Anda di halaman 1dari 5

Nama : ANNISA FITRI

NIM : K4316009
Kelas : A

TELAAH KURIKULUM
(Materi : Metode Pendekatan dan Pengembangan Kurikulum)

Jurnal Belajar : Pertemuan III (Jum’at, 14 September 2018)

A. Konsep Awal
Metode pendekatan dan pengembangan kurikulum merupakan suatu metode yang
digunakan untuk mengembangkan sebuah kurikulum.

B. Konsep yang Dipelajari


1. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum merupakan titik tolak atau sudut pandang
secara umum tentang proses pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum
dapat diartikan sebagai penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (Curriculum
construction) atau menyempurnakan kurikulum yang telah ada (Curriculum
improvement).

Macam pendekatan pengembangan kurikulum :


a. Pendekatan Subjek Akademis
Pendekatan ini merupakan pendekatan klasik yang berorientasi pada masa
lalu (ilmu pengetahuan hasil dari pemikiran masa lalu). Pendekatan subjek
akademis mengutamakan isi pendidikan, mata pelajaran, intelektualitas, dan
mengutamakan pendalaman konsep dari suatu mata pelajaran. Pendekatan ini
dinilai berhasil apabila siswa menguasai materi pelajaran secara keseluruhan.
Tiga cara yang digunakan dalam pendekatan subjek akademis yaitu melanjutkan
pendekatan struktur pengetahuan, intregatif/respon terhadap keinginan
masyarakat, dan dilaksanakan pada sekolah fundamentalis (membaca, menulis,
berhitung)
b. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistic merupakan pendekatan yang bersifat student center.
Pendekatan ini berorientasi pada pengembangan afektif/ karakter kemanusiaan
(memanusiakan manusia). Dalam pelaksanaanya akan menghargai hakikat
manusia dan hak-hak asasi siswa, memberikan pengalaman berlajar pada siswa,
memfasilitasi bakat dan minat siswa, serta memperhatikan pembentukan atau
perubahan pada fisik dan kerohanian siswa. Kekurangan dalam pendekatan ini
adalah di antaranya keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif
terhadap siswa, kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat, dan prinsip
psikologis kurang diperhatikan.
c. Pendekatan Rekonstruksi Sosial
Menurut Harold Rug, kurikulum rekonstruksi sosial merupakan kurikulum
yang ada dan tidak bisa berimpak ke masyarakat. Pendekatan konstruksi sosial
berbasis problema dan kasus di masyarakat. Pada pendekatan ini adanya
kegiatan bersama interaksi menguatkan kerjasama antarsiswa, siswa dengan
orang tua, siswa dengan lingkungan. Pendekatan ini mengutamakan jejaring
belajar dengan masyarakat. Kekurangan dari pendekatan ini yaitu karena
permasalahan di masyarakat berubah-ubah, sehingga menerapkan kurikulum ini
sulit.
d. Pendekatan Berbasis Kompetensi
Pendekatan berbasis kompetensi termasuk pendekatan student center
learning. Pendekatan ini mengutamakan/berorientasi ketercapaian kompetensi
siswa yang diukur menggunakan suatu indikator dan menitikberatkan pada
semua ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Penilaian dalam kurikulum
ini adalah pada bagian proses dan produk belajar. Prinsip belajar yang
digunakan adalah mastery of learning (bila tidak tuntas maka dilakukan
remedial). Pembelajaran dalam kurikulum ini merupakan pembelajaran yang
terpadu dan biasanya menggunakan model pembelajaran problem solving.
e. Pendekatan Sistem (System Approasch)
Pendekatan sistem merupakan pendekatan pengembangan kurikulum dengan
menggunakan berbagai konsep sistem secara umum untuk memahami teori
organisasi/praktek manajemen kurikulum. Teori sistem diantaranya adalah
adanya sebuah tujuan, fungsi dan komponen dimana kompone-komponen
dalam sistem tersebut saling menjalankan fungsinya masing-masing tetapi juga
saling berhubungan untuk menjalankan fungsi bersama sebagai satu-kesatuan.
Karakteristik pendekatan ini di antaranya mengerti masalah kurikulum secara
keseluruhan dan memahami interaksi komponen kurikulum sebagai sistem.
Dalam hal ini maka kurikulum dikembangkan berdasarkan struktur atau
organisasi yang tepat
f. Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach)
Pendekatan klarifikasi nilai merupakan suatu usaha membantu siswa untuk
menilai diri sendiri. Dalam pendekatan ini terdapat upaya penilaian siswa dari
diri sendiri dan peer (teman sebaya). Tujuan dari penilaian ini di antaranya :
 Membantu siswa menyadari nilainya sendiri & orang lain
 Membantu siswa berkomunikasi dengan jujur
 Membantu siswa untuk menggunakan kemampuan perilaku rasional
Pendekatan ini berorientasi pada kesadaran siswa untuk mengembangkan nilai-
nilai dalam dirinya, menekankan pada pengembangan Pendidikan
karakter/afektif, meningkatkan keterpaduan kognitif, psikomotorik, dan afektif,
dan meningkatkan keterpaduan dunia sekolah dan dunia masyarakat/nyata.
g. Pendekatan Komprehensif (Comprehensive Approach)
Pendekatan ini berorientasi pada menganalisis secara keseluruhan seluruh
aspek kurikulum. Semua komponen Pendidikan dianalisis untuk dijadikan
referensi dalam pengembangan kurikulum. Dua aspek yang di analisis dan
dianggap penting dalam pendekatan ini : Isi Pendidikan & Metode pendidikan.
h. Pendekatan yang Berpusat pada Masalah (Problem-Centered Approach)
Orientasi pada pendekatan ini adalah mengidentifikasi berbagai
permasalahan secara khusus terhadap penerapan kurikulum di sekolah. Guru
ditanya implementasi dan kendala dalam penerapan kurikulum dan dilakukan
analisis pada siswa.
i. Pendekatan Terpadu (Intregated Approach)
Ciri dari pendekatan ini adalah adanya penggabungan/keterpaduan (konsep)
mata pelajaran untuk mencapai satu tujuan dan juga keterpaduan ranah
kompetensi siswa (pengetahuan, skill, dan afektif).
2. Model-Model Pengembangan Kurikulum
a. The Administrative (Line Staff) Model
Model pengembangan ini merupakan model paling lama dan paling banyak
digunakan. Ide pengembangan kurikulum berasal dari administrator/staff
Pendidikan (Dirjen, Kepala kantor wilayah P dan K) yang kemudian
membentuk tim pengarah pengembangan kurikulum yang nantinya digunakan
sebagai pusat kurikulum. Model ini bersifat sentralistik yang artinya kurikulum
dikembangkan oleh pusat atau bersifat top down.
b. The Grass-Roots Model
Kebalikan dari model administrative (line staff) model, model ini bersifat
bottom up. Sumber inisiatif pengembangan berasal dari gagasan guru. Model ini
lebih bersifat desentralisasi dan demokratis (mengakomodir suara dan gagasan
dari guru). Pihak yang terlibat dalam model ini yaitu : guru, orang tua siswa, dan
anggota masyarakat. Empat prinsip yang terdapat dalam model ini yaitu :
profesionalisme guru, kompetensi guru, keterlibatan guru yang terjamin, dan ada
musyawarah guru.
c. The Demonstration Model
Model ini ditandai dengan adanya guru dan ahli yang saling bekerjasama.
Sistem yang digunakan dalam model pengembangan ini merupakan sistem
pilot/sedikit sekolah. Model pengembangang kurikulum ini bersifat bottom up
yang artinya berasal dari guru (desentralisasi). Pada mode pengembangan ini
contoh yang baik dari praktek yang dilakukan guru kemudian disebarkan ke
sekolah/guru yang lain, atau disampaikan ke pusat. Dalam model
pengembangan ini digunakan variasi model : sejumlah guru diminta
menerapkan kurikulum yang sudah dirancang, jika kurang puas maka akan
dikembangkan penelitian
d. Beauchamp’s System Model
Model pengembangan ini berorientasi pada kesinambungan konteks
pembelajaran dangan model kurikulum untuk penerapan pembelajaran
kontekstual. Pada model ini pertumbuhan kurikulum dinilai dari tahun ke tahun.
Model ini mengutamakan kesinambungan antara sequence dan scope, serta
memiliki lima tahap :
 Arena (wilayah)
 Personalia (Orang yang terlibat)
 Organisasi/Prosedur (Langkah pengembangan kurikulum)
 Implementasi (Pelaksanaan kurikulum)
 Evaluasi (Menilai pelaksanaan kurikulum oleh guru (desain dan
implementasi)
e. Taba’s Inverted Model
Ciri Taba’s Inverted model (Model terbalik Taba) adalah kurikulum
dikembangkan oleh guru,secara induktif. Dalam model ini memperkembangkan
isi, organisasi kurikulum yang logis, individu pelajar, dan psikologi organisasi
kurikulum. Pengembangan kurikulum menggunakan model ini diawali dengan
percobaan, penyusunan teori, dan implementasi. Lima langkah dalam
penyusunan kurikulum model Taba :
1. Eksperimen
2. Menguji eksperimen
3. Direvisi
4. Dikonsilidasi
5. Mengembangkan kerangka secara keseluruhan
6. Diseminasi
f. Roger’s Interpersonal Relations Model
Pengembangan kurikulul menggunakan model ini melibatkan banyak pihak
untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Model ini ditandai dengan adanya
individu yg luwes dan adaptif karena proses perubahan manusia sangat kuat.
Dalam pelaksanaannya banyak menggunakan belajar kelompok dan latihan.
Langkah-langkah :
 Pemilihan target
 Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif
 Pengembangan pengalaman siswa
 Keterlibatan orang tua dalam kegiatan kelompok
g. The Systematic Action-Research Model
Menurut model pengembangan ini perkembangan kurikulum adalah
perubahan sosial. Participatory Action Research yang artinya melibatkan orang
tua dan masyrakat dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan berbasis
penelitian tindakan. Pertama, guru mengidentifikasi agar pembelajaran
berlangsung baik kemudian menyusun kurikulum, kurikulum selanjutnya
diterapkan, mengamati efeknya, dan mengevaluasinya.
h. Emerging Technical Model
Model pengembangan ini dipengaruhi oleh perkembangan Iptek. Dalam
pelaksanaannya menggunakan analisis model, menerapkan pada penguasaan
perilaku dari kompleks ke sederhana, berbasis pada teknik terbaru, dan
mempertimbangkan biaya dan keuntungan dan penguasaan teknologi.

C. Konsep yang Tidak Dipahami


( Belum Ada )
LAMPIRAN : TUGAS DISKUSI

Tugas kelompk

Anda mungkin juga menyukai