Anda di halaman 1dari 14

MENGKAJI KONSEP PERKEMBANGAN EMOSI

Di Susun guna untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Perkembangan Sosial dan Emosional AUD

Dosen Pengampu : Lara Wahyuni, M.Pd

Di Susun Oleh :
1. Tresnawati
2. Yuhana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DINIYAH
AL-AZHAR JAMBI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah tentang “Mengkaji Konsep Perkembangan Emosi”.
Dan tidak lupa Sholawat beserta Salam tetap kami curahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju alam terang benderang yakni agama Islam.
Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia, apa bila ada
kesalahan atau dari pembaca apa bila terdapat kesalahn dalam penulisan makalah
ini guna perbaikan dalam pembuatan makalh kami yang selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin ............ya rabbal ‘Alamin ...................

Jambi, 2019

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i


Daftar Isi ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2


A. Pengertian Emosi................................................................................ 2
B. Proses Terjadinya Emosi pada AUD .................................................. 3
C. Pengaruh dan Dampak Emosi dalam Perkembangan ......................... 5
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologis emosi berasal dari kata Prancis emotion, yang berasal
lagi dari emouvoir, ‘exicte’ yang berdasarkan kata Latin emovere, artinya
keluar. Dengan demikian secara etimologis emosi berati “bergerak keluar”.
Banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu
hal yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah. Namun pada
kenyataannya emosi itu tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam
hal kebaikan.
Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling), misalnya
pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan, marah, takut, bahagia dan
lainnya. Emosi dapat diartikan sebagi suatu reaksi psikologis yang ditampilkan
dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, muak,
haru, cinta dan lain-lain.
Emosi seringkali berhubungan dengan tujuan tingkah laku. Adapun
emosi terdiri dari emosi positif (emosi yang menyenangkan, seperti cinta,
sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya), dan emosi negatif (emosi
yang tidak menyenangkan, seperti sedih, marah, benci, takut dan sebagainya).
Dengan mempelajari emosi, diharapakan agar seorang pendidik dapat
mengenali emosi dirinya sendiri, sehingga dapat meningkatkan emosi positif
yang berdampak pada peserta didik ataupun dapat digunakan untuk
mengendalikan emosi-emosi peserta didik yang perlu dikembangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat/pengertian dari emosi ?
2. Bagaimana proses terjadinya emosi pada anak ?
3. Apa saja pengaruh dan dampak emosi dalam perkembangan pada anak ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Emosi
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari
émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar'
dan movere 'bergerak'. Emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian
kecendrungan untuk bertindak.
Emosi dapat berupa perasaan amarah, ketakutan, kebahagiaan, cinta,
rasa terkejut, jijik, dan rasa sedih. Semua gejala emosi seperti amarah, rasa
takut, rasa gembira, senang, penuh harap, termasuk konflik, stres, cemas
frustasi dan sebagainya mempengaruhi perubahan fisik seseorang (Setyobroto
S, 2004;125). Hal serupa juga di ungkapkan oleh Crow & Crow (dalam
Fatimah E, 2006;104) emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh
perubahan fisik.
Mashar (2011;16) emosi dapat diartikan suatu kondisi intrapersonal,
seperti perasaan, keadaan tertentu atau pola aktifitas motor. Unit-unit emosi
dapat dibedakan berdasarkan tingkatan kompleksitas yang terbentuk berupa
perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan, komponen ekspresi wajah
individu dan suatu keadaan sebagai penggerak tertentu.
Lazarus menyatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan yang komplek
pada diri organisme meliputi perubahan secara badaniah dalam bernapas, detak
jantung, perubahan kelenjar-kelenjar dan kondisi mental seperti keadaan
menggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan biasanya
disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk perilaku.
Sementara Goleman menjelaskan bahwa emosi merujuk pada suatu
perasaan atau pikiran dimana pikiran khasnya merupakan keadaan biologis dan
psikologis serta serangkaian kecendrungan untuk bertindak.
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Syamsudin dimana emosi
merupakan suatu suasana yang komplek dan getaran jiwa yang menyertai atau
muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku.

2
3

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa emosi terkait dengan
perubahan intrapersonal dan interpersonal. Dimana intrapersonal berhubungan
dengan mengelola diri secara pribadi, seperti analisa diri dan refleksi.
Sedangkan interpersonal berhungan dengan kemampuan untuk bekerja secara
efektif dengan orang lain, memelihara dan menjaga hubungan dengan orang
lain.
Fatimah (2006;105) menambahkan bahwa pada saat emosi sering
terjadi perubahan-perubahan pada fisik seseorang seperti ;
1. Reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona
2. Peredaran darah bertambah cepat bila marah
3. Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut
4. Bernapas panjang bila kecewa
5. Pupil mata membesar bila marah
6. Air liur mongering bila takut/tegang
7. Bulu roma berdiri kalau takut
8. Otot menjadi tegang atau bergetar (tremor)
9. Komposisi darah berubah dan kelenjar lebih aktif.
Dari beberapa pernyataan diatas jelaslah bahwa gangguan emosi dapat
mempengaruhi psikis manusia dan juga dapat mempengaruhi fisik seseorang.
Gangguan emosi jelas akan mempengaruhi stabilitas emosional atau Emotional
stability dan emotional stability akan mempengaruhi stabilitas psikis
seseorang, sehingga yang bersangkutan tidak dapat berpikir dengan baik, tidak
dapat berkonsentrasi, koordinasi gerak kacau dsb.

B. Proses Terjadinya Emosi pada Anak


Emosi yang dialami individu terjadi melalui beberapa tahap. Lewis dan
Rosenblum (dalam Ali & Yeni, 2004) mengutarakan proses terjadinya emosi
melalui lima tahap, yaitu:
1. Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi at au peristiwa. Misalnya,
peristiwa didekati seekor harimau.
4

2. Receptors, yaitu aktivitas di pusat sistem saraf. Setelah indra menerima


rangsangan dari luar, dalam hal ini mata melihat mendekatnya seekor
harimau, maka mata berfungsi sebagai indra penerima stimulus atau
reseptor awal. Setelah mata menerima stimulus, informasi tersebut
diteruskan ke otak sebagai pus at sistem saraf.
3. State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologis. Dalam
contoh kasus ini, setelah rangsangan mencapai otak maka otak
menerjemahkan dan mengolah stimulus ini serta menyebarkan kembali
stimulus yang telah diterjernahkan ke berbagai bagian tubuh lain yang
terkait sehingga terjadi perubahan fisiologis, seperti jantung berdetak
keras, tekanan darah naik, badan tegang, atau terjadi perubahan pada
hormon lainnya.
4. Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati,
seperti pada wajah, tubuh, suara, atau tindakan yang terdorong oleh
perubahan fisiologis. Sebagai contohnya otot wajah mengencang, tubuh
tegang, mulut terbuka, dan suara keras berteriak, atau bahkan lari kencang
menjauh.
5. Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi
emosionalnya. Dengan pengalaman individu dalam menerjemahkan dan
merasakan perasaan sebagai rasa takut, stres, terkejut, dan ngeri.

Lebih lanjut Syamsuddin (dalam Ali & Yeni, 2004), mengutarakan


mekanisme emosi dalam rumusan yang lebih ringkas. Kelima komponen tadi
digambarkan ke dalam tiga variabel. Adapun ketiga variabel ini sebagai
berikut:
1. Variabel stimulus
Rangsangan yang menimbulkan emosi disebut sebagai variabel stimulus.
Terdapat peristiwa sebagai rangsangan bermakna untuk individu yang
diterima melalui pancaindranya. Dalam hal ini prosesnya sarna dengan
proses elicitors dalam contoh di atas.
5

2. Variabel organismik
Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi saat mengalami emosi disebut
sebagai variabel organik. Setelah individu menerima rangsangan, proses
selanjutnya adalah meneruskan rangsangan yang telah diolah ke seluruh
tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya proses reseptors dan state.
3. Variabel respons
Pola sambutan ekspresif atas terjadinya pengalaman emosi disebut sebagai
variabel respons. Individu merespons stimulus yang ia terima dengan cara
mengekspresikannya melalui perilaku ataupun bahasa tubuhnya. Variabel
respons ini memiliki kesamaan dengan proses expression.

C. Pengaruh dan Dampak Emosi dalam Perkembangan


1. Pengaruh
Emosi mempengaruhi penyesuaian pribadi sosial dan anak. Pengaruh
tersebut antara lain tampak dari peranan emosi sebagai berikut:
a. Emosi menambah rasa nikmat bagi pengalaman sehari-hari. Salah satu
bentuk emosi adalah luapan perasaan, misalnya kegembiraan,
ketakutan ataupun kecemasan. Luapan ini menimbulkan kenikmatan
tersendiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan memberikan
pengalaman tersendiri bagi anak yang cukup bervariasi untuk
memperluas wawasannya.
b. Emosi menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan. Emosi dapat
mempengaruhi keseimbangan dalam tubuh, terutama emosi yang
muncul sangat kuat, sebagai contoh kemarahan yang cukup besar. Hal
ini memunculkan aktivitas persiapan bagi tubuh untuk bertindak, yaitu
hal-hal yang akan dilakukan ketika tibul amarah. Apabila persiapan ini
ternyata tidak berguna, akan dapat menyebabkan timbulnya rasa
gelisah, tidak nyaman, atau amarah yang justru terpendam dalam diri
anak.
c. Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik. Emosi yang
memuncak mengganggu kemampuan motorik anak. Anak yang terlalu
6

tegang akan memiliki gerakan yang kurang terarah, dan apabila ini
berlangsung lama dapat mengganggu keterampilan motorik anak.
d. Emosi merupakan bentuk komunikasi. Perubahan mimik wajah, bahasa
tubuh, suara, dan sebagainya merupakan alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyatakan perasaan dan pikiran (komunikasi non
verbal).
e. Emosi mengganggu aktivitas mental. Kegiatan mental, seperti berpikir,
berkonsentrasi, belajar, sangat dipengaruhi oleh kestabilan emosi. Oleh
karena itu, pada anak-anak yang mengalami gangguan dalam
perkembangan emosi dapat mengganggu aktivitas mentalnya.
f. Emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial. Pengelolaan emosi
oleh anak sangat mempengaruhi perlakuan orang dewasa terhadap
anak, dan ini menjadi dasar bagi anak dalam menilai dirinya sendiri.
g. Emosi mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan. Peran-peran
anak dalam aktivitas sosial, seperti keluarga, sekolah, masyarakat,
sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi mereka, seperti rasa
percaya diri, rasa aman, atau rasa takut.
h. Emosi mempengaruhi interaksi sosial. Kematangan emosi anak
mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan lingkungannya. Di lain
pihak, emosi juga mengajarkan kepada anak cara berperilaku sehingga
sesuai dengan ukuran dan tuntutan lingkungan sosial.
i. Emosi memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah. Perubahan
emosi anak biasanya ditampilkan pada ekspresi wajahnya, misalnya
tersenyum, murung atau cemberut. Ekspresi wajah ini akan
mempengaruhi penerimaan sosial terhadap anak.
j. Emosi mempengaruhi suasana psikologis. Emosi mempengaruhi
perilaku anak yang ditunjukkan kepada lingkungan (covert behavior).
Perilaku ini mendorong lingkungan untuk memberikan umpan balik.
Apabila anak menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan, dia
akan menerima respon yang kurang menyenangkan pula, sehingga anak
akan merasa tidak dicintai atau diabaikan.
7

k. Reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang menjadi


kebiasaan. Setiap ekspresi emosi yang diulang-ulang akan menjadi
kebiasaan, dan pada suatu titik tertentu akan sangat sulit diubah.
Dengan demikian, anak perlu dibiasakan dengan mengulang-ulang
perilaku yang bersifat positif, sehingga akan menjadi kebiasaan yang
positif pula.

2. Dampak Emosi dalam Perkembangan


Hurlock (1993), dalam mengungkapkan begbagai kondisi yang
mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak menyebutkan 3
kondisi utama yaitu:
a. Kondisi Fisik
Apabila kondisi keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan,
kesehatan yang buruk atau perubahan yang berasal dari perkembangan
maka merreka akan mengalami emosi yang meninggi. Kondisi-kondisi
fisik yang mengganggu adalah sebagai berikut:
1) Kesehatan yang buruk
Disebabkan oleh gizi yang buruk, gangguan pencernaan atau
penyakit. Kondisi kesehatan yang buruk pada seseorang akan
membuat dirinya menjadi terbatas disbanding dengan orang yang
sehat, apalagi jika kondisi tersebut berlangsung lama. Dengan
kondisi seperti orang tersebut, maka ia tidak bisa melakukan
aktivitas secara penuh maka ia menjadi tertekan dan akibatnya
mudah marah terhadap orang lain.
2) Kondisi yang merangsang
Seperti kaligata atau eksim. Penyakit kulit, termasuk rasa gatal,
apalagi joika terdapat pada bagian-bagian yang terbuka akan
menyebabkan sipenderita menutup diri dan mungkin menjadi
minder. Contohnya saja anak yang terkena penyakit gatal-gatal pada
bagian tangan atau muka, ia akan merasa malu atau marah jika
ditertawakan temannya.
8

3) Setiap gangguan kronis


Seperti asma atau penyakit kencing manis. Disini anak merasa
tertekan jika penyakit nya kambuh secara tiba-tiba yang membuat ia
menangis sebagai luapan emosinya.
4) Perubahan kelenjar
Terutama pada masa puber, gangguan kelenjer juga disebabkan oleh
stress emosi yang kronis, misalnya pada kecemasan yang berlebihan
b. Kondisi Psikologi
Kondisi psikologi dapat mempengaruhi emosi, antara lain tingkat
intelegensi, tingkat aspirasi dan kecemasan.
1) Perlengkapan intelektual yang buruk. Anak tang tingkat
intelektualnya rendah, rata-rata mempunyai pengendalian emosi
yang kurang dibandingkan dengan anak yang pandai dengan tingkat
umur yang sama.
2) Kegagalan mencapai tingkat aspirasi. Kegagalan yang berulang-
ulang dapat mengakibatkantimbulnya keadaan cemas, sedikit atau
banyak.
3) Kecemasan setelah pengalaman emosi tertentu yang sangat luas.
Sebagai contoh akibat lanjutan dari pengalaman yang menakutkan
akan mengakibatkan anak takut kepada setiap situasi yang dirasakan
mengancam.

c. Kondisi Lingkungan
Ketegangan yang terus-menerus atau terlalu banyak pengalaman yang
menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan akan
berpengaruh pada emosi anak.
1) Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran dan perselisihan
yang terus-menerus. Pertengkaran atau perselisihan dalam konteks
interaksi sosial secara terus-menerus akan mengakibatkan timbulnya
emosi dan akibatnya merusak hubunga sosial sehingga anak bias
melukai jika kekesalannya sudah amat kuat.
9

2) Ketegangan yang berlebihan serta disiplin yang otoriter. Disiplin


yang dipaksakan akan berdampak buruk bagi anak dan bisa anak
memberontak jika kita tidak memberikan penjelasan pada anak.
3) Sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu melindungi.
Melindungi yang terlampau (over protective) akan mengkibatkan
penolakan dari orang yang disayanginya, seolah-olah rasa saying
dibalas dengan benci.
4) Susana otoriter di sekolah. Guru yang terlalu menuntut atau
perkejaan sekolah yang tidak sesuai dengan kemampuan anak akan
menimbulkan kemarahan sehingga anak pulang kerumah dalam
keadaan kesal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari
émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar'
dan movere 'bergerak'. Emosi dapat berupa perasaan amarah, ketakutan,
kebahagiaan, cinta, rasa terkejut, jijik, dan rasa sedih.
Emosi terkait dengan perubahan intrapersonal dan interpersonal. Dimana
intrapersonal berhubungan dengan mengelola diri secara pribadi, seperti
analisa diri dan refleksi. Sedangkan interpersonal berhungan dengan
kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain, memelihara dan
menjaga hubungan dengan orang lain.
Perkembangan emosi merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keberhasilan individu dalam kehidupan. Terdapat beberapa
kategori dalam karakteristik perkembangan emosi, yaitu : karakteristik
perkembangan bayi, anak-anak, masa remaja dan dewasa yang masing-masing
memiliki karakteristik berbeda.
Dalam perkembangan emosi, terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhinya, antara lain : pengaruh keadaan individu sendiri, konflik-
konflik dalam proses perkembangan, sebab-sebab lingkungan dan hubungan
antara emosi dan tingkah laku serta pengaruh emosi terhadap tingkah laku.

B. Saran
Penulis berharap, dengan adanya pembahasan konsep, manfaat, faktor,
dan karakteristik perkembangan pada peserta didik dalam makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca agar mengerti tentang materi terkait, agar dapat
berguna untuk pembaca dalam hal mengajar atau diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

“Mengenal Proses Terjadinya Emosi pada Anak Usia Dini” diakses pada 10 April
2019 melalui https://artikelusiadini.blogspot.com/2015/05/mengenal-proses-
terjadinya-emosi-pada.html
“Perkembangan Emosi pada Anak Usia Dini” diakses pada 10 April 2019 melalui
https://dosenpsikologi.com/perkembangan-emosi-anak-usia-dini
Novi Oktiyarani “Pengaruh Emosi Terhadap Penyesuaian Pribadi dan Sosial”
diakses pada 11 April 2019 melalui http://novaoktryani.blogspot.com/
2012/12/pengaruh-emosi-terhadap-penyesuaian.html
Dea Tita Hastika “Konsep dan Perkembangan Emosi pada Peserta Didik” diakses
pada 11 April 2019 melalui http://hastikadea.blogspot.com/2017
/01/makalah-konsep-dan-perkembangan-emosi.html

iii

Anda mungkin juga menyukai