Anda di halaman 1dari 10

Makalah manusia karakter pancasila di era digital

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Manusia Karakter Pancasila (Pancasialis) Dalam Era
Digital (Teknologi Informasi). Tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga selalu sampai
kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Pancasila. Di samping itu, semoga makalah ini bisa menjadi bahan pembelajaran alternatif dalam
menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak dan sumber yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
baik dari segi penulisan maupun dari tata bahasanya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari
pembaca sangat membantu kami dalam membuat makalah yang lebih baik kedepannya.

Semoga makalah ini mampu memberikan pandangan yang lebih luas terhadap nilai-nilai
pancasila dalam era digital ini dan semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi
para pembaca, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pancasila merupakan pedoman dasar bangsa Indonesia yang didalamnya telah tertuang nilai-
nilai luhur serta akan terus berkembang relevansinya seiring dengan perkembangan zaman dan
juga sifat Pancasila yang tidak kontekstual atau bisa dibilang berlakunya tidak berdasarkan
waktu. Desain khusus dari para pemikir bangsa menunujukkan bahwa Pancasila akan terus
berlaku.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara
Indonesia didirikan hingga sekarang di era teknologi informasi atau globalisasi. Negara
Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara
tentulah pancasila harus menjadi acuan negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang
terus berkembang.

Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi
kepribadian bangsa Indonesia. Karena dengan adanya globalisasi, batasan-batasan diantara
negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke
dalam masyarakat.

Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Jika kita dapat
memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi, tentunya globalisasi itu
akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar
bangsa dan negara di dunia. Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik maka hal-hal
negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1.Apa peranan Pancasila dalam era digital?

2.Bagaimana Pancasila menghadapi era digital?

3.Apa peranan pancasialis dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila di era digital?

Pati, Maret 2023

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pancasila

Sebagai penambah wawasan terhadap nilai-nilai Pancasila khususnya dalam menghadapi


era digital (teknologi informasi).

Sebagai pemahaman bagaimana sikap Pancasialis dalam mempertahankan nilai-nilai


Pancasila di era digital (teknologi informasi).

Sebagai bahan referensi tambahan dalam media belajar perkuliahan khususnya pada mata
kuliah Pancasila.

BAB II

PEMBAHASAN

Pancasila dan Era Digital

Pancasila merupakan ideologi yang mendasari rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara. Salah satu karakteristik penting Pancasila adalah orientasinya terhadap waktu dan
penilaiannya tentang pentingnya masa lalu (Morfit, 1981). Penggali dari Pancasila adalah
presiden pertama Indonesa, Ir. Soekarno. Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai philosofische
Grondslag (dasar, filsafat, atau jiwa) dari Indonesia merdeka (Dewantara, 2017). Pancasila
memiliki lima prinsip, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) kemanusiaan yang adil dan
beradab, (3) persatuan Indonesia, (4) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan dan (5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Prinsip-prinsip dari Pancasila tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-
4 (Thaariq, 2018a).

Dewasa ini manusia tidak bisa menghindari globalisasi yang memasuki semua aspek
kehidupan manusia, oleh karena itu perlu diupayakan pendidikan yang membangun karakter
peserta didik yang memiliki rasa kebangsaan yang kuat, memiliki prilaku yang baik, dan mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mereka dapat bersaing dalam kancah
nasional dan internasional (Baharuddin, 2019).

Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang


mengalami perubahan yang semakin pesat (Chairunnisa, 2018). Aspek kesiapan tersebut salah
satunya melalui budaya yang sesuai dengan Pancasila. Hal ini dikarenakan salah satu tujuan
dasar pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia yang berkarakter sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Pembentukan ini tujuannya menjadikan generasi yang berakhlak mulia (Thaariq, 2018b). Tujuan
ini sangat sesuai dengan sila-sila yang terdapat pada Pancasila.

Pancasila akan kehilangan makna bila para elite tidak mau bersikap atau bertindak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Bila Pancasila tidak tersentuh dengan kehidupan nyata, Pancasila
tidak akan bergema. Maka, lambat-laun pengertian dan kesetiaan rakyat terhadap Pancasila akan
kabur dan secara perlahan-lahan menghilang. Maka, guna meredam pengaruh dari luar perlu
dilakukan akulturasi kebudayaan. Artinya, budaya dari luar disaring oleh budaya nasional
sehingga output yang dikeluarkan seusai dengan nilai dan norma bangsa dan rakyat Indonesia.

