EMOSI
MAKALAH
Oleh
Kelompok 2 :
Durrotun Nafisah
Indah Lestari
Abdul Kholiq
UNIVERSITAS QOMARUDDIN
FAKULTAS TARBIYAH
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “EMOSI” dengan
lancar tanpa ada halangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Dasar-dasar
Pemahaman Perilaku. Makalah disusun agar mahasiswa mengetahui bagaimana isi materi
tentang emosi.
Terbentuknya makalah adalah berkat dukungan dari semua pihak, yang telah membantu
menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah, untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada Orang tua penulis yang memberi dorongan dan do’a, Ibu Irene Maya Simon
selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan penulis, dan
teman-teman yang membantu dan memberi dorongan dalam proses penyelesaian makalah.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
A. Latar belakang……………………………………………………………… 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada umumnya dan pada tingkah laku
pada khususnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi
yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan
tertentu sebelum ia dapat tertawa. Apabila anak itu sudah lebih besar, maka ia akan
belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu
pada situasi-situasi tertentu.
Pada umumnya perbuatan kita sehari- hari disertai oleh perasaan-perasaan
tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau
tidak senang yang selalu menyertai atau perbuatan-perbuatan kita sehari-hari itu
disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah
atau samar-samar saja. Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan
dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak
jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai
perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi.
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Dari Wikipedia Bahasa Indonesia Emosi adalah istilah yang digunakan untuk
keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan,
pikiran, dan perilaku.
b. Dari Ensiklopedi bebas Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau
dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan
konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan
disposisi.
c. Menurut Syamsudin emosi adalah sebagai suatu suasana yang kompleks (a
complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau
munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku.
d. Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan
jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih,
tertawa itu karena gembira.
e. Menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau
keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami
frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi
kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal
itu menimbulkan emosi.
6
Teori yang dikemukakan oleh William James dan Carl Lange kira-kira seabad yang lalu,
yang dikenal dengan Teori James Lange, mengemukakan proses-proses terjadinya emosi
dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:
2.Macam-macam emosi
Tokoh empiris yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhelm Wundt (1832 - 1920).
Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa timbul emosi, W. Wundt menguraikan
jenis-jenis emosi.Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu :
3. Semangat – tenang
Emosi dapat membuat kita menggapai puncak kegembiraan atau menenggelamkan kita
ke dalam keputusasaan yang mendalam. Emosi-emosi yang menyenangkan atau yang sering
juga disebut emosi positif seperti gembira, penuh harapan, damai, kasih sayang, dan lain
sebagainya tidak terlalu banyak memberikan rangsangan dan juga tidak terlalu sedikit, sehingga
dapat menjaga keseimbangan yang membuat organ-organ tubuh berfungsi dengan baik.
Sedangkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan atau juga disebut emosi negatif seperti
marah, cemas, gelisah, sedih, takut, benci, dendam, putus asa, dan lain sebagainya, memberikan
rangsangan yang berlebihan pada berbagai organ tubuh, sehingga organ-organ tubuh tidak dapat
berfungsi secara normal, daya tahan tubuh terhadap infeksi diperlemah, dan timbullah berbagai
macam penyakit.
7
Florence Wedge dengan tepat mengatakan bahwa emosi yang tidak menyenangkan dapat
menyebabkan banyak penyakit fisik yang kelihatannya benar-benar disebabkan oleh penyakit
organik, seperti gangguan pada lambung, hati, usus, jantung, kulit dan otot. Emosi tersebut juga
dapat menyebabkan rasa nyeri pada tulang, persendian, dan kepala. Maka tidak mengherankan,
masih menurut Wedge, kalau sejumlah dokter terkemuka menyatakan bahwa 90% penyakit
yang biasa diderita oleh orang pada zaman sekarang ini, ada kaitannya dengan gangguan
emosional. Hal ini dapat dimengerti karena emosi yang kuat lebih melelahkan organisme tubuh
daripada pekerjaan berat dari otot atau otak. Maka orang yang secara emosional stabil, tidak
akan membiarkan masalah sepele menjadi besar.Benar bahwa tidak ada alur tunggal yang selalu
dimulai dari ’emosi negatif’ ke ’penyakit’. Ada kalanya penderitaan karena suatu penyakit
(yang bukan akibat emosi negatif) menimbulkan emosi negatif bagi seseorang. Hal ini nampak
dari banyak yang menderita sakit yang mudah tersinggung, gampang marah, sedih, putus asa
dan sebagainya.
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya,
ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat
menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa.
Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat
digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-situasi tertentu.pada bayi yang baru lahir,
satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam
bentuk menangis dan meronta.Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan
emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional
dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut dapat
dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama
Warna efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap
obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai sesuatu, misalnya ia suka
kopi, tetapi tidak suka teh. Ini disebut preferensi dan merupakan bentuk yang paling ringan
8
daripada pengaruh emosi terhadap pandangan seseorang mengenai situasi atau obyek di
lingkungannya. Dalam bentuknya yang lebih lanjut, preferensi dapat menjadi sikap, yaitu
kecenderungan untuk bereaksi secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.Sikap pada seseorang,
setelah beberapa waktu, dapat menetap dan sukar untuk diubah lagi, dan menjadi prasangka.
Prasangka ini sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku, karena ia akan mewarnai tiap-
tiap perbuatan yang berhubungan dengan sesuatu hal, sebelum hal itu sendiri muncul di hadapan
orang yang bersangkutan.Sikap yang disertai dengan emosi yang berlebih-lebihan disebut
kompleks, misalnya kompleks rendah diri, yaitu sikap negative terhadap diri sendiri yang
disertai perasaan malu, takut, tidak berdaya, segan bertemu orang lain dan sebagainya.Ada
beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya :
a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah
dicapai.
b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai
puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).
c. Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami
ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap
dalam berbicara.
d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
4.Fungsi Emosi
9
6. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian.
7. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu.
Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi Terutama pada emosi yang
kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita antara lain :
10
8. Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang.
9. Otot : Ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot
menegang ataubergetar (tremor).
10. Komposisi darah : Komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan
emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.
7.Ciri-ciri emosi
Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri – ciri sebagai berikut:
Mengenai ciri – ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada orang
dewasa sebagai berikut :
Emosi Anak:
.Berlangsung singkat dan berakhir tiba - tiba
Terlihat lebih hebat dan kuat
Bersifat sementara / dangkal
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
11
BAB III
KESIMPULAN
Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis emosi
yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, sedih dan
sebagainya. Terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:
12
BAB IV
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15