Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Emosi
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Psikologi Umum”
Dosen Pengampu:
NUR HUDA, M.Pd.I

Oleh:
1. GALUH YULAN NUGROHO : 20224711401
2. ALDI MAULANA MUSLIH : 20224711428

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


STAI MUHAMMADIYYAH TULUNGAGUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah PSIKOLOGI UMUM yang berjudul
“EMOSI” Ini dengan baik dan tepat waktu.

Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga
makalah ini dapat erselesaikan. Tak lupa kami sampaikan terimakasih yang setinggi-
tingginya kepada :

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Bapak


Dr. Suripto, M.Pd.I.
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini
Bapak NUR HUDA, M.Pd.I.
3. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.

Atas bimbingan, petunjuk, serta dorongan, sekaligus motivasi dalam penyusunan


makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari, makalah yang kami
buat jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.

Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.

November 2022 20 ,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pengertan Emosi ........................................................................................ 3

B. Macam-Macam Emosi ............................................................................... 4

C. Faktor Penyebab Emosi.............................................................................. 5

D. Teori-Teori Emosi...................................................................................... 6

E. Perubahan Pada Tubuh Saat Emosi............................................................ 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9

A. Kesimpulan ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang
sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi
psikologi tentang emosi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri
sehingga kita dapat mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik.

Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu


kejadian di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam
diri kita. Awalnya dari lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya
perubahan fisiologis ini memunculkan emosi. Bukan sebaliknya, emosi memunculkan
reaksi, emosi yang berbeda diasosiasikan dengan keadaan identik psikofisiologis yang
terjadi dalam tubuh, organ dalam tubuh tidaklah sangat sensitif. Karena tidak selalu
bisa memilah informasi yang berbeda ketika seseorang butuh pengalaman untuk
mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang. Perkembangan perubahan
dalam tubuh diasosiasikan dengan pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus
normal yang terbangkitkan, individu takkan mengalami suatu emosi yang
mekorespondasi reaksi fisik.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian emosi ?


2. Apa macam-macam emosi ?
3. Apa faktor penyebab emosi ?
4. Apa teori-teori emosi ?
5. Apa perubahan pada tubuh saat emosi ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian emosi
2. Untuk mengetahui macam-macam emosi
3. Untuk mengetahui factor penyebab emosi
4. Untuk mengetahui teori-teori emosi
5. Untuk mengetahui perubahan pada tubuh saat emosi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal
mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan
untuk bertindak.Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu.Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati
seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong
seseorang berperilaku menangis.
“Semua emosi adalah dorongan untuk bertindak, rencana instan untuk
menghadapi kehidupan yang telah ditanamkan evolusi dalam diri kita. Dorongan yang
mendarah daging yang menuntun kita untuk bertindak”. Daniel Goleman (1995).
Mari kita perhatikan akibat wajar yang dikemukakan Goleman di setiap bab
bukunya. Penulis membuka kembali pendekatan yang telah dibuat oleh naturalis
Charles Darwin berabad-abad sebelumnya, di mana emosi sudah ada jauh sebelum
bahasa dan itulah sebabnya sebagian besar emosi yang dikenali juga dialami oleh
sekelompok hewan besar. Charles Darwin menunjukkan bahwa baik hewan maupun
manusia melakukan tindakan bertahan hidup ekspresif yang telah muncul dan
terstruktur sebagai produk evolusi.
“Tidak ada perbedaan antara manusia dan hewan dalam kemampuan mereka
untuk merasakan kesenangan dan kesakitan, kebahagiaan dan kesengsaraan”. Charles
Darwin (1872).
Namun, ada usulan saat ini di mana dikatakan bahwa beberapa dari emosi ini
telah berevolusi ke tingkat kecanggihan yang hanya akan dikembangkan oleh manusia
(makhluk yang dianggap lebih cerdas). Dengan demikian kita memahami bahwa
manusia dapat memanifestasikan repertoar emosi yang jauh lebih beragam dan
kompleks karena proses neokorteks (kognitif).