Teknologi itu sendiri adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh
manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.

Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dengan berbagai cara. Banyak
proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut
pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan, dan merusak bumi juga lingkungannya.
Berbagai macam penerapan teknologi telah mempengaruhi nilai suatu masyarakat, dan teknologi
baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Contohnya yaitu adanya tantangan
norma-norma tradisioal. Keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia.
Akan timbul paham-paham yang memandang proses teknologi berkelanjutan sebagai hal yang
menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi manusia. Pada akhirnya, manusia itu mulai
ketergantungan dengan segala kecanggihan teknologi.

B. Peranan Pancasila Menghadapi Era Digital

Terkikisnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus menjadi
alarm kritis bagi kita sebagai bangsa yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Karena
bagaimana pun, ideologi dalam hal ini, merupakan hal yang paling sentral. Dalam momentum
pekan Pancasila ini, seharusnya semangat Pancasila berada di garis terdepan dalam mengatasi
segala kekacauan yang terjadi saat ini.

Pancasila yang diharapkan menjadi solusi atas permasalahan justru malah terkena efek dari media
sosial khususnya terkait isu intoleransi. Keberagaman juga menjadi karakter Indonesia seakan
digoncangkan, dari lima sila yang ada di Pancasila dapat dijadikan penguatan, namun sebaliknya jika
Pancasila tidak memiliki resiliensi atau kekuatan yang cukup baik maka akan berefek buruk pada
keberagaman. Berikut penjelasannya:

1) Ketuhanan yang maha Esa

Pada sila pertama yang mengandung bahwa seluruh elemen masyarakat memiliki kepercayaan
masing-masing, kasus intoleransi yang bertebaran di media sosial sangat bertentangan dengan sila
pertama. Maka dari itu masyarakat harus memiliki sikap dan perilaku toleransi.
Bertoleransi di media sosial bisa dilakukan dengan mengapresiasi saudara
setanah air kita, contohnya ketika mereka mengunggah momen kebahagiaan di hari agama mereka, kita
dapat mengapresiasi dengan like dan komentar yang
positif. Kemudian tidak menyebarkan isu-isu dan kebencian. Sehingga tetap
terjaga hubungan baik antar umat beragama.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
Tidak sedikit masalah intoleransi akan berdampak pada keadilan pada golongan tertentu. Negara yang
sudah menjamin warga negarannya hidup dengan tenang, dengan adanya intoleransi akan berdampak
pada golongan tertentu apalagi bagi masyarakat minoritas, sebab tidak sedikit pula dampak intoleransi
dituduhkan pada minoritas, hal yang parah bisa berakibat pada hilangnya rasa kemanusiaan (teroris,
redikalisme, hujatan). Kita harus menghormati dan menghargai hak-hak dan pendapat orang lain,
tidak menyebarkan berita hoax yang dapat mengganggu hak orang lain. Jangan mudah menhujat orang
lain. Hoax merupakan informasi palsu yang sering muncul di internet untuk menebarkan kepanikan dan
ketakutan massal yang menjadi tujuannya. Kegiatan yang dikerjakan oleh sejumlah oknum yang idak
bertanggung jawab. Via email adalah media penyebaran hoax internet pertama yang diketahui, biasanya
berisi peringatan akan hal sebuah klaim palsu. Namun, sekarang teknologi yang semakin berkembang,
terutama ponsel dan media sosial, jenis hoax di internet semakin banyak dan bahaya. Jika tidak berhati-
hati, pengguna dunia maya dapat dengan mudah termakan tipuan hoax tersebut, malahan bisa ikut
menyebarkan hoax yang tentunya akan sangat merugikan untuk pihak korban fitnah.

