Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“KONSEP DAN PERKEMBANGAN EMOSI PADA PESERTA DIDIK”

Dosen Pengampu : Dr. Sucati, M.Pd.

Disusun Oleh :
Amelia Happy Beauty (K4316007)
Egi Setianingrum (K4316023)
Nofiyanti Safitri (K4316047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, juga untuk para keluarga, sahabat dan pengikutnya
sampai akhir zaman. Karena atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “Konsep dan Perkembangan Emosi
pada Peserta Didik”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Perkembangan dan Bimbingan Peserta Didik”. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Suciati, M.Pd. selaku dosen pengampu, teman-
teman dan semua pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusunan materi dalam makalah ini disesuaikan dengan referensi yang
didapat dari internet.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca


dan memberikan gambaran mengenai materi tentang konsep, faktor, serta
manfaat perkembangan emosi pada peserta didik. Sehingga pembaca dapat
menggunakan makalah ini sebagai literatur pendukung dalam
pengembangan bidang ilmu selanjutnya yang terkait dengan materi ini dalam
kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan makalah ini. Besar harapan penulis agar
penulisan makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang menjadikan
makalah ini sebagai bahan literatur mengenai materi terkait.

Surakarta, 08 Juni 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3.Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A.Hakekat Emosi...........................................................................................................6
B.Karakteristik Perkembangan Emosi............................................................................7
C.Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi......................................................13
D.Manfaat Emosi.........................................................................................................16
E.Kecerdasan Emosional..............................................................................................17
F.Dimensi Kecerdasan Emosional................................................................................18
BAB III............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................20
3.2. Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Secara etimologis emosi berasal dari kata Prancis emotion, yang
berasal lagi dari emouvoir, ‘exicte’ yang berdasarkan kata Latin emovere,
artinya keluar. Dengan demikian secara etimologis emosi berati “bergerak
keluar”.

Banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah


sesuatu hal yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah. Namun
pada kenyataannya emosi itu tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa
dalam hal kebaikan.

Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling), misalnya


pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan, marah, takut, bahagia dan
lainnya. Emosi dapat diartikan sebagi suatu reaksi psikologis yang
ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani,
takut, marah, muak, haru, cinta dan lain-lain.

Emosi seringkali berhubungan dengan tujuan tingkah laku. Adapun


emosi terdiri dari emosi positif (emosi yang menyenangkan, seperti cinta,
sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya), dan emosi negatif (emosi
yang tidak menyenangkan, seperti sedih, marah, benci, takut dan
sebagainya).

Dengan mempelajari emosi, diharapakan agar seorang pendidik dapat


mengenali emosi dirinya sendiri, sehingga dapat meningkatkan emosi positif
yang berdampak pada peserta didik ataupun dapat digunakan untuk
mengendalikan emosi-emosi peserta didik yang perlu dikembangkan.

1.2.Rumusan Masalah

1. Jelaskan hakekat dari emosi!


2. Bagaimana karakteristik perkembangan emosi?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi?
4. Apakah manfaat dari emosi?

4
5. Jelaskan tentang kecerdasan emosional!
6. Apa saja dimensi kecerdasan emosional?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Dapat menjelaskan hakekat emosi.

2. Dapat mengetahui bagaimana karakteristik perkembangan emosi.

3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi.

4. Dapat mengetahui manfaat emosi.

5. Dapat menjelaskan tentang kecerdasan emosional

6. Dapat mengetahui beberapa dimensi kecerdasan emosional

5
BAB II

PEMBAHASAN
A.Hakekat Emosi
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari
émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-)
'luar' dan movere 'bergerak'. Emosi merujuk pada suatu perasaan atau
pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta
serangkaian kecendrungan untuk bertindak.

Emosi dapat berupa perasaan amarah, ketakutan, kebahagiaan,


cinta, rasa terkejut, jijik, dan rasa sedih. Semua gejala emosi seperti amarah,
rasa takut, rasa gembira, senang, penuh harap, termasuk konflik, stres, cemas
frustasi dan sebagainya mempengaruhi perubahan fisik seseorang
(Setyobroto S, 2004;125). Hal serupa juga di ungkapkan oleh Crow & Crow
(dalam Fatimah E, 2006;104) emosi adalah warna afektif yang kuat dan
ditandai oleh perubahan fisik.

Mashar (2011;16) emosi dapat diartikan suatu kondisi intrapersonal,


seperti perasaan, keadaan tertentu atau pola aktifitas motor. Unit-unit emosi
dapat dibedakan berdasarkan tingkatan kompleksitas yang terbentuk berupa
perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan, komponen ekspresi
wajah individu dan suatu keadaan sebagai penggerak tertentu.

Lazarus menyatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan yang


komplek pada diri organisme meliputi perubahan secara badaniah dalam
bernapas, detak jantung, perubahan kelenjar-kelenjar dan kondisi mental
seperti keadaan menggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat
dan biasanya disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk
perilaku.

Sementara Goleman menjelaskan bahwa emosi merujuk pada suatu


perasaan atau pikiran dimana pikiran khasnya merupakan keadaan biologis
dan psikologis serta serangkaian kecendrungan untuk bertindak.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Syamsudin dimana emosi


merupakan suatu suasana yang komplek dan getaran jiwa yang menyertai
atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa emosi terkait


dengan perubahan intrapersonal dan interpersonal. Dimana intrapersonal

6
berhubungan dengan mengelola diri secara pribadi, seperti analisa diri dan
refleksi. Sedangkan interpersonal berhungan dengan kemampuan untuk
bekerja secara efektif dengan orang lain, memelihara dan menjaga hubungan
dengan orang lain.

Fatimah (2006;105) menambahkan bahwa pada saat emosi sering


terjadi perubahan-perubahan pada fisik seseorang seperti ;

a. Reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona

b. Peredaran darah bertambah cepat bila marah

c. Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut

d. Bernapas panjang bila kecewa

e. Pupil mata membesar bila marah

f. Air liur mongering bila takut/tegang

g. Bulu roma berdiri kalau takut

h. Otot menjadi tegang atau bergetar (tremor)

i. Komposisi darah berubah dan kelenjar lebih aktif.

Dari beberapa pernyataan diatas jelaslah bahwa gangguan emosi


dapat mempengaruhi psikis manusia dan juga dapat mempengaruhi fisik
seseorang. Gangguan emosi jelas akan mempengaruhi stabilitas emosional
atau Emotional stability danemotional stability akan mempengaruhi
stabilitas psikis seseorang, sehingga yang bersangkutan tidak dapat berpikir
dengan baik, tidak dapat berkonsentrasi, koordinasi gerak kacau dsb.
(Etyobroto S, 2004;125

B.Karakteristik Perkembangan Emosi


Perkembangan emosi merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keberhasilan individu dalam kehidupan meskipun seorang anak
memiliki kemampuan intelektual/kognitif yang baik, tetapi perkembangan
emosionalnya tidak baik, anak tersebut akan mengalami hambatan dalan
pergaulan dan kehidupannya. Berikut ini merupakan karakteristik dari
perkembangan Emosi :

1. Perkembangan Emosi Bayi

7
Perkembangan emosi pada bayi terbagi menjadi tiga kategori :

1) Usia 0 – 8 Minggu

Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi. Emosi anak sangat


bertalian dengan indrawi (fisik), dengan kualitas perasaan; senang dan tidak
senang, hangat dan nyaman, serta menangis karena lapar, haus, kedinginan
atau sakit.

2) Usia 8 minggu – 1 Tahun

Pada masa ini perasaan psikis sudah mulai berkembang, anak merasa
senang atau tersenyum bila melihat mainan yang tergantung didepan
matanya. Tidak merasa senang (menangis) terhadap benda asing atau orang
asing. Pada masa ini perasaan anak mengalami diferensiasi (penguraian)
yaitu dari perasaan jasmaniah menjadi tidak senang, marah, takut, jengekel
dan terkejut.

3) Usia 1-3 Tahun

Di usia batita anak berkembang ke arah kemandirian. Ia ingin


menunjukkan bahwa dirinya mampu. Dukungan dan kesabaran dari orang
tua sangat penting untuk membantu anak mencapai tugas perkembangan
tersebut.

1. Demonstrasi kasih sayang

Anak usia ini senang mengeksplorasi berbagai perasaan


menyenangkan yang timbul dari kontak fisik. Misal setiap kali orangtua
membuka tangan, batita pasti akan berlari menghampiri untuk masuk dalam
pelukan orangtuanya.

2. Perhatian secara personal

Batita selalu menuntut perhatian secara personal sebab di usia ini


anak sedang berada dalam fase egosentris. Ia ingin semua menjadi miliknya
dan hanya untuk dirinya.

3. Mood gampang berubah

Anak batita sangat moody. Mudah baginya berganti suasana hati


dalam waktu sekejap. Di usia ini anak mulai sadar bahwa dirinya adalah
individu yang terpisah dari orangtuanya sehingga segala sesuatunya ingin

8
dilakukan sendiri. Sementara di sisi lain kemampuannya masih sangat
terbatas.

4. Cari perhatian

Ini adalah salah satu ekspresi emosi yang khas dimiliki anak batita. Ia
senang sekali "pamer" kemampuan. Pahadal sesuai tahapan
perkembangannya, ada saja kemampuan baru yang dikuasainya hampir
setiap hari.

5. Suka menyengaja

Batita suka menyengaja. Ini dilakukan semata-mata untuk melihat


repons sekelilingnya. Bisa juga karena anak belum paham risiko dari
perbuatannya, tapi mungkin juga anak sekadar menikmati reaksi yang
ditampilkan orangtua.

6. Melempar sesuatu saat marah

Di usia ini anak belum bisa mengendalikan emosinya secara


sempurna tapi kemampuan motoriknya, terutama melempar benda, sudah
bisa dilakukan.

7. Keras kepala

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, di usia ini anak sedang berada


pada fase egosentris. Anak maunya menang sendiri dan keras kepala. Apa
yang sudah jadi keinginannya seakan tak terbantahkan. Ini adalah bagian
dari perkembangan yang wajar.

8. Narsisme

Anak batita "narsis" mengagumi diri sendiri. Anak usia ini selalu
merasa dirinya yang paling baik, pintar, cantik/ganteng, disayang dan
sebagainya sehingga ia merasa berhak atas segala sesuatu yang ada di dunia
ini.

2. Perkembangan Emosi Anak

Enam tahapan perkembangan yang harus dilalui anak:

1. Regulasi diri dan minat terhadap lingkungan

Kemampuan anak untuk mengolah rangsang dari lingkungan dan


menenangkan diri. Bila anak masih belum mampu meregulasikan diri maka

9
ia akan tenggelam dalam usaha mencari rangsang yang dibutuhkannya atau
sebaliknya menghindari rangsang yang membuatnya tidak nyaman.

2. Keakraban-keintiman

Kemampuan anak untuk terlibat dalam suatu relasi yang hangat, akrab,
menyenangkan dan penuh cinta.

3. Komunikasi dua arah

Kemampuan anak untuk terlibat dalam komunikasi dua arah, menutup


siklus komunikasi (aksi-reaksi). Komunikasi di sini tidak harus verbal, yang
penting ia bisa mengkomunikasikan intensi/tujuannya dan kemudian
mengenal konsep sebabakibat (berpikir logis) dan konsep diri. la mulai
menyadari bahwa tingkah lakunya berdampak terhadap lingkungan.
Sehingga mulai muncul keinginan untuk aktif memilih/ menentukan pilihan
dan berinisiatif.

4. Komunikasi kompleks

Kemampuan anak untuk menciptakan komunikasi kompleks,


mengekspresikan keinginan dan emosi secara lebih berwarna, kompleks dan
kreatif. Mulai menyertakan keinginannya dalam bermain, tidak hanya
mengikuti perintah atau petunjuk pengasuh/orang tua. Selanjutnya hal ini
akan menjadi dasar terbentuknya konsep diri dan kepribadian. la mampu
memahami pola karakter dan tingkah laku orang lain sehingga mulai
memahami apakah tingkah lakunya disetujui atau tidak, akan dipuji atau
diejek, dll sehingga mulai berkembang kemampuan memprediksi kejadian
dan kemudian mengarah pada kemampuan memecahkan masalah
berdasarkan keurutan logis.

5. Ide emosional

Kemampuan anak untuk menciptakan ide, mengenal simbol, termasuk


bahasa yang melibatkan emosi.

6. Berpikir emosional

Kemampuan anak untuk menciptakan kaitan antar berbagai ide


sehingga mampu berpikir secara logis dan sesuai dengan realitas. Mampu
mengekspresikan berbagai emosi dalam bermain, memprediksi perasaan dan
akiba' dari suatu aktifitas, mengenal konsep ruang, waktu serta bisa
memecahkan masalah secara verbal dan memiliki pendapatnya sendiri. Bila

10
anak bisa mencapai kemampuan ini maka ia akan siap belajar berpikir
abstrak dan mempolajari strategi berpikir.

Pada umumnya, ada empat kunci utama emosi pada anak yaitu :

1. Perasaan marah; perasaan ini akan muncul ketika anak terkadang merasa
tidak nyaman dengan lingkungannya atau ada sesuatu yang mengganggunya.
Kemarahan pun akan dikeluarkan anak ketika merasa lelah atau dalam
keadaan sakit. Begitu pun ketika kemauannya tidak dituruti oleh orang
tuanya, terkadang timbul rasa marah pada anak.

2. Perasaan takut; rasa takut ini di rasakan anak semenjak bayi. Ketika bayi
mereka takut akan suara-suara yang gaduh atau rebut. Ketika menginjak
masa anak-anak, perasaan takut mereka muncul apabila di sekelilingnya
gelap. Mereka pun mulai berfantasi dengan adanya hantu, monster dan
mahluk-mahluk yang menyeramkan lainnya.

3. Perasaan gembira; perasaan gembira ini tentu saja muncul ketika anak
merasa senang akan sesuatu. Contohnya ketika anak diberi hadiah oleh
orang tuanya, ketika anak juara dalam mengikuti suatu lomba, atau ketika
anak dapat melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya. Banyak hal
yang dapat membuat anak merasa gembira.

4. Rasa humor; tertawa merupakan hal yang sangat universal. Anak lebih
banyak tertawa di bandingkan orang dewasa. Anak akan tertawa ketika
melihat sesuatu yang lucu.

Keempat perasaan itu merupakan emosi negatif dan positif. Perasaan


marah dan ketakutan merupakan sikap emosi yang negatif sedangkan
perasaan gembira dan rasa lucu atau humor merupakan sikap emosi yang
positif.

3. Perkembangan Emosi Remaja

Karakteristik perkembangan remaja sejalan dengan perkembangan


masa remaja itu sendiri, yaitu sebagai berikut:

a. Perubahan fisik tahap awal pada periode pra-remaja disertai sikap


kepekaan terhadap rangsang-rangsang dari luar menyebabkan responnya
biasanya berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng,
tetapi juga cepat merasa senang bahkan meledak-ledak.

11
b. Perubahan fisik yang semakin tampak jelas pada periode remaja awal
menyebabkan mereka cendrung menyendiri sehingga tidak jarang pula
merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak
ada orang yang mau memperdulikannya.

c. Periode remaja tengah sudah semakin menyadari pentingnya nilai-nilai


yang dapat dipegang teguh sehingga jika melihat fenomena yang terjadi di
masyarakat yang menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral
yang mereka ketahui menyebabkan remaja sering kali secara emosional
ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik
dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri. Lebih-lebih jika
orang tua atau orang dewasa disekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya.

d. Periode remaja akhir mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan
mulai menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semakin dewasa. Oleh
sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang
selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga semakin lebih
bagus dan lancar karena mereka sudah semakin bebas penuh serta emosinya
pun mulai stabil.

Perasaan yang sering muncul pada masa remaja :

1. Cinta / Kasih sayang

Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk


mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang
lain. Tampaknya tidak ada manusia, termasuk remaja, yang hidup
bahagiadan sehat tanpa mendapatkan cinta dari orang lain. Para remaja yang
berontak secara terang-terangan, nakal dan mempunyai sikap permusuhan
besar kemungkinan disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang
tidak disadari.

2. Gembira

Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung


dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima
sebagai sahabat, atau bila jatuh cinta dan cintanya itu mendapat sambutan
(diterima)oleh yang cintai.

3. Marah

Rasa marah merupakan gejala yang penting diantara emosi-emosi


yang memainkan peranan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian

12
melalui rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan
pemilikan minat-minatnya sendiri. Sikap-sikap permusuhan mungkin
berbentuk dendam, kesedihan, prasangka, atau kecenderungan untuk merasa
tersiksa.

4. Ketakutan dan Kecemasan

Ketakutan muncul karena adanya kecemasan-kecemasan dan rasa


tidak berani yang bersamaan dengan perkembangan remaja itu sendiri.
Biasanya para remaja merasa takut hanya pada kejadian-kejadian bila
mereka merasa bahaya. Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari
rasa takut adalah menyerah pada rasa takut, seperti terjadi bila seorang
begitu takut sehingga ia tidak berani mencapai apa yang diinginkan sehingga
masa depannya menjadi tidak menentu.

4. Perkembangan Emosi Dewasa

Perkembangan emosi pada orang dewasa, ditandai dengan


seseorang yang mampu mengenali perasaan yang ada pada dirinya, dan tahu
bagaimana harus dilampiaskan. Dengan kata lain, seseorang dikatakan
sebagai orang dewasa secara emosional ditandai dengan kemampuan
menerima emosi dan menguasainya secara wajar. Artinya, apa pun emosi
yang sedang di alami, ia tetap bisa menguasai dan mengelolanya dengan
baik. Tidak dipengaruhi rasa takut dan gelisah dan bisa mengontrol emosi
sehingga tidak merugikan orang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa orang
dewasa memiliki kecerdasan emosi yang cukup tinggi.

C.Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

1. Pengaruh Keadaan Individu Sendiri

Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik, intelegensi, peran seks
(Hurlock) dapat mempengaruhi perkembangan emosi individu, perlu adanya
tindakan preventif untuk menghindari dampak serius dari pengaruh emosi
yang timbul dari dalam diri anak.

2. Konflik-konflik dalam proses perkembangan

Didalam menjalani fase-fase perkembangan tiap anak harus melalui


beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses

13
tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam
menghadapi konflik-konflik ini

3. Sebab-sebab lingkungan

Anak-anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi


perkembangan emosi dan kepribadiannya. Apabila pengaruh dari lingkungan
ini tidak baik maka perkembangan kepribadiannya akan terpengaruh juga.
Menurut Setiawan (dalam Nugraha, 2007: 4.7) ketiga faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah lingkungan keluarga,
lingkungan sekitar dan lingkungan sekolah.

4. Hubungan antara Emosi dan Tingkah Laku serta Pengaruh Emosi


Terhadap Tingkah Laku

Rasa takut dan marah dapat menyebabkan seorang gemetar. Dalam


ketakutan, mulut menjadi kering, cepatnya jantung berdetak, derasnya aliran
darah, sistem pencernaan mungkin berubah selama permunculan emosi.
Keadaan emosi yang menyenangkan dan reaksi berfungsi sebagai alat
pembantu untuk mencerna, sedangkan perasaan tidak enak menghambat
pencernaan.Gangguan emosi dapat menjadi penyebab kesulitan berbicara.
Hambatan-hambatan dalam berbicara tertentu telah ditemukan bahwa tidak
disebabkan oleh kelainan dalam organ berbicara.Ketegangan emosional yang
cukup lama mungkin menyebabkan seseorang menjadi gagap.Sikap takut,
malu-malu merupakan akibat dari ketegangan emosi dan dapat muncul
dengan hadirnya individu tertentu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi


peserta didik, antara lain :

1. Pola asuh orang tua

Pola asuh orang tua terhadap anak bervariasi. Ada yang pola asuhnya
menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja, sehingga ada
yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga
dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh dari orang tua seperti ini
dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi peserta didik.

2. Pengalaman traumatik

Kejadian-kejadian traumatis masa lalu dapat mempengaruhi perkembangan


emosi seseorang. Dampaknya, jejak rasa takut dan sikap terlalu waspada
yang ditimbulkan dapat berlangsung seumur hidup. Kejadian-kejadian

14
traumatis tersebut dapat bersumber dari lingkungan keluarga ataupun
lingkungan di luar keluarga (Astuti, 2005).

3. Tempramen

Temperamen dapat didefinisikan sebagai suasana hati yang mencirikan


kehidupan emosional. Hingga tahap tertentu masing- masing individu
memiliki kisaran emosi sendiri-sendiri, temperamen merupakan bawaan
sejak lahir, dan merupakan bagian dari genetik yang mempunyai kekuatan
hebat dalam rentang kehidupan manusia (Astuti, 2005).

4. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh yang berkaitan dengan adanya


perbedaan hormonal antara laki- laki dan perempuan, peran jenis maupun
tuntutan sosial yang berpengaruh pula terhadap adanya perbedaan
karakteristik emosi diantara keduanya (Astuti, 2005).

5. Perubahan jasmani.

Perubahan jasmani ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat


cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan petumbuhan ini hanya
terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh
menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai
akibat yang tidak terduga pada perkembangan emosi peserta didik. Tidak
setiap peserta didik dapat menerima perubahan kondisi tubuh seperti ini,
lebih-lebih perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi
kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan
dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan
rangsangan di dalam tubuh peserta didik dan seringkali menimbulkan
masalah dalam perkembangan emosinya.

6. Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya.

Peserta didik sering kali membangun interaksi sesama teman sebayanya


secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama
dengan membentuk semacam geng. Interaksi antar anggotanya dalam suatu
kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan
solidaritas yang sangat tinggi. Fakor yang sering menimbulkan masalah
emosi pada masa ini adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis.

7. Perubahan Pandangan Luar.

15
Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan
konflik konflik emosional dalam diri peserta didik, yaitu:

a. Sikap dunia luar terhadap peserta didik sering tidak konsisten

b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda


untukpeserta didik laki-laki dan perempuan.

c. Seringkali kekosongan peserta didik dimamfaatkan oleh pihak luar yang


tidak bertanggung jawab.

8. Perubahan Interaksi dengan Sekolah.

Sekolah merupakan tempat pendidikan yang sangat diidealkan oleh pererta


didik. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan
mereka karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas
bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu tidak jarang anak-anak lebih
percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada guru daripada kepada orang
tuanya. Posisi guru disini amat strategis apabila digunakan untuk
pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang positif
dan konstruktif.

D.Manfaat Emosi
Emosi memiliki beberapa manfaat, diantaranya :

a. Survival

yaitu emosi yang berfungsi sebagai perjuangan untuk bertahan hidup.


(sebagai contoh ketika seseorang lapar maka tergeraklah orang itu untuk
berkerja / mencari makan).

b. Messeger

yaitu emosi merupakan sebagai pembawa pesan. (Pada saat melihat wajah
teman yang sedang sedih, tentu kita tidak bisa bergurau sembarangan seperti
pada saat teman kita nampak sedang bergembira).

c. Balancer

yaitu emosi sebagai penyeimbang hidup. (Ketika sedih kehilangan orang


yang dicintai lalu kita menangis. Atau melihat kejadian lucu kita tertawa).

d. Reinforcer

16
yaitu berfungsi untuk memperkuat pesan atau informasi yang disampaikan.
(Sewaktu mengatakan kalimat “Apakah anda mengerti maksud saya?”
dengan nada biasa atau datar. Beda dengan “Anda mengerti tidak maksud
saya?!” dengan nada marah sambil menunjuk-nunjuk orang yang ditanya.

e. Energizer

yaitu emosi sebagai pembangkit energi, yang memberikan kegairahan dalam


kehidupan manusia. (ketika kita mencintai orang di satu kantor, tentu kita
akan bersemangat datang untuk bekerja. Atau sebaliknya jika kita putus
cinta maka merasa hari-hari suram dan tidak berenergi untuk bekerja).

E.Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional (bahasa Inggris: emotional quotient,
disingkat EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,
mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu
hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk
memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan.

Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada


tahun 1990 oleh dua orang psikolog, yakni Peter Salovey dan John Mayer.
Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting
dengan kecerdasan intelektual (IQ).

Bahkan, di dalam sejumlah ulasan tentang kecerdasan


emosional, dikemukakan kecerdasan emosional jauh lebih penting daripada
kecerdasan dan kemampuan intelektual seseorang dalam mempengaruhi
kesuksesan hidupnya. Salah satu hal yang mendasari pandangan ini adalah
gejolak perasaan sangat mempengaruhi proses berpikir. Misalnya, saat
individu sedang marah, konsentrasinya mulai terganggu dan kemudian
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Berikut ini, terdapat definisi kecerdasan emosional menurut para


ahli sebagai mana dicatat oleh Achmad Pathoni :

1. Dalam buku karya Shapiro, Salovey dan Mayer mendefisinikan kecerdasan


emosional sebagai “ himpunan bagian dari kecerdasan yang melibatkan
kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun
pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini
untuk membimbing pikiran dan tindakan”.

17
2. Menurut Jeane Segal, kecerdasan emosional adalah hubungan pribadi antar
pribadi yang bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan
sosial dan kemampuan adaptasi sosial.

3. Menurut Robert K Cooper dalam bukunya menjelaskan bahwa kecerdasan


emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif
menetapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,
koneksi dan pengaruh yang manusiawi.

F.Dimensi Kecerdasan Emosional


Menurut Peter Salovey terdapat 5 (lima) dimensi EQ. Apabila
seorang individu menguasai kompetensi yang menyebar pada kelima
dimensi EQ tersebut, akan membuat seseorang menjadi lebih paham
terhadap pribadinya atau memiliki kecerdasan emosional (Goleman, 2003:
58). Kelima dimensi itu adalah mengenali emosi diri (self awareness),
mengelola emosi (self regulation), memotivasi diri sendiri (motivation),
mengenali emosi orang lain (empathy), dan membina hubungan atau
keterampilan sosial (social skill).

1. Self awareness, artinya mengetahui keadaan dalam diri, hal-hal yang lebih
disukai, dan intuisi. Kompentensi dalam dimensi pertama adalah mengenali
emosi sendiri, mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri, dan keyakinan
akan kemampuan sendiri.

2. Self regulation, artinya mengelola keadaan dalam diri dan sumber daya
diri sendiri. Kompetensi dimensi kedua ini adalah menahan emosi dan
dorongan negatif, menjaga norma kejujuran dan integritas, bertanggung
jawab atas kinerja pribadi, luwes terhadap perubahan, dan terbuka terhadap
ide-ide serta informasi baru.

3. Motivation, artinya dorongan yang membimbing atau membantu peraihan


sasaran atau tujuan. Kompetensi dimensi ketiga adalah dorongan untuk
menjadi lebih baik, menyesuaikan dengan sasaran kelompok atau organisasi,
kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, dan kegigihan dalam
memperjuangkan kegagalan dan hambatan.

4. Empathy, yaitu kesadaran akan perasaan, kepentingan, dan keprihatinan


orang. Dimensi ke-empat terdiri dari kompetensi understanding others,
developing others, customer service, menciptakan kesempatan-kesempatan
melalui pergaulan dengan berbagai macam orang, membaca hubungan
antara keadaan emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok.

18
5. Social skills, artinya kemahiran dalam menggugah tanggapan yang
dikehendaki oleh orang lain. Diantaranya adalah kemampuan persuasi,
mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas, kemampuan
menyelesaikan pendapat, semangat leadership, kolaborasi dan kooperasi,
serta team building.

BAB III

PENUTUP

19
3.1. Kesimpulan
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari
émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-)
'luar' dan movere 'bergerak'. Emosi dapat berupa perasaan amarah,
ketakutan, kebahagiaan, cinta, rasa terkejut, jijik, dan rasa sedih.

Emosi terkait dengan perubahan intrapersonal dan interpersonal.


Dimana intrapersonal berhubungan dengan mengelola diri secara pribadi,
seperti analisa diri dan refleksi. Sedangkan interpersonal berhungan dengan
kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain, memelihara dan
menjaga hubungan dengan orang lain.

Perkembangan emosi merupakan salah satu faktor yang turut


menentukan keberhasilan individu dalam kehidupan. Terdapat beberapa
kategori dalam karakteristik perkembangan emosi, yaitu : karakteristik
perkembangan bayi, anak-anak, masa remaja dan dewasa yang masing-
masing memiliki karakteristik berbeda.

Dalam perkembangan emosi, terdapat faktor-faktor yang


mempengaruhinya, antara lain : pengaruh keadaan individu sendiri, konflik-
konflik dalam proses perkembangan, sebab-sebab lingkungan dan hubungan
antara emosi dan tingkah laku serta pengaruh emosi terhadap tingkah laku.
Disamping itu, emosi memiliki bebera manfaat diantaranya : survival,
messeger, balancer, reinforcer, dan energizer.

Dalam materi ini, selain emosi dibahas pula keadaan emosional.


Keadaan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,
mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Keadaan emosional memiliki 5 dimensi yaitu, mengenali emosi diri (self
awareness), mengelola emosi (self regulation), memotivasi diri sendiri
(motivation), mengenali emosi orang lain (empathy), dan membina
hubungan atau keterampilan sosial (social skill).

3.2. Saran
Penulis berharap, dengan adanya pembahasan konsep, manfaat,
faktor, dan karakteristik perkembangan pada peserta didik dalam makalah ini
dapat menambah wawasan pembaca agar mengerti tentang materi terkait,
agar dapat berguna untuk pembaca dalam hal mengajar atau diterapkan
dalam kehidupan sehari

20
DAFTAR PUSTAKA

Setiyono, Joko. 2015. Perkembangan Peserta Didik. Bojonegoro: IKIP PGRI Bojonegoro.

Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Kurnia Kalam


Semesta.

Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
http://amry90.blogspot.co.id/2013/09/perkembangan-emosi-psikologi.html?m=1
http://baranusapendidikan.blogspot.co.id/2013/09/perkembangan-emosi.html?m=1
http://belajarpsikologi.com/arti-penting-kecerdasan-emosi-eq/
http://chatroks.blogspot.co.id/2010/11/karakteristik-perkembangan-emosi-nilai.html?m=1
http://firdausremistael.blogspot.co.id/2012/02/perkembangan-emosi-manusia.html?m=1
http://gegarane.blogspot.co.id/2011/10/kecerdasan-emosional.html
http://melyloelhabox.blogspot.co.id/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://susimardiyanti.blogspot.co.id/2013/02/emosi-dan-motivasi.htmla

21

Anda mungkin juga menyukai