Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Psikologi Remaja Afrizawati, S.Psi.M.Psi.

PESAN EMOSIONAL DALAM KOMUNIKASI


ANTARPRIBADI

(makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Psikologi Remaja)

Oleh:

Ersa Tangkelangi’

NIM: 12112200078

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM ABDULLAH SAID BATAM

Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bissmillahhirramanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
berbagai macam nikmat.Salah satunya nikmat kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Salam serta shalawat tak lupa kita
kirimkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah menegakkan Islam dan
mengangkat derajat kaum wanita yang dulunya hina menjadi mulia.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak/ibu dosen


terkhususnya kepada ibu Afrizawati, S.Psi.,M.Psi. yang telah membimbingan
kami dalam menyelesaikan makalah tentang “Komunikasi Antarpribadi”.
Terimakasih juga kepada teman-teman pembaca telah memberikan dukungannya
dalam penyelesaian makalah ini. Penulis memohon maaf jika pada makalah ini
terdapat kata atau kalimat yang salah atau kurang tepat. Karena sebagai makhluk
sosial atau sebagai manusia tidak lepas dari salah dan khilaf.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakuh.

Batam, 20 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Makalah.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Tipe-Tipe Emosi dalam Komunikasi Antar Pribadi.....................................2

B. Faktor yang Mempengaruhi Emosi dalam Komunikasi...............................6

C. Hambatan Dalam Komunikasi yang Efektif................................................8

BAB III Penutup..................................................................................................12

A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor yang melatarbelakangi timbulnya peran komunikasi yang
sangat penting dalam berkehidupan satu dengan yang lainnya, menjadikan
komunikasi merupakan hal penting yang tidak bisa lepas dari seluruh
bidang kehidupan. Sehingga satu-satunya cara dan alat yang digunakan
agar tetap bisa saling berhubungan adalah dengan berkomunikasi satu
sama lain. Baik itu melalui komunikasi sederhana maupun komunikasi
yang tergolong canggih karena proses penyampaiannya melalui saluran
perangkat lainnya. Kegiatan berkomunikasi perannnya sangat besar. Saat
berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar atau tidak kita sudah
meperoleh hal-hal yang berguna untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tipe-tipe emosi dalam komunikasi antarpribadi?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi Emosi dan komunikasi
antarpribadi?
3. Apa saja hambatan dalam komunikasi yang efektif?

C. Tujuan Makalah
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui tipe-tipe emosi dalam
komunikasi antar pribadi.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi emosi
dan komunikasi.
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui hambatan komunikasi yang
efektif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tipe-Tipe Emosi dalam Komunikasi Antar Pribadi


1. Emotions Occur in Stages

Emosi terjadi secara bertahap karena setiap orang menerima sebuah pesan
emosional, orang akan mengidentifikasi hal berikut:

Event Occurs Your Experince an Your Respond


emotion Physiologically

Psikolog William James memiliki penjelasan berbeda dari pernyataan di


atas. Di mana William menempatkan physiological response sebelum Experience
the emotion yang dinamakan James-Lange Theory.

An event occurs You Respond You Experience an


Physiologically emotion (Joy or
Sadness)
Menurut The Cognitive Labeling Theory, anda akan menafsirkan gairah
fisiologi terlebih dahulu yang atas dasar ini, mengalami emosi kegembiraan,
kesedihan, dan lain-lain (Reisenzein, 1983; Schachter, 1971).

An Event Occurs You respond You interpret this You identify the
physiologically arousal; you emotion you’re
decide what feeling
emotion you are
experiencing
Gairah yang anda alami bergantung kepada situasi yang anda hadapi.
Contoh, anda akan merasa denyut nadi yang berdegup kencang menandakan
sukacita saat orang yang anda kagumi tersenyum terhadap anda, akan tetapi jika
orang yang tersenyum tersebut adalah orang asing, anda akan merasakan degup
jantung yang sama tetapi menggambarkan ketakutan karena kecurigaan.

2
2. Emotions May Be Primary or Blended

Salah satu peneliti telah mengidentifikasi macam-macam emosi dasar atau


primer (Havlena, Holbrook, & Lehmann, 1989; Plutchik, 1980): kegembiraan,
kepercayaan, ketakutan, kejutan, kesedihan, jijik, kemarahan, dan antisipasi. Dari
model-model emosi ini akan bermanfaat untuk melihat skala emosi yang lebih
luas, hubungan antar satu sama lain, dan kombinasi yang bervariasi. Blended
Emotions merupakan kombinasi dari emosi-emosi dasar. Sebagai contohnya cinta
timbul karena adanya kombinasi antara kebahagiaan dengan kepercayaan. Selain
itu, perasaan kagum akan timbul dari kombinasi kejutan dengan ketakutan.

3. Emotions Involve Both Body and Mind

Emosi sangat melibatkan tubuh dan pikiran; saat anda sedang merasakan
gejolak emosi, ini akan kamu rasakan secara fisik dan mental juga. Tubuh kita
akan bereaksi seperti pipi memerah saat kita merasa malu begitu juga dengan
mental yang akan melakukan evaluasi dan interpretasi saat berinteraksi. An Event
Occurs You respond physiologica lly You interpret this arousal; you decide what
emotion you are experiencing You identify the emotion you’re feeling

a) The Body Reaksi tubuh kita saat sedang merasakan emosi adalah satu hal
yang sangat mudah terlihat. Contoh pipi memerah saat merasa malu,
tangan yang berkeringat saat gugup, dan gerakan-gerakan tubuh saat
merasa ketidaknyamanan. Saat anda sedang memperhatikan emosi
seseorang, anda kerap kali akan melihat perilaku-perilaku nonverbal.
b) The Mind Mental atau kognitif kita bekerja dalam mengevaluasi dan
interpretasi emosi yang kita buat atas dasar sesuatu yang kita alami.
Sebagai contoh anda memiliki sahabat yang mengabaikan anda saat
bertemu di kampus. Anda mungkin saja memiliki beberapa interpretasi
emosi sesuai dengan yang sedang dirasakan.
• Anda bisa marah karena merasa sahabat anda memiliki masalah
dengan anda

3
• Anda bisa sedih karena sahabat anda tidak tertarik lagi berteman
dengan anda
• Anda bisa iba atau kasihan karena merasa sahabat anda sedang
memiliki masalah yang mungkin tidak bisa diceritakan. Sehingga,
pikiran kita sangat mempengaruhi emosi apa yang kita pilih sesuai
dengan apa yang kita rasakan.
4. Emotions are Influenced by a Variety of Factors
a) Culture → budaya tempat anda tinggal dan dibesarkan berpengaruh
terhadap pembentukan kerangka dalam mengekspresikan sebuah perasaan dan
menafsirkan emosi orang lain. Contoh; seorang guru dari Indonesia mengajar
kepada sekelompok mahasiswa China. Para siswa mendengarkan dengan
sopan tetapi hingga akhir sesi tidak ada komentar, serta tidak ada satupun yang
mengajukan pertanyaan. Guru ini mengira bahwa sekelompok siswa tersebut
bosan dan tidak tertarik. Ternyata setelah diketahui, siswa di China
menunjukkan rasa hormat dengan diam dan tampak pasif. Mereka berpikir
bahwa mengajukan pertanyaan berarti menyiratkan bahwa penjelasan dari
guru tersebut tidak jelas.
b) Gender → para peneliti setuju bahwa perempuan & laki-laki
merasakan emosi yang sama (Cherulnik, 1979; Oatley & Duncan, 1994; Wade
& Tavris, 2007). Yang berbeda dari sini ialah cara mereka mengekspresikan
emosi tersebut. Contoh saat perempuan merasakan sedih akan cenderung
nangis, berbeda dengan laki-laki yang hanya memendam rasa kesedihan
tersebut.
c) Personality → Kepribadian juga berpengaruh dalam hal
mengekspresikan sebuah emosi. Orang dengan kepribadian extrovert
cenderung lebih mudah mengekspresikan emosinya jika dibandingkan dengan
mereka yang memiliki kepribadian introvert.
d) Relationships → Hubungan misalnya pertemanan, keluarga,
kekasih dapat berpengaruh juga dalam pengolahan emosi kita. Contohnya
memiliki pertemanan di Facebook dapat mengurangi stress, a great sense of

4
wellbeing, jarang sakit (Nabi et al., 2013). Akan tetapi, tentu ada beberapa tipe
hubungan juga yang berpengaruh menambah stress.
5. Emotional Expression Uses Multiple Channels

Emosi dapat dikodekan secara verbal maupun nonverbal. Dalam


mengekspresikan emosi ini contohnya pesan teks, paling efektif saat disampaikan
secara verbal, dan pesan nonverbal akan memperkuat pesan tersebut. Contoh
dalam sebuah pesan, anda akan menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan
perasaan anda kemudian anda bisa menambahkan pesan nonverbal berupa
emoticon untuk memperkuat pesan anda. Selain itu, sebagai contoh saat anda
sedang berpidato, anda ingin memberikan pesan secara lisan, kemudian anda
kuatkan pesan anda dengan gesture tubuh.

6. Emotional Expression is Governed by Display Rules

Budaya mengatur seseorang dalam menentukan aturan dalam


mengekspresikan emosinya. Sebagai contoh, pada dasarnya saat seorang individu
bertemu dengan lelucon, akan mengekspresikannya dengan tertawa. Akan tetapi,
bagi orang Jawa di kalangan keraton, tertawa terbahak-bahak merupakan suatu hal
yang tidak baik, tidak pantas, dan akan menimbulkan bencana.

7. Emotions May Be Adaptive and Maladaptive

The important point is that emotions sometimes can work for you and
sometimes can work against you. Contohnya adalah saat anda merasakan panik
berlebih saat akan menghadapi ujian, emosi anda bisa menuntun anda untuk
belajar lebih giat lagi untuk meyakinkan diri anda bahwa anda mampu. Di lain
sisi, emosi juga bisa menghantarkan anda kepada kegagalan di mana saat anda
merasakan panik berlebih, justru anda memilih untuk tidak memikirkan solusi
apapun karena yang dipikiran anda hanya kegagalan karena anda merasa tidak
mampu.

8. Emotions Can Be Used Strategically

5
Pada dasarnya di pembahasan ini, seseorang menggunakan emosinya
untuk suatu tujuan tertentu. Tahapan ini merupakan sebuah contoh manipulasi.
Contohnya adalah saat bertemu dengan individu yang mengatakan “saya akan
bunuh diri kalo kamu meninggalkan saya”, ancaman ini tentu tidak akan pernah
benar-benar terjadi, tetapi individu tersebut ingin menyampaikan emosinya bahwa
dia tidak mau kehilangan kekasihnya tersebut dengan ancaman yang bertujuan
agar kekasihnya tersebut tidak meninggalkannya.

9. Emotions Have Consequences

Seperti hal lainnya, segala sesuatu pasti memiliki konsekuensi. Dengan


menyampaikan emosi kita pun memiliki konsekuensi, di mana dengan
mengeluarkan emosi yang kita rasakan, bisa saja kita justru menciptakan ikatan
yang erat dengan orang lain, namun bisa juga kita menakuti orang lain dengan
informasi yang terlalu banyak kita sampaikan dan informasi yang terlalu intim.

10. Emotions are Contagious

Emotional messages are often contagious (Cappella & Schreiber, 2006).


Dalam penularan emosional, emosi berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan rentan terhadap proses ini (Cappella &
Schreiber, 2006; Doherty, Orimoto, Singelis, Hatfield, & Hebb, 1995). Contohnya
adalah saat kita berinteraksi dengan orang yang happy, otomatis kita juga akan
tertular kebahagiaan.

B. Faktor yang Mempengaruhi Emosi dalam Komunikasi


Reuven Bar-On (2002), merangkum kecerdasan emosi ke dalam lima area
atau ranah yang menyeluruh, yaitu:

1) Ranah Intra Pribadi

Ranah intra pribadi terkait dengan kemampuan individu untuk mengenal


dan mengendalikan diri sendiri. Ranah ini meliputi kesadaran diri, sikap asertif,
kemandirian, penghargaan diri dan aktualisasi diri.

6
2) Ranah Antar Pribadi

Ranah antar pribadi berkaitan dengan “keterampilan bergaul” yaitu


kemampuan individu berinteraksi dan bergaul baik dengan orang lain. Ranah ini
meliputi empati, tanggung jawab sosial dan hubungan antar pribadi.

3) Ranah Penyesuaian Diri

Ranah penyesuaian diri berkaitan dengan sikap individu yang lentur dan
realistik dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Ranah ini meliputi
kemampuan untuk melihat sesuatu sesuai dengan kenyataannya, sikap fleksibel
dan kemampuan mendefinisikan permasalahan, kemudian bertindak untuk
mencari dan menerapkan pemecahan yang jitu dan tepat. Ranah ini meliputi uji
realitas, sikap fleksibel dan pemecahan masalah.

4) Ranah Pengendalian Stres

Ranah pengendalian stres terkait dengan kemampuan individu untuk tahan


menghadapi stres dan mengendalikan impuls/dorongan nafsu serta kemampuan
untuk menahan ataumenunda keinginan untuk bertindak tanpa menimbang dengan
matang/seksama. Ranah ini meliputi ketahanan menanggung stres dan
pengendalian impuls/dorongan nafsu.

5) Ranah Suasana Hati Umum

Ranah suasana hati umum berkaitan dengan pandangan individu tentang


kehidupan, bergembira dalam bersendiri maupun bersama orang lain serta
keseluruhan rasa puas atau lega yang dirasakan individu. Ranah ini meliputi
kemampuan untuk mempertahankan sikap positif yang realistik, terutama dalam
menghadapi masa sulit (optimistik) dan mensyukuri kehidupan, menyukai diri
sendiri dan orang lain, serta semangat dan gairah melakukan tiap kegiatan
(kebahagiaan). Berdasarkan pendapat Reuven di atas penulis simpulkan bahwa
ranah kecerdasan emosi terdiri dari intra pribadi, ranah penyesuaian diri, ranah
antar pribadi, ranah pengendalian stress dan ranah suasana hati umum.

7
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi menurut Goleman (2002)
:

a. Faktor Internal.

Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang
mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber
yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan
kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat
dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis
mencakup didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi.

b. Faktor Eksternal.

Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi


berlangsung. Faktor ekstemal meliputi:

1) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan
emosi tanpa distorsi dan

2) Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses


kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi merupakan
kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.

C. Hambatan Dalam Komunikasi yang Efektif


Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton (1992 : 10-11), hambatan-
hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu :

1. Status effect Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki


setiap manusia.

2. Semantic Problems Faktor semantik menyangkut bahasa yang


dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaannya kepada komunikan.

8
3. Perceptual distorsion Cara pandang yang sempit pada diri sendiri dan
perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang
lain.

4. Cultural Differences Perbedaan kebudayaan, agama, dan lingkungan


sosial.

5. Physical Distractions Gangguan lingkungan fisik terhadap proses


berlangsungnya komunikasi.

6. Poor choice of communication channels Media yang dipergunakan


dalam melancarkan komunikasi.

7. No Feed back Tidak ada respon dan tanggapan dari receiver .

Pentingnya sebuah komunikasi yang akurat dan baik sehingga apabila


kesusksesan komunikasi tidak dapat diwujudkan maka akan mampu menimbulkan
hambatan bagi komunikator dan komunikannya (Fallatehan, 2011).

Hambatan komunikasi bisa dimaknai dengan ganguan (noise) dalam


proses komunikasi. Hambatan dalam komunikasi pendidikan memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap efektifitasnya proses belajar mengajar. Terdapat
hambatan semantik dan hambatan saluran.

1. Gangguan saluran (channel noise). Berkaitan dengan kendala atau


hambatan yang berhubungan dengan fisik penyampaian pesan. Terjadi
antarakomunikator dan komunikan yang menggunakan saluran berupa media.

2. Gangguan semantik. Sedangkan ganguan semantik merupakan ganguan


yang berhubungan demgan tata kebahasaan dimana ganguan ini sering terjadi
karena kesenjangan atau ketidaksesuaian antara pesan yang disampakan
komunikator kepada komunikannya. Sumber gangguan semantik sebagai berikut:

a. Kata-kata terlalu sukar , masalahnya terlalu sukar dimengerti oleh


penerima.

9
b. Perbedaan dalam memberikan arti denotatif pada kata-kata yang
digunakan antara pengirim dan penerima pesan, yakni penerima pesan
berpikir bahwa kata yang dimaksud menunjukkan pada sesuatu yang
berbeda dengan yang dimaksud oleh pengirimnya.

c. Pola kalimat yang membingungkan penerima pesan.

d. Perbedaan budaya antara pengirim dan penerima pesan, yakni intonasi,


gerak mata, tangan, atau bagian badan lainnya.

Fajar mengklasifikasikan hambatan komunikasi terutama dalam dunia


pendidikan antara lain sebagai berikut:

1. Hambatan dari proses komunikasi

a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan


belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan. Hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional, sehingga mempengaruhi motivasi yaitu
mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan,
kebutuhan, atau kepentingan.

b. Hambatan dalam penyandian atau symbol, hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga memiliki arti lebih dari
satu, symbol yang dipergunakan antara si pengirim dengan penerima tidak
sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan


media komunikasi.

d. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat


menerima atau mendengarkan pesan, atau tidak mencari informasi lebih
lanjut.

e. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak


menggambarkan apa adanya, akan tetapi interpretatif, tidak tepat waktu,
atau tidak jelas, dan sebagainya.

10
2. Hambatan fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya:

a. Gangguan kesehatan

b. Gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik

3. Hambatan semantik

Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai


arti mendua yag berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara pemberi pesan
dengan penerima pesan.

4. Hambatan psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi.


Dalam musibah, misalkan, menimbulkan trauma yang sangat tinggi pada
korbannya, sehingga padasaat diajak komunikasi menjadi tidak nyambung. Selain
itu juga karena masalah prasangka, yang merupakan penilaian sejak awal dalam
diri komunikan terhadap komunikator. Biasanya prasangka ini terlalu besar dan
negatif, sehingga menjadi hambatan berat dalam komunikasi.

11
BAB III

Penutup
A. Kesimpulan
Metode yang seharusnya kita lakukan dalam komunikasi
pendidikan adalah dengan komunikasi secara langsung maupun tak
langsung, disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dan strategi kita untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi dalam pendidikan adalah dengan
mengenali sasaran komunikasi, memilih media komunikasi yang tepat,
mengkaji tujuan pesan komunikasi, dan memaksimalkan peranan
komunikator dalam komunikasi.

B. Saran
Dalam pendidikan, komunikasi memegang peranan penting. Oleh
sebab itu, kita sebagai pendidik harus memahami metode apa yang akan
kita terapkan, strategi apa yang akan kita lakukan, dan hambatan
komunikasi yang sewaktu-waktu muncul dalam pendidikan, sehingga
komunikasi dalam proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif.

12
Daftar Pustaka
Wisman, Yossita. Jurnal Komunikasi Efektif dalam Dunia Pendidikan. 2017.
Kalimantan Tengah.

M. Putri, Dianingtyas. Jurnal Peran Komunikasi Antarpribadi Sebagai Strategi


Komunikasi Dalam Aspek Hubungan Antarpribadi. 2021. Jakarta.

Pertiwi, Selfi. Jurnal Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Komunikasi


Antarpribadi Pada Siswa. 2017. Jawa Tengah.

13

Anda mungkin juga menyukai