3) Persatuan Indonesia
Pada sila ini sudah sangat jelas bahwasannya intoleransi sangat bertentangan dengan ideology
Pancasila. Intoleransi akan berdampak padaperpecahan antar golongan. Namun, dengan hadirnya media
sosial ujaran kebencian seakan persatuan Indonesia sedang diuji. Namun, bisa jadi hadirnya Pancasila
dapat menciptakan persatuan dan intregrasi pada masyarakat jika menggunakan atau memanfaatkan
media sosial dengan bijak. Indonesia memiliki keragaman budaya dari sabang sampai merauke yang
menyebabkan akan tercipta perbedaan yang esensial, oleh karena itu perlu adanya persatuan dan
kesatuan yang mempesatukan perbedaan tersebut. Di dalam negara beraneka ragam dengan
menguatkan diri dalam satu kesatuan motto “bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi
tetap satu jua. Oleh karena itu, dibutuhkan persatuan Indonesia. Aplikasinya adalah dengan menjunjung
tinggi persatuan dan tidak menyebarkan isu perpecahan, sehingga integrase nasional tetap dibina.
Kemudian kita juga bisa menyukai produk dalam negri misalnya kita beli produk dalam negeri kemudian
memposting barang tersebut lalu tandai akun yang menjual barang dalam negeri tersebut, agar
masyarakat bisa lebih mengenal dan mengetahui tentang produk dalam negri. Dengan begitu
diharapkan perekonomian Indonesia lebih bisa lebih maju.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan, Pada sila keempat pun sama dengan sila sebelumnya bahwa intoleransi
sangat bertentangan dengan Pancasila. Sikap bijaksana yang dimiliki opemimpin akan mempengaruhi
dalam mengatasi masalah intoleran saat ini, namun ada juga sebaliknya seorang pemimpin yang
menyebarkan nilai intoleransi salah satu fenomena yang terkenal adalah saat isu intoleransi dalam
pemilihan umum di Jakarta. Dapat diterapkan dengan membudayakan perilaku demokrasi yang sehat
dan terarah, diwujudkan dengan tidak menulis komentar jahat dan menyudutkan pihak lain. Dengarkan
pendapat orang lain terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu, lalu jangan mudah terpengaruh.
Sebaiknya sebelum meberikan komentar mesti berfikir dahulu, apabila komentar itu menyakiti lebih baik
tidak usah berkomentar di sosial media. Dengan adanya berita-berita di media sosial kita harus bijak,
jangan mudah terprovokasi.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sudah barang tentu intoleransi akan menimbulkan ketidakadilan dalam masyarakat. Hal itu juga
bertentangan dengan sila kelima ini, negara sudah menjamin keadilan bagi seluruh masyarakat tanpa
memandang latar belakang, namun dengan adanya intoleransi yang ada di masyarakat keadilan tersebut
akan sangat sulit untuk dicapai. Dapat diterapkan dalam hak untuk memperoleh informasi, hak untuk
mengakses sosial media, hak untuk menyampaikan pendapat tanpa rasa takut. Kedudukan sama dimata
hokum apabila ada pelanggaran yang berkaitan dengan sosial media. Kemudian berani mengikhtiarkan
keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dan membantu orang lain untuk
mengikhtiarkan keadilan. Menggunakan suara kita di media sosial untuk menegakkan keadilan secara
bijak.

C. peranan pancasilais dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila di era digital

Sebagai bangsa yang memiliki ideologi Pancasila yang sangat kuat sudah seharusnya kita
menjadi manusia yang mempunyai karakter pancasila (pancasilais), sebagai para pelajar harus
pandai-pandai menyikapi perkembangan Teknologi Informasi yang sudah merabah dan
mewambah di Indonesia. Khususnya di dunia pendidikan yang sudah terkontaminasi dengan
adanya perkembangan Teknologi Informasi tersebut. Oleh karena itu, maka diperlukan sikap-
sikap yang sesuai dengan Pancasila sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang
merugikan. Sikap-sikap tersebut diantaranya sebagai berikut:

Menjaga Iman dan pedoman sehingga tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan
orang lain.

Harus selektif dalam menerima informasi-informasi dari internet yang dapat


menjerumuskan kearah yang tidak benar.
Tidak menggunakan internet untuk memperoleh hal-hal yang bersifat tidak sesuai dengan
Agama dan Pancasila.

Menjadikan perkembangan teknologi informasi sebagai penunjang dalam pembelajaran/


pendidikan, semisal mencari referensi melalui internet.

Salah satu usaha untuk mencegah terkikisnya nilai-nilai luhur pancasila adalah dengan
memupuk kembali nilai-nilai luhur tersebut dalam diri masyarakat Indonesia, hal ini dapat
dilakukan melalui penyuluhan nilai-nilai pancasila bagi masyarakat yang tidak sedang berada
dalam dunia pendidikan. Untuk masyarakat yang sedang berada dalam dunia pendidikan seperti
pelajar dan mahasiswa, pengetahuan tentang pancasila bisa dimasukkan dalam kurikilum
pembelajaran. Kendala terbesar adalah untuk penyuluhan kepada masyarakat umum yang sedang
tidak berada dalam dunia pendidikan, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus
mengenai metode penyuluhannya.Untuk penyuluhan secara langsung, bertatap muka antara
penyuluh dan masyarakat.

Kesuksesan penyuluhan pancasila kepada masyarakat secara umum memerlukan partisipasi


aktif masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan. Serta melalui
program-program penyuluhan pembangunan yang efektif dan handal. Untuk itu maka kegiatan
penyuluhan perlu dan harus ditangani oleh tenaga profesional dilandasi komitmen yang kuat dari
berbagai pihak. Dalam hal ini subtansi keahlian dan kesungguhan bergerak serta bertindak dari
para pelaku penyuluhan merupakan prasyarat.

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme para pelaku penyuluhan, perkembangan


teknologi informasi harus dapat dimanfaatkan oleh bidang penyuluhan sebagai alat mencapai
tujuannya. Untuk itu, perlu didukung oleh suatu kehendak dan etika yang dilandasi oleh
keilmuan penyuluhan dengan dukungan berbagai pengalaman para praktisi penyuluhan di
lapangan. Peran program pendidikan yang mempersiapkan tenaga ahli penyuluhan, seperti
perguruan tinggi, Pusdiklat dan lembaga pendidikan kemasyarakatan lainnya yang
mempersiapkan pelaku-pelak yang mampu menyampaikan informasi dan mampu memotivasi
masyarakat untuk melakukan tindakan yang tepat, sehingga tujuan dari pelaksanaan penyuluhan
pancasila dapat tercapai.
Pada akhirnya, upaya mempertahankan nilai-nilai Pancasila seiring dengan perkembangan
teknologi informasi dilakukan dengan masyarakat itu sendiri. Masyarakat harus mulai mengubah
pola pikir konsumtif dan ketergantungan yang berlebihan pada teknologi, sehingga orang-orang
akan bertindak sesuai dengan kebutuhannya, bukan keinginannya. Pancasila sebagai pedoman
bangsa ini tentunya bersifat transparan dan bertugas memfilter segala perkembangan yang terjadi
di era digital ini.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Peran Pancasila sangat penting dalam menghadapi era digital karena Pancasila merupakan
sebuah kekuatan ide yang berakar dari bumi Indonesia untuk menghadapi nilai-nilai dari luar,
sebagai sistem syaraf atau filter terhadap berbagai pengaruh luar. Lewat Pancasila, sosial,
toleransi, dan kemanusiaan, bahkan juga demokrasi bangsa ini dibentuk. Pancasila seharusnya
dijadikan sebagai poros identitas untuk menghadapi bermacam identitas yang ditawarkan dari
luar. Maka dari itu, perlunya kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai
Pancasila dalam menghadapi era digital. Sehingga, tidak adanya ketergantungan berlebihan dan
orang-orang lebih banyak bertindak sesuai kebutuhan, bukan keinginan semata. Tetapi harus
diingat juga bahwa bangsa Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup ditengah-
tengah pergaulan dunia. Penggunaan teknologi yang baik dan benar tentunya akan membantu
memperbaiki bangsa ini.

Saran

Sebagai masyarakat yang hidup dengan pedoman ideologi Pancasila, kita harus terus
mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adalah tugas kita sebagai masyarakat,
khususnya mahasiswa, untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut di era digital ini. Demikian
makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya, semoga dapat memberikan banyak manfaat bagi para
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai