Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Makalah pada Mata Kuliah
Oleh: Kelompok 5
Nurul Mutiara
NIM: 20100121040
Raihanah
NIM: 20100121052
Febryandani
NIM: 20100121062
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. Dia-
lah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Selawat seiring salam
enantiasa terlimpahkan kepada suri teladan umat manusia yakni Nabi Muhammad
saw. Serta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau yang taat menjalankan
Makalah yang berjudul “Mengenal Perasaan Dan Emosi Peserta Didik” ini
memberikan pemahaman kepada kita semua tentang perasaan dan emosi pada
peserta didik.
Namun, penulis menyadari bahwa makalah yang telah dibuat ini masih
memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, penulis selalu terbuka terhadap saran dan
kritikan dari semua kalangan dengan harapan adanya saran dan kritikan tersebut
akan menjadikan penulis untuk jauh lebih baik lagi dalam menyusun suatu tulisan.
berharap semoga makalah yang telah dibuat ini mampu memberikan manfaat
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
emosi secara kasar tidaklah diterima dimasyarakat. Emosi merupakan faktor dominan
yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula prilaku
merupakan faktor yang turut berperan dalam keberhasilan hidup seseorang. Aspek
tentang perasaannya sendiri dan orang lain. Anak-anak juga semakin mampu
mengatur ekspresi emosi dan situasi sosial dan mampu mereaksi kondisi stres yang
Sering dijumpai di dalam kelas peserta didik yang tidak yakin dengan
mampu mengerjakan pekerjaan itu dan ini. Perasaan seperti itu membuat seseorang
tidak percaya diri. Peserta didik sewaktu di kelas sering mengalami suasana hati yang
tidak stabil, sehingga suasana kelas tidak menentu. Hal ini merupakan suatu gejala
umum yang menyertai seorang peserta didik saat mengikuti pembelajaran atau saat
mengerjakan suatu tugas. Perasaan peserta didik tergantung pada apakah kebutuhan
1
mereka sedang terpenuhi atau tujuan mereka sedang tercapai. Ketika kebutuhannya
sedang terpenuhi atau tujuannya tercapai, maka perasaannya menjadi senang, bahkan
bahagia. Akan tetapi ketika kebutuhan atau tujuan belum terpenuhi maka mereka
merasa tidak senang, tidak nyaman, bahkan tidak bisa mengikuti pembelajaran.
Disamping itu, hal yang lebih penting untuk diketahui adalah apa yang mereka
rasakan. Dengan demikian, semakin banyak memahami dunia peserta didik seperti
apa yang mereka alami, semakin perlu melihat kedalam kehidupan emosionalnya dan
orang lain.
B. Rumusan Masalah
antara lain:
C. Tujuan
lain:
didik ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif,
untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung kepada
perangsang dan alat-alat indra. Sedangkan menurut Hukstra, perasaan adalah suatu
fungsi jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa
senang dan tidak senang. Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan
negatif. 1
artinya, perasaan adalah komponen dari emosi. Perasaan diartikan sebagai keadaan
yang dirasakan sedang terjadi dalam diri seseorang. Anda mengalami perasaan marah,
karena Anda merasakan adanya sesuatu yang bergejolak dalam diri Anda. Emosi
dari Australian National University, yakni Anna Wierzbicka, tidak semua budaya
memiliki kata untuk emosi sebagaimana yang dikonsepsikan dalam bahasa inggris
3
sedangkan kata yang bermakna perasaan (feeling) ada dalam semua bahasa.
Menurutnya lagi, kata emosi lebih disukai karena kesannya lebih objektif dan lebih
ilmiah daripada kata perasaan. Oleh sebab itu kata emosi jauh lebih luas digunakan
Bagaimana dengan rasa lapar karena kurang makan, rasa haus kurang minum,
rasa panas karena terik matahari, rasa manis gula, rasa pahit kopi, dan rasa sakit
tulang? Tentu saja itu semua tidak termasuk kategori perasaan yang dikaitkan dengan
emosi. Perasaan yang diartikan emosi adalah perasaan yang tidak terkait dengan yang
dirasakan fisik. Ada rasa lapar, tapi tidak ada emosi lapar. Ada rasa panas tapi tidak
ada emosi panas. Ada rasa manis gula tapi tidak ada emosi manis. Emosi adalah
negatif, sedangkan jika perasaan dibiarkan tanpa ada pengelolaan akan berakibat
menimbulkan emosi. Karena emosi akan menimbulkan gejolak suasana hati. Hati
yang baik, maka muncul emosi positif. Sebaliknya hati lagi jelek, maka muncul emosi
negative. 4
salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalam
4 Miswari, “Mengelola Self Efficacy, Perasaan dan Emosi Dalam Pembelajaran Melalui
Manajemen Diri,” Jurnal cendekia 15, no. 1 (2017): h. 74-75.
4
psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap sesuatu hal.
Makna penilaian ini tampak misalnya “Saya rasa nanti sore hari akan hujan”.
Perasaan selalu bersifat subjektif karena ada unsur penilaian tadi biasanya
menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seseorang individu. Kehendak itu bisa
positif artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya suatu yang
menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak
nikmat kepadanya. Dalam mempelajari perasaan, hal ini tampak pada pembagian
perasaan yang dilakukan oleh para ahli. Menurut Bigot dkk. (1950) dalam Sumadi
dan perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan tubuh
keagamaan.
yang bersangkutan dengan masa kini, misalnya perasaan senang yang diperlihatkan
waktu sekarang juga. Kedua, perasaan yang bersangkutan dengan masa lampau,
misalnya perasaan senang pada waktu sekarang yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa
di masa lampau. Ketiga, perasaan yang bersangkutan dengan masa yang akan datang,
5
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata, membagi rumpun perasaan sebagai
berikut: Perasaan indriah, terdiri atas perasaan keinderaan (sensoris), perasaan yang
timbul waktu indera kita menerima rangsangan. Perasaan vital (kehidupan), ialah
perasaan yang bergantung kepada keadaan tubuh kita sesewaktu, misalnya merasa
sesuatu atau keadaan, misalnya seorang prajurit masih merasa senang sekali kalau ia
ingat betapa sangsaka berkibar dengan megahnya. Perasaan insting, ialah perasaan
yang mengiringi sesuatu insting yang sedang timbul, misalnya kita akan merasa
senang, kalau pada saat makan, di meja makan selalu tersedia hidangan yang
bergantigantian.
Perasaan luhur (rohani) terdiri atas: Perasaan keindahan, ada dua macam:
perasaan keindahan negatif, ialah perasaan yang timbul kalau kita mengindera sesuatu
yang buruk. Perasaan keindahan yang positif, ialah perasaan keindahan yang timbul
kalau kita mengindera sesuatu yang baik. Perasaan intelek, ialah perasaan yang
timbul sebagai akibat dari hasil intelek, misalnya kalau kita dapat memecahkan
sesuatu yang sulit, timbul rasa senang dan sebaliknya. Perasaan kesusilaan, ialah
perasaan yang timbul karena indera kita menerima perangsang susila atau jahat.
Perasaan ketuhanan, ialah perasaan yang timbul dalam mengetahui adanya Tuhan.
Misalnya orang akan merasa bahagia kalau ia merasa bahwa Tuhan selalu melindungi
Perasaan diri, ini ada dua macam : positif dan negatif. Perasaan diri positif adalah
perasaan yang timbul bila ia dapat berbuat sama atau lebih dari orang lain. Perasaan
diri negatif adalah perasaan yang timbul kalau tidak dapat berbuat seperti atau
6
mendekati orang lain. Perasaan simpati, ialah perasaan yang timbul karena orang lain
mengalami rasa senang atau tidak senang. Perasaan sosial, ialah perasaan yang timbul
Ciri-ciri emosi pada anak menurut (Ngura et al., 2020) adalah sebagai berikut.
1) Emosi yang terjadi pada anak biasanya relatif relatif lebih singkat (sebentar)
dan mudah berubah. Hal ini dikarenakan emosi pada anak biasanya
emosinya relatif lebih lama. Emosi yang sering dimunculkan oleh anak seperti
2) Emosi pada anak relatif lebih kuat dan hebat. Hal ini terihat ketika anak
sedang sedih, marah dan takut. Anak terlihat marah sekali ketika terdapat hal
yang tidak disukainya, dan anak akan menangis jika ada sesuatu yang
membuatnya sedih, dan anak akan tertawa terbahak-bahak ketika ada sesuatu
yang membuatnya lucu namun emosi tersebut akan cepat hilang. Namun
tersebut.
3) Emosi anak mudah berubah. Hal ini terlihat ketika kita menjumpai anak yang
tersebut hanya sebentar dia akan tertawa kembali ketika ada sesuatu yang
lucu.
5Miswari, “Mengelola Self Efficacy, Perasaan dan Emosi Dalam Pembelajaran Melalui
Manajemen Diri,” Jurnal cendekia 15, no. 1 (2017): h. 73-74.
7
4) Emosi anak nampak berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam proses
pada waktu bayi lahir, pola responnya relatif sama. Namun, secara perlahan-
6) Emosi anak dapat dilihat atau diketahui dari tingkah laku yang ditunjukkan
langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya, seperti
anak yang memiliki emosi itu yang begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi
yang pada mulanya lemah menjadi lebih kuat. seperti: seorang anak
ditempat orang lain. Kemudian ketika ia merasa sudah merasa akrab dan dekat
akan menunjukkan keinginan yang begitu kuat pada apa yang ia hendakki. Ia
tidak memperhitungkan apakah hal itu baik atau buruk untuk dirinya, juga
emosi anak berkaitan dengan reaksi anak terhadap berbagai perasaan berbeda
8
terhadap bagaimana sikap dan cara anak dalam mengambil keputusan dan
Selian itu, setiap anak juga memiliki beragam cara untuk mengungkapkan
emosi pada dirinya, baik melalui sikap yang baik maupun kebalikan. Beberapa ciri-
ciri berikut ini dapat menandakan macam-macam emosi pada anak. diantaranya
adalah pertama, bersifat subjektif seperti pengamatan dan berfikir; kedua, bersifat
Ketiga kelompok itu dilihat berdasarkan sifatnya, sedangkan menurut Yudrik Jahja
(Darmiah, 2020) bahwa emosi dapat dikelompokkan dengan pertama emosi sensoris,
biasanya ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh: kedua emosi psikis,
Pada perkembangan emosi peserta didik, pengaruh faktor belajar lebih penting
karena belajar merupakan faktor yang lebih dapat dikendalikan. Terdapat berbagai
cara untuk mengendalikan lingkungan dan pengalaman belajar emosi, baik untuk
memperkuat pola reaksi emosi yang diinginkan, atau menghilangkan pola reaksi yang
tidak diinginkan.
Perkembangan emosi dapat dipelajari antara lain dengan cara atau metode
berikut (Yanti Fauziah, 2005): pertama, Belajar emosi dengan cara coba dan ralat
(trial and error learning), terutama melibatkan aspek reaksi. Anak mencoba-coba
6 Abdul Basit, Septi Gumiandari, “Perkembangan Emosi Peserta Didik,” Jurnal Ilmiah
Indonesia 7, no. 1 (2002): h.83-84.
7 Mahmud, Abdal Fajri, “Strategi Pengendalian Emosi Pada Anak Usia Sekolah Dasar Untuk
Mendukung Kecerdasannya,” Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat 4, no. 1 (2021): h. 47.
9
dalam mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang dapat diterima. Kedua,
yang membangkitkan emosi tertentu pada orang lain. Anak belajar bereaksi dengan
cara yang sama dengan ekspresi dari orang yang diamati dan ditiru perilakunya.
orang lain yang dikagumi atau mempunyai ikatan emosional dengan anak lebih kuat
(reaksi). Pengkondisian lebih cepat terjadi pada anak kecil yang mempelajari
perkembangan perilaku karena anak kurang mampu menalar, dan kurang pengalaman.
guru atau orang tua. Dengan pelatihan, anak dirangsang untuk bereaksi terhadap hal-
Pada diri setiap individu, termasuk peserta didik usia sekolah dasar, ada emosi
dominan yaitu satu atau beberapa emosi yang menimbulkan pengaruh terkuat
penyesuaian pribadi dan sosial. Emosi dominan ini biasanya terbentuk dan
bergantung pada lingkungan tempat anak hidup dan menjalin hubungan dengan orang
orang yang berarti atau berpengaruh dalam kehidupannya, seperti kondisi kesehatan,
suasana rumah, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan dengan teman sebaya,
perlindungan aspirasi orang tua, serta cara mendidik dan bimbingan orang tua.
Emosi dominan ini akan mewarnai temperamen anak dan bersifat menetap.
10
menghalangi langkahnya. Demikian juga, besarnya pengaruh emosi yang
perasaan aman yang akan membantu anak dalam menghadapi masalah dengan penuh
keseimbangan emosi.
dengan tujuan agar emosi yang tidak/kurang menyenangkan dapat cepat diimbangi
kecemasan, dan frustrasi) dan belajar menerima kegembiraan dan kasih sayang.
menyenagkan akan membuat anak menjadi murung, cepat marah, dan watak negatif
lainnya. Untuk itu diperlukan “katarsis emosi” yaitu keluarnya energi emosional yang
dapat mengakngkat sebab terpendam, dan sekaligus membersihkan tubuh dan jiwa
dari gangguan emosional. Kondisi emosi yang meninggi antara lain disebabkan oleh
kondisi fisik (kesehatan buruk, gangguan kronis, perubahan dalam tubuh), kondisi
lingkungan (ketegangan karena pertengkaran, sikap orang tua/guru yang otoriter, dan
lain-lain). 8
dengan baik akan menyebabkan emosi yang dimiliki seseorang menjadi tidak
berlebihan dan tingkat intensitas pada emosi yang terjadi tidak tinggi. Emosi yang
8 Mahmud, Abdal Fajri, “Strategi Pengendalian Emosi Pada Anak Usia Sekolah Dasar Untuk
Mendukung Kecerdasannya,” Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat 4, no. 1 (2021): h.52-53.
11
bisa dikendalikan atau diredam merupakan kontrol emosi. Dalam kondisi pendemic
Covid-19 saat ini emosi anak didik bisa dipicu karena banyaknya beban psikologis.
menimbulkan penyakit psikologis, seperti stres. Emosi yang seimbang akan membuat
diri peserta didik menjadi tenang dan pusat perhatiannya terhadap tugas dan
tanggungjawabnya bisa lebih focus. Emosi yang bisa diluapkan dalam hal positif akan
yang bisa bergerak dan ber olah raga disekolag dengan bebas bisa menjaga
mempengaruhi mental atau jiwa menjadi lebih sehat sehingga memunculkan afirmasi
9Bungo News, “Mengelola Keseimbangan Emosi Siswa Dalam Berinteraksi dengan Teman
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebenarnya konsep persamaan perasaan dan emosi pada anak relatif sama
keadaan yang dirasakan sedang terjadi dalam diri seseorang. Anda mengalami
perasaan marah, karena Anda merasakan adanya sesuatu yang bergejolak dalam
diri Anda. Emosi terjadi hanya ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi dalam
dirinya.
Adapun ciri-ciri perasaan itu ialah selalu bersifat subjektif karena ada
seseorang individu. Kehendak itu bisa positif artinya individu tersebut ingin
kepadanya, atau juga bisa negatif artinya ia hendak menghindari hal yang
dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak nikmat kepadanya.
pengamatan dan berfikir; kedua, bersifat fluktuatif; dan ketiga, bersangkut paut
dengan baik akan menyebabkan emosi yang dimiliki seseorang menjadi tidak
berlebihan dan tingkat intensitas pada emosi yang terjadi tidak tinggi. Emosi yang
13
B. Saran
memahami dan menganalisis dengan baik materi pada makalah ini. Sehingga, kita
semua dapat lebih memahami tentang perasaan dan emosi peserta didik. Kami
berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa khususnya
para pembaca. Demi penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan
14
DAFTAR PUSTAKA
Basit, Abdul dan Septi Gumiandari. Perkembangan Emosi Peserta Didik. Jurnal
Fauzi, Taty dan Syska Purnama Sari. Kemampuan Mengendalikan Emosi Pada Siswa
Mahmud dan Abdal Fajri. Strategi Pengendalian Emosi Pada Anak Usia Sekolah
oktober 2022).
15