3
Jadi Daniel Goleman memfasilitasi pembacaan tidak hanya dengan bahasa yang
sangat mudah dipahami dan dimengerti, tetapi juga dengan kompilasi yang begitu
sukses dari para penulis dan teori-teori mereka.
Bagi para penulis itu, emosi adalah cara atau mekanisme bertahan hidup yang
telah berkembang selama ribuan dan ribuan tahun evolusi filogenetik – secara
biologis dan budaya.
Darwin mengusulkan agar asosiasi kebiasaan yang bermanfaat, di mana
kekuatan kebiasaan dan lembaga menjadi elemen mendasar untuk memulai tindakan,
bahkan jika itu sekarang tidak masuk ke wilayah pengakuan kita atau ketika mereka
tidak merupakan aplikasi yang terjangkau. Akibatnya, gerakan bangun yang
dihasilkan melalui rangsangan atau eksitasi dari mesin periferal atau alat limbik
secara luas, yang mengirimkan catatan ke sel-sel saraf dan gerakan jaringan otot yang
menentukan rangkaian tindakan yang dihasilkan dalam banyak kasus. tanpa kita
mengetahui rahasia mereka.
karenanya kita ingat bahwa perasaan adalah mekanisme yang memungkinkan
kita untuk bertahan hidup, dan bahwa perasaan itu ada jauh lebih awal daripada
bahasa (pikiran reptil mendahului korteks serebral), dan oleh karena itu mereka adalah
impuls yang direkam dalam genetika manusia kita untuk variasi ke lingkungan di
mana kita berada dan kita lakukan setiap hari

B. Macam-Macam Emosi
Sebenarnya secara keseluruhan emosi digolongkan dalam dua golongan, yaitu
emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif ini seperti perasaan bahagia, gembira,
senang, dan cinta. Berbanding terbalik dengan emosi negatif, yang seperti perasaan
takut, sedih, cemas, dan marah.
Emosi yang menggambarkan perasaan sedih, kaget, marah, dan gembira
merupakan emosi yang mendekati kesamaan yang lebih universal atau umum. Akan
tetapi perasaan emosi, takut, cinta, muak, dan jijik, merupakan emosi yang lebih
bersifat khas atau khusus dan hal ini tergantung budaya, pendapat ini dikemukakan
oleh Heider (1990).
Awalnya Ekman (1972), emosi dapat digolongkan menjadi enam golongan,
yaitu muak, bahagia, marah, takut, kaget dan sedih. Di tahun 1999 beliau kembali
menggolongkan emosi menjadi tujuh belas golongan, yakni: terkejut, malu, puas,

4
senang, sedih, lega, bangga, bahagia, perasaan bersalah, senang, takut, memalukan,
muak, suka, jijik, marah, dan girang.
Sedangkan menurut Silvan Tomkins, beliau menggolongkan emosi ke dalam
hal yang cukup sederhana. Menjadi delapan golongan emosi, iaitu malu, khawatir,
sedih, jijik, marah, terkejut, gembira, dan senang. Dan The Li Chi pun
menggolongkan emosi yang lebih rinci, hal ini pun diungkapkan oleh Prinz (2004).
Menggolongkan emosi ke dalam sembilan golongan, yaitu kasih sayang, rangsangan,
jijik, menderita, cemas, panik, dan enggan puas.
Memang menurut ahli adanya perbedaan dalam penggolongan emosi, akan
tetapi ada beberapa persamaan dalam bentuk-bentuk emosi yang dijelaskan, hal itu
antara lain, takut, sedih, jijik, bahagia, dan senang. Hal yang lebih khusus terletak
pada perasaan kaget, dan perasaan bersalah.
Bahkan, Lovenheim (2011) telah mengajukan bahwa kombinasi spesifik
dengan tingkat-tingkat adanya sinyal zat noradrenalin, dopamine, serotonin
dikombinasikan dengan delapan emosi dasar pembentukan hubungan langsung.
Hal ini menjadi sebuah model kubus tiga dimensi beliau tentang emosi, yang
mana, yang Lovenheim ungkapkan menjadi sumbu sistem koordinat dan emosi dasar
yang telah diungkapkan Tomkins Sylvan menjadi delapan titik sudut. Menurut model
ini, masalah kemarahan diakibatkan oleh adanya kombinasi dari adanya serotonin
rendah, adanya dopamine tinggi, dan adanya nor-adrenalin yang tinggi.
C. Faktor Penyebab Emosi
1. Stres. Tekanan berat karena kesehatan, tempat kerja, keluarga, membuat
kemampuan koping seseorang menipis. Oleh karena itu, hal-hal kecil jadi susah untuk
ditoleransi. Ini lah yang membuat orang menjadi meledak tiba-tiba.
2. Depresi. Bagi sebagian orang, depresi tidak membuat energi jadi turun,
berbaring seharian melainkan merasa gelisah.
3. Hubungan tidak seimbang. Ledakan emosi bisa terjadi karena seseorang
merasa diperlakukan tidak adil entah dalam pekerjaan, hubungan percintaan, keluarga,
atau pendidikan. Perasaan menjadi korban membuat seseorang menjadi sedih dan
akhirnya muak dan meledak.
4. Transisi bukanlah hal yang mudah. Misalnya seseorang cenderung perencana
namun tiba-tiba rencananya gagal karena alasan tertentu. Transisi ini membuat
seseorang jadi gelisah dan hasilnya dia keluarkan dalam ungkapan atau tindakan
kemarahan.

5
5. Perilaku intimidasi. Intimidasi dilakukan untuk membuat orang lain
melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan pelaku. Ketika orang mengintimidasi,
Anda harus melihatnya secara lebih luas. Ini adalah bentuk kewaspadaan secara
berlebihan. Seakan dia siap bangkit dan bertarung.
D. Teori-Teori Emosi
1. Teori James Lange
Emosi adalah persepsi tentang perubahan tuubuh. James menyatakan bahwa emosi
adalah ketika kita merasa sedih, ketika menangis, marah, ketakutan. James dan carl
mengusulkan gagasan mengenai rangkaian kejadian pada emosi. Individu menerima
situasi dan menghasilkan emosi. Individu bereaksi pada situasi dan
memperhatikannya. Persepsi terhadap reaksi menjadi dasar untuk emosi yang
dirasakan. Pengalaman emosi dirasa terjadi setelah perubahan tubuh yang dilakukan
oleh sistem saraf otonom.
2. Teori Cannon Bard
Emosi yang dirasakan dan respon dari tubu hmerupakan keadaan yang berdiri sendiri.
Cannon mengajukan pendekatan untuk melihat adanya hubungan antara keadaan
tubuh dan emosi yang dirasakan melalui riset. Cannon kemudian menyatakan bahwa
emosi merupakan apa yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi saling
bergantung.
Menurut teori ini, emosi dihasilkan dari stimulus luar kemudian mengaktifkan
hipotalamus. Hipotalamus mengirim output ke dua arah, yaitu (1) organ dalam tubuh
dan otot otot eksternal untuk tubuh berekspresi. (2) ke korteks serebral dimana pola
diterima sebagai emosi yang dirasakan. Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini
menyatakan bahwa perasaan dan reaksi tubuh berdiri sendiri sendiri.
3. Teori Kognitif tentang Emosi
Teori ini memandang emosi sebagai hasil interpretasi kognitif dari rangsangan luar
atau dalam tubuh. Proses interpretasi kognitif dalam teori ini dibagi menjadi dua,
yaitu (1) Interpretasi stimuli dari lingkungan. Informasi dari stumulus pertama kali
menuju ke korteks untuk diinterpretasikan berdasarkan pengalaman masa lampau dan
masa kini. Kemudian pesan tersebut disampaikan pada sistem limbik dan sistem saraf
otonom yang menghasilkan respon fisiologis.
Contohnya apabila seseorang yang kamu anggap buruk datang padamu, maka
perasaan cemas atau takut sudah dirasakan. Namun apabila sahabat baik Anda datang
maka perasaan bahagia muncul. (2) Teori ini menekankan pada strimuli internal

6
dalam tubuh. Namun hal ini berlanjut pada interpretasi kognitif dari stimuli, dimana
lebih penting daripada stimuli internal itu sendiri.
4. Teori Emosi dan Motivasi
Emosi dan motivas berjalan beriringan atau bersamaan. Emosi ditempatkan sebagai
suatu rangkaian dari emosi. Emosi merupakan bagian dari motif motif atu dorongan.
Tomkins mengungkapkan bahwa emosi merupakan energi bagi dorongan dorongan
yang selalu muncul bersama. Menurut Leeper garis pemisahnya sangat tipis yaitu
seperti ketakutan. Ketakutan merupakan emosi tetapi juga motif pendorong perilaku.
Orang merasa takut dan terdorong melakukan perilaku yang memiliki tujuan tertentu.
E. Perubahan Pada Tubuh Saat Emosi
1. Wajah memerah dan napas tidak terkendali
Saat marah, detak jantungmu akan meningkat dan memompa darah secara maksimal
ke kepala, itulah yang membuat wajah jadi memerah. Selain itu, napasmu juga jadi
tak beraturan dan meledak-ledak
2. Darah mengalir ke otak
Saat kita marah, darah akan langsung mengalir ke frontal cortex yang berperan
sebagai pusat kognitif. Hal ini bisa mengurangi kemampuan berpikir secara rasional.
Saat marah, kita jadi bertindak tidak rasional dan akhirnya menyesal. Kalau kamu
marah, sebaiknya hitung dari satu sampai sepuluh sebelum bertindak, karena
kemampuan otak untuk berpikir rasional sedang tidak optimal.
3.Tekanan darah meningkat
Saat marah, tekanan darah, suhu tubuh, kecepatan napas, detak jantung juga
meningkat dan pupil mata akan melebar. Ini yang terjadi pada tubuhmu ketika marah
dalam satu waktu. Jadi, kamu perlu waspada kalau sering marah-marah karena bisa
merusak kinerja jantungmu.
4. Memproduksi hormon stres
Saat marah,kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon adrenalin dan hormon stres,
yaitu cortisol. Kemudian darah yang biasanya mengalir ke perut dan usus akan
berubah arah ke otot dan menyebabkan ketegangan. Makanya, saat kita marah kita
cenderung melakukan gerakan fisik yang tak terkendali
5. Pencernaan melambat.
Jika kamu marah, tubuh kan memutuskan bahwa saat ini bukan waktunya untuk
mencerna sehingga kemarahan dapat memperlambat kerja sistem pencernaanmu.

7
Kita mungkin sering menganggap bahwa kemarahan hanya akan berdampak pada
orang di sekitar kita. Padahal, kemarahan juga bisa berdampak pada kesehatan tubuh
kita sendiri. Jadi, sangat penting untuk belajar mengatus emosi saat agar kesehatan
kita tidak terganggu

8
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal
mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan
untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu.

Sebenarnya secara keseluruhan emosi digolongkan dalam dua golongan,


yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif ini seperti perasaan bahagia,
gembira, senang, dan cinta. Berbanding terbalik dengan emosi negatif, yang seperti
perasaan takut, sedih, cemas, dan marah.

Faktor emosi berupa stress, depresi, hubungan tidak seimbang, perilaku


intimidasi, transisi bukanlah hal yang mudah. Sedangkan beberapa teori emosi seperti
teori james lange, teori cannon bard, teori kognitif tentang emosi, teori emosi dan
motivasi.

Dan reaksi tubuh saat emosi berupa wajah memerah dan napas tidak
terkendali, darah mengalir ke otak, tekanan darah meningkat, memproduksi hormone
stress dan pencernaan melambat.

9
DAFTAR PUSTAKA

gramedia.com. Pengertian Emosi, Macam-Macam Emosi, & Emosi Positif Negatif. Diakses
pada 19 November 2022 dari https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-emosi/

psikologi.uma.ac.id. Apa Itu Emosi Dalam Psikologi. Diakses pada 19 November 2022 dari
https://psikologi.uma.ac.id/apa-itu-emosi-dalam-psikologi/

10

Anda mungkin juga menyukai