreatifitas dan semangat yang tinggi untuk memajukan bangsa dengan teknologi. Negara
akan mengalami perubahan jika generasi muda mampu menggunakan teknologi dengan baik.
Generasi yang baik merupakan generasi yang berpegang pada Pancasila dan mampu tumbuh
serta berkembang menjadi individu yang mandiri dalam melaksanakan tugasnya
(Septianingrum & Dewi, 2021). Moral generasi muda saat ini sudah mulai rusak akibat
beberapa hal seperti dampak buruk dari perkembangan IPTEK, arus globalisasi, pergaulan
bebas dan banyak lainnya. Hal-hal tersebut dapat merusak moral generasi muda.
Seiring perkembangan zaman, nilai nilai Pancasila semakin memudar pada diri bangsa
Indonesia. Pada saat ini nilai persatuan bangsa sudah mulai luntur seperti sifat individualis
bangsa yang berkembang karena adanya teknologi canggih. Hal terbesar yang berpotensi
menyebabkan perubahan sifat bangsa yaitu karena perkembangan zaman serta IPTEK yang
semakin maju. Semua aktivitas dan komunikasi mulai dijajah oleh teknologi. Seperti dengan
adanya gadget membuat setiap orang sibuk dengan dirinya sendiri dan mengurangi komunikasi
dengan yang lainnya (Hasanah, 2021). Selain itu juga adanya budaya dari luar yang memasuki
bangsa membuat nilai Pancasila semakin melemah. Perkembangan zaman yang semakin maju
membuat Pancasila menjadi harapan bangsa Indonesia untuk memperkuat moral bangsa serta
memperteguh sikap masyarakat dalam menerima kemajuan zaman (Maulana, 2020).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu menggunakan studi literatur. Penelitian ini
dilakukan secara bertahap diawali dengan menentukan topik bahasan, melakukan studi literatur
dengan menganalisis jurnal dan artikel di internet, kemudian menyusun data dan teori, lalu
menyusunnya secara sistematis, bertahap dan beraturan, dan menyusunnya menjadi sebuah
jurnal.
PEMBAHASAN
A. Perilaku Generasi Z
Para perumus Pancasila sangat berkeinginan untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar
ideologi sejak pertama kali negara ini berdiri. Menurut Ir. Soekarno mengenai Pancasila,
ialah isi jiwa bangsa Indonesia, diturunkan berdasarkan generasi ke generasi dan
disembunyikan oleh budaya luar selama berabad-abad. Oleh karena itu, Pancasila bukan
sekedar falsafah negara, tetapi pada arti luas pula merupakan falsafah bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan dasar falsafah negara, sehingga merupakan landasan ideal dalam
segala Tindakan dan perbuatan bai dalam hidup (Abbon, 2019).
Pancasila adalah ideologi yang sangat tepat dalam mempersatukan perbedaan-
perbedaan tersebut. (Wahyudi ,dkk ,2021 )
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa Generasi Z atau lebih akrab dikenal
dengan generasi digital yang berkembang bersama dengan perkembangan teknologi,
merupakan generasi yang tidak bisa lepas dari teknologi, lebih memilih menghabiskan
waktu untuk kehidupan sosialnya di dunia maya, implusif dan individualitas yang tinggi
membuat sikap generasi ini semakin lama semakin jauh dari nilai Pancasila yang
seharusnya diterapkan, seperti:
a) Ketuhanan Yang Maha Esa, yang memiliki makna nilai Ketuhanan, ialah bangsa yang
beriman dan bertakwa pada Tuhan YME. Namun sudah banyak generasi Z yang
bersikap acuh tak acuh dengan nilai ketuhanan, contohnya seperti saat Adzan
berkumandang bukannya bersiap-siap untuk sholat tapi masih disibukan dengan
aktivitas dunia mayanya.
b) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, memiliki makna nilai Kemanusiaan, saat sedang
berkumpul generasi ini lebih memperlihatkan sikap indiviual dengan fokus terhadap
gadget daripada mengobrol.
c) Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, banyak generasi Z yang lepas dari sila ini
karena lebih mementingkan dan mengapresiasi budaya luar daripada budaya tanah air
sendiri.
d) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan, memiliki makna nilai demokrasi namun tidak diterapkan oleh generasi Z
sebagai contoh yaitu lebih mementingkan pendapat diri sendiri terlebih dahulu dan
bertingkah mengabaikan pendapat orang lain saat berdiskusi.
e) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, salah satu sikap yang tidak
mencerminkan sila kelima pada generasi Z adalah generasi ini tidak peduli dengan
orang lain dan lebih membela kelompoknya yang salah dengan dalih rasa solidaritas
yang tinggi.
Pancasila juga mempunyai makna bahwa Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa
Indonesia. Namun karena perkembangan zaman ini banyak membuat anak generasi Z
memandang sepele nilai-nilai Pancasila, generasi ini sangat bersikap acuh tak acuh pada
bangsanya sendiri. Pengaruh digital memang tidak bisa lagi dihindari oleh generasi Z,
nilainilai Pancasila yang luntur sangat menjadi pengaruh buruk bagi mereka, oleh karena
itu butuh perhatian lebih untuk menyadari generasi ini betapa pentingnya nilai-nilai
Pancasila.
B. Etika Pancasila dan Permasalahannya
Hal pertama yang terlintas dalam pikiran saat mendengar dan berbicara menegnai
pancasila adalah dalam ayat 4 UUD 1945, karena Keputusan Presiden Nomor 10.12 Tahun
1968 secara resmi telah mengatur pancasila. Batu dan lima prinsip moral. Ahmed Yani
meyakini bahwa Pancasila merupakan hasil eksplorasi mendalam Soekarno terhadap jiwa
dan kepribadiannya sesuai dengan alur pemikiran bangsa Indonesia. Kemudian, renungkan
warisan sejarah dan sosial Indonesia yang dijabarkan dalam lima prinsip. Selama lebih dari
setengah abad, dasar negara kesatuan Republik Indonesia yaitu pancasila telah mengalami
pasang surut selama persatuan negara kesatuan Republik Indonesia, sehingga harus
digunakan dan dipelihara dengan benar.
Apa yang terkandung dalam Lima Sila Pancasila, yaitu: Pada sila pertama, muncul
masalah bahwa banyak orang melanggar norma agama, melalaikan ibadah dan kewajiban
agama mereka sendiri, muncul orangorang sekarang yang melihat diri mereka sebagai dewa
dan nabi baru, melakukan perbuatan teror atas nama agama dan tidak tunduk pada
kekebalan agama apa pun. Komunisme). Sila kedua, muncul masalah bahwa banyak orang
yang tidak bisa berperilaku seperti manusia, seperti kekerasan dan pelecehan, kejahatan
seks dan pemerkosaan, perbudakan, pembunuhan. Apalagi dengan kemajuan teknologi
yang pesat, bullying terjadi di mana-mana, tanpa memandang kesehatan mental korbannya.
Kasus-kasus ini jelas merupakan pelanggaran HAM. Sila ketiga, persoalan persatuan
bangsa akan mulai hilang. Hal ini tercermin dari kasus-kasus yang terjadi, seperti banyak
bentrokan antar warga atau pejabat pemerintah, tawuran antar remaja, masalah SARA,
banyak bermunculan kerajaan baru di Indonesia, orang-orang yang mengaku sebagai
penguasa dunia, dan lain sebagainya (Yani & Dewi, 2021). Keempat, masalah muncul
terutama dalam urusan pemerintahan. Kelima, masalah yang muncul adalah ketimpangan
ekonomi yang kuat. Seiring menggunakan perkembangan zaman, poly budaya asing
khususnya budaya Barat yg masuk ke Indonesia, perlahan-huma menjajah, menghipnotis
& mentransfer budaya orisinil Indonesia, secara nir eksklusif mengganti norma hayati &
konsep hayati warga Indonesia. Beberapa budaya asing yg melanggar anggaran Pancasila
sudah merambah & menghipnotis budaya Indonesia, antara lain:
a. Pesta/Duggem (klub)
Klub malam merupakan program dansa menggunakan gaya musik campuran. Pesta &
klub merupakan hal yg biasa waktu merayakan ulang tahun. Seringkali pada pesta &
program klub, terdapat pesta, minum, penggunaan narkoba, & seks bebas.
b. Pergaulan bebas
Belakangan ini ada kenyataan pada kalangan anak muda. Pergaulan bebas adalah keliru
satu impak budaya asing yg masuk ke Indonesia. Dampak menurut pergaulan bebas
merupakan HIV/AIDS.
c. Penampilan
Penampilan seorang menampakan siapa dirinya. apabila orang melihat seorang
menggunakan celana & baju robek, rambut acak-acakan, atau pria menggunakan
pukulan pada hidung & telinganya, itu pula impak negatif menurut budaya asing.
d. Etika berbahasa
Saat berbicara menggunakan senior, anggaran buat berbicara menggunakan kolega atau
kolega berbeda. Tetapi seiring menggunakan perkembangan zaman, bahasa Indonesia
ditentukan sang bahasa asing, sebagai akibatnya poly warga yg nir memakai bahasa tadi
menggunakan baik.
Wahyudi , Eka Ramadhani W, ( 2021 ). Peran Agama dalam Pembentukan Dasar Falsafah
Negara dan Membangun Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Atta’dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama IslamFakultas
Tarbiyah IAIN Bone, Vol.2, No. 1
Asry, Lenawati ( 2020 ) . HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Jurnal Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Putih , Aceh Tengah, vol
4, No 24
Fitriyani, P. (2018, maret 23 - 25). PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GENERASI Z. PENDIDIKAN KARAKTER
BAGI GENERASI Z, 311-312.
Azzahra Shakila Meisa Putri 1 , Resi Setiawati 1 , Hendy Widodo 1. (2022). IMPLEMENTASI NILAI
PANCASILA PADA GENERASI Z. IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA PADA GENERASI Z.
Rahman, A. (2016). Pengaruh Negatif Era Teknologi Informasi Komunikasi pada Remaja (Perspektif
Pendidikan Islami). Jurnal Studi Pendidikan, XIV(1).
Azizah, Nurul Safura ( 2020 ). PENGARUH LITERASI KEUANGAN, GAYA HIDUP PADAPERILAKU
KEUANGAN PADA GENERASI MILENIAL Program Studi Akuntansi STIE Sutaatmadja, Subang,
Indonesia Volume 01 Nomor 02 Tahun 2020 (Hal: 92-101)
Abbon, Thomas ( 2019 ). PANCASILA SEBAGAI DASAR FALSAFAH PAJAK DI INDONESIA , Universitas
Kristen Indonesia, Jakarta, : Volume 5 Nomor 